• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini dipaparkan pelaksanaan proses konseling sesuai dengan pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). Pelaksanaan wawancara konseling dengan Isan dilakukan pada bulan November dan Desember 2012. Namun, sebelum wawancara konseling dilaksanakan, peneliti juga melakukan wawancara informasi dengan kedua teman akrab subyek, ibu

angkat, kakak angkat, dan teman dekat subyek sekaligus melakukan observasi. Rincian wawancara konseling dengan Isan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Konseling

Hari/tanggal Waktu Durasi Tempat

Jumat, 16-11-2012 13.00 WIB 45 menit Taman kampus Selasa, 25-11-2012 11.00 WIB 60 menit Kedai makan

Rabu, 12-12-2012 14.00 WIB 45 menit Taman kampus

Minggu, 16-12-2012 15.00 WIB 90 menit Tempat ziarah gua Lawangsih Kamis, 20-12-2012 10.00 WIB 60 menit Taman kampus

2. Skema Kasus Wawancara Konseling Pikiran/anggapan irasional :

Isan beranggapan bahwa masalah-masalah yang ia hadapi adalah karena Isan seorang anak adopsi, banyak yang belum menerima kenyataan akan dirinya sebagai anak adopsi dan seolah ada yang salah dengan kenyataannya tersebut. Pikiran akan dirinya sebagai anak adopsi yang membuat Isan bersikap menutup diri, lebih suka menyendiri, tidak banyak berbicara, dan memilih-milih dalam berteman. Isan juga merasa tertekan akan harapan atau tuntutan orang di sekitarnya yang tahu akan diri Isan yang sebenarnya, sehingga ia beranggapan bahwa dirinya tidak sesuai tuntutan orang di sekitar dengan keadaan diri yang sebenarnya.

Pertemuan I

Hari/tanggal : Jumat, 16-11-2012 Waktu : 13.00 WIB

Durasi : 45 menit

Fase I : 1. Menyambut konseli

2. Mengajak konseli berbasa-basi

3. Mempersilahkan konseli untuk mengemukakan masalah yang ingin disampaikan

Fase II : 1. Isan selalu memandang masalah yang dialaminya adalah karena dampak dari dirinya sebagai anak adopsi. Bahkan orang yang dekat dengan dirinya, yaitu teman dekatnya pun sempat mengecewakannya. Isan pun menjadi kehilangan kepercayaan diri dan menyalahkan diri sendiri terhadap masalah yang dialami teman dekatnya, sehngga subyek menganggap dirinya tidak seberuntung seperti teman-teman lainnya.

Pertemuan II

Hari/tanggal : Jumat, 25-11-2012 Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Kedai makan Durasi : 60 menit

2. Isan cenderung tidak banyak bicara dan lebih suka menyendiri, karena ia takut jika teman-teman dan orang di sekitarnya yang belum mengetahui bahwa Isan adalah anak adopsi menjadi tahu. Isan menganggap terdapat suatu kesalahan pada kenyataannya sebagai anak adopsi, seperti halnya orang di sekitar

menganggapnya sebagai anak yang tidak berguna dan tidak diakui dalam masyarakat. Isan juga beranggapan rahasia atau

lukanya tersebut dapat menjadi “senjata” bagi orang-orang bahkan teman-teman di sekitar untuk menyerang dirinya. Sedangkan harapan atau tuntutan orang-orang di sekitar yang mengetahui kenyataan dari diri Isan pun sudah cukup membebani diri Isan. Isan enggan pula untuk menceritakan masalah atau kejadian yang ia alami kepada keluaganya, karena ia beranggapan tidak ingin menjadikan masalahnya menambah beban bagi keluarga. Hal itu pula yang menjadikan Isan lebih menutup dirinya kepada banyak orang.

Pertemuan III

Hari/tanggal : Rabu, 12-12-2012 Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Taman kampus Durasi : 45 menit

Fase III: Analisis masalah

A. Kejadian yang dialami baru-baru ini

1. Isan terlihat sering tidak banyak bicara dan menyendiri saat berkumpul dengan teman-temannya.

2. Tidak merasa nyaman, gelisah, dan hilang percaya diri jika berada di tengah banyak orang.

3. Sulit tidur pada malam hari, bahkan sering menyebabkan pusing saat beraktivitas di hari berikutnya.

4. Pola makannya pun menjadi tidak teratur, menyebabkan gangguan maag pada lambungnya.

B. Tanggapan Kognitif (r-kognitif yang irrasional) terhadap kejadian yang dialami Isan (A)

1. Isan beranggapan bahwa apabila teman-temannya mengetahui masalah yang sedang dialami, mereka akan mengejek, dan menganggap rendah dirinya.

2. Isan beranggapan bahwa dirinya orang gagal dan tidak sempurna, karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang di sekitar. C. Akibat dari tanggapan kognitif yang irrasional baik dalam perasaan

(r-afektif) maupun dalam perilaku nyata. 1. r-afektif

a. Isan merasa takut identitas yang sebenarnya diketahui sebagai anak adopsi, sehingga ia selalu merasa khawatir dan cemas jika berkumpul dengan teman-teman di kampus. b. Isan merasa sedih dan tertekan, karena belum dapat

memenuhi harapan, serta tuntutan orang-orang di sekitar yang menganggap dirinya sekedar anak pengganggu di keluarga.

c. Isan juga merasa sedih dan kehilangan atas meninggalnya ayah angkat, sebagai pemenuh peran ayah dalam keluarga,

sehngga ia merasa bingung untuk memenuhi gambaran figur seorang ayah yang sebenarnya.

2. perilaku nyata

a. Memilih untuk tidak banyak bicara dan menyendiri saat bergaul dengan teman-teman.

b. Bersikap sinis atau menyinggung dalam berkata dengan teman.

c. Cenderung tidak peduli terhadap masukan atau penilaian orang lain terhadapnya dengan cara diam.

Pertemuan IV

Hari/tanggal : Minggu, 16-12-2012 Waktu : 15.00 WIB

Tempat : tempat ziarah Gua Lawangsih Durasi : 90 menit

Fase IV Penyelesaian Masalah

D. 1. Peneliti menjelaskan alasan Isan mengalami masalah, yaitu keyakinan atau interpretasi (B) irrasional terhadap kejadian yang dialami Isan (A).

a. Isan beranggapan bahwa teman-teman pasti akan menilai negatif terhadap dirinya dan akan mengasihani Isan, karena kenyataan Isan adalah anak adopsi yang saat ini beranjak remaja.

b. Isan beranggapan bahwa masalah yang ia alami, disebabkan oleh kenyataannya sebagai anak adopsi yang masih dianggap salah atau belum diterima oleh masyarakat sekitar.

c. Isan beranggapan bahwa tekanan yang ia alami, disebabkan karena tuntutan orang-orang di sekitar yang bertentangan dengan kehidupan nyata Isan dibanding kehidupan menurut masyarakat pada umumnya.

2. Peneliti memberikan pertanyaan menantang kepada Isan.

a. Seandainya temanmulah yang mengalami masalah seperti ini, akankah kamu peduli dan akan tetap bergaul tanpa memandang status sebagai anak adopsi atau anak kandung ?

b. Tidakkah kamu mensyukuri akan nasibmu saat ini, diadopsi oleh keluarga yang bertanggung jawab dibandingkan anak-anak yang tidak sepenuhnya terpenuhi kebutuhannya di panti asuhan atau bahkan ada yang dibuang, sehingga mati dan tidak terurusi ?

c. Apakah kamu menyadari bahwa kegagalan yang kamu alami berasal dari dalam dirimu sendiri dalam berpikir, berperasaan, dan bersikap ?

d. Sadarkah dirimu akan kemampuan yang kamu miliki dan lebih dapat kamu kembangkan menjadi lebih baik lagi ?

e. Tidakkah kamu menyadari dampak dari sikap dirimu dengan bertindak diam dan menyendiri saat bergaul dengan teman tidak akan menyelesaikan masalah yang kamu alami ?

f. Sadarkah dirimu akan masalah yang kamu miliki saat ini bukan hanya dirimu yang mengalaminya ?

g. Apakah kamu menyadari bahwa perubahan sikapmu dalam menghadapi masalah akan menimbulkan rasa curiga bahkan membebani keluarga, terlebih ibu dan kakakmu ?

3. Peneliti memberikan pandangan-pandangan atau contoh-contoh untuk mengajak Isan agar berpikir lebih rasional.

a. Agar dirimu dapat bergaul dengan baik, diperlukan sikap penerimaan dan keterbukaan yang baik. Tindakanmu yang diam dan menyendiri akan membuat teman- temanmu menilai dirimu secara negatif. Hal itu terjadi karena dirimu tidak memberikan kesempatan membuka diri untuk orang di sekitarmu bahkan untuk dirimu sendiri, sehngga pemahamanmu terhadap penilaian orang kepadamu sangatlah terbatas dan sebaliknya.

b. Untuk mereka yang telah menilai dirimu negatif dan dirimu sekedar cuek dengan penilaian mereka, justru akan membuat mereka semakin yakin terhadap penilaian

mereka kepadamu. Sempatkanlah dirimu merencanakan sesuatu yang positif dan nyata dengan maksud membela diri, bahwa dirimu tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan padamu. Misalkan, jika dirimu tidak dapat bergaul dengan teman-teman, sempatkanlah waktu untuk berkumpul dan secara aktif hadir dalam komunikasi itu, perbanyaklah untuk ikut berbicara dan berkegiatan, selayaknya kegiatan yang akan kamu lakukan adalah kegiatan yang positif. Hal yang positif dan nyata akan lebih baik dibandingkan jika dirimu membela dengan perkataan yang belum ada buktinya atau punsekedar diam. Selain itu akan memberikan kepuasan dibanding dirimu terlalu memikirkan dan akan menjadikan tekanan dalam beraktivitas.

c. Ibu dan kakakmu sangatlah menghargai akan hadirnya dirimu dalam keluarga dan berharap pada dirimu, karena mereka bertanggung jawab dengan cara merawat, membiayai, menyayangi, dan masih banyak hal yang telah mereka lakukan yang belum kamu sadari. Misalkan dalam pendidikan, dirimu pun dibiayai hingga saat ini kuliah dan kelak mereka berharap dirimu dapat selesai dan mencari pekerjaan untuk kehidupan yang sukses bagi dirimu dan orang di sekitarmu. Bayangkan anak lain yang

berstatus sepertimu atau yang berada di panti asuhan, mereka harus bekerja keras terlebih dahulu dengan cara mengamen atau menjadi pedagang asongan atau yang lainnya, demi biaya sekolah, bahkan tidak sampai sekolah, hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti lapar dan lainnya. Menurut apa yang pernah kamu ceritakan pun, dirimu tidak mengalami hal macam itukan. d. Berhasil tidaknya pencapaian hidup yang baik,

bergantung pada pengalaman dan proses, baik dalam merencanakan, melaksanakan, dan dalam mengevaluasi hidupnya.

Pertemuan V

Hari/tanggal : Kamis, 20-12-2012

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : taman kampus

Durasi : 60 menit

E. 1. r-kognitif yang rasional

a. Isan menyadari bahwa sikap pendiam dan menyendiri yang sering ia lakukan, membuat dirinya tidak berkesempatan mengenal orang lain dan orang lain pun tidak mengenal diri Isan. Sehingga orang di sekitar Isan menilai negatif diri Isan dan hal itu semakin diperkuat

dengan sikap tidak membela diri, bahkan tidak memberikan kesempatan orang untuk mengenal dan Isan pun tidak mengenal orang lain. Membuat orang semakin leluasa menilai negatif dirinya dan ia pun selalu berpendapat buruk terhadap penilaian orang. Isan pun akan dan telah sedikit demi sedikit ikut berkumpul dengan teman-temannya, walaupun ia tetap tidak ingin setiap orang mengetahui kenyataan status Isan sebagai anak adopsi. Isan berpendapat, selain ia tidak ingin hal tersebut dijadikan sebagai suatu ejekan, ia juga ingin menghargai apa yang telah diperjuangkan keluarga angkat sebagai anak kandung/sendiri.

b. Isan memahami, bahwa diam dan menyendiri akan membuat dirinya semakin dinilai negatif oleh orang di sekitarnya. Ia berencana untuk membela diri dan berencana melakukan tindakan positif yang nyata untuk membuktikan bahwa dirinya tidak selalu seperti apa yang orang nilai. Misalkan yang akan ia lakukan adalah mau berkumpul dengan teman-teman dan secara aktif ikut berkomunikasi di dalamnya, ia juga ingin segera menyelesaikan pendidikannya, guna membuktikan dirinya dapat berhasil menyelesaikan studi dan berlanjut akan bekerja.

c. Isan mensyukuri dan menyadari akan pengorbanan yang telah dilakukan keluarga angkatnya, yakni ibu, kakak, dan ayahnya yang telah almarhum. Ia beranggapan, kini tidak ada lagi keluarga angkat, merekalah yang ia anggap sebagai keluarga yang ia miliki satu-satunya sebagai keluarga kandung. Isan bertekad segera menyelesaikan studinya, bekerja, dan menjadi salah satu bagian kebanggaan keluarga.

d. Isan juga menyadari, bahwa apa yang ia lakukan selama ini dalam cara berpikir, berperasaan, menanggapi, dan merefleksikan masa lalu merupakan kesalahan, karena ia selalu berpatok kepada statusnya sebagai anak adopsi. Bukan masa lalu yang akan ia bawa hingga sekarang, namun kenyataan saat ini secara positif, dan masa depan

secara “mengalir”, tidak dijadikan sebuah tekanan.

Biarlah orang lain masih mengingat dan mengungkit status Isan sebagai anak adopsi, namun keluarga dan dirinya tetap menganggap sebagai anak kandung dan sama seperti yang lainnya.

a. Isan terlihat mulai menumbuhkan rasa percaya diri, menerima diri, dan kenyataan yang sesungguhnya sebagai statusnya yang merupakan anak adopsi.

b. Isan tidak lagi merasa sedih dan marah pada dirinya sebagai anak adopsi.

c. Isan tidak lagi merasa takut dan khawatir akan apa yang orang nllai, serta sedikit demi sedikit mulai membuka diri untuk bergaul dengan teman-temannya.

d. Isan tidak lagi menilai dirinya negatif, yaitu dengan tidak merasa bahwa dirinya seorang yang tidak berguna atau seorang yang gagal dan tidak diinginkan.

3. Perilaku yang sesuai dan realistis

a. Isan tidak lagi cenderung menyendiri dan mulai ikut berkomunikasi saat berkumpul dengan teman-temannya. b. Isan mulai menyempatkan waktu untuk berkumpul

dengan teman-temannya.

c. Isan mulai fokus untuk memperhatikan dan segera menyelesaikan studinya, hingga kelak dapat bekerja dan mencapai harapan untuk membanggakan diri danorang tuanya.

d. Isan mulai belajar untuk menerima masukan dari orang di sekitar, penilaian orang terhadap dirinya dengan lebih positif.

Fase V Penutup

1. Menegaskan kembali keputusan yang telah diambil. 2. Memberikan semangat/bombongan.

3. Menawarkan bantuan, seandainya ada hal yang ingin dibicarakan.

4. Berpisah dengan Isan.

Dokumen terkait