BAB II KAJIAN PUSTAKA
3. Teori Konflik
“Konflik berasal dari kata kerja latin “Configere” yang berarti
”saling memukul”. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya” Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan adanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, maka konflik merupakan situasi yang wajar terjadi dalam setiap bermasyarakat dan tidak ada satu pun masyarakat yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat yang lain, konflik ini hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya sebuah masyarakat itu sendiri.
Perspektif sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha menaklukkan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. “Dalam pandangan ahli sosiologi, masyarakat yang baik ialah masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual.Konflik sosial dianggap sebagai kekuatan sosial utama dari perkembangan masyarakat yang ingin maju ketahap – tahap yang lebih sempurna”.Teori konflik sosial memandang antar elemen sosial memiliki
kepentingan dan pandangan yang berbeda.Perbedaan kepentingan dan pandangan tersebut yang memicu terjadinya konflik sosial yang berujung saling mengalahkan, melenyapkan, memusnahkan diantara elemen lainnya.
Konflik adalah sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan bagi setiap masyarakat. Dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Kunci untuk memahami Marx adalah idenya tentang konflik sosial.Konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk merebut aset-aset bernilai.Bentuk dari konflik sosial itu bisa bermacam-macam, yakni konflik antara individu, kelompok, atau bangsa. Marx mengatakan bahwa potensi-potensi konflik terutama terjadi dalam bidang pekonomian, dan ia pun memperlihatkan bahwa perjuangan atau konflik juga terjadi dalam bidang distribusi prestise/status dan kekuasaan politik.
Munculnya sebuah konflik dikarenakan adanya perbedaan dan keberagaman.Dari pernyataan tersebut, maka diambil sebuah contoh yang mana terdapat di negara Indonesia yang semakin lama menunjukkan adanya konflik dari setiap tindakan-tindakan yang terjadi dan konflik tersebut terbagi secara horizontal dan vertikal.Konflik horizontal adalah konflik yang berkembang di antara anggota kelompok, sepertinya konflik yang berhubungan antara suku, agama, ras, dan antar golongan.Sedangkan
konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat dan juga negara atau pemerintahan.Umumnya konflik tersebut muncul karena masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan, seperti konflik yang terjadi akhir-akhir ini yang menuntut adanya sebuah kebijakan dari pemerintahan untuk menaikkan gaji para buruh.
Terdapat banyak konflik yang terjadi di kehidupan masyarakat, karena dari hal-hal kecil pun bisa menimbulkan sebuah konflik yang berakhir dengan kerusuhan-kerusuhan yang besar bila tidak ditanggapi dengan cepat dan serius.Tetapi konflik tersebut bisa membuat kehidupan masyarakat bersatu apabila golongan-golongan bawah bisa membentuk sebuah kelompok untuk membereskan permasalan dengan pikiran dingin.Dan tak banyak konflik yang bisa mengakibatkan perpecahan yang merusak kehidupan masyarakat, perprcahan tersebut membuat kehidupan tak berjalan dengan sangat baik.
Menurut peneliti teori ini sangat berkaitan degan tema Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Kesejahteraan Masyarakat yang dimana dalam proses sistem penyaluran program keluarga harapan tersebut harus mengatasi situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya untuk mencapai suatu tujuan dan harus mengatur bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem penerima bantuan program keluarga harapan harus memelihara pola-pola Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
C. Kerangka Pikir
Melalui PKH (Program Keluarga Harapan), KM (keluarga miskin) didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan.
PKH diarahkan untuk menjadi episentrum dan center of excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.
Tujuan Program ini dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban ekonomi KPM (keluarga penerima manfaat) dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.
Dalam mendapatkan Bantuan PKH itu sendiri ada beberapa syarat yaitu: Ibu hamil tapi hanya sampai kehamilan ke dua, balita, SD, SMP,SMA dan kehadirannya minimal 80%, dan lansia. Proses penyalurannya hinga penerimaan bantuan PKH langsung di berikan kepada penerimanya melalui rekening.
Besar harapan saya agar para penerima PKH dapat memaksimalkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam mengunakan bantuan PKH, karena bantuan PKH ini sangat bermakna kepada keluarga kurang mampu.
Ketika masyarakat yang masih mendapatkan PKH dan merasah kehidupannya sudah layak agar kiranya sudah bisa keluar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) itu sendiri, sehingga masyarakat yang kurang mampu bisa terealisasikan
Tabel 2.1 Bagang Kerangka Pikir
D. Penelitian Relevan
1. Kontribusi Program Keluarga Harapan dalam menunjang pendidikan siswa kurang mampu di desa marioriaja kecamatan marioriwawo kabupaten soppeng. (Syahriani: 2016)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pengetahuan RTSM terhadap PKH bahwa Rumah Tangga Sangat Miskin telah mengetahui pengertian, tujuan dan kepesertaan PKH. 2) kontribusi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam menunjang pendidikan siswa kurang mampu di Desa Marioriaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah pemberian uang tunai kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH) untuk biaya pendidikan anak-anak Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). 3) dampak Program Keluarga Harapan (PKH) dalam menunjang pendidikan siswa kurang mampu di desa marioriaja kecamatan marioriwawo kabupaten soppeng adalah, dampak positif yaitu meringankan beban pengeluaran bagi rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), dan anak-anak Rumah Tangga Sangat Miskin dapat menyelesaikan program pendidikan dasar 9 tahun, dan peningkatan kehadiran siswa di sekolah. Sedangkan dampak negatifnya yaitu, bantuan Program Keluarga Harapan sering salah sasaran yaitu dibelanjakan untuk kebutuhan pokok, dan juga masyarakat malas bekerja dan sangat berharap pada bantuan Program Keluarga Harapan yang jadi pembeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yakni penelitian ini berbicara tentang pengertian, tujuan dan kepesertaan PKH, kontribusi serta dampak PKH terhadap pendidikan anak yang kurang mampu sedangkan penelitian yang ingin lakukan yakni
Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program keluarga harapan, Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan yakni membahas tentang program keluarga harapan yang dimana menjadi harapan bagi masyarakat yang kurang mampu dalam membantumasyarakat baik dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
2. Analisis pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di kelurahan rawaterate jakarta timur. (Raudhotul jannah: 2019)
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Rawaterate sudah berjalan dengan baik, terlihat dari proses kegiatan pertemuan awal, sosialisasi pendamping, pencairan bantuan, pemutakhiran data dan verifikasi komitmen peserta. Serta kendala yang dihadapi selama pelaksana PKH di lapangan, antara lain keterlambatan informasi yang di berikan pusat kepada daerah sehingga menyulitkan pendamping untuk meneruskan informasi tersebut kepada peserta PKH, terutama dalam hal pencairan dan bantuan dan verifikasi data. Penelitian ini berbicara tentang analisis pelaksanaan PKH yang dimana peneliti menemukan kendala-kendala yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan bantuan PKH seperti keterlambatan informasi dari pusat kedaerah. Penelitian ini hampir mirip dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan yakni implementasi bantuan PKH yang jadi pembeda yakni yang ingin peneliti lakukan bukan hanya berfokus pada implementasinya tapi juga dengan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasinya.
3. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya pengentasan kemiskinan di kecamatan Ngaliyan Kota Semarang (Analisis Bimbingan Penuluhan Islam). (Shella Yulia Rosalina: 2018)
Hasil penelitian menunjukkan, proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang yakni sebagai berikut: 1). Target penetapan sasaran calon penerima PKH. 2). Penetapan lokasi penerima Program Keluarga Harapan3). Proses persiapan pertemuan awal dan validasi 4). Penyaluran bantuan 5).Pembentukan kelompok peserta Program Keluarga Harapan 6).Verifikasi komitmen 7).Penangguhan dan pembatalan 8).Pemutakhiran data 9).Pengaduan peserta PKH. Kemudian, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode individual dan kelompok, terbukti Program Keluarga Harapan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dilihatdari tujuan dan fungsi Bimbingan Penyuluhan Islam telah tercapai. Hal tersebut memberikan arti bahwa dengan adanya Program Keluarga Harapan dapat membantu mengurangi kemiskinan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, mes kipun pencapaiannya belum maksimal. Penelitian ini di berfokus pada analisis bimbingan penuluhan islam yang dimana yang menjadi sudut pandang sesuai dengan penuluhan islam sedangkan yang ingin peneliti lakukan lebih umum dalam memandang focus penelitianya dari implementasi dan faktor implementasi bantuan PKH itu sendiri.
Penelitian yang mengkaji tentang seputar Program Keluarga Harapan (PKH) telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain:
1. Kontribusi Program Keluarga Harapan dalam menunjang pendidikan siswa kurang mampu di desa marioriaja kecamatan marioriwawo kabupaten soppeng (Syahriani : 2016)
2. Analisis pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di kelurahan rawaterate jakarta timur (Raudhotul jannah : 2019)
3. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya pengentasan kemiskinan di kecamatan Ngaliyan Kota Semarang (Analisis Bimbingan Penuluhan Islam) (Shella Yulia Rosalina : 2018) Dari ketiga penelitian relevan diatas perbedaan mendasar yang peneliti lihat yaitu fokus masalah yang dikaji.Sahriyani 2016 berfokus kepada Kontribusi Program Keluarga Harapan dalam menunjang pendidikan.Raudhotul jannah 2019 Analisis pelaksanaan Program Keluarga.Harapan Shella Yulia Rosalina 2018Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam upaya pengentasan kemiskinan.Persamaan yang jelas dari tiga penelitian relevan diatas yakni sama-sama membahas tentang bantuan pemerintah yakni bantuan PKH sedangkan fokus penelitian ini di fokuskan kepada Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekataan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya menggunakan Penelitian kualitatif.Alasan memilih penelitian kualitatif karena merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati oleh peneliti.Penelitian kualitatif terjadi di latar alami yaitu dimana aktivitas-aktivitas itu berlangsung.Data diperoleh berdasarkan hasil dari pengamatan, kutipan, pendapat, pemikiran, pandangan, dan lain-lain. (Rugea Aristia:2015)
Pendekatan ini sangat cocok digunakan oleh penelitian yang akan digunakan oleh peneliti karena peneliti ingin melihat secara langsung dilapangan serta menggali berbagai informasi mengenai Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat di Desa Gentungang. Temuan-temuan yang didapat dilapangan kemudian di deskripsikan dalam bentuk narasi sesuai dengan fakta-fakta yang real serta nyata apa adanya.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini yaitu pendekatan Studi Kasus merupakan rancangan penelitian yang ditemukan di banyak bidang, khususnya evaluasi, di mana peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus, sering kali program, peristiwa, aktivitas, proses, atau satu individu atau lebih.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi Penelitian
Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang berjudul "Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat" akan dilaksanakan di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Peristiwa / Persoalan (issu)
Program Keluarga Harapan dalam Kesejahteraan Masyarakat ingin melihat implementasinya dalam masyarakat baik dari Pelaksanaanya, masalah-masalah hingga factor pendorong dan penghambat dalam bantuan program keluarga harapan ini.
Tabel: 3.1 Lokasi Penelitian dan Peristiwa / Persoalan (issu)
Adapun alasan memilih lokasi tersebut di dasarkan pada objek yang akan di teliti yakni Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat, mempermudah peneliti memperoleh keterangan-keterangan atau data-data yang terkait dengan Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat.
2). Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini terhitung dari Pengusulan judul bulan Februari 2020 sampai dengan bulan April 2021.
No Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Keterangan
1 Pengusulan Judul Februari 2020 Usulkan 3 Judul Penelitian 2 Penyusunan Proposal Agustus 2020 Menyusun proposal
Bab I-III 3 Konsultasi Pembimbing
(bimbingan proposal)
September-Oktober 2020
Konsultasi Pembimbing, 3 kali konsultasi di
pembimbing II dan 2 kali konsultasi pembimbing I 4 Seminar Proposal Oktober 2020 Seminar Proposal secara Daring 23 Oktober 2020 5 Pengurusan Izin
Penelitian
November 2020 Surat Izin dari LP3M, DPM-PTSP, Kabupaten
Diberikan Izin untuk menelitih dari desa tanggal 8 Wawancara November 2020 Melakukan wawancara
– Januari 2021 terhadap informan baik masyarakat penerima bantuan PKH, pemerintah desa, dan pendamping PKH
9 Dokumen November 2020
– Januari 2021
Mengambil data dari desa dan pendamping PKH tentang pelaksanaan program bantuan PKH di desa gentungang
Tabel: 3.2 Waktu Penelitian C. Informan Penelitian
Informan adalah subjek penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai permasalahan/fenomena yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan kriteria sebagai berikut: (1). Penerima bantuan PKH (2). Pendamping PKH. (3). Pemerintah setempat.
Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling, yaitu : a. Informan kunci adalah informan yang mengetahui secara mendalam
permasalahan yang sedang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu pendamping PKH
b. Informan utama adalah informan yang terlibat langsung secara teknis dan detail tentang masalah dengan apa yang sedang diteliti. Informan dalam penelitian ini yaitu penerima bantuan PKH
c. Informan pendukung adalah infoman yang ditentuan atas dasar pertimbangan yang memiliki pegetahuan dan sering berhubungan baik secara formal maupun informal dengan informan kunci yang sedang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala desa Gentungang
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Kesejahteraan Masyarakat. Sasaran dari penelitian yaitu;
a. Implementasi bantuan program keluarga harapan terhadap pendidikan dan kesehatan seperti, batuan dalam pendidikan untuk anak yang sedang menempuh pendidikan dan kesehatan seperti ibu hamil, disabilitas berat, lanjut usia dll.
b. Faktor yang mempengaruhi implementasi, faktor pendorongnya yakni kebutuhan masyarakat terhadap bantuan program keluarga harapan dimana meringankan dalam pendidikan dan kesehatan itu sendiri penghambatnya yakni kurang meratannya bantuan program keluarga harapan sehingga banyak sebagian orang yang dimana berhak dapat bantuan justru tidak mendapat bantuan.
E. Instrument Penelitian
Peneliti di bidang penelitian kualitatif mutlak diperlukan.Peran peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai pengamat partisipan atau pengamat penuh.Peneliti di lapangan kemudian melakukan pengamatan dengan mengunjungi subyek penelitian subyak atau informan dalam hal ini pemerintah
daerah dan toko tradisional serta toko masyarakat, dan mencari berbagai sumber dokumen yang diperlukan.
Penulis di sini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.Instrumen non-manusia juga dapat digunakan seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, kamera, tetapi fungsinya terbatas untuk mendukung tugas peneliti sebagai instrumen.Oleh karena itu, keberadaan peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif sangat diperlukan. Dalam proses pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara, peneliti bertindak sebagai pengamat peserta aktif. Maka untuk itu peneliti harus berperilaku sebaik-baiknya, berhati-hati dan sungguh-sungguh dalam mengambil data sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Untuk mendapatkan data sebanyak mungkin, terperinci dan asli, selama penelitian di lapangan, para peneliti itu sendiri atau dengan bantuan orang lain adalah alat atau instrumen pengumpulan data utama. Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber-sumber di lapangan, para peneliti juga menggunakan:
1. Observasi dimana diharapkan peneliti dapat memperoleh data lengkap dan rinci.
2. Pedoman wawancara sebagai bahan atau pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan kepada informan
3. Pedoman dokumentasi sebagai data awal atau dokumen yang dimana menunjang analisis dalam penelitian.
4. Notebook, kertas, pensil, dan pena sebagai alat perekam data. Yang berfungsi sebagai alat untuk mencatat atau merekam sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian dapat mendukung validitas data yang dapat memenuhi keaslian atau keasliannya.
F. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber data. Informan yaitu individu yang diharapkan dapat menjadi mitra peneliti. Ada pun sumber data yang digunakan yaitu :
1. Data primer : data yang diperoleh dilapangan bersumber dari informan utama, informan kunci, dan informan tambahan.
2. Data sekunder : sumber data sekunder yang digunakan adalah literatur yang berkaitan dengan metode penelitian, dan kajian tentang kearifan lokal. Selain itu, peneliti juga mengambil hasil kepustakaan penelitian terdahulu atau penelusuran hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan pembahasan penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Observasi
Observasi disebut pula dengan pengamatan meliputi penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Metode observasi merupakan suatu teknik penelitian dalam pengumpulan data
dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dengan teknik ini diharapkan peneliti dapat memperoleh data lengkap dan rinci tentang penerima bantuan PKH yang ada di desa Gentungang.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data dengan melibatkan dua pihak, yaitu antara pewawancara dan informan, dimana teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview), untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka secara langsung. Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan tambahan. Informan kunci adalah orang yang dianggap dapat memberikan data utama yang dapat dijadikan bahan penelitian dalam hal ini penerima bantuan PKH. Sedangkan informan tambahan adalah orang yang dianggap dapat memberikan data tambahan untuk mendukung penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang analisis dalam penelitian. Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk mendapatkan data berupa dokumen yang berfungsi untuk melengkapi data penelitian penulis.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Spradley (1980), analisis dalam jenis penelitian apapun, adalah merupakan cara berpikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menetukan bagian, hubungan antara bagian dan hubungannya dengan keseluruhan (Spradley dalam Sugiyono, 2009). Di dalam aktivitas analisis data, terdiri dari tiga hal utama yakni reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
1. Reduksi Data
Dalam studi ini, para peneliti fokus pada data lapangan yang telah dikumpulkan, mengurangi data yang berarti meringkas, memilah-milah data penting dan kurang penting, kemudian berfokus pada data penting yang dicari untuk tema dan pola. Data yang berkurang akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih mudah bagi peneliti untuk mengumpulkan data lebih lanjut dan mencarinya jika perlu.
2. Penyajian Data
Setelah data dikurangi (reduksi), langkah selanjutnya adalah menyajikan data.Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk deskripsi wawancara,bandingkan dengan teori dan diskusi. Miles dan Huberman(1984) menyatakan bahwa itu paling sering digunakan untuk menyajikan datadalam penelitian kualitatif juga dengan teks naratifbisa dalam bentuk grafik, matriks, jaringan (jaringan)
3. Verifikasi Data (Pengambilan Kesimpulan)
Setelah dibuat dalam penyajian data yang mencukupi dan memilikibeberapa data yang relevan dari informan maupun dari observasi yangtelah dikumpulkan maka dilakukanlah penarikan kesimpulan.
I. Teknik Keabsahan Data
Moleong Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif (2006:327)teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah perpanjangan keikut sertaan, ketekunan pengamatan, tiangulasi, pengecekan sejawat, analisi kasus negatif, kecukupan referensial, dan pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam penelitian. Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi data yaitu :
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak biasa diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber