• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3.1 Konsep

Pengembangan desain dilakukan oleh peneliti terkait dengan hasil kuesioner analisis kebutuhan yang telah disebarkan ke pada 39 siswa dan 6 guru.

kelayakan kuesioner validasi produk Siswa

Siswa Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 33 3.3 Sangat Baik 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat Baik 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 34 3.4 Sangat Baik 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 37 3.7 Sangat Baik 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 3.8 Sangat Baik 6 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 36 3.6 Sangat Baik 7 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 36 3.6 Sangat Baik 8 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35 3.5 Sangat Baik 9 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36 3.6 Sangat Baik 10 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 34 3.4 Sangat Baik 36.4 3.64 Sangat Baik

Desain pembuatan alat peraga kotak perkalian dan pembagian seperti alat peraga Montessori numerals and signs. Numerals and signs memiliki angka 0 sampai 9, dan penanda tambah dan kurang. Ilustrasi tersebut dapat dilihat dalam gambar 4.1 (Nienhuis, 2012: 125).

Gambar 4.1 Numerals and Signs

4.1.3.1.1 Desain Alat Peraga

Gambar 4.2 Kotak Bagian Atas Kotak Perkalian dan Pembagian

Gambar 4.4 Kotak dan Kartu Soal

Pengembangan alat peraga kotak perkalian dan pembagian merupakan sebuah kotak yang terdiri dari dua lantai dengan panjang total 47,6cm dan lebar total 15cm. Lantai atas berisi angka 0 sampai 9 berwarna merah dan terdapat penanda tanda tambah, kurang, kali dan bagi berwarna putih. Angka-angka dan penanda ini di beri sekat-sekat sebagai pembatas ruang penyimpanannya. Lantai bawah kotak ini, terdapat laci yang berisi 10 mangkok dengan ukuran yang sama dan 1 mangkok yang berbeda ukurannya. Mangkok-mangkok ini dipergunakan sebagai wadah menaruh manik-manik untuk berhitung.

Kotak kartu terbuat dari bahan yang sama, yaitu dengan menggunakan kayu pinus. Peneliti menggunakan kayu pinus sebagai bahan baku pembuatan pengambangan alat karena, warna dari kayu pinus berwarna coklat cerah, sesuai dengan analisis kebutuhan guru dan siswa dan kayu pinus terbilang ringan diantara kayu-kayu yang lain. Kotak kartu memiliki panjang 19,5 cm dengan tinggi belakang 7,6 cm, tinggi depan 4,5 cm dan lebar 9,5 cm.

Hal ini sejalan dengan kebutuhan guru dan siswa kelas II khususnya yang dapat dilihat pada tabel 4.18 dan 4.19 dihalaman 95 dan 98. Guru dan siswa memilih menggunakan kayu sebesar 50% dan 67%. Siswa memilih warna cerah

sebesar 67%. Alat kotak perkalian dan pembagian juga memenuhi syarat bahwa alat ini dapat membantu mempelajari lebih dari 1 materi yaitu dengan pilihan guru sebesar 50% dan siswa sebesar 95%. Sayangnya, alat ini tidak memenuhi kebutuhan guru dengan berat 2,05kg, tetapi hal ini memenuhi kebutuhan siswa sebesar 51%, sehingga memerlukan revisi. Alat ini juga memenuhi kebutuhan guru dalam ranah auto-education dan auto-correction masing-masing sebesar 100% dan 100% dan siswa sebesar

64% dan 77%

4.1.3.1.1.1 Pengumpulan Bahan

Pengumpulan bahan dilakukan setelah peneliti merasa yakin dengan desain alat peraga dan hasil analisis kebutuhan. Bahan yang dipilih adalah kayu yang ringan, berwarna cerah, dan kayu yang tahan rayap. Unsur gradasi yang dipilih oleh peneliti adalah penggunaan pin. Peneliti memilih kayu pinus sebagai kayu yang digunakan sebagai bahan pembuatan alat peraga. Berdasarkan hasil wawancara secara informal kepada tukang kayu pembuat alat peraga, kayu pinus memiliki beberapa kelebihan yakni berwarna ringan, cerah, dan anti rayap.

4.1.3.1.2 Desain Album Alat Peraga

Album alat peraga memuat tata cara penggunaan alat peraga yang sudah dikembangkan oleh Peneliti. Pembuatan album alat peraga didasarkan penggunaan alat peraga Montessori, indikator yang dibuat oleh peneliti, dan materi perkalian dan pembagian. Album alat peraga yang dibuat oleh peneliti memuat enam langkah penggunaan alat peraga kotak perkalian dan pembagian.

Pembuatan album juga mencakup cover. Cover ini hasil dari peneliti dalam mengembangkan cover album alat peraga.

Langkah yang pertama merupakan pengenalan dari alat peraga kotak perkalian dan pembagian. Pengenalan ini bertujuan agar anak mengenal bagian-bagian, nama-nama, dan aturan-aturan dalam penggunaan alat peraga kotak perkalian dan pembagian. Langkah yang kedua ialah mengenalkan konsep penjumlahan berulang merupakan asinonim dari konsep perkalian. Langkah ketiga merupakan konsep perkalian yang berarti penjumlahan yang berulang. Langkah kedua dan ketiga ini adalah perkalian dari 1 sampai 10, karena peneliti memiliki batasan pada hasil perkalian sampai dari 100. Langkah ke empat ialah pengurangan yang berulang merupakan konsep kalimat pembagian. Langkah kelima dan keenam merupakan konsep pembagian dengan mencari hasil pembaian tersebut dengan cara pengurangan berulang. Langkah kelima merupakan pembagian dua angka dengan satu angka, sedangkan langkah keenam merupakan pembagian dengan satu angka.

4.1.3.1.2.1 Validasi Album oleh Ahli Matematika Montessori

Validasi album dilakukan oleh ahli matematika Montessori. Ahli Montessori yang dipilih adalah dosen pengampu pembelajaran matematika yang sudah mengikuti pelatihan dan kegiatan observasi di sekolah Montessori.

Tabel 4.31 Validasi Album Alat Peraga

Ahli matematika Montesori juga memberikan komentar pada album yang divalidasi. Berikut ini tabel 4.31 mengenai komentar dari ahli matematika Montessori.

Tabel 4.32 Komentar Ahli Matematika Montessori

Berdasarkan penilaian dari ahli, serta komentar sebagai masukan untuk peneliti melakukan beberapa perbaikan. Ahli memberikan skor rerata sebesar 3,66 dan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”, sehingga intrumen ini layak untuk digunakan dengan perbaikan.

4.1.3.1.3 Pembuatan Alat Peraga dan Album

Pembuatan alat peraga dilakukan oleh tukang kayu di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Craft (YPCMC) di daerah Jl. Parangtritis Km. 7,5 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Pembuatan alat peraga memakan waktu 1 bulan.

kelayakan kuesioner validasi album oleh ahli Ahli Matematika

Montessori

Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 1 4 3 3 4 4 4 22 3.66 Sangat Baik

Penilai Komentar Keputusan

Ahli Matematika Montessori

Setiap satu minggu dua kali, peneliti berkunjung ke tempat pembuatan agar alat peraga yang dibuat sesuai dengan desain alat peraga.

Proses yang pertama ialah mencari bahan-bahan yang dapat mewadahi kelima ciri-ciri alat peraga, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto

education, dan kontekstual. Proses pencarian bahan pembuatan alat peraga ini

dilakukan di sekitar Yogyakarta dan peneliti mencari tahu beberapa ciri-ciri kayu dengan bertanya pada orang-orang yang pernah terlibat dalam pembuatan alat yang terbuat dari kayu, karyawan di toko kayu atau pemilik toko tersebut. Beberapa kayu yang ditemukan oleh peneliti membuat peneliti melakukan konsultasi dengan tukang kayu dan menetapkan kayu pinus adalah jenis kayu yang sesuai dengan kriteria dalam analisis kebutuhan. Peneliti memilih jenis kayu, yakni kayu pinus karena kayu pinus memilki warna yang cerah, anti rayap, mudah didaptkan dan dibentuk. Proses kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan konsultasi desain untuk mengkonfirmasi bisa atau tidaknya tukang kayu membuat alat peraga kotak perkalian dan pembagian. Proses selanjutnya, peneliti mendesain kartu soal dengan menggunakan Sofware Corel Draw X5

Portable. Kartu soal dicetak menggunakan kertas ivory 260 gram di tempat

percetakan.

Peneliti kemudian memantau perkembangan pembuatan alat peraga kotak perkalian dan pembagian. Minggu pertama pada hari pertama, peneliti melihat pembuatan kotak bagian atas dan pembuatan laci dan kedua kalinya pada minggu pertama peneliti ke tukang kayu, peneliti melihat pebuatan mangkuk besar dan kecil. Minggu kedua, peneliti melihat pembuatan angka, dan penanda.

Pembuatan alat peraga diakhiri dengan mengamplas dan pemberian pernis yang berulang kali, dengan cara mengamplas lalu memberikan pernis pada alat peraa lalu dikeringkan, diberikan pernis lagi lalu dikeringkan, proses ini dsebut

finishing. Pemberian warna hanya diberikan pada angka, yaitu berwarna merah

dan putih pada penanda operasi perhitungan, yang lainnya bagian dari alat peraa merupakan warna asli dari kayu pinus.Inilah hasil dari pembuatan alat peraga yang di kembangkan oleh peneliti dari alat peraga numerals and signs

4.1.4 Validasi Produk

Validasi produk merupakan validasi alat peraga yang dikembangkan dan telah divalidasi oleh ahli pemebelajaran Montessori, matematika Montessori dan guru,

Dokumen terkait