• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SOSIAL, EDUCATIF, DAN PROFESI GURU

PERUBAHAN SOSIAL

A. Konsep Dasar Perubahan Sosial

Perubahan Sosial

PAKET 9

PERUBAHAN SOSIAL

Bagian ini membahas tentang perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang tidak berubah. Pendidikan sangat menaruh perhatian pada perubahan sosial (social changes). Perubahan sosial dapat merupakan suatu kemajuan (progress) atau sebaliknya dapat suatu kemunduran (regress). Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif, tetapi juga bisa berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Dunia pendidikan perlu merespon gejala perubahan sosial. Pendidikan yang tidak memperhatikan perubahan sosial, maka pendidikan itu akan ditinggalkan oleh masyarakat, bahkan pendidikan akan kehilangan elan vitalnya dalam dinamika sosial.

Sebagai pendidik/guru, pengetahuan tentang perubahan sosial akan sangat membantu untuk mengantarkan anak didik memasuki dunianya. Hakekat pendidikan adalah mengantarkan anak didik bisa eksis dan berkembang untuk zamannya kelak. Oleh sebab itu diperlukan sikap antisipatif dan rsponsif terhadap perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif bagi proses pembelajaran.

A. Konsep Dasar Perubahan Sosial

Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang lalu, maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial yang ada. Manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih baik.

Sebagai contoh kasus, dahulu keluarga sepenuhnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yang belum dewasa, sumber pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan serta sumber ekonomi. Namun, pada masa sekarang, fungsi keluarga mengalami

Perubahan Sosial

perubahan. Anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dari keluarga, tetapi juga melalui berbagai media massa, seperti televisi, radio, koran, dan internet.

Ada beberapa ahli sosiologi yang memberikan definisi perubahan sosial, antara lain:1

a. Emile Durkheim

Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. b. J.L Gillin dan J.P Gillin

Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, kompoisisi penduduk, ideologi, maupun karena difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.

b. Kingsley Davis

Mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

c. William F. Ogburn

Mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

d. Selo Soemardjan

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

1Disarikan dari beberapa sumber. Lihat:

http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial, diakses 20 Nopember 2013. Lihat juga Ankle Hooguelt, Sosiologi Sedang Berkembang (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995), 56.

Perubahan Sosial

mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.2

e. Samuel Koening

Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern.

f. Mac Iver

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial dan lembaga sosial masyarakat. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam berbagai hal, seperti perubahan teknologi, perilaku, sistem sosial, dan norma. Perubahan tersebut mempengaruhi individu dalam masyarakat tertentu.

Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka

mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya

disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.3

2 Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, , 1974), 23.

3 Robert M.Z. Lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka, 1985), 79.

Perubahan Sosial

Menurut teori sosiologi pendidikan yang dikemukan Wilbur B. Brookover, bahwa perubahan masyarakat yang disebut social order terjadi dalam empat fase, yaitu:

Fase pertama, masyarakat tidak mau mengalami perubahan yang datang, baik dipaksakan atau datang mempengaruhinya. Semua perubahan yang datang akan ditolak, karena masyarakat ini berpegang teguh kepada norma yang ada yang dianggap baik dan melindungi mereka dari bencana. Bagi masyarakat ini perubahan merupakan faktor yang merusak tatanan kehidupan sosial. Bila terjadi perubahan justru akan menimbulkan kegoncangan dan konflik dalam masyarakat, sehingga akan terjadi ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Pada kelompok ini pendidikan tidak bisa berkembang dan bersifat status quo, di mana masyarakat berusaha mengekalkan tradisi dan keadaan yang sudah ada.

Fase kedua, masyarakat mengalami kebimbingan dalam menerima perubahan. Masyarakat ini hanya menerima perubahan bila tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka. Bahkan jika perubahan yang datang dapat mengkokohkan budaya mereka, maka budaya dan perubahan itu akan mereka adopsi.

Fase ketiga, masyarakat sudah mulai menerima perubahan sosial, sehingga mereka mempersiapkan generasi penurus mereka melalui pendidikan. Dengan demikian perubahan yang akan dilakukan telah direncanakan terlebih dahulu, bahkan dapat dipercepat melalui proses pendidikan. Bagi masyarakat yang berada pada fase social order ketiga ini peranan pendidikan sangat penting bagi mereka, karena “education as an agency of change”. Maka lembaga-lembaga pendidikan akan memberikan berbagai pengalaman kepada peserta didik dan masyarakatnya, baik ilmu, teknologi maupun keterampilan untuk menghadapi masa depan.

Fase keempat, masyarakat telah mengalami kemajuan yang sangat tinggi, sehingga dikelompokkan ke dalam masyarakat yang sudah established, yaitu kelompok masyarakat yang sudah mapan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan

Perubahan Sosial

dan keamanan, sehingga tidak disibukkan oleh masalah-masalah kecil, seperti kesehatan, penyakit menular, kemiskinan atau perumahan.4

Dari gambaran di atas, tampak bahwa masyarakat betapapun statisnya, cepat atau lambat pasti mengalami perubahan, walaupun perubahan yang dilalui oleh masyarakat itu setapak demi setapak. Di dalam menghadapi perubahan atau kemajuan, generasi penerus atau peserta didik harus dipersiapkan agar mereka dapat beradaptasi dengan baik, sehinga tidak menjadi generasi yang telat menyikapi perubahan dan kemajuan. Di sinilah tugas pendidikan untuk mempersiapkan mereka menjadi orang-orang yang peka terhadap perubahan

Anggota masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1.Kelompok bersikap statis, yaitu yang selalu ingin mempertahankan

yang sudah lama. Orang-orang yang semacam ini tidak mau melihat adanya perubahan di dalam masyarakat tempat hidupnya. Jika ada sesuatu yang baru, selalu saja mereka ingin menoloknya. 2.Kelompok bersikap dinamis, yaitu yang menghendaki adanya

hal-hal yang baru dan maju. Mereka ini termasuk orang yang kreatif dan dinamis, yang ingin memajukan cara hidup, ingin kemakmuran dan kesejahteraan.5

Kelompok kedua inilah yang akan menjadi agen pembangunan masyarakat dan pendorong masyarakat untuk maju. Oleh karena itu, tugas pendidikan mencetak individu anggota masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk maju, berpikir kreatif, dinamis, dan inovatif, sehingga mereka dapat menjadi agen pembangunan masyarakat bangsanya.