• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel adalah karakteristik dari subyek penelitian atau fenomena yang dapat memiliki beberapa nilai (variasi nilai). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada tujuan dan kerangka konsep.

Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh anggota kelompok

tersebut. Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai bervariasi (Supardi, 2013)

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas atau variabel pengaruh (Independen variable) adalah variabel penyebab yang diduga terjadi lebuh dahulu (Mulyono, 2012). Dalam penelitian ini varibel bebas yaitu karakteristik (umur, jenis kelamin, dan pendidikan) dan motivasi.

b. Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel terpengaruh (Dependent Variable) adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian (Mulyono, 2012). Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu meminum obat anti filariasis.

Skema 3.2 Variabel Independen dan Dependen

Variabel Independen Variabel Dependen

.

Karakteristik:

1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan

Meminum Obat Anti Filariasis Motivasi:

suatu dorongan dari dalam maupun dari luar individu untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu uraian tentang batasan variabel yang dimaksud dan tentang apa yang di ukur oleh variabel yang bersangkutan, definisi operasional ini di perlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dan responde yang lain (Notoatmodjo, 2014).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

3. Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir saat wawancara

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rencana, struktur, dan masalah strategi yang dipilih oleh peneliti dalam upaya menjawab masalah penelitian (Supardi, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan keadaan suatu penyakit tanpa kesimpulan umum (Setiadi, 2013).

Metode penelitian deskripsi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat. Pada umumnya metode penelitian ini di gunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran motivasi pada masyarakat, selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan data pendukung untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuesioner penelitian, setelah itu dicari tingkat motivasi masyarakat dengan analisa dan perhitungan statistik.

B. Waktu dan Tempat 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dalam waktu 3 bulan.

Penelitian dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, program pemerintah yang sedang dijalankan, pengajuan judul penelitian, pembuatan proposal, permohonan izin penelitian, dan konsultasi dengan dosen pembimbing. Waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah 1 bulan sejak bulan Februari 2017.

b. Tahap Penelitian

Tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu seperti pengumpulan data dan melakukan wawancara berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahap persiapan yang dilaksanakan pada waktu penelitian yaitu pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap terakhir ini meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bogor. Alasan dilakukannya penelitian di tempat tersebut karena merupakan salah satu daerah endemik penyakit filariasis (kaki gajah). Sesuai dengan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016, yaitu terjadi peningkatan kasus penyakit filariasis dibanding tahun sebelumnya.

Pada tahun 2015 terjadi 60 kasus warga yang menderita kaki gajah, sedangkan pada tahun 2016 bertambah menjadi 65 kasus penyakit filariasis yang menyerang warga Kabupaten Bogor (Profil Dinkes Kabupaten Bogor, 2016). Selain itu Kabupaten Bogor juga menetapkan pelaksanaan eliminasi penyakit filariasis selama 5 (lima) tahun berturut-turut mulai tahun 2015 hingga 2019 di seluruh Kecamatan. Salah satunya Kecamatan Ciomas yaitu di Desa Padasuka RW 04. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan ada masyarakat di Kecamatan Ciomas yang menderita penyakit filariasis atau kaki gajah.

C. Populasi dan Sample 1. Populasi

Dalam metodologi penelitian, kelompok subyek penelitian disebut populasi subyek atau populasi penelitian. (Muljono, 2012). Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan yang ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi atau generalisasi (Supardi, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Tabel. 4.1 Jumlah Populasi Masyarakat RW 04 Desa Padasuka No. Jumlah RT Jumlah populasi per RT Jumlah Populasi

Sesuai Kriteria Inklusi

1. RT 01 600 200

2. RT 02 300 100

3. RT 03 500 200

Jumlah 1400 500

2. Sample

Menurut Mulyono (2012), Sample adalah bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar. Sample adalah sebuah gugus atau sejumlah tertentu anggota himpunan yang dipilih dengan cara tertentu agar mewakili populasi (Supardi, 2013).

Sample dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang terdiri dari masyarakat yang berada di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

a. Jumlah sample

Menetapkan besarnya atau jumlah sampel minimal suatu penelitian tergantung kepada dua hal, yaitu, pertama adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dan dari besarnya sample. Kedua, kebutuhan dari

rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sample (Notoatmodjo,2010)

Menurut Supardi (2013) dalam menentukkan jumlah sample tergantung dari:

1) Derajat keseragaman populasi.

2) Presisi yang dikehendaki dalam penelitian.

3) Tujuan penelitian

4) Ketersediaan tenaga, waktu, dan biaya.

Dalam perhitungan jumlah sample, peneliti menggunakan rumus menurut Setiadi (2013), yaitu:

Skema 4.1 Formula Perhitungan Sample (Sumber : Setiadi, 2013)

Keterangan:

N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sample

d = Tingkat Kepercayaan yang diinginkan (10%, 5%, 1%)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data statistik bahwa jumlah keluarga yang tinggal di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Sebanyak 900 jiwa.

n = N 1 + N(d) 2

N = 500 d2 = 0,1 n = N 1 + N(d)2 n = 500 1 + 500 (0,1)2 n = 500 1 + 500 (0,01) n = 500 1 + 5,0 n = 500 6

n = 83.33 responden dibulatkan menjadi 84

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sample yang didapat dengan total populasi 900 jiwa dan tingkat kepercayaan 10% (0,1) adalah 83.3 dibulatkan menjadi 84 responden.

Dalam banyak keadaan peneliti telah mengantisipasi kemungkinan subjek terpilih yang drop out, lass of low-up, atau subjek yang tidak taat, peneliti menambahkan proposi drop out 10%. Bila dari awal telah di tetapkan bahwa subjek tersebut tidak akan dianalisas, maka perlu dilakukan koreksi terhadap besar sample yang akan di hitung, dengan menambahkan sejumlah subjek agar besar sample tetap terpenuhi, untuk itu tersedia formula sederhana untuk penambahan subjek sebagai berikut:

Skema 4.2 perhitungan hasil dropout (Sastroasmoro, 2006)

Keterangan:

n’ : Besar sample yang akan dihitung n : Jumlah sample sebelum di hitung f : Perkiraan proporsi drop out Antisipasi Drop out :

n’ = 84 (1-f) n’ = 84 (1-0,1) n’ = 84 (0.9)

n’ = 93.33 responden dibulatkan menjadi 94 responden

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sample yang didapat dengan perhitungan presisi mutlak kepercayaan, sehingga didapatkan hasil 94 sample.

b. Kriteria sample 1) Kriteria Inklusi

Menurut Setiadi (2013) kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

n’ = n (1-f)

populasi target dan terjangkau yang akan diteeliti. Dimana subjek penelitian mewakili sample penelitian yang mematuhi syarat sebagai sample.

Kriteria inklusi dalam penelitian adalah :

a) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang berusia > 12 tahun.

b) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang bisa membaca dan menulis.

c) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang bersedia menjadi responden.

2) Kriteria Ekslusi

Menurut Setiadi (2013), ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab antara lain:

a) Responden menolak berpatisipasi.

b) Responden yang tidak ada di rumah saat penggumpulan data.

D. Metode Pengambilan Sample

Menurut Mulyono (2012), sampling adalah cara pengambilan sejumlah sample agar dapat mewakili jumlah dan karakteristik populasinya. Pada penelitian ini teknik sampling dengan teknik random sampling. Random sampling adalah cara pengambilan sample yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sample penelitian (Supardi, 2013). Setelah jumlah sampel didapatkan, lalu peneliti menggunakan tehnik random sampling untuk memilih secara acak orang yang menjadi responden. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung sampel pada setiap orang di RW 04 Desa Padasuka dengan total sample yang dibutuhkan 84 responden, kemudian mengambil sampel orang yang dihitung secara acak dengan mengundi anggota populasi.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data kuantitatif adalah suatu rangkaian kegiatan penelitian yang mencakup data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah penelitian, cara pengumpulan data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah penelitian, cara pengumpulan data, dan alat pengumpul data (Supardi, 2013).

1) Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal untuk mendapatkan informasi penting dari responden (Supardi, 2013).

Kuesioner penelitian terdiri dari daftar pertanyaan yang di modifikasi meliputi motivasi minum obat anti filariasis yang sudah di uji coba validitasnya dan diujikan serta dipublikasikan oleh Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner A

Kuesioner A berisikan karakteristik responden atau data demografi seperti nama, usia, jenis kelamin, pendidikan.

Pengisisan dilakukan dengan cara mengisi data pada tempat yang telah disediakan.

b. Kuesioner B

Kuesioner B berisikan 20 pernyataan tentang motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis. Pengukuran

motivasi menggunakan skala Likert di mana skala ini memiliki gradasi dari tingkat positif sampai tingkat negatif, dalam hal ini kuesioner berisi pernyataan bersifat positif. Pengisian dilakukan dengan cara memberi tanda checlist () pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pada pernyataan positif.

“Sangat Setuju” diberi skor 4, “Setuju” diberi skor 3, “Tidak Setuju” diberi skor 2, dan “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1.

Jumlah skor keseluruhan yaitu 80.

Hasil ukur menurut Aziz Alimul Hidayat (2009), kriteria motivasi dikategorikan menjadi :

Motivasi Kuat : 67-100% (Jumlah nilai 53,6 - 80) Motivasi Sedang : 34-66% (Jumlah nilai 27,2 - 52,8) Motivasi Lemah : 0-33% (Jumlah nilai 0 - 26,4)

Uji instrumen pada penelitian ini telah dilakukan di Kayumanis kepada 10 orang.. Hasil uji instrumen motivasi didapatkan 19 dari 20 pernyataan dapat dimengerti. Pengertian yang tidak dimengerti adalah pernyataan no. 15. Sehingga ditambahkan pengertian agar mudah dimengerti.

c. Alat Tulis

Alat tulis yang digunakan adalah pulpen dan kertas untuk mencatat hasil pengumpulan data.

d. Komputer

Komputer di gunakan sebagai alat pengolah data setelah data .terkumpul dari responden.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui wawancara, suatu metode yang dipergunaka untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010).

Teknik wawancara dengan bentuk pertanyaan yang terstruktur melalui kuesioner. Data primer adalah data yang langsung diambil dari sumbernya yang diperoleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey, dan lain-lain (Setiadi, 2013).

Kuesioner terdiri dari kode responden, karakteristik responden atau data demografi (nama, umur, jenis kelamin, umur, dan pendidikan) dan peryataan yang berisikan tentang motivasi dimana responden hanya memberi tanda checlist () pada setiap jawaban yang di anggap benar.

Dalam pengumpulan data ini, penulis memberikan kuesioner kepada responden dengan door to door dan penulis berada pada tempat dimana responden bisa langsung menayakan pada peneliti.

3) Prosedur Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti mengacu pada tahapan yang ditetapkan dalam prosedur dibawah ini:

a. Setelah proposal peneliti disetujui pembimbing dan koordinator mata ajar maka peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak terkait.

b. Menyerahkan surat izin penelitian pada pihak RW 04 Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

c. Setelah mendapatkan izin dari pihak RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, peneliti mulai melakukan pendekatan untuk memberikan penjelasan dan informed consent kepada responden.

d. Setelah calon responden setuju untuk jadi responden maka dilakukan proses pengambilan data, selama mengisi kuesioner peneliti memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab semua pertanyaan dan untuk meminta penjelasan terhadap pertanyaan penelitian.

e. Setelah semua data terkumpul dari responden dimulai proses pengolahan data dan di lanjutkan dengan pembuatan laporan penelitian.

F. Pengolahan Data 1. Pengolahan Data

Pada dasarnya pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang

diperlukan. Pada bagian ini data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis melalui beberapa tahapan.

a. Editing

Hasil wawancara, angkat, atau pengamatan dari lapangan harus di lakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan formulir atau kuesioner (Notoatmodjo,2010).

Menurut Setiadi (2013) memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:

1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawaban hanya berupa tidak tau atau tidak mau menjawab.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari pada responden ke dalam bentuk angka atau bilangan. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban (Setiadi, 2013).

Pada penelitian data yang dilakukan coding adalah karakteristik responden dan hasil variable. Pada karakteristik jenis kelamin masyarakat, peneliti memberi kode 1 untuk responden laki-laki dan 2 untuk responden perempuan. Pada karakteristik usia

masyarakat peneliti memberi kode 1 untuk remaja (12-25 tahun), kode 2 untuk dewasa (26-45 tahun), kode 3 untuk lansia (> 45 tahun). Pada karakteristik pendidikan masyarakat kode 1 untuk pendidikan dasar (SD dan SMP atau sederajat), kode 2 untuk pendidikan menengah (SMA atau sederajat), kode 3 untuk perguruan tinggi (PT). Pada variable motivasi peneliti memberi kode 1 untuk motivasi kuat (67-100%), kode 2 untuk motivasi sedang (34-66%), kode 3 untuk motivasi lemah (0-33%).

c. Data processing

Merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi tertentu. Pemprosesan data dilakukan dengan cara meng–entry data dari hasil kuisioner ke komputer (Setiadi, 2013). Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk”kode”(angka atau huruf) dimasukan ke dalam program atau software computer (Notoadmojo,2010). pengelompokan data ini diolah untuk pembuatan table diagram distibusi frekuensi.

d. Data Cleaning

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. Cleaning (Pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak (Setiadi, 2013). Peneliti memeriksa kembali

jawaban yang sudah di-entry ke dalam computer, apabila data yang dimasukan ada kesalahan maka peneliti mengganti data tersebut sehingga dengan proses cleaning diharapkan dapat menghilangkan kesalahan data.

e. Mengeluarkan informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang di lakukan (Setiadi, 2013).

2. Analisa data

Menganalisa data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisa data harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut. Analisa yang di gunakan peneliti adalah analisa univariat untuk mendapatkan Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis di Desa Padasuka RW 04 Kecamatan Ciomas (Notoatmodjo, 2010). Analisa data dengan menggunakan analisis univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dari persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian diinterpretasikan dengan kriteria menurut Arikunto (2006):

a. 0 % = tidak satu pun responden b. 1% - 25 % = sebagian kecil responden c. 26 % - 49 % = kurang dari setengah responden d. 50% = setengah responden

e. 51 % - 75% = lebih dari setengah responden f. 76% - 99% = sebagian besar responden g. 100% = seluruh responden

59 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab V ini akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 94 responden dan waktu pengumpulan data dari tanggal 2 Mei sampai dengan tanggal 6 Mei 2017, kemudian dilakukan proses pengolahan data yang terdiri dari editing, coding, entri data, dan cleaning. Kuesioner motivasi terdiri dari 20 pernyataan. Hasil penelitian ini akan menguraikan tentang karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir masyarakat dalam meminum obat anti filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Kemudian data hasil penelitian dalam bentuk diagram.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan analisa univariat dalam bentuk diagram.

1. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui karakteristik responden, baik dari tingkat umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir dapat dilihat dari diagram berikut:

a. Umur

Klasifikasi responden menurut umur di kelompok menjadi 3 kategori yaitu umur 12-25 tahun, 26-45 tahun, dan >45 tahun. Dari penggolongan umur tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 5.1.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di RW 04 Desa PadasukaKecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Diagram 5.1.1 memaparkan bahwa dari 84 responden, lebih dari setengah responden berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 46 responden (55%).

12-25 thn 26-45 thn >45 thn

18%

55%

27%

b. Jenis Kelamin

Diagram 5.1.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Diagram 5.1.2 di atas memaparkan bahwa lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53 responden (63%).

Laki-laki 37%

Perempuan 63%

c. Tingkat Pendidikan

Diagram 5.1.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n= 84)

Diagram 5.1.3 di atas memaparkan lebih dari setengah responden lulusan SD/SMP yaitu sebanyak 53 responden (63%).

SD/SMP SMA/Sederajat Perguruan Tinggi

63%

30%

7%

2. Motivasi

Untuk mengetahui tingkat motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden Dalam Meminum Obat Anti Filariasis Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Tabel 5.2.1 di atas memamparkan sebagian besar responden memiliki motivasi kuat yaitu sebanyak 71 respoden (85%)

15%

85%

Motivasi Sedang Motivasi Kuat

B. Pembahasan

Pada Pembahasan ini akan diuraikan tentang kesesuaian ataupun ketidaksesuaian antara konsep teoritik dengan hasil penelitian tentang Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi kuat dalam meminum obat anti filariasis yaitu sebanyak 71 respoden (85%), dan sebagian kecil responden memiliki motivasi sedang dalam meminum obat anti filariasis yaitu sebanyak 13 responden (15%). Hal ini terdapat kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Santhi (2012) mengenai kepatuhan minum obat anti filariasis berdasarkan Health Belief Model di Kelurahan Limo Depok didapatkan hasil bahwa patuh dalam meminum obat anti filariasis sebanyak 78 responden (72,9%) yang tidak patuh dalam meminum obat sebanyak 29 responden (27,1%).

Dari hasil penelitian terdapat kesesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2010) motivasi berasal dari bahas latin yang berarti to move. Secara umum mengacu adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Bila mempunyai motivasi kuat maka dorongan untuk berperilaku juga kuat dan bila motivasi lemah maka dorongan untuk berperilaku juga lemah. menurut Widoyono (2008), pencengahan penyakit filariasis dilakukan dengan pengobatan massal yaitu pemberian obat anti filariasis yang terdiri dari DEC, Ivermectin, atau Albendazole. Masyarakat dalam meminum obat

anti filariasis tentunya harus didukung oleh adanya motivasi. Oleh sebab itu jika masyarakat memiliki motivasi sedang atau lemah dalam meminum obat anti filariasis maka akan meningkatkan angka resiko terkena filarisis (Komarudin,2013). Adapun hal ini tidak sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciomas dimana 7 dari 10 responden tidak patuh dalam meminum obat anti filariasis dikarena sample penelitian sebelumnya pernah mendapatkan penyuluhan tentang filariasis dan hanya menggambarkan sebagian dari populasi saja.

Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Notoadmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi motivasi adalah berasal dari faktor internal (usia, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, sikap, harapan, dan kebutuhan) maupun faktor eksternal (Lingkungan seperti dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Faktor yang mempengaruhi motivasi pada penelitian ini ada 2 yaitu umur dan pendidikan.

Karakteristik responden lain yang mempengaruhi motivasi adalah umur. Hasil penelitian dari 84 responden menunjukkan, lebih dari setengah responden berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 46 responden (55%), kurang dari setengah responden berumur >45 tahun yaitu sebanyak 23 responden (27%), dan sebagian kecil responden berumur 12-25 tahun yaitu sebanyak 15 responden (18%). Data yang didapat juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi kuat terbanyak adalah yang berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 43 responden (93%) dan responden

yang memiliki motivasi sedang terbanyak adalah yang berumur >45 tahun yaitu sebanyak 8 responden (34,8%).

Dari hasil penelitian didapatkan kesesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan Santhi (2012), dari 107 responden menunjukkan yang patuh dalam minum obat anti filariasis terbanyak pada usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 45 responden (78,9%) dan tidak patuh dalam meminum obat anti filariasis terbanyak pada umur >45 tahun yaitu sebanyak 17 responden (34%) . Hal ini didukung oleh Notoadmojo (2010) mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam hal kesediaannya dalam melakukan sesuatu hal. Pada usia 26-45 tahun termasuk kedalam usia produktif di mana banyaknya kebutuhan dan harapan yang ingin tercapai salah satunya dalam hal kesehatan. Maka dari itu seseeorang pada usia tersebut memiliki motivasi yang kuat dalam meminum obat anti filariasis. Adapun pada usia >45 tahun cenderung memiliki mootivasi sedang dikarenakan semakin banyak faktor lain yang mempengaruhi motivasi seperti rentan terhadap masalah kesehatan. Hal ini di karenakan adanya perubahan fisiologi berupa fungsi-fungsi organ tubuh yang telah menurun seperti melemahnya otot polos esofagus dan sfingter esophageal yang menyebabkan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga mengalami kesulitan menelan.

Karakteristik responden lainnya yang mempengaruhi motivasi yaitu pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden lulusan SD/SMP yaitu sebanyak 62 responden (66%) , kurang