• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Skema 4.2 Perhitungan Hasil Drop Out

Keterangan:

n’ : Besar sample yang akan dihitung n : Jumlah sample sebelum di hitung f : Perkiraan proporsi drop out Antisipasi Drop out :

n’ = 84 (1-f) n’ = 84 (1-0,1) n’ = 84 (0.9)

n’ = 93.33 responden dibulatkan menjadi 94 responden

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sample yang didapat dengan perhitungan presisi mutlak kepercayaan, sehingga didapatkan hasil 94 sample.

b. Kriteria sample 1) Kriteria Inklusi

Menurut Setiadi (2013) kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

n’ = n (1-f)

populasi target dan terjangkau yang akan diteeliti. Dimana subjek penelitian mewakili sample penelitian yang mematuhi syarat sebagai sample.

Kriteria inklusi dalam penelitian adalah :

a) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang berusia > 12 tahun.

b) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang bisa membaca dan menulis.

c) Masyarakat di wilayah RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor yang bersedia menjadi responden.

2) Kriteria Ekslusi

Menurut Setiadi (2013), ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab antara lain:

a) Responden menolak berpatisipasi.

b) Responden yang tidak ada di rumah saat penggumpulan data.

D. Metode Pengambilan Sample

Menurut Mulyono (2012), sampling adalah cara pengambilan sejumlah sample agar dapat mewakili jumlah dan karakteristik populasinya. Pada penelitian ini teknik sampling dengan teknik random sampling. Random sampling adalah cara pengambilan sample yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sample penelitian (Supardi, 2013). Setelah jumlah sampel didapatkan, lalu peneliti menggunakan tehnik random sampling untuk memilih secara acak orang yang menjadi responden. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung sampel pada setiap orang di RW 04 Desa Padasuka dengan total sample yang dibutuhkan 84 responden, kemudian mengambil sampel orang yang dihitung secara acak dengan mengundi anggota populasi.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data kuantitatif adalah suatu rangkaian kegiatan penelitian yang mencakup data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah penelitian, cara pengumpulan data yang dikumpulkan untuk menjawab masalah penelitian, cara pengumpulan data, dan alat pengumpul data (Supardi, 2013).

1) Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal untuk mendapatkan informasi penting dari responden (Supardi, 2013).

Kuesioner penelitian terdiri dari daftar pertanyaan yang di modifikasi meliputi motivasi minum obat anti filariasis yang sudah di uji coba validitasnya dan diujikan serta dipublikasikan oleh Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner A

Kuesioner A berisikan karakteristik responden atau data demografi seperti nama, usia, jenis kelamin, pendidikan.

Pengisisan dilakukan dengan cara mengisi data pada tempat yang telah disediakan.

b. Kuesioner B

Kuesioner B berisikan 20 pernyataan tentang motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis. Pengukuran

motivasi menggunakan skala Likert di mana skala ini memiliki gradasi dari tingkat positif sampai tingkat negatif, dalam hal ini kuesioner berisi pernyataan bersifat positif. Pengisian dilakukan dengan cara memberi tanda checlist () pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pada pernyataan positif.

“Sangat Setuju” diberi skor 4, “Setuju” diberi skor 3, “Tidak Setuju” diberi skor 2, dan “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1.

Jumlah skor keseluruhan yaitu 80.

Hasil ukur menurut Aziz Alimul Hidayat (2009), kriteria motivasi dikategorikan menjadi :

Motivasi Kuat : 67-100% (Jumlah nilai 53,6 - 80) Motivasi Sedang : 34-66% (Jumlah nilai 27,2 - 52,8) Motivasi Lemah : 0-33% (Jumlah nilai 0 - 26,4)

Uji instrumen pada penelitian ini telah dilakukan di Kayumanis kepada 10 orang.. Hasil uji instrumen motivasi didapatkan 19 dari 20 pernyataan dapat dimengerti. Pengertian yang tidak dimengerti adalah pernyataan no. 15. Sehingga ditambahkan pengertian agar mudah dimengerti.

c. Alat Tulis

Alat tulis yang digunakan adalah pulpen dan kertas untuk mencatat hasil pengumpulan data.

d. Komputer

Komputer di gunakan sebagai alat pengolah data setelah data .terkumpul dari responden.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui wawancara, suatu metode yang dipergunaka untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010).

Teknik wawancara dengan bentuk pertanyaan yang terstruktur melalui kuesioner. Data primer adalah data yang langsung diambil dari sumbernya yang diperoleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey, dan lain-lain (Setiadi, 2013).

Kuesioner terdiri dari kode responden, karakteristik responden atau data demografi (nama, umur, jenis kelamin, umur, dan pendidikan) dan peryataan yang berisikan tentang motivasi dimana responden hanya memberi tanda checlist () pada setiap jawaban yang di anggap benar.

Dalam pengumpulan data ini, penulis memberikan kuesioner kepada responden dengan door to door dan penulis berada pada tempat dimana responden bisa langsung menayakan pada peneliti.

3) Prosedur Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti mengacu pada tahapan yang ditetapkan dalam prosedur dibawah ini:

a. Setelah proposal peneliti disetujui pembimbing dan koordinator mata ajar maka peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak terkait.

b. Menyerahkan surat izin penelitian pada pihak RW 04 Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

c. Setelah mendapatkan izin dari pihak RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, peneliti mulai melakukan pendekatan untuk memberikan penjelasan dan informed consent kepada responden.

d. Setelah calon responden setuju untuk jadi responden maka dilakukan proses pengambilan data, selama mengisi kuesioner peneliti memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab semua pertanyaan dan untuk meminta penjelasan terhadap pertanyaan penelitian.

e. Setelah semua data terkumpul dari responden dimulai proses pengolahan data dan di lanjutkan dengan pembuatan laporan penelitian.

F. Pengolahan Data 1. Pengolahan Data

Pada dasarnya pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang

diperlukan. Pada bagian ini data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis melalui beberapa tahapan.

a. Editing

Hasil wawancara, angkat, atau pengamatan dari lapangan harus di lakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan formulir atau kuesioner (Notoatmodjo,2010).

Menurut Setiadi (2013) memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:

1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawaban hanya berupa tidak tau atau tidak mau menjawab.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari pada responden ke dalam bentuk angka atau bilangan. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban (Setiadi, 2013).

Pada penelitian data yang dilakukan coding adalah karakteristik responden dan hasil variable. Pada karakteristik jenis kelamin masyarakat, peneliti memberi kode 1 untuk responden laki-laki dan 2 untuk responden perempuan. Pada karakteristik usia

masyarakat peneliti memberi kode 1 untuk remaja (12-25 tahun), kode 2 untuk dewasa (26-45 tahun), kode 3 untuk lansia (> 45 tahun). Pada karakteristik pendidikan masyarakat kode 1 untuk pendidikan dasar (SD dan SMP atau sederajat), kode 2 untuk pendidikan menengah (SMA atau sederajat), kode 3 untuk perguruan tinggi (PT). Pada variable motivasi peneliti memberi kode 1 untuk motivasi kuat (67-100%), kode 2 untuk motivasi sedang (34-66%), kode 3 untuk motivasi lemah (0-33%).

c. Data processing

Merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi tertentu. Pemprosesan data dilakukan dengan cara meng–entry data dari hasil kuisioner ke komputer (Setiadi, 2013). Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk”kode”(angka atau huruf) dimasukan ke dalam program atau software computer (Notoadmojo,2010). pengelompokan data ini diolah untuk pembuatan table diagram distibusi frekuensi.

d. Data Cleaning

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. Cleaning (Pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak (Setiadi, 2013). Peneliti memeriksa kembali

jawaban yang sudah di-entry ke dalam computer, apabila data yang dimasukan ada kesalahan maka peneliti mengganti data tersebut sehingga dengan proses cleaning diharapkan dapat menghilangkan kesalahan data.

e. Mengeluarkan informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang di lakukan (Setiadi, 2013).

2. Analisa data

Menganalisa data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisa data harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut. Analisa yang di gunakan peneliti adalah analisa univariat untuk mendapatkan Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis di Desa Padasuka RW 04 Kecamatan Ciomas (Notoatmodjo, 2010). Analisa data dengan menggunakan analisis univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dari persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian diinterpretasikan dengan kriteria menurut Arikunto (2006):

a. 0 % = tidak satu pun responden b. 1% - 25 % = sebagian kecil responden c. 26 % - 49 % = kurang dari setengah responden d. 50% = setengah responden

e. 51 % - 75% = lebih dari setengah responden f. 76% - 99% = sebagian besar responden g. 100% = seluruh responden

59 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab V ini akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 94 responden dan waktu pengumpulan data dari tanggal 2 Mei sampai dengan tanggal 6 Mei 2017, kemudian dilakukan proses pengolahan data yang terdiri dari editing, coding, entri data, dan cleaning. Kuesioner motivasi terdiri dari 20 pernyataan. Hasil penelitian ini akan menguraikan tentang karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir masyarakat dalam meminum obat anti filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Kemudian data hasil penelitian dalam bentuk diagram.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan analisa univariat dalam bentuk diagram.

1. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui karakteristik responden, baik dari tingkat umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir dapat dilihat dari diagram berikut:

a. Umur

Klasifikasi responden menurut umur di kelompok menjadi 3 kategori yaitu umur 12-25 tahun, 26-45 tahun, dan >45 tahun. Dari penggolongan umur tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 5.1.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di RW 04 Desa PadasukaKecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Diagram 5.1.1 memaparkan bahwa dari 84 responden, lebih dari setengah responden berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 46 responden (55%).

12-25 thn 26-45 thn >45 thn

18%

55%

27%

b. Jenis Kelamin

Diagram 5.1.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Diagram 5.1.2 di atas memaparkan bahwa lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53 responden (63%).

Laki-laki 37%

Perempuan 63%

c. Tingkat Pendidikan

Diagram 5.1.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n= 84)

Diagram 5.1.3 di atas memaparkan lebih dari setengah responden lulusan SD/SMP yaitu sebanyak 53 responden (63%).

SD/SMP SMA/Sederajat Perguruan Tinggi

63%

30%

7%

2. Motivasi

Untuk mengetahui tingkat motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden Dalam Meminum Obat Anti Filariasis Di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas

Kabupaten Bogor Pada Bulan Mei 2017 (n=84)

Tabel 5.2.1 di atas memamparkan sebagian besar responden memiliki motivasi kuat yaitu sebanyak 71 respoden (85%)

15%

85%

Motivasi Sedang Motivasi Kuat

B. Pembahasan

Pada Pembahasan ini akan diuraikan tentang kesesuaian ataupun ketidaksesuaian antara konsep teoritik dengan hasil penelitian tentang Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi kuat dalam meminum obat anti filariasis yaitu sebanyak 71 respoden (85%), dan sebagian kecil responden memiliki motivasi sedang dalam meminum obat anti filariasis yaitu sebanyak 13 responden (15%). Hal ini terdapat kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Santhi (2012) mengenai kepatuhan minum obat anti filariasis berdasarkan Health Belief Model di Kelurahan Limo Depok didapatkan hasil bahwa patuh dalam meminum obat anti filariasis sebanyak 78 responden (72,9%) yang tidak patuh dalam meminum obat sebanyak 29 responden (27,1%).

Dari hasil penelitian terdapat kesesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2010) motivasi berasal dari bahas latin yang berarti to move. Secara umum mengacu adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Bila mempunyai motivasi kuat maka dorongan untuk berperilaku juga kuat dan bila motivasi lemah maka dorongan untuk berperilaku juga lemah. menurut Widoyono (2008), pencengahan penyakit filariasis dilakukan dengan pengobatan massal yaitu pemberian obat anti filariasis yang terdiri dari DEC, Ivermectin, atau Albendazole. Masyarakat dalam meminum obat

anti filariasis tentunya harus didukung oleh adanya motivasi. Oleh sebab itu jika masyarakat memiliki motivasi sedang atau lemah dalam meminum obat anti filariasis maka akan meningkatkan angka resiko terkena filarisis (Komarudin,2013). Adapun hal ini tidak sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciomas dimana 7 dari 10 responden tidak patuh dalam meminum obat anti filariasis dikarena sample penelitian sebelumnya pernah mendapatkan penyuluhan tentang filariasis dan hanya menggambarkan sebagian dari populasi saja.

Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Notoadmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi motivasi adalah berasal dari faktor internal (usia, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, sikap, harapan, dan kebutuhan) maupun faktor eksternal (Lingkungan seperti dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Faktor yang mempengaruhi motivasi pada penelitian ini ada 2 yaitu umur dan pendidikan.

Karakteristik responden lain yang mempengaruhi motivasi adalah umur. Hasil penelitian dari 84 responden menunjukkan, lebih dari setengah responden berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 46 responden (55%), kurang dari setengah responden berumur >45 tahun yaitu sebanyak 23 responden (27%), dan sebagian kecil responden berumur 12-25 tahun yaitu sebanyak 15 responden (18%). Data yang didapat juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi kuat terbanyak adalah yang berumur 26-45 tahun yaitu sebanyak 43 responden (93%) dan responden

yang memiliki motivasi sedang terbanyak adalah yang berumur >45 tahun yaitu sebanyak 8 responden (34,8%).

Dari hasil penelitian didapatkan kesesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan Santhi (2012), dari 107 responden menunjukkan yang patuh dalam minum obat anti filariasis terbanyak pada usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 45 responden (78,9%) dan tidak patuh dalam meminum obat anti filariasis terbanyak pada umur >45 tahun yaitu sebanyak 17 responden (34%) . Hal ini didukung oleh Notoadmojo (2010) mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam hal kesediaannya dalam melakukan sesuatu hal. Pada usia 26-45 tahun termasuk kedalam usia produktif di mana banyaknya kebutuhan dan harapan yang ingin tercapai salah satunya dalam hal kesehatan. Maka dari itu seseeorang pada usia tersebut memiliki motivasi yang kuat dalam meminum obat anti filariasis. Adapun pada usia >45 tahun cenderung memiliki mootivasi sedang dikarenakan semakin banyak faktor lain yang mempengaruhi motivasi seperti rentan terhadap masalah kesehatan. Hal ini di karenakan adanya perubahan fisiologi berupa fungsi-fungsi organ tubuh yang telah menurun seperti melemahnya otot polos esofagus dan sfingter esophageal yang menyebabkan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga mengalami kesulitan menelan.

Karakteristik responden lainnya yang mempengaruhi motivasi yaitu pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden lulusan SD/SMP yaitu sebanyak 62 responden (66%) , kurang

dari setengah responden lulusan SMA/Sederajat yaitu sebanyak 26 responden (28%) dan sebagian kecil responden lulusan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 6 responden (6%). Hasil yang penulis dapatkan juga menunjukkan bahwa hanya lulusan SD/SMP memiliki motivasi sedang sebanyak 13 responden (25%). Dari hasil penelitian di dapatkan kesesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santhi (2012), dari 107 responden menunjukkan tidak patuh dalam meminum obat anti filariasis terbanyak pada lulusan SD/SMP sebanyak 19 responden (37,3%). Hal ini di dukung oleh teori menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang diri individu, kelompok, atau masyarakat.

Tingkat pendidikan juga salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi motivasi dalam mengubah perilaku positif yang meningkat. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula motivasi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, maka semakin rendah pula motivasi.

68

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan di Bab V, serta setelah peneliti melakukan penelitian tentang “Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis di RW 04 Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor”, dapat disimpulkan bahwa pendidikan responden yang rendah cenderung memiliki motivasi yang sedang untuk minum obat anti filariasis karena pendidikan responden yang rendah dapat di asumsikan bahwa responden tersebut kurang terpapar akan informasi terutama informasi yang berkaitan dengan kesehatan sehingga hal ini akan sangat berhubungan dengan motivasi responden dalam meminum obat anti filariasis pada pengobatan massal. Semakin baik pendidikan responden maka semakin kuat motivasi responden. Selain itu umur juga mempengaruhi motivasi yaitu responden yang memiliki umur 26-45 cenderung memilki motivasi kuat dalam meminum obat anti filariassis hal ini berkaitan dengan umur produktif dimana banyaknya kebutuhan dan harapan yang ingin tercapai salah satunya dalam hal kesehatan sedangkan responden diatas 45 tahun cenderung memilki motivasi sedang dalam meminum obat anti filariasis hal ini berkaitan dengan adanya perubahan fisiologi berupa fungsi-fungsi

organ tubuh yang telah menurun seperti melemahnya otot polos esofagus dan sfingter esophageal yang menyebabkan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga mengalami kesulitan menelan.

B. Rekomendasi 1. Bagi Institusi

Bermanfaatnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan dalam referensi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan kepada mahasiswa tentang motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis.

2. Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan kesimpulan di atas. Maka peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

a. Perlu meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi antara lain pengalaman pribadi, sikap, harapan, kebutuhan dan lingkungan.

b. Mengangkat tema atau judul tentang sikap keluarga dalam meminum obat anti filariasis.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Peneliti mengharapkan setelah mengetahui hasil penelitian ini Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) dapat mempertahankan dan meningkatkan motivasi masyarakat dalam meminum obat anti filariasis serta sebagai bahan evaluasi dalam program Pemberian Obat Pencengah Massal Filariasis (POPMF) dengan cara

memberikan penyuluhan mengenai manfaat dan pentingnya meminum obat anti filariasis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2006).Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depkes.(2009).Mengenal Filariasis (Penyakit Kaki Gajah). Jakarta: Depkes Gandahusada, Srisasi. et, al.(2010).Parasit Kedokteran Ed.2.Depok: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayat, Aziz Alimul.(2013).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba medika.

Komarudin.2013.Psikologi Olahraga.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mubarak, Wahid Iqbal. Et,al.(2009).Ilmu Keperawataan Komunitas Buku 2 : Konsep dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika.

Muljono, Pudji.(2012).Metodologi Penelitian Sosial.Bogor: Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2010).Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta .(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:

PT Rineka Cipta

.(2010).Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni.Jakarta:

PT Rineka Cipta

Rusmanto.(2013).Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria Di RW II Keliurahan Pondok Aren. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta: Jakarta

Saam, Zulfan.2012.Psikologi Keperawatan Ed.1.Jakarta: Rajawali Pers Santhi, Febriana.(2012).Kepatuhan Minum Obat Filariasis Pada Pengobatan

Massal. Berdasarkan Teori Health Belief Model Di Kelurahan Limo Depok Tahun 2011.Skripsi, Universitas Indonesia: Jakarta

Sastroasmoro, Ismael.(2006).Dasar-dasar Metodologi Klinis, Edisi Ke-2.Jakarta:

Sagung Seto

Setiadi.(2013).Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan edisi 2.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Soedarto.(2009).Pengobatan Penyakit Parasit.Jakarta: Sagung Seto Sunaryo.(2013).Psikologi untuk Keperawatan Ed.2.Jakarta: EGC

Supardi, Sudibyo & Rustika.(2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.

Jakarta: TIM

Susanna, Dewi.(2011).Entomologi Kesehatan.Jakarta: Universitas Indonesia (ui-press)

Widoyono.(2008).Penyakit Tropis.Jakarta: Erlangga

Wijayaningsih, S. K.(2014).Psikologi Keperawatan.Jakarta: CV. Trans Info Media

Format referensi elektronik direkomendasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2010).(http://www.depkes.go.id, diperoleh 4 Februari 2017) Format referensi elektronik direkomendasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat.(2015).(http://depkesjabar.go.id/, diperoleh 4 Februari 2017) Format referensi elektronik direkomendasi oleh Direktorat Jenderal Pencengahan

dan Pengendalian Penyakit.(2016).(http://pppl.depkes.go.id/, diperoleh 4 Februari 2017)

Format referensi elektronik direkomendasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia.(2012).(http://www. kemdikbud.go.id diperoleh 5 Februari 2017)

Format referensi elektronik direkomendasi Profil Dinkes Kabupaten Bogor.(2016) (http://www.dinkeskabupatenbogor.co.id, diperoleh 4 Februari 2017) Format referensi elektronik direkomendasi Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan RI (InfoDATIN) Filariasis.(2016).(http://www.infodatin-filariasis-2016.co.id diperoleh 4 Februari 2017)

Format referensi elektronik direkomendasi WHO. Lymphatic Filariasis. (2016).

(http://who.int/Lymphatic filariasis/en/ diperoleh 4 Februari 2017)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Gambaran Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis

Peneliti : Sustika Rahwan Farhatin NIM : P17320314076

Saya mahasiswa Program Diploma III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung Prodi Keperawatan Bogor, bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui Motivasi Masyarakat Dalam Meminum Obat Anti Filariasis.

Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi siapapun. Bila selama pengumpulan data ini masyarakat merasakan ketidaknyamanan maka masyarakat mempunyai hak untuk berhenti menjadi responden. Peneliti berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan, pengelolahan, maupun penyajian. Peneliti juga menghargai keinginan responden untuk tidak berpatisipasi dalam penelitian ini.

Melalui penjelasan ini peneliti sangat mengharapkan partisipasi masyarakat. Peneliti ucapkan terimakasih atas kesediaan masyarakat untuk

Melalui penjelasan ini peneliti sangat mengharapkan partisipasi masyarakat. Peneliti ucapkan terimakasih atas kesediaan masyarakat untuk