• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Mikke Susanto (2012: 227) dalam kamus seni rupa atau diksi rupa, konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Dalam penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus menerus, kemampuan abstrak (menyusun kesimpulan) tersebut dinamakan pemikiran konseptual. Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir sebelum, bersamaan, maupun setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas berpikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi karya seni. Sehingga kreator dan penikmat dapat memiliki persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar.

Yuyung Abdi (2012: 6) mengatakan bahwa "Konsep dalam fotografi berarti merancang sebuah pengambilan gambar dengan penataan jalan pikiran yang sistematis". Konsep dalam fotografi menjadi ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto yang indah dan bercerita sesuai maksud dan tujuannya. Tujuan utama implementasi konsep adalah mendapatkan hasil foto optimal sesuai dengan perencanaan.

Seniman tidak pernah lepas dari lingkungan sekitar tempat tinggal yang memberi inspirasi. Maksudnya konsep dalam penciptaan karya seni yang diambil dari suatu keindahan yang dilihat dan diserap oleh fotografer, kemudian diproses kedalam suatu karya, dimana salah satu perwujudan foto Agus Leonardus adalah

fotografi human interest. Agus Leonardus menampilkan keragaman interaksi manusia dengan manusia lainnya maupun manusia dengan lingkungannya beserta keunikan ekspresi mereka serta unsur-unsur lain- lain yang dapat diekspresikan kedalam media foto.

C. Karakteristik

Menurut Porwodarminto (1976: 389) karakteristik adalah sifat yang khas yang tetap menampilkan diri dalam keadaan apapun. Dari pengertian tersebut karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki atau melekat pada sesuatu (benda atau barang), memiliki sifat, watak, corak yang khas, berbeda dan tidak akan berubah oleh kondisi apapun.

Secara khusus pengertian karakteristik yang menyangkut langsung dengan hasil karya seni dikemukakan oleh Read (Soedarso, 2000:10) bahwa:

Apa yang sebetulnya kita harapkan dalam suatu hasil seni adalah unsur-unsur hasil kepribadian tertentu. Kita mengharapkan pada seniman, kalau pun tidak memiliki jiwa yang khas, setidak-tidaknya ia harus memiliki cara pengamatan yang tersendiri. Kita mengharapkannya untuk menyajikan sesuatu yang orisinil kepada kita, suatu pandangan terhadap dunia yang unik dan individual sifatnya.

Dalam kaitanya dengan fotografi, karakteristik merupakan suatu ciri khas dari seorang fotografer dalam menghasilkan sebuah karya fotografi. Baik dari segi komposisi, proses berkarya maupun hasil penciptaan dari karya fotonya. D. Uns ur-unsur Visual

Karya seni rupa yang berwujud dua dimensi memiliki unsur- unsur berupa garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur (tekstur semu). Unsur- unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Masing- masing memiliki sikap tertentu terhadap yang lain. Penggabungan beberapa unsur tersebut terciptalah

karya seni yang dapat memancing berbagai sensasi, menimbulkan persepsi yang merangsang, memberi sugesti, dan memperkaya imajinasi orang yang melihatnya (Kusrianto: 2007). Berikut unsur-unsur seni rupa beserta pengertiannya :

1. Garis (line)

Garis sebagai bentuk mengandung arti lebih dari pada titik karena dengan bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada pengamat. Garis yang lurus memberikan perasaan yang berbeda dari garis yang melengkung, yaitu satu memberi kesan kaku, keras dan yang lain me mberi kesan luwes dan lemah lembut. Susanto (2012: 148) berpendapat tentang garis sebagai berikut :

Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisapendek, panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus, dan lain- lain. Hal inilah yang menjadi ukuran garis.

Garis adalah tanda yang memanjang menandai hubungan antara dua titik atau lebih, efek yang dibuat oleh batas tepi suatu benda dimana benda tersebut tidak terlihat adanya garis yang sebenarnya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999: 45). Garis dihasilkan oleh alat yang bergerak dan meninggalkan bekasnya pada suatu permukaan. Garis dapat menunjukan posisi arah, dapat mengungkapkan sebuah struktur dari suatu yang nyata dan abstrak karena garis sifatnya menentukan penglihatan, maka garis memiliki kualitas kinetik, membagi area yang dilewatinya, memberi bentuk, menyampaikan suatu karakter dan menekankan arah dimana garis itu berada. Garis merupakan unsur visual yang paling tua.

Garis dalam dunia fotografi bisa bersifat imajiner dan nyata. Garis yang sifatnya nyata terdapat pada foto-foto yang memiliki imaji garis, atau dapat

langsung dipandang mata, sedangkan garis imajiner lahir dari susunan objek yang membentuk garis khayal. Dalam keseharian kita akan selalu melihat garis tersebut dalam imajinasi kita, seperti garis cakrawala dan jalan raya akan menimbulkan semacam garis imajiner dalam pikiran kita.

Garis lurus mempunyai pengaruh yang besar pada sudut pandang satu dengan lainnya. Dikatakan oleh Langford (1982: 36) bahwa "The influence straight lines have on a scene depends on the angle they make with each other, and their relationship with the sides of frame.". Garis lurus horizontal dapat menimbulkan kesan tenang dan juga kesan ruang pada foto, sedangkan garis lurus vertikal dapat mengesankan keagungan.

Garis horizontal memiliki kesan formal dan stabil, contohnya yang dapat kita lihat dari bagian-bagian arsitektur seperti gedung- gedung yang menjulang tinggi dan lain- lain, namun dapat pula mengesankan ketenangan dan menimbulkan kesan ruang. Garis vertikal mememiliki kesan kuat dan tinggi. Kesan yang ditimbulkan juga tergantung dari ukuran tebal-tipisnya dan letaknya terhadap garis- garis yang lain, sedangkan warnanya sebagai penunjang, menambahkan kualitas tersendiri. Garis-garis dapat disusun secara geometris (beraturan) atau non geometris (tidak beraturan) sehingga menjadikan gambar yang memberikan kepuasan dan rasa indah karena keserasian juga keseimbangan bentuknya. Garis juga memberikan efek psikologi bagi yang melihatnya, sehingga garis dapat mendukung dari isi yang tekandung dalam karya.

2. Bidang (shape)

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya bidang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bidang geometri (beraturan) atau bidang yang relatif mudah diukur keluasnya, sedangkan bidang non geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang terbentuk dari adanya dua atau lebih garis yang bertemu (bukan berhimpit) pada titik tertentu, mereka dapat berupa garis nyata maupun garis maya. Bisa dikatakan bidang merupakan sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik yang sifatnya formal maupun ilusi (Susanto: 2012)

Bidang mempunyai arti penting untuk membedakan dan mengidentifikasi sebuah benda. Didalam fotografi ada beberapa sumber yang sering dijumpai adanya bidang. Bayangan merupakan sumber yang sangat kuat dalam pembentukan sebuah bidang, ini dapat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya cahaya yang mengenai sebuah benda, berbeda dengan siluet yang akan tercipta bilamana ada sebuah benda yang berada tepat didepan cahaya. Perubahan sudut pandang juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam pembentukan garis tepi pada sebuah benda. Pada benda-benda non simetris pergeseran sudut pandang akan memberikan perbedaan yang besar dalam membentuk sebuah bidang.

3. Ruang (Space)

Ruang merupakan istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan. Dalam seni rupa orang sering mengaitkan ruang adalah bidang yang memiliki batas, walaupun terkadang ruang bersifat tidak terbatas. Ruang juga dapat diartikan secara fisik adalah rongga yang berbatas maupun tak berbatas. Pada

suatu waktu, dalam berkarya seni, ruang tak lagi dianggap memiliki batas secara fisik. Ruang dapat dibagi menjadi ruang fisik dan ruang ilusi. Ruang fisik atau ruang nyata yaitu ruang yang sangat terlihat dalam seni patung atau seni tiga dimensi lainnya. Sedangkan ruang ilusi atau ruang maya tercermin pada lukisan alam atau karya seni yang memakai perspektif (Susanto: 2012).

Di dalam fotografi dikenal dengan adanya ruang positif dan ruang negatif. Ruang positif adalah subjek utama sebuah foto, sedangkan ruang negatif merupakan suatu ruang di antara atau mengelilingi subjek foto. Dalam gambar hitam-putih, secara umum gambar berwarna hitam merupakan ruang positif, sedangkan ruang di sekelilingnya (putih) adalah ruang negatif. Foto yang baik mempunyai beberapa kriteria, salah satunya adalah keseimbangan dan penggunaan ruang negatif adalah salah satu elemen kunci dalam komposisi artistik yang dapat membantu mendefinisikan subjek dan memberi keseimbangan sebuah komposisi (www.bitebrands.co/ : 2010)

Penggunaan ruang positif dan ruang negatif sangat erat kaitannya dengan adanya prinsip Gestalt yang diperkenalkan pada sekitar tahun 1920 oleh Max Wertheimer. Pemahaman terhadap prinsip persepsi visual adalah kunci untuk memahami kecenderungan mata dalam melihat sebuah pola visual. Teori ini berbasis pada pattern seeking dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalisis dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif dan ruang negatif.Prinsip Gestalt tidak memandang atau menilai elemen demi e lemen

dari persepsi visual tetapi memandang secara keseluruhan sebagai satu kesatuan yang utuh.

4. Warna

Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh cahaya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya" (Kusrianto, 2007: 31). Warna didefinisikan sebagai getaran atau gelombang yang diterima oleh indera penglihatan manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui sebuah benda. Warna dapat dibedakan menurut kajadiannya yaitu menjadi warna aditif dan subtraktif. Warna aditif adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum, yaitu warna merah, hijau dan biru yang dalam komputer disebut denagn RGB. Sedangkan warna subkratif adalah warna yang berasal dari pigmen, yaitu warna sian (cyan) atau biru, magenta atau merah, dan kuning yang mana didalm komputer dikenal dengan warna model CMY (Susanto: 2012).

Secara khusus dalam pigmen terdapat klasifikasi warna yaitu warna primer, sekunder, tersier dan kuarter. Warna primer merupakan wa rna pokok, adalah warna yang tidak dapat dibentuk oleh warna lain dan dapat digunakan sebagai bahan pokok pencampuran dan memperoleh warna lain, yaitu warna merah, kuning dan biru. Warna sekunder terjadi dari percampuran dua warna primer, adalah warna jingga atau oranye, ungu atau violet dan juga hijau. Ketiga warna primer dan sekunder tersebut sering dikatakan sebagai enam warna standar. Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dua warna sekunder. Warna tersier adalah coklat-kuning, coklat- merah, dan coklat-biru.

Warna kuarter atau warna keempat adalah warna hasil percampuran antara dua warna tersier, diantarannya coklat-jingga, coklat-hijau, dan coklat-ungu. Ada juga yang disebut dengan warna Intermediet yaitu warna yang berada diantara warna primer dan warna sekunder pada lingkaran warna, antara lain adalah kuning-hijau, kuning-jingga, merah-jingga, merah- ungu, biru- ungu dan biru-hijau. Seperti yang ditunjukan pada gambar I.

Gambar I: Diagram Warna

https://erbinabaroes.files.wordpress.com/2013/06/colorwheel.jpg

Warna pada fotografi sesuai dengan esensi dari fotografi dimana fotografi sebenarnya adalah merekam warna. Warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan manusia, seperti yang diungkap Langford (1982: 50) "color has such emotional power that it can create or destroy mood. So it is important to recognize how color is affecting a subject".

Perbedaan pencahayaan akan menyebabkan efek dramatis yang berbeda-beda pada hasil karya fotografi. Terkadang seorang fotografer ingin memberi nuansa panas ataupun dingin pada fotonya dengan menunggu perubahan dari sumber cahaya (matahari) atau menggunakan alat tambahan (seperti menyeting sumber cahaya atau dapat menggunakan filter), fotografer juga dapat mengubah sudut pandangnya untuk menghasilkan efek cahaya yang sesuai. Namun saat ini fotografer dapat mengoreksi pencahayaan dengan tools, baik dalam proses pencetakan ataupun dengan perangkat lunak komputer sepert i adobe photoshop.

Warna dalam fotografi salah satunya dipengaruhi oleh efek cahaya matahari. Panjang gelombang cahaya matahari berbeda-beda sesuai dengan waktu. Jika di pagi hari dan sore menjelang malam cahaya akan lebih redup dibandingkan dengan siang hari saat matahari sedang bersinar penuh dengan posisi vertikal. Warna selalu memberikan kesan. Setiap individu memiliki kesan berbeda terdadap warna, sebab warna dapat merespon mata dan menyebabkan perbedaan interpretasi dari yang melihat. Warna juga menjadi simbol serta identifikasi cerita dalam sebuah karya foto. Warna sangat berkorespondensi dengan elemen bentuk maupun cahaya. Karena itu, warna menjadi salah satu elemen penting dalam fotografi.

Warna dapat memberikan kekuatan elemen yang sangat kuat d i dalam fotografi. Perbedaan nilai gelap-terang (value) dapat digunakan untuk menonjolkan pesan atau informasi sekaligus menciptakan citra. Penampilan warna-warna yang kurang kontras dapat menciptakan kesan damai, statis dan

tenang. Sebaliknya, dengan warna-warna kontras memberikan kesan dinamis, riang, dramatis, dan bergairah (Supriyono: 2010). Foto dengan tampilan warna-warna yang menarik dapat memberikan atau terasa „lebih hidup‟ dan memiliki banyak nuansa. Warna dapat mempengaruhi emosi serta pengaruh latar belakang terhadap warna yang dilihat. Warna dapat menipu pandangan karena warna dapat tampil pasif atau mencolok, tampil ke depan atau belakang.

Warna dalam fotografi terbagi atas ada dua macam, yaitu: a. Vivid Colour

Vivid colour seperti merah, oranye, kuning memiliki karakter yang ditimbulkan yaitu bersemangat, riang, ramai dan terlihat bernuansa keras.

b. Pastel Colour

Pastel Colour adalah warna yang memiliki karakter tenang, teduh, halus, bernuansa lembut dan romantik. Contoh dari Pastel colour diantaranya biru, hijau, ungu, merah muda.

Warna biasanya dipakai untuk menyampaikan arti dalam aktifitas kehidupan sehari- hari. Beberapa warna ada yang menyatakan perasaan tertentu atau kebiasaan pada kebudayaan masyarakat tempat kita berkembang, misalnya warna putih dalam budaya Barat melambangkan kesucian, sedangkan di Cina melambangkan kematian. Ada juga warna yang bisa menyampaikan rasa secara universal (menyeluruh), misalnya kuning dan merah berarti perhatian dan peringatan.

5. Tekstur

Tekstur memiliki posisi yang penting dalam seni rupa, karena tekstur merupakan bahan dasar dari mana sebuah karya seni dibuat, karena tekstur melibatkan tiga indra perasa yang ada didalam tubuh yaitu, pengelihatan, sentuhan, dan suara. Bilamana dilihat nampak kasar kemudian diraba terasa kesadaran menghasilkan suara dari gesekan kulit dan benda yang disentuh. Tekstur dapat ditangkap melalui indera penglihatan maupun indera peraba.

Kusrianto (2007) menyatakan tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Ditinjau dari dari efek tampilannya tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur semu bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil raba dan penglihatan.

Tekstur memiliki hubungan dengan unsur visual yang lainnya, seperti titik, garis, bidang dan ruang. Dalam tekstur hal yang perlu diperhatikan adalah jatuhnya sinar terhadap benda tersebut. Penyinaran dapat memberikan kesan datar dan kontras.

Tekstur dalam konteks fotografi lebih cenderung pada tekstur semu, yaitu kesan visual dari suatu bidang. Tekstur dalam foto harus diperlihatkan dengan tepat agar tidak menghilangkan ciri-ciri aslinya sebagaimana pendapat Sularko (1990: 30) sebagai berikut:

Tekstur adalah sifat permukaan benda yang disajikan dalam gambar secara tepat, sesuai dengan aslinya, sutra harus digambarkan seperti sutra, kaca seperti kaca, mengkilat dan tembus cahaya, dan kayu seperti kayu dan tampak berat sifatnya.

Dokumen terkait