• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Konsep Character Building dan Creativity Learning Pada

Latar belakang merupakan suatu hal yang menjadi tujuan awal dari sebuah konsep. Dari sebuah latar belakang yang kuat terbentuk suatu konsep yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Konsep yang dimiliki SD Bukit Aksara Semarang sebagai hal yang melatarbelakangi berdirinya sekolah ini adalah character building dan creativity learning. Konsep tersebut di implementasikan pada proses pembelajaran tematik.

Konsep character building dan creativity learning pada pembelajaran di kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang yang menerapkan pembelajaran tematik dan menggunakan kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional. Dalam pembelajaran diterapkan konsep character building dan creativity learning ke dalam setiap kegiatannya. Berikut adalah komponen-kompen dari konsep character building dan creativity learning.

4.1.2.1 Relevansi Tujuan Character Building dan Creativity Learning

Adanya sebuah tujuan dari perencanaan pembelajaran agar memudahkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut dan tidak menyalahi dari tujuan awal yang telah di rancang dalam perencanaan. Character building dan creativity learning yang menjadi tujuan awal dibentuknya sekolah ini, menjadikan fondasi kuat untuk tetap berkomitmen mengembangkan karakter dan kreativitas pada anak-anak usia dini pada sekolah dasar. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Kepala SD Bukit Akasara Semarang mengenai tujuan character building dan creativity learning.

“Untuk membentuk attitude anak sejak dini, karena usia itu anak-anak lebih bisa diajarkan dari awal karena pembelajaran karakter baiknya harus diajarkan sejak kecil”. (W.KS.1)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa etika dan karakter itu penting sehingga perlu diajarkan kepada anak, maka hal tersebut yang melatar belakangi berdirinya SD Bukit Aksara Semarang yang memfokuskan pada karakter sebagai fondasi anak didik. Hal ini diperkuat kembali oleh Kepala Sekolah dalam hasil wawancara:

“Perencanaan. Latar belakang berdirinya Sekolah Bukit Aksara oh kalau itunya kan kami sudah punya TK bekal menyikapi untuk itu kan kami teruskan untuk membuat SD. Sebetulnya kami ingin mendirikan smp, tapi setelah kami fikir-fikir kami masih fokus pendidikan dasar dulu. Karena memang fokus kami untuk membuat fondasi untuk anak-anak saja. Jadi fokusnya lebih ke pendidikan dasar ia”. (W.KS.1)

Fokus karakter yang menjadi fondasi kuat untuk dapat mengembangkan karakter pada anak dengan didirikannya SD Bukit Aksara, dimana pada jenjang pendidikan dasar ini merupakan tahapan lanjutan dari jenjang pendidikan usia dini yang lebih dulu didirikan. Terdapat 12 fokus karakter atau yang lebih dikenal dengan character building. Dari kelas 1 sampai kelas 6, menerapkan 2 karakter yang mana pada tiap semester 1 karakter di terapkan. Seiap 1 karakter memiliki 5

kategori pengembangan karakter, yang pada setiap bulannya 1 kategori

pengembangan karakter diterapkan.

Fokus karakter yang telah menjadi tujuan yang ingin dicapai sekolah ini, tertuang dalam sebuah visi dan misi sekolah. Berdasarkan telaah dokumen pada profil SD Bukit Aksara Semarang, visi dan misi SD Bukit Aksara Semarang adalah sebagai berikut:

Visi: Menciptakan generasi yang kreatif, dinamis, dan berkarakter

Misi:

1. Membekali anak didik dengan pembelajaran yang mengembangkan kreativitas dan kemandirian.

2. Mempersiapkan anak didik sebagai generasi masa depan yang aktif dan siap menerima perubahan.

3. Membangun generasi yang berkarakter, dengan nilai dan moral, serta kepribadian luhur.

Visi dan Misi tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Sekolah yang menyatakan , “Karena sesuai dengan visi dan misi sekolah ini, yaitu menciptakan generasi kreatif dan berkarakter” (W.KS.1). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa visi dan misi SD Bukit Aksara Semarang tidak terlepas dari nilai-nilai karakter dan kreativitas yang menjadi sebuah nilai penting yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Berdasarkan hasil dari beberapa pernyataan yang telah disampaikan oleh Ibu Vena selaku Kepala SD Bukit Aksara Semarang, dapat disimpulkan bahwa latar belakang berdirinya SD Bukit Aksara Semarang adalah untuk membentuk etika anak melalui pendidikan karakter yang dikembangkan melalui pembelajaran di sekolah. Usia anak pada sekolah dasar menjadi salah satu tahapan penting dalam mengembangkan karakter. Karena fokus karakter tersebut telah lebih dulu diterapkan pada jenjang pendidikan anak usia dini, yang akhirnya dilanjutkan dengan di dirikannya SD Bukit Aksara Semarang yang memiliki visi untuk menciptakan generasi kreatif dan berkarakter.

Sesuai dengan visi dari SD Bukit Aksara, mengenai generasi yang kreatif dan berkarakter tentunya tidak bisa terlepas dari sumber daya manusia yang akan di didik yaitu siswa. Siswa di usia sekolah dasar, menjadi tahapan usia dasar untuk diajarkan dan dikembangkan nilai-nilai karakter dan kreativitas. Akan tetapi tingkatan kelas yang berbeda-beda, tentunya membedakan nilai karakter yang akan

diterapkan pada tiap tingkatan kelas. Yang menjadi dasar awal penanaman nilai karakter berada di kelas 1. Di kelas 1, usia perkembangan anak berada pada rentan usia 5-6 tahun. Pada tahapan usia ini, anak akan lebih mudah untuk menerima dan diajarkan tentang karakter. Karena penanaman nilai karakter pada kelas 1, akan menjadi salah satu penentu keberhasil anak di kelas berikutnya dalam hal berkarakter dan berkreativitas.

Kepala Sekolah telah menjawab hal tersebut dalam wawancara yang menyatakan bahwa, “Character building setiap kelas berbeda, sabar sama tertib. Kalau kreativitas tergantung tema kelas masing-masing” (W.KS.1). Nilai character building yang memiliki fokus yang berbeda-beda, memiliki pertimbangan tersendiri yang menjadi alasannya. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, bahwa:

“Ia Karakter dan kreativitas karena kreativitas pada anak usia dini perlu stimulus agar agar anak bisa berfikir kreatif sesuai dengan apa yang dia punya dan dikembangkan dengan baik. Guru memberikan fasilitas untuk siswa didiknya”. (W.KS.1)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hal tersebut berimbas pada eksistensi keberadaan SD Bukit Aksara sebagai sekolah kreatif dan karakter, menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi orang tua diluar sana yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di sekolah ini. penerimaan siswa baru di sekolah ini, berbeda dengan sekolah lainnya. Tidak mewajibkan calon siswa sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung.

“Jika penerimaan siswa baru kami ada yang namanya trailer. Trailer jadi anak tidak semena-mena kami terima, tapi anak melakukan trailer disini dengan sesama usianya yaitu TK B yang kami amati adalah cara mereka

bersosialisasi saja, bukan secara akademis dia bisa menulis atau tidak tapi dia bisa bersosialisasi dengan teman atau tidak. Sekitar lima belasan dalam sehari. Kalau dirasa cukup ia sehari itu cukup, kalau dirasa kurang ia ditambah hari lain”. (W.KS.1)

Dari pernyataan diatas menguatkan latar belakang dan tujuan berdirinya SD Bukit Aksara, bahwa fokus karakter memang menjadi hal yang diutamakan. Terlihat dari seleksi penerimaan siswa yang lebih memerhatikan dari segi sosialisasi dari anak. Tidak ada syarat khusus yang memberatkan anak untuk dapat diterima di SD Bukit Aksara Semarang. Tentunya hal tersebut telah diketahui oleh orang tua yang ingin menyekolahkan anakya di SD Bukit Aksara Semarang.

Orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah ini memiliki tujuan yang sama mengapa memilih SD Bukit Aksara sebagai sekolah untuk putra- putrinya. Selain karena karakter, ada orang tua yang memilih SD Bukit Aksara karena sebelumnya telah menyekolahkan anaknya di TK Bukit Aksara.“Beda sama yang lain, karena fokus sama karakter anak. Bebas anak-anak mengeskpresikan diri. Engga yang diam duduk dan diatur-atur”. (W.OTL.3). Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh salah satu orang tua siswa, bahwa dengan adanya karakter anak menjadi lebih berekspresi dalam bersikap tidak terlihat kaku dan hanya diatur saja. Pernyataan lainnya disampaikan oleh orang tua siswa kemabali.

“Pertama yang milih anaknya ini jujur. Awalnya dari TKnya dulu kemudian yang saya liat disini yang menjadi apa titik beratnya pendidikan karakter bukan hanya sekedar akademis. Kalau akademis saya cari sekolah lain, tapi karena dia lebih memberatkan di pendidikan karakternya itu yang membuat saya itu jadi lebih yakin untuk pilih kesini pilih Bukit Aksara gitu”.(W.OTW.6)

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa dengan adanya nilai karakter yang menjadi fokus di SD Bukit Aksara, menjadikan mereka menyekolahkan putra- putrinya di sekolah ini. Selain karena itu terdapat orang tua yang anaknya telah menyelesaikan pendidikan TK di Bukit Aksara, secara langsung sang anak memilih SD Bukit Aksara sebagai tempat ia melanjutkan pendidikan. Memperkuat hal tersebut disampaikan kembali oleh orang tua mengenai karakter melalui hasil

wawancara “Sekolahnya berkarakter, beda sama sekolah-sekolah lain. Ini nasional basicnya, sekolah nasional”. (W.OTP.7) Perencanaan yang matang telah dilakukan oleh para orang tua yang menyekolahkan putra-putri mereka di SD Bukit Aksara Semarang, bukan semata-mata karena asal memilih sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, relevansi tujuan character building dan creativity learning dengan latar belakang sekolah dan tujuan orang tua menyekolahkan putra-putrinya di SD Bukit Aksara karena adanya perhatian lebih dalam hal karakter dan kreativitas anak. Pihak sekolah yang ingin mengembangkan karakter melalui character building dan creativity learning pada setiap kegiatan pembelajaran, agar nilai karakter dan kreatif dapat tertanam dalam diri anak dan menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Dengan adanya fokus karakter lebih mengarahkan dan menspesifikan karakter apa yang akan dibangun pada diri anak. Selain itu, orang tua mempunyai penilaian yang penting bagi karakter dan kreativitas. Bahwa karakter dan kreativitas menjadi bagian penting bagi perkembangan putra-putri mereka, sebagai fondasi awal untuk membangun kepribadian anak.

4.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Konsep lain bukan hanya dari tujuan latar belakang sekolah dan orang tua saja, akan tetapi ada yang memiliki peranan penting dalam hal perencanaan bahkan berhadapan langsung dengan siswa adalah guru. Guru melakukan berbagai persiapan yang harus disiapkan sebelum mengajar, dari mulai merencanakan perangkat pembelajaran, pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan guru harus dapat mengevaluasi hasil belajar siswa. Hal yang pertama akan dilakukan guru adalah mempersiapkan perencanaan pembelajaran.

“Biasanya RPP itu saya buat sebelum bulan itu masuk, jadi kalau RPP bulan Februari berarti saya membuatnya bulan Januari. Kalau nanti saya mengajikannya untuk bulan Maret, berarti Februari ini RPP untuk tema bulan Maret harus sudah siap”. (W.GK.8)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menjadi lagkah awal yang dilakukan oleh Ibu Yani selaku Guru Kelas 1, dalam mempersiapakan pembelajaran. RPP yang diberikan bukan hasil kerja dalam waktu pembuatan yang mendesak, karena sebulan sebelum tema pembelajaran dilaksanakan RPP harus sudah siap dan selesai dibuat. Perangkat penunjang dalam pelaksanaan RPP nantinya telah dipersiapkan juga oleh guru kelas. Segala bahan untuk pembelajaran yang berkaitan dengan RPP disesuaikan dengan pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Yani selaku Guru Kelas 1, yaitu:

“Bahan itu memang saya sesuaikan dengan pembelajaran, saya menyiapkan beberapa hari sebelumnya.. Mereka pilih sendiri, kreativitas mereka yang tentukan sendriri. Jadi kami guru hanya memfasilitasi sebagai fasilitator, kami hanya menyiapkan bahan-bahan untuk menunjang pembelajaran mereka bahwa kalian belajarnya ini, temanya ini, silahkan pilih sendiri, bahan-bahannya apa, kemudian kalian mau buat untuk menyelesaikan tugas

itu seperti apa, itu mereka akan berkreativitas sendiri. Yang pasti tema dan KD itu sudah dilakukan sesuai dengan pembelajarannya seperti itu.”. (W.GK.8)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahawa dalam mempersiapkan bahan ajar yang dilakukan oleh guru kelas, guru mempersiapkan bahan yang akan digunakan oleh siswa pada saat nanti pelaksanaan pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilator, selebihnya siswa berkreasi sendiri sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Tujuan karakter dan kreativitas telah masuk dalam persiapan perencanaan pembelajaran tematik, karena apa yang di persiapkan guru mengacu pada tema yang akan diajarkan, dan dalam materi yang akan diajarkan telah dimasukkan nilai-nilai karakter dan kreativitas. Oleh karena itu, dalam perencanaan guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan matang.

Merencanakan sebuah pembelajaran yang akan diajarkan, membutuhkan suatu metode pembelajaran untuk mempermudah pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Materi diajarkan memerlukan melaluo metode demonstrasi dalam pembelajaran yang telah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Sehingga apa yang telah tertulis dalam RPP dapat terealisasikan sesuaikan dengan isi RPP yang ada.

Pada hasil wawancara dengan Guru Kelas berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah, “Biasanya kami menggunakan langsung lewat demonstrasi(W.GK.8). Dengan metode demonstrasi anak akan tidak akan dijejali oleh teori, karena anak anak langsung mencobanya sendiri. Teori digunakan hanya sebagai pengantar saja, dengan metode demonstrasi anak akan lebih kreatif dalam belajar. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara bersama Guru Kelas, yaitu:

“Jadi lebih baik kami ke demonstrasi, kemudian anak cari ide sendiri, bahan sendiri, kreativitas yang dimunculkan disitu, jadi tanya jawab pun kami ada ke anak. Anak akan aktif, jadi tidak hanya sekedar mendengarkan saya. Tapi dari mereka pun juga bisa keluar ide-ide yang lain. Jadi kami menggunakan metode lebih banyak ke demonstrasi atau percobaan langsung”. (W.GK.8) Berdasarkan hasil wawancara diatas, bahwa ketika anak mempraktikkan secara langsung materi yang diajarkan oleh guru. materi yang akan diajarkan akan lebih mudah dipahami oleh anak dan kreativitas secara langsung akan muncul. Tidak perlu guru terus menerus mendiktekan materi kepada anak, anak belajarar berksplorasi sesuai dengan kemampuan mereka.

Metode pembelajaran merupakan salah satu isi dari komponen dalam RPP yang saling berkaitan dan memiliki tujuan yang sama dalam pembelajaran. Agar metode dapat diterapkan pada pembalajaran, metode ditunjang dengan bahan atau media yang dipersiapkan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak media yang dapat digunakan hal itu diungkapkan oleh Guru Kelas 1, Kalau media saya menggunakan banyak media (W.GK8). Media yang digunakan lebih dari satu media, berarti guru telah mempersiapkan perencanaan dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hasil observasi juga, setiap harinya sebelum pembelajaran dimulai guru selalu meletakkan media yang akan digunakan ditempat yang telah tersedia. Selain itu pada hari jumat setelah siswa pulang sekolah, guru menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk materi pada minggu berikutnya. Persiapan yang dilakukan oleh guru bukan hanya mengenai materi apa yang akan diajarkan, akan tetapi bagaimana materi itu dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh siswa.

Dari perencanaan yang telah dipersiapkan, guru menyesuaikannya dengan karakteristik siswa yang disesuaikan dengan fokus karakter yang diajarkan melalui sebuah metode pembelajaran demonstrasi. Guru kelas mengungkapkan, Betul, seperti contoh yang disini adalah terus berusah sampai saya berhasil. Setiap saya pembelajaran apa pun, secara langsung karakter itu selalu saya ingatkan”

(W.GK.8). Berdasarkan pernyataan tersebut, guru tetap memasukkan fokus karakter yang akan diajarkan dalam pembelajaran. Dengan memasukkan fokus karakter pada setiap kegiatan pembelajaran, membiasakan anak dalam bertingkah laku sesuai dengan karakter yang diajarkan. Sehingga karakter tersebut bisa membudaya dilakukan oleh anak.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai RPP yang dipersiapkan oleh guru, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa segala sesuatu yang akan diajarkan kepada anak nantinya harus terencana dengan matang. Melalui sebuah RPP, character building dan creativity learning dimasukkan bersama dengan komponen-komponen di RPP. Dengan demikian tujuan character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik akan diajarkan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

4.1.2.3Sarana dan Prasarana Sekolah

Tujuan dari character building dan creativity learning untuk menunjang perencanaan yang di persiapkan untuk pelaksanaan character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik di kelas 1, membutuhkan kesiapan dan kelengkapan dari sarana dan prasarana yang di sediakan oleh sekolah. Sebab sarana dan prasarana menjadi komponen pelengkap dari keberhasilan perencanaan.

Dari hasil observasi, sarana dan prasarana di SD Bukit Aksara telah dapat dikatakan telah memenuhi standar kelengkapan yang dibutuhkan untuk sekolah. Dalam segi sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan dari segi prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan sarana dan prasarana telah memadai hal itu juga

diungkapkan oleh guru kelas, ” Sudah menunjang dengan baik, sudah tersedia dengan bagus(W.GK.8). Ketersedian sarana dan prasarana yang menunjang, dirasakan oleh guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal itu juga sesuai dengan hasil wawancara bersama Kepala Sekolah, yaitu:

“Sarana prasarana yang berhubungan dengan karakter yang hubungannya dengan fasilitas kami berikan fasilitas dimana guru mengajarkan attitude kepada anak-anak bersambung dari kelas 1 sampai kelas 6. Kalau kreativitas, kami memfasilitasi bahan yang dibutuhkan oleh siswa dengan menyediakan dengan baik”. (W.KS.1)

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai sarana dan prasarana, dapat disimpulkan bawa ketersedian sarana dan prasarana yang telah memadai. Secara langsung dapat menunjang segala bentuk kegiatan pembelajaran, jika hal tersebut mengenai pembelajaran maka nilai karakter dan kreativitas ikut masuk ke dalamnya.