• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

DAFTAR REFERENSI

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Azwar, S. (2008). Realibilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi dan standar kompetensi

lulusan untuk satuan pendidikan dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Dahar, R. W. (2002). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Desminta. (2009). Psikologi perkembangan anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Haryono, D. (2014). Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Djamarah, S., B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset

Haditono, Siti R. (2006). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Hainstock, Elizabeth G. (1997). The Essential Montessori: An introduction to the

woman, the writings, the method, and movement. USA: A Plume Book

Heruman. (2008). Model pembelajaran matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kartono, K. (1995). Psikologi anak: psikologi perkembangan. Bandung: Mandar Maju

Kompas. (2011). Peringkat pendidikan Indonesia turun. Jakarta: Kompas, 3 maret 2011

Diakses 8 September 2013

http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/18555569/Indeks.Pendidikan. Indonesia.Menurun

Kompas. (2013). Skor pisa posisi Indonesia nyaris jadi juru kunci. Jakarta:

Kompas, 5 Desember 2013 Diakses tanggal 7 Oktober 2014

http://www.kopertis12.or.id/2013/12/05/skor-pisa-posisi-indonesia-nyaris-jadi-juru-kunci.html#sthash.l5IlpaCe.dpu

Kristiyono, H. (2008). Mahir perkalian dan pembagian dasar melalui metode

permainan kartu. Jurnal Pendidikan Penabur-No 10/ Tahun ke-7/ Juni

2008.

Diakses tanggal 3 Januari 2015

http://s3.amazonnaws.com/academica.edu.documents/31757834/Mahir-perkalian-libre.pdf

Latifa. (2013). Penggunaan alat peraga meteran untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa materi perkalian pada berkesulitan belajar matematika Kelas III SDN Kartodipuran Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Diakses tanggal 16 Oktober 2014 http://eprints.uns.ac.id/1875

Lillard, P. P. (1997). Montessori in the classroom. New York: Schocken Books.

Magini, Agustina P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius

Manner, Jean C. (2006). Montessori vs. traditional education in the public sector:

Seeking appropriate comparisons of academic achievement. Forum of Public Policy

Diakses 12 Desember 2014

http://www.forumonpublicpolicy.com/archivespring07/author.complete.we b.a.htm

Mardapi, D . (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset

Meggitt, C. (2013). Memahami perkembangan anak. Jakarta Barat: Indeks

Mertler, Craig A. (2014). Penelitian tindakan kelas. Jakarta Barat: PT Indeks

Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York : Schocken Books.

Montessori, M. (2008). The absorbent mind. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nienhuis. (2012). Nienhuis Montessori. California: Nienhuis Montessori.

Nurhayati, Ai N. & Maulana. Penerapan pendekatan matematika realistic dalam

penanaman konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat.

Diakses tanggal 3 Januari 2015

http://file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/198001252008121002-MAULANA/Artikel

Piaget, J. (1988). Antara pendidikan dan pikiran. Jakarta: PT. Gramedia

Pitamic, Maja. (2013).Teach me to do it my self (Ajari aku melakukannya sendiri). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Putra, Nusa. (2013). Research & Development: Penelitian dan pengembangan:

Purwanto, M. N. (2009). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rinke, Carol R., Steven J. Gimbel, Sophie H. (2012). Opportunities for inquiry

science classrooms: Learning from a culture of interest, communication, and explanation. USA: Springer

Runtukahu, T. & Kandou S. (2014). Pembelajaran matematika dasar bagi

anak-anak berkesulitan belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ruseffendi, E. T. (1979). Pengajaran matematika modern. Bandung: Tarsito

Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2009). Media

pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta:

Rajawali Pers.

Semiawan, C. R. (2008). Belajar dan pembelajaran prasekolah dan Sekolah

Dasar. Jakarta: PT. Indeks

Simanjuntak, L.,Poltak M., Domi C. M. (1993). Metode mengajar matematika

(Jilid 1). Jakarta: PT Rineka Cipta

Siregar, E. dan Hartini N. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Smaldino, Sharon. E, Deborah L. L., James D. R. (2012). Instructional technology

and media for learning: Teknologi pembelajaran dan media untuk belajar.

Jakarta: Kencana

Soesilowati. (2011). Perkalian itu asik dan menyenangkan. Jakarta: PT Grmedia Pustaka Utama

Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah & standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. (2006). Jakarta: BP. Cipta Jaya

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Suhartono, Suparlan. (2009). Filsafah pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha

Sukmadinata, Nana S. (2007). Metode penelitian pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sundayana, H. R. (2014). Media dan alat peraga dalam pembelajaran

matematika. Bandung: Alfabeta

Suparlan. (2004). Mencerdasakan kehidupan Bangsa : dari konsepsi sampai

dengan implementasi. Yogyakarta : Hikayat Publishing

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Suprahbawati, N. & Dewi K. (2014). Peningkatan kemampuan konsep bilangan

dengan menggunakan metode Montessori untuk anak usia 3-4 tahun di PPT Ananda Tandes Surabaya. Surabaya: OJS

Diakses tanggal 21 Desember 2014

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud.teratai/article/view/8137

Supriadi, D. (2013). Matrik: menjadikan matematika lebih mudah dan

menyenangkan. Bandung: Nuansa

Susanto, A. (2013).Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep,

landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta: Kencana

Uran, L. Lame. (1963). Didaktika. Flores: Nusa Indah Ende

Walle, John. A. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah. Jakarta: Erlangga

Widiyoko, Eko P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Widiyoko, Eko P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yusuf, S. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Grafindo

Yusuf, H. S. (2009). Psikologi perkembangan anak dan remaja Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yusuf, H. S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

141

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.9 Garis Besar Wawancara Kepala Sekolah

LEMBAR WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Nama :

Sekolah :

Hari/ tanggal :

Jam :

1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius Pugeran terkait dengan pembelajaran matematika?

2. Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Pugeran terkait dengan mata pelajaran matematika?

3. Bagaimana kesan siswa SD Kanisius Pugeran terkait dengan mata pelajaran matematika?

Catatan : jika kesan yang ditimbulkan negatif, apa yang menyebabkan siswa memiliki kesan tersebut.

4. Apakah siswa SD Kanisius Pugeran mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika?

(Catatan : Jika ya, apa saja kesulitan yang dialami siswa terkait dengan mata pelajaran matematika)?

5. Apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan tersebut (metode, alat peraga, strategi belajar,dll)

6. Apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran untuk menangani kesulitan tersebut?

Catatan jawaban no.6

Jika pernah, alat peraga seperti apa yang pernah diupayakan? -> Jika pertanyaan ini yang dijawab, maka wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan no. 7.

Jika tidak, apakah sekolah ingin mengupayakan pengadaan alat peraga?-> Jika ingin pertanyaan dihentikan sampai dengan pertanyaan ini saja, kemudian dilanjutkan dengan analisis kebutuhan.

7. Bagaimana proses pengadaan alat peraga matematika di SD Kanisius Pugeran?

(memperhatikan hal apa aja terkait dengan pengadaan, seperti : menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education)

8. Bagaimana penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran di kelas terkait dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan?

(Catatan : klasikal/ kelompok/ individual)

9. Apakah sudah pernah dilaksanakan penelitian di SD Kanisius Pugeran terkait dengan alat peraga?

10. Bagaimana proses pelaksanaan penelitian tersebut?

Catatan : pertanyaan bisa mengalir sesuai dengan jawaban responden dan susunan pertanyaan ini hanya sebagai pedoman wawancara.

Yogyakarta, ……….. Pewawancara

1.10 Transkrip Wawancara Kepala SDK Pugeran I

Kamis, 28 Agustus 2014 P : Peneliti

KP : Kepala Sekolah

P : Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar secara umum di SD Kanisius Pugeran I terkait dengan pembelajaran matematika?

KP : Kalau kelas atas pada tahun lalu, matematika diajar oleh guru matematika, tetapi karena sekarang tematik jadi yang mengajar guru kelas.jadi proses belajar mengajar tergantung ya dari style mengajar guru tersebut.

P : Apa saja pretasi belajar yang didapatkan siswa SD Kanisius Pugeran terkait dengan mata pelajaran matematika?

KP : Prestasi belajar mat ya? Prestasi belajar Matematika untuk mengikuti lomba hanya sampai UPT saja, kalau IPA bisa sampai kota. Itu hanya kelas atas saja yang kelas bawah belum.

P : Bagaimana kesan siswa SD Kanisius Pugeran terkait dengan mata pelajaran matematika?

KP : Anak-anak menganggap matematika itu sulit, tapi ya tidak semua. Ada yang suka, jadi dari soal-soal yang diberikan, ia merasa tertantang untuk menjawab. Prestasi belajar matematika saya akui masih dalam tingkatan bawah sampai sedang.

P : Apakah siswa SD Kanisius Pugeran mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika?

KP : Saya kira iya, karena tidak terdampingi dengan baik. Kalau anak merasa kesulitan bisa bertanya pada guru pada pagi hari, ketika kami masih selo.Kalau pulang sekolah ada bimbingan belajar juga, jadi siswa biasa banyak bertanya disana.

P : Apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan tersebut?

KP : Ya itu tadi, kurangnya pendampingan. Mungkin dari pihak guru juga, karena mereka mengajar anak dalam jumlah banyak.Tidak mungkin harus mengurus anak satu –satu dalam satu waktu.

P : Apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran untuk menangani kesulitan tersebut?

KP : Pernah, pengadaan dari dinas. Ada alat peraga di ruang alat peraga. Kalau untuk IPA banyak, kalau matematika sedikit, contohnya timbangan. Kalau anak kelas atas biasanya membuat alat peraga sendiri, tidak sering seklai memang, tetapi cukup membantu, seperti mindmap.

P :Bagaimana proses pengadaan alat peraga matematika di SD Kanisius Pugeran?

KP : Pengadaannya dengan cara membeli, dari dinas juga ada.Kalau matematika terbatas, jadi kami biasanya pakai gambar, video juga ada.Kalau kami mementingkan lebih ke fungsinya, mereka bisa lebih paham, masalah warna, menarik itu belakangan.

P : Bagaimana penggunaan dan perawatan alat peraga matematika dalam pembelajaran di kelas terkait dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan?

KP : Alat peraga tidak bisa 1 anak memegang 1 alat, keculai anak itu membuat sendiri.Alat peraga dilaboraturium itu tidak banyak, jadi mungkin berkelompok memakainya atau membuat sendiri.Mengenai perawatan, hanya dibersihkan seperti biasa, tidak terlalu sering memang, kalau kerja bakti saja.

P : Apakah sudah pernah dilaksanakan penelitian di SD Kanisius Pugeran terkait dengan alat peraga?

KP : Ada, waktu itu penelitian di kelas 1 pake papan paku, kelas 2 membuat alat peraga pembelajaran apa begitu saya lupa tapi ada kok.

P : Bagaimana proses pelaksanaan penelitian tersebut?

KP : Biasanya langsung dengan guru kelasnya, guru kelas yang mengurus.Saya tidak tahu menahu, saya hanya memberikan izin saja, selebihnya peneliti bersama guru bekerjasama.

1.11 Garis Besar Wawancara Guru

LEMBAR WAWANCARA GURU

Nama :

Tugas Mengajar :

Kelas :

Hari, tanggal :

Jam :

1. Alat peraga matematika apa saja yang dimiliki oleh kelas IISDK Pugeran I?

2. Bagaimana penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran di kelas IISDK Pugeran I?

3. Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi ketika bapak/ ibu menggunakan alat peraga matematika dalam pembelajaran?

4. Bagaimana pengadaan alat peraga matematika oleh guru?

6. Kesulitan apa saja yang dialami guru dalam penggunaan alat peraga matematika di kelas II?

7. Kesulitan belajar apa saja yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika di kelas II?

8. Usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa kelas II di SDK Pugeran I?

Yogyakarta, ……….. Pewawancara

1.4 Transkrip Wawancara Guru SDK Pugeran I

Kamis, 28 Agustus 2014 P : Peneliti

G : Guru

P : Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar di kelas II secara umum di SD Kanisius Pugeran I terkait dengan pembelajaran matematika?

G : Kalau untuk kelas II,untuk semester I KD nya masih seperti kemarin. Karena kurikulum 2013, ada yang harusnya disemester II, jadi masuk ke semester I itu juga ada.Seperti perkalian, pembagian, waktu juga.Belajar seperti biasa, memakai buku cetak, terkadang belajar diluar kelas, terkadang pasti anak bosan belajar didalam.

P : Apa saja prestasi belajar yang didapatkan siswa kelas II SD Kanisius Pugeran I terkait dengan mata pelajaran matematika?

G : Untuk lomba, belum ditanggapi untuk kelas II. Untuk tahun ajaran baru ini akan dipersiapkan. Kalau kelas atas sudah, cuma hanya sampai UPT, tidak sampai kota begitu kayak IPA.

P : Bagaimana kesan siswa SD Kanisius Pugeran I terkait dengan pembelajaran matematika di kelas II ?

G : Kesan untuk anak –anak masih senang, karena masih terbilang mudah, materinya masih terbilang mudah .minat kelas rendah pasti besar, kalau sudah melewati kelas rendah ke kelas atas, materinya masih sulit, jadi

susah materinya. Kalau sudah masuk perkalian pembagian itu sudah mulai susah.

P : Apakah siswa SD Kanisius Pugeran kelas II mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika?

G : Ya, siswa kurang teliti dalam menjawab soal, lupa juga. Beberapa tahun terakhir yang paling susah, selama saya kerja disini lho ya, untuk yang dipelajari itu perkalian dan pembagian. Penjumlahan berulang, pengurangan berulang, kalau membilang masih mudah.Memang untuk perkalian dan pembagian, penjumlahan berulang itu lama sekali dongnya. P : Apa yang menyebabkan siswa kelas II mengalami kesulitan tersebut? G : Anak cenderung kurang teliti dalam pengerjaan soal. Kadang seperti

memperhatikan pembelajaran, tapi sepertinya tidak.Ada juga yang malah mengobrol sendiri.

P : Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami siswa kelas II?

G : Ya, kalau tidak bisa, saya datangi, lalu saya ajarkan. Terkadang ada salah satu anak, saya harus nunggu lama sampai anak itu selesai menulis saja 10 soal bisa sejam.

P :Usaha apa saja yang pernah bapak/ ibu lakukan untuk menangani kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas II ?

G :.Biasanya ada bimbingan belajar sepulang sekolah, nah saya pakai untuk mendalami materi agar anak-anak mengerti.Diberi soal begitu,

soal-soal saya ambil dari LKS, nanti soal-soalnya terkadang ada gambarnya, biar anak bisa menggambar juga, tidak bosan.

P : Apakah bapak/ ibu guru pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran untuk menangani kesulitan tersebut?

G : Kalau alat peraga, kami tidak siap untuk menerapkan pembelajaran alat peraga, karena kurangnya waktu. Paling pakai kertas saja., pernah memakai dadu. Memakai yang sederhana saja, untuk materi sudut2 saja memakai karton dipotong2 saja.Yang ada saja disekitar kita saja, kalau mau buat waktunya ga cukup.Kalau mau ngukur ya pake penggaris, kalau berat pakai timbangan.

P : Apakah ibu memperhatikan warna, kemenarikan suatu alat peraga dalam pembelajaran dan auto-education atau auto-corectionnya?

G : Kalau warna memang membuat anak tertarik , warna cerah apalagi, kan? kalau itu – itu aja alatnya ya bosen. Kurikulum 2013 ini semua digabung, kegiatan menjadi satu, kendalanya banyak sekalai, belum lagi menunggu yang lelet.Untuk menerangkan yang cepat, bisa cepat, tetapi yang lama, ya lama.Saya mungkin lebih ke pemahamannya dulu saja sih.

P : Bagaimana proses pengadaan alat peraga matematika di SD Kanisius Pugeran I, terkait dengan kemenarikan alat peraga, gradasi, auto-education dan auto-corection?

G : Alat peraga ada, tapi ga banyak untuk matematika sendiri, seharusnya memang ada fasilitas dari sekolah. Kita juga tidak bisa membuat alat peraga setiap hari karena keterbatasan waktu belum lagi mata pelajaran lain.

Pengadaan memang seharusnya memeperhatikan warna, yang cerah pasti menarik dan juga keamanan. Dulu pernah mba C itu memakai jarum, jarum itu berbahaya bagi siswa.Memang bagusnya seperti itu, ada warna,

bergradasi itu tadi, auto-education dan auto-corectionnya, tetapi yang saya dahulukan anak-nak itu paham saja.Pengendali kesalahan itu ga terlalu penting sebenarnya, yang penting paham saja.

1.5 Garis Besar Wawancara Siswa

LEMBAR WAWANCARA SISWA

Nama :

Kelas :

Hari/ tanggal :

Jam :

1. Apakah bapak/ ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga pada saat pembelajaran matematika? Pada saat materi apa saja?

2. Bagaimana bapak/ ibu gurumu menggunakan alat peraga tersebut?

3. Kesulitan belajar apa saja yang kamu alami dalam pembelajaran matematika di kelas II?

4. Bagaimana perasaanmu apabila pada saat pembelajaran matematika bapak/ ibu gurumu menggunakan alat peraga?

5. Bagaimana pendapatmu apabila pada saat pembelajaran matematika bapak/ ibu gurumu menggunakan alat peraga?

Yogyakarta, ……….. Pewawancara

1.6 Transkrip Wawancara Siswa SDK Pugeran I

Rabu, 17 September 2014

P : Peneliti

S : Siswa bernama Di

P : Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika di kelas? S : Senang

P : Kenapa?

S : Ya, gapapa. Seneng aja.

P : Coba ceritakan, bagaimana pembelajaran matematika yang kamu alami di kelas?

S : Bu D, ngajar dikelas, nulis dipapan itu to, terus aku nulis. P : Materi apa saja yang menurutmu sulit?

S : Perkalian itu susah banget, oia pembagian juga. Kalau tambah tambah, gitu aku sudah bisa.

P : Apa yang membuat materi tadi, perkalian dan pembagian itu sulit kamu pahami?

S : Kenapa ya? Susah aja pokoknya.

P : Apa yang dilakukan bapak/ ibu gurumu ketika kamu tidak mengerti materi yang diajarkan?

S : Ya diajarin lah, tapi ga sering-sering.

P : Apakah Bu D pernah menggunakan alat peraga ketika kamu tidak mengerti materi yang diajarkan?

S : Hah? Alat peraga itu apa sih?

P : Alat pembelajaran untuk membantu kamu belajar S : Oh ia. Ga pernah tuh

P : Apa kamu ingin mencoba menggunakan alat peraga matematika saat pembelajaran di kelas?

P : Menurutmu, lebih mudah memahami materi mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga atau tidak?

S : Lebih paham, soalnya dulu pernah ada bu guru kesini to, terus ngajarin aku to, terus aku bisa.

P : Apakah alat peraga tersebut menarik atau tidak?

S : iya sih, ada warnanya gitu, terus enak aja, bisa dipegang-pengang gitu. P : Apakah kamu bisa menggunakan alat peraga tersebut?

S : Bisa, kan aku diajarin dulu sama ibunya to, terus nyoba sendiri

P : Apakah kamu bisa mengetahui kesalahanmu sendiri ketika menggunakan alat peraga tersebut?

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN 2.10 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Sebelum Divalidasi No

. Indikator Kalimat Pertanyaan

Penilaian

Saran 1 2 3 4

1. Auto-education

8. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika?

(...) Pernah

Sebut dan jelaskan

... ... (...) Tidak Pernah Alasan : ... ... 2. Auto-education

9. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep matematika? (…) Ya

(…) Tidak 3. Kontekstu

al

10. Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar?

(...) Pernah. Alasan

... ... ...

(...) Tidak Pernah. Alasan

... ... ...

4. Kontekstu al

11. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang anda suka? (...) Kayu (...) Besi (...)Lainnya,sebutkan ... ...

*)Jawaban boleh lebih dari satu

5. Menarik 12. Menurut Bapk/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik?

(…) Ya (…) Tidak

*Pilih salah satu

6. Menarik 13. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga?

(…) Gelap

Sebutkan contoh warnanya

……… ………

(…) Cerah

Sebutkan contoh warnanya

...……….…...………… ………

*Pilih salah satu

7. Bergradas i

14. Menurut anda bagaimana cakupan fungsi dari 1 alat peraga yang baik?

(...) 1 alat peraga 1 materi Alasan:

... ... (...) 1 alat peraga >1 materi

Alasan: ... ... ... 8. Bergradas i

15. Jika dilihat dari beratnya, alat peraga manakah alat peraga matematika yang Bapak/ Ibu suka?

(...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg)

*Pilih salah satu

Mengapa? Jelaskan! ……… ……… ……… 9. Auto-correction

16. Bagaimana kriteria alat peraga yang berkualitas? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.

Alasan:

... ... ...

(...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:

... ... ...

10. Auto-correction

17. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya

2.11 Kuesioner Analisis Kebutuhan Sesudah Divalidasi

ANALISIS KEBUTUHAN GURU TERKAIT ALAT PERAGA MATEMATIKA

Nama Lengkap :

Tugas Mengajar :

Nama SD :

Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah dan isilah jawaban sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!

1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika?

(...) Pernah

Sebut dan Jelaskan!

... ... ... (...) Tidak Pernah Alasan : ... ...

2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep Matematika?

(…) Ya (…) Tidak

Tanda Tangan

3. Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Ya Alasan : ... ... ... (...) Tidak Alasan : ... ... ...

4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? (…) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (…)Lainnya,sebutkan... ...

*)jawaban boleh lebih dari satu

5. Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik?

(…) Ya (…) Tidak

6. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap

……… ……… (…) Cerah

Sebutkan contoh warnanya!

...……….…...……… ……… 7. Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga

yang baik berdasarkan fungsinya? (...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi

Alasan:

……… ……… ……… (...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi

Alasan:

... ... ………

8. Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal untuk siswa kelas II gunakan?

(...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) Mengapa? ……… ………

Dokumen terkait