• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

D. Landasan Teori

7. Konsep dan Teori Upah h. Pengertian Upah

Dalam teori ekonomi upah secara umum dimaknai sebagai harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah. Sementara Sadono Sukirno mendefinisikan upah sebagai pembayaran yang diperoleh sebagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. 76

Menurut Pasal 11 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari penguasa atau pemberi kerja pada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya diatas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau dilakukan. Namun dalam menetapkan besarnya upah pengusaha dilarang membayar lebih rendah

76 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi III (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 350

18

dari ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

(Pasal 90 Ayat 1 UU No. 13/2003).

Ada dua cara yang dipakai untuk menetapkan gaji pegawai, yaitu waktu dan jumlah produksi. Upah berdasarkan waktu berarti jumlah waktu seorang pekerja berada di kantor. Cara inilah yang umum dipakai pada saat ini. Beberapa manajer, sekretaris, dan pegawai digaji berdasarkan lamanya bekerja. 77

i. Jenis-jenis Upah f) Upah nominal

Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada pekerja yang berhak secara tunai sebagai imbalan atas pengerahan jasa-jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja di bidang industri atau perusahaan ataupun dalam suatu organisasi kerja dimana ke dalam upah tersebut tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain diberikan kepadanya.

Upah nominal ini sering pula disebut upah uang, sehubungan dengan wujudnya yang memang berupa uang secara keselutruhan.

g) Upah nyata

Upah nyata adalah upah yang benar-benar harus diterima seseorang yang berhak. Upah nyata ditentukan oleh daya beli upah

77 Sonya Melinda Nasution, Pengaruh Upah, Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV. Perkebunan Kelapa Sawit Sosa Padang Lawas, Skripsi Indonesia, UIN Sumatra Utara, 2018, hal. 31

19

tersebut yang akan banyak bergantung dari besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima dan besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.

h) Upah hidup

Dalam hal ini upah yang diterima oleh seorang pekerja itu relatif cukup untuk membiayai keperluan hidup yang lebih luas, yang tidak hanya kebutuhan pokoknya saja yang dapat dipenuhi melainkan juga sebagian dari kebutuhan sosial keluarganya, misalnya pendidikan, bagi bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang lebih baik, iuran asuransi jiwa dan beberapa lainnya lagi.

i) Upah minimum

Pendapatan yang dihasilakan para buruh dalam suatu perusahaan sangat berperan dalam hubungan ketenagakerjaan. Seorang pekerja adalah manusia dan dilihat dari segi kemanusiaan sewajarnyalah pekerja mendapatkan pengharggaan dan perlindungan yang layak.

j) Upah wajar

Upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan para pekerjanya sebagai uang imbalan atas jasa-jasa yang diberikan pekerja kepada pengusaha atau perusahaan sesuai dengan perjanjian kerja diantara mereka. 78

78 Jimi Irza, Analisis Hukum Islam Tentang Penetapan Upah Dibawah Umur, Skripsi Indonesia, Uin Raden Intan Lampung, 2019, hal. 29.

20 j. Indikator-indikator Upah

d) Besarnya upah pokok e) Besarnya upah intensif

f) Pemberian kenaikan upah dirasa adil79 k. Tujuan Upah

Dalam pemberian upah harus memiliki tujuan upah, dengan demikian tujuan pemberian upah adalah:

m) Menjamin kehidupan yang layak bagi tenaga kerja n) Mencerminkan imbalan atas hasil kerja tenaga kerja

o) Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas p) Ikatan kerjasama

q) Kepuasan kerja r) Pengadaan efektif s) Motivasi

t) Stabilitas karyawan u) Disiplin

v) Pengaruh serikat pekerjaan w) Pengaruh asosiasi usaha sejenis x) Pengaruh pemerintahan.

l. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah f) Gaji atau upah yang diberikan oleh pihak suasta

79 Hasibuan, Malayu. S. P, 2013, Organisasi dan Motivasii (Jakarta: PT. Bumi Aksara). hal.

221

21

Upah akan cendrung naik jika salah satu pihak, terutama suasta, menaikkan tingkat upahnya sehingga akan diikuti oleh kenaikan upah pegawai negri.

g) Kondisi keuangan negara

Kenaikan tingkat upah akan sulit dilakukan jika kondisi negara dalam keadaan tidak menentu atau tidak satabil.

h) Biaya hidup

Biaya hidup dalam suatu negara juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat upah.

i) Peraturan pemerintah

Terdapat adanya peraturan pemerintah yang dapat membatasi tingkat upah

j) Kekayaan negara

Negara yang kaya dalam perekonomiannya maka akan dapat memberikan tingkat upah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.

Adapun faktor lain yang berpengaruh dalam menentukan tingkat upah atara lain adalah:

e) Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang tinggi sedangkan ketersediaan tenaga kerja yang langka, sehingga upah akan cendrung tinggi. Sedangkan untuk jabatan-jabatan tertentu yang

22

memiliki penawaran yang melimpah akan memiliki standar gaji yang rendah.

f) Serikat pekerja

Adanya serikat pekerja yang kuat dapat terlibat langsung dalam manajemen, sehingga akan ikut serta dlam menentukan upah

g) Kemampuan untuk membayar

Bagi perusahaan upah merupakan komponen biaya produksi, apabila terjadi kenaikan biaya produksi maka akan mengakibatkan kerugian sehingga perusahaan tidak akan mampu memenuhi fasilitas perusahaan.

h) Produktivitas

Semakin tinggi prestasi-prestasi yang diberikan oleh karyawan kepada perusahaan maka akan semakin besar pula upah yang diterima tenaga kerja.80

m. Proses Penentuan Upah

Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan upah adalah jumlah upah yang diterima tenaga kerja harus memiliki internal dan external equity adalah jumlah yang diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan. External equity adalah jumlah yang diterima dipersepsi sesuai

80 Sumarsaid, Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Karyawan Di PT. Dwipa Manunggal Kontena, Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1 Juni 2016, Hal. 65

23

dengan jumlah yang diterima dipekerjan lain organisasi atau perushaan.

Menurut Veithzal Rivai dan Jauvani Sagala untuk mengusahakan adanya equity maka penentuan upah dalam perusahaan dapat ditempuh dengan:

e) Analisis jabatan atau tugas

Analisis jabatan adalah kegiatan mencari informasi tentang tugas-tugas yang dijalankan dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menjelaskan uraian tugas dan standar kinerja.

f) Evaluasi jabatan atau tugas

Evaluasi jabatan merupakan proses sistemastis untuk menentukan nilai relatif dari suatu pekerjaan dengan pekerjaan lain.

Proses ini merupakan usaha supaya tercapai internal equity dalam pekerjaan sebgai unsur dlam menetapkan tingkat upah.

g) Survei upah

Survei upah adalah kegiatan untuk mengetahui tingat upah yang berlaku pada perisahaan-perusahaan yang lain yang sejenis, yang mempunyai usaha atau jabatan yang sama. Kegiatan ini dilakukan supaya terjadi keadilan external sebagi salah satu faktor terpenting dalam menentukan upah.

h) Penentuan upah

Penentuan upah berdasarkan hasil evaluasi jabatan yang dikombinasikan dengan survei upah yang terpenting dalam

24

menentukan upah adalah sesuai dengan tingkat upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pendapat lain tentang proses penentuan upah dikemukakan Werther dan Darwis dalam Justine T. Sirait menyatakan bahwa tahap-tahap utama dalam penentuan upah adalah sebagai berikut:

e) Mengidentifikasi dan mempelajari jabatan-jabatan melalui analisis jabatan

f) Melakukan internal equity melalui penilaian jabatan g) Melakukan survei untuk menetapkan upah

h) Menetapkan upah dengan mengkombinasikan antara penilaian jabatan dengan survei upah.

n. Sistem Pengupahan Sistem pengupahan menurut Hadari Nawawi dibedakan dalam dua

bentuk yaitu upah diberikan secara tetap dan upah diberikan sewaktu-waktu atau tidak tetap. Sedangkan menurut Heidjrahman Suad Husnan sistem pengupahan yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:

d) Sistem waktu

Dalam sistem waktu besarnya kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu atau bulan.

Sistem waktu ini biasanya jika prestasi kerja sulit diukur per unitnya.

Jadi, besarnya kompensasi hanya didasarkan pada lamanya bekerja.

25 e) Sistem hasil (output)

Dalam sistem hasil ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan oleh pekerja, seperti per potong, meter, liter ataupun kilogram. Dalam hal ini sistem kompensasi diterapkan berdasarkan banyaknya hasil yang dikerjakan oleh tenaga kerja.

f) Sistem borongan

Dalam hal ini pendapatan besarnya pada volume pekerjaan dan lama mengerjakan. Upah borongan ini mengaitkan langsung kompensasi dengan produksi yang dihasilkan. Besar kecilnya upah tergantung kecermatan dalam mengkalkulasi biaya borongan tersebut.81

8. Upah Menurut Pandangan Islam