• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK FOTO HUMAN INTEREST KARYA AGUS LEONARDUS DITINJAU DARI ASPEK KOMPOSISI

C. Komposisi Fotografi Human Interest Agus Leonardus 1.Cari Kutu 1.Cari Kutu

8. Malaikat Pengawal

Malaikat Pengawal

Gambar XXXIV : Fotografi human interest Karya Agus Leonardus Sumber : Dokumentasi Pribadi Agus Leonardus

Format foto dalam karya yang berjudul "Malaikat Pengawal" menggunakan format vertikal. Pemilihan format ga mbar sangat berpengaruh dalam menampilkan objek serta membangun suasana dalam frame. Format ini akan memaksa pandangan bertumpu pada objek sehingga sangat efektif untuk

mendapat pandangan secara utuh. Kesan yang dibawa format vertikal dalam foto ini adalah kesan kuat yang sangat sesuai dengan judul foto.

Pada karya di atas, Agus Leonardus menggunakan sudut pengambilan gambar sebatas mata manusia (eye level) yang digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap latar belakang sebuah objek.

Jenis pencahayaan foto diatas menggunakan avaliable light dengan metode pencahayaan indirect light menghasilkan kesan halus dan merata sehingga menimbulkan gradasi yang halus, sangat mendukung penampilan warna akromatik seperti ini, dimana warna akromatik memiliki nuansa gradasi hitam-putih. Penggunaan warna hitam-putih pada foto juga membuat pandangan terfokus pada objek dan cerita yang ditampilkan tanpa terganggu dengan adanya warna yang beragam.

Gambar XXXV : Komposisi Diagonal dan 1/3 Bidang " Malaikat Pengawal" Sumber : Screenshot CorelDRAW X4

Susunan komposisi pada foto diatas adalah seseorang yang sedang tengkurap di tanah dan sebuah gambar (mural) malaikat pada tembok sebagai latar belakang. Komposisi yang digunakan Agus Leonardus dalam foto dia tas adalah komposisi diagonal yang memberi kesan dinamis. Teknis komposisi diagonal memberikan kesan garis yang memotong dari sudut ke sudut persegi panjang. Apabila dicermati susunan gambar malaikat dan bagian kepala objek foto akan membentuk garis lurus diagonal. Adanya malaikat diatas objek foto yang sedang tengkurap jugaa akan menimbulkan kesan bentuk segitiga sehingga tercipta keseimbangan pada foto, bentuk segitiga dapat juga mengesankan pusat perhatian. 9. Momong Anak

Momong Anak

Gambar XXXVI: Fotografi human interest Karya Agus Leonardus Sumber : Dokumentasi Pribadi Agus Leonardus

Foto "Momong Anak" ini menggunakan format horizontal yang dapat memberikan kesan luas dan tenang pada objek yang diambil. Hal tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh adanya kesamaan dengan mata manusia ketika melihat sesuatu lebih pada lebar dan luasnya ruang daripada tinggi.

Agus Leonardus menggunakan teknik high angle dalam pengambilan gambarnya. Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang difoto. Pada angle ini kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga dapat menampilkan perspektif pada foto. Dengan angle ini kita bisa memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam frame.

Dalam karya "Momong Anak" di atas menggunakan warna akroma tik dimana warna ini memiliki nuansa gradasi putih. Penggunaan warna hitam-putih pada foto juga membuat pandangan terfokus pada objek dan cerita yang ditampilkan tanpa terganggu dengan adanya bermacam warna.

Gambar XXXVII : Komposisi Diagonal dan 1/3 Bidang " Momong Anak" Sumber : Screenshot CorelDRAW X4

Foto diatas menampilkan sosok anak kecil sebagai objek utanmanya dengan bagian tubuh orang dewasa sebagai objek pendukung. Dalam foto ini juga terdapat elemen lain yaitu anak tangga yang tersusun rapi tempat mereka berjalan. Orang dewasa menggunakan tali untuk menjaga anak kecil yang ada didepannya agar tidak lari dan lepas dari pengawasannya. Pada bagian atas frame juga terdapat sedikit bagian kaki orang dewasa lain yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Kedalaman pada foto diatas dicapai menggunkan perspektif. Adanya perspektif dalam foto diatas dapat mengesankan dimensi. Agus Leonardus memanfaatkan matahari sebagai sumber cahaya dengan menerapkan metode direct light. Metode direct light ini mempunyai sifat yang keras sehingga menghasilkan bayangan yang tegas. Sedangkan arah cahayanya yang berasal dari atas menimbulkan kesan objek tampak tidak terpisah dengan latar belakangnya, yang dapat menambah kesan dimensi pada foto.

Foto "Momong Anak" memiliki satu eleman visual yang terlihat jelas yaitu elemen garis. Kesan garis ini terdapat pada susunan anak tangga yang apabila garis itu diteruskan akan memotong dari sudut kesudut persegi panjang. Komposisi yang digunakan Agus Leonardus dalam foto diatas adalah komposisi diagonal yang memberi kesan dinamis. Teknis komposisi diagonal memberikan kesan garis yang memotong dari sudut ke sudut persegi panjang. Komposisi segitiga juga terlihat pada arah pandang atau gerak anak yang berada di depan orang tuanya, yang menuntun pandangan kita searah dengan arah pandang atau arah gerak anak.

10. Waiting For The Time

Waiting For The Time

Gambar XXXVIII : Fotografi human interest Karya Agus Leonardus Sumber : Dokumentasi Pribadi Agus Leonardus

Format foto dalam karya yang berjudul " Waiting For The Time " menggunakan format vertikal. Kesan yang ditimbulkan melalui format vertikal pada foto tersebut bertujuan agar objek dapat tampil tunggal. Dalam karya ini Agus Leonardus menggunakan high angle dalam sudut pengambilan gambarnya, dengan maksud agar objek lain dapat dimasukan kedalam frame untuk mendukung objek utama yang tampil tunggal. Dengan adanya objek pendukung yaitu bagian

dari sebuah bangunan berupa batu dan lorong pada foto tersebut maka cerita yang ingin ditampilkan Agus Leonardus dapat tersampaikan dengan baik.

Foto dengan judul "Waiting For The Time" menampilkan seorang nenek yang sedang tertidur didalam sebuah bangunan yang terbuat dari batu. Latar belakang foto ini merupakan sebuah lorong dengan adanya cahaya yang masuk dari luar yang masuk melalui lorong tersebut. Dalam foto ini juga terdapat sebuah batu yang ada tepat dibagian belakang objek utama. Pada sisi kiri foto terdapat sebuah tembok batu yang merupakan bagian dari bangunan kuno.

Warna dalam karya " Waiting For The Time " tersebut menimbulkan kesan natural yang tampak pada keseluruhan foto. Hal ini tidak lepas dari metode pencahayaan yang digunakan yaitu indirect light dimana cahaya tidak langsung mengenai objek namun menyebar (deffuse) setelah melewati celah bagian atas bangunan (windows light). Metode pencahyaan ini mempunyai sifat yang lembut sehingga menghasilkan gradasi secara halus. Cahaya yang jatuh pada objek memberikan kesan dramatis pada foto dan membuat objek tampak tidak terpisah dengan latar belakangnya dan juga menampilkan tekstur pada bagian dinding batu. Kesan kedalaman pada foto ini ditimbulkan dengan adanya perspektif yaitu lorong yang dimasukan kedalam frame foto. Cahaya yang jatuh mengenai objek juga memberikan kesan dimensi pada foto dimana cahaya ini akan memunculkan tekstur pada benda vertikal, seperti pada bagian dinding yang terbuat dari batu.

Gambar XXXIX : Komposisi Diagonal dan 1/3 Bidang "Waiting For The Time"

Sumber : Screenshot CorelDRAW X4

Foto diatas menggunakan teknik Doft luas, dimaksudkan untuk menciptakan kesan padu pada objek yang tedapat pada foto tersebut. Penggunaan teknik ini juga bertujuan untuk menangkap moment secara menyeluruh dan merata yang dapat memberikan keseimbangan pada foto. Komposisi yang digunakan fotografer pada karya ini adalah menggunakan komposisi diagonal, dimana pada karya tersebut objek yang tergeletak menjadi point of interest. Susunan komposisi objek antara seseorang yang tergeletak, batu yang ada pada lorong dan juga lorong itu sendiri akan membentuk kesan garis diagonal yang memotong dari sudut ke sudut persegi panjang.

11. Beda Fungsi

Beda Fungsi

Gambar XL : Fotografi human interest Karya Agus Leonardus Sumber : Dokumentasi Pribadi Agus Leonardus

Format foto dalam karya yang berjudul "Beda Fungsi" menggunakan format horizontal. Format horizontal membuat foto akan terlihat menjadi lebih luas dan terkesan tenang, hal tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh adanya kesamaan dengan mata manusia ketika melihat sesuatu lebih pada lebar dan luasnya ruang daripada tinggi.

Dalam karya "Beda Fungsi" di atas menggunakan warna akromatik dimana warna ini memiliki nuansa gradasi hitam-putih. Kedalaman dalam foto ini ditampilkan dengan permainan gelap-terang sehingga objek utama tidak terganggu dengan adanya warna yang beragam. Penggunaan warna hitam-putih pada foto juga membuat pandangan terfokus pada objek dan cerita yang ditampilkan.

Pada foto diatas digunakan metode pencahayaan indirect light. Objek dalam foto berada ditempat teduh sehingga cahaya matahari tidak langsung jatuh mengenai objek namun dipantulkan dan menyebar oleh benda disekitanya. Indirect light sendiri memiliki sifat lembut dan merata sehingga menghasilkan gradasi warna abu-abu yang halus.

Pada karya di atas, Agus Leonardus menggunakan sudut pengambilan gambar sebatas mata manusia (eye level) untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap foreground sebuah objek juga menonjolkan sisi ekspresif pada objek. Foto di atas menggunakan teknik Doft luas, dimaksudkan untuk menciptakan kesan padu pada kedua objek yang tedapat pada foto tersebut. Penggunaan teknik ini juga bertujuan untuk menangkap moment secara menyeluruh dan merata yang dapat memberikan keseimbangan pada foto.

Gambar XLI: Komposisi Diagonal dan 1/3 Bidang "Beda Fungsi" Sumber : Screenshot CorelDRAW X4

Objek dalam karya diatas adalah orang-orang yang menggunakan alat serupa namun untuk keperluan yang berbeda. Objek depan mendorong alat semacam troly untuk membawa anakanya, sedangkan orang pada bagian belakang foto mendorong kursi roda dengan orang tua yang menaiki kursi roda tersebut.

Ditempatkannya kedua objek pada sudut foto yang berlawanan bukan tanpa maksud, melainkan untuk mendapatkan komposisi diagonal. Komposisi diagonal merupakan salah satu dari bera gam konsep komposisi foto yang memberikan kesan foto tampak lebih dinamis jika objek mengikuti konsep garis diagonal. Kedua objek memberikan kesan garis yang memotong dari sudut ke sudut persegi panjang dengan ditempatkannya kedua objek dengan sudut yang berlawanan. Penempatan objek pada foto diatas juga sangat mendukung tercipatanya keseimbangan dalam menyampaikan keseluruhan cerita.

107 BAB V PEN UTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai fotografi human interest Agus Leonardus ditinjau dari aspek komposisi, serta merujuk pada rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep dari karya fotografi human interest karya Agus Leonardus adalah menampilkan kesan dramatis sebuah cerita melalui permainan cahaya dan dimensi. Agus Leonardus juga sangat efektif menggunakan ruang dalam komposisi fotonya.

2. Karya foto human interest Agus Leonardus menggunakan format horizontal, vertikal, maupun square. Agus Leonardus selalu menempatkan objek utama foto pada bagian 1/3 bidang dan didominasi dengan penggunaan komposisi diagonal. Dalam karyanya Agus Leonardus selalu menampilkan gelap terang dengan permainan cahaya.

B. Saran

1. Penelitian dengan topik fotografi human interest diharapkan mampu menjadi pedoman fotografer atau mahasiswa untuk mempelajari fotografi, bagaimana membuat komposisi foto human interest yang baik, bagaimana pengambilan angle, kejelian menangkap moment. Mempelajari tentang pencahayaan, bagaimana cahaya itu jatuh pada objek, dari mana arah cahaya yang ada dan

teknis pemotretan lainnya. Memperhatikan konsep foto agar cerita yang ditangkap oleh foto dapat tersampaikan dengan baik.

2. Dalam memotret manusia tidak sekedar mengabadikan dari segi fisiknya saja, namun dapat merekam suasana emosional dan cerita yang terdapat pada interaksi yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, baik dengan lingkungannya ataupun dengan manusia lainnya sehingga dapat menghasilkan karya yang bermakna dan dapat menggugah perasan orang yang melihatnya.

3. Menjadi seorang fotografer human interest haruslah memiliki kepekaan secara emosional terhadap apa yang terjadi disekitarnya. Dapat merasakan permasalahan sosial yang ada, baik berupa kebahagiaan, kesedihan, mampu berkomunikasi dengan objek yang hendak diabadikan, serta mampu merekam semua emosi dalam suatu foto dan menyampaikannya kepada penikmat seni. 4. Fotografi Human Interest dapat lebih bermanfaat jika diniatkan untuk

tujuan-tujuan kemanusiaan, studi kebudayaan, sosial, penciptaan karya seni dan lain sebagainya. Aspek ini sepertinya belum disentuh sama sekali oleh Agus Leonardus dengan karya-karya foto human interest-nya. Memang foto-fotonya indah secara teknis, sebagai foto tunggal memiliki kekuatan content foto yang kuat, namun hakekat foto human interest tidak hanya sebatas itu. Foto perlu lebih menarik dan menantang dari sisi cerita dan nilai-nilai yang dirasakan. Perlu lebih konsentrasi pada subjek tertentu dan menunjukan pernyataan personalnya terhadap persoalan yang dihadapi subjek (hasil wawancaradengan pakar ahli fotografi Nofria Doni F itri M.Sn, hari Senin, 14 Maret 2016).

Dokumen terkait