• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Konsep Diri

Noesjirwan (1979:13), konsep diri adalah seluruh pandangan seseorang tentang dirinya. Pandangan itu adalah hasil dari bagaimana seseorang melihat dirinya, bagaimana pemikiran atau pendapatnya tentang dirinya sendiri, bagaimana sikapnya terhadap dirinya.

Menurut Rogers (Takiuddin, 1999) konsep diri adalah suatu bentuk konseptual yang tetap, teratur dan koheren yang dibentuk oleh persepsi-persepsi individu tentang kekhasan dirinya yang berhubungan dengan orang lain. Lebih lanjut ia mengatakan konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya yang meliputi pengamatan, penilaian dan sikap-sikap yang dianggap sebagai miliknya sendiri.

Hurlock, (1992:58) berpendapat bahwa konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Gambaran ini

merupakan gambaran dari kenyataan yang dimiliki tentang dirinya sendiri yang mencakup citra fisik diri dan citra psikologis diri. Terbentuknya citra fisik berkaitan dengan penampilan fisik seseorang, daya tariknya, dan kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan jenis kelaminnya, dan berbagai bagian tubuh untuk berperilaku, dan harga diri orang tua di mata yang lain. Dasar psikologis diri adalah pikiran, perasaan, dan emosi yang terdiri atas kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan seperti kejujuran, keberanian, kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri (self-concept) adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan, perasaan seseorang tentang dirinya sendiri yang diperoleh dari bagaimana individu itu melihat dirinya, dan perhatian individu terhadap lingkungan atau orang lain kepadanya yang meliputi dimensi fisik, moral, sosial, dan psikologis.

2. Terbentuknya Konsep Diri

Terbentuknya konsep diri seseorang dimulai sejak kanak-kanak, dan bukan merupakan bawaan sejak lahir. Ini didukung oleh pendapatnya Burns (1993:186) bahwa konsep diri merupakan hasil belajar, bukan bawaan sejak lahir, tetapi perkembangan secara bertahap sebagai hasil pemahaman tentang dirinya dan orang lain yang diperolehnya dari pengalaman-pengalaman.

Rogers (dalam Burns, 1993) mengemukakan bahwa gambaran diri yang sudah tertanam dengan baik di masa kecil akan berkembang dan mengambil cara khusus untuk mengungkapkannya. Salah satu alasan mengapa rasa hormat dan penghargaan terhadap diri seseorang sangat penting adalah ketika orang melepaskan sikap kekanak-kanakkannya dan memperluas pandangannya di masa dewasa, dia tetap mempertahankan gambaran dirinya yang sudah terbentuk dan akan memilih tujuan-tujuan serta mengerjakan apa yang dirasa tepat untuk orang sepertinya. Apabila gambaran baik mengenai diri sendiri dicemoohkan oleh orang lain, pengalaman ini merupakan pengalaman yang menyakitkan bagi dirinya.

Jadi, konsep diri merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan pembawaan sejak lahir, berkembang secara bertahap sebagai hasil dari pemahaman tentang dirinya dan orang lain yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Hurlock (1980:235) menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri pada remaja:

a. Usia kematangan

Remaja yang matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Sedangkan remaja yang matang terlambat, diperlakukan seperti anak kecil akan merasa

salah mengerti dan bernasib kurang baik sehingga kurang dapat menyesuaikan diri.

b. Penampilan diri

Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tari fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri, sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.

c. Hubungan keluarga

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.

d. Kepatutan seks

Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik.

e. Nama dan julukan

Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan julukan yang bernada cemoohan.

f. Teman-teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi konsep diri dalam dua cara. Pertama konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan

tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui kelompok.

g. Kreativitas

Remaja yang sejak kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam mengerjakan tugas-tugas akan mengembangkan perasaan dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep diri. h. Cita-cita

Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan di mana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan, ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.

4. Penggolongan Konsep Diri

Konsep diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Konsep diri positif

Menurut Burns (1993:72) konsep diri positif selalu dianggap sinonim dengan gambaran diri yang menyenangkan, konsep diri yang baik atau harga diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif biasanya mampu menerima dirinya apa adanya, baik

;kekurangan maupun kelebihannya, dan mampu mengembangkan kemampuannya secara baik.

b. Konsep diri negatif

Menurut Burns (1993:72) konsep diri negatif sinonim dengan harga diri rendah. Konsep diri rendah menunjukkan pada orang-orang yang umumnya memiliki perasaan rendah diri, ragu-ragu tentang nilai yang dimiliki, merasa diri tidak berharga, tidak merasa puas dengan keunikan dirinya. Konsep diri negatif diartikan sebagai evaluasi diri yang negatif dan membenci diri. Orang yang memiliki konsep diri negatif merasa tidak diperhatikan, merasa tidak disenangi, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi. Orang yang memiliki konsep diri negatif peka terhadap kritikan dan cenderung menyalahkan dirinya atas pengalaman buruk yang menimpanya.

5. Konsep Diri pada Anak atau Remaja Adopsi

Adopsi mencakup tindakan mengadopsi dan diadopsi. Mengadopsi adalah untuk mengambil ke dalam keluarga seseorang (anak dari orang tua lain), terutama akibat perbuatan hukum formal. Hal ini juga dapat berarti tindakan hukum mengasumsikan orangtua seorang anak yang bukan milik sendiri (Wikipedia, 2011).

Dokumen terkait