TINJAUAN PUSTAKA
1.2. Konsep Manajemen Risiko
yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya.
Pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi.
Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu
memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba.
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar.
Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
1.2. Konsep Manajemen Risiko
1.2.1. Definisi Risiko
Menurut Riyadi dan Mahbubi (2013:11), risiko adalah kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu. Risiko adalah peluang atau kemungkinan terjadinya bencana atau kerugian. Risiko peluang terjadinya dapat diketahui, sedangkan
14
ketidakpastian terkait suatu keadaan yang hasil dan akibatnya tidak dapat diketahui, atau risiko keadaan dapat dibedakan diketahui atau tidaknya peluang kemunculan suatu kejadian. Implikasi risiko adalah menyebabkan kerugian finansial, menimbulkan kesulitan yang signifikan dan kehilangan kepercayaan dari konsumen.
Sedangkan berdasarkan ISO 31000:2009, risiko adalah effect of uncertainty on
objectives, atau dapat dikatakan bahwa risiko adalah efek yang muncul akibat
adanya ketidakpastian dalam tujuan. Tujuan – tujuan bisa juga ditujukan untuk tujuan – tujuan perusahaan maupun organisasi.
Menurut Kountur (2008:14) ada beberapa kategori berdasarkan sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan, dan bahkan kejadian yang terjadi, di antaranya:
1. Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
Apabila dilihat dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko terdapat dua macam, yaitu:
a. Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan, meliputi harga, tingkat bunga, dan mata uang asing.
b. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh faktor non- keuangan, meliputi manusia, teknologi dan alam. Sedangkan menurut Rivai (2013:252) risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan
15
sistem, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses.
2. Risiko dari Sudut Pandang Akibat
Menyatakan bahwa terdapat dua kategori risiko jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan, yaitu:
a. Risiko Murni
Risiko murni adalah apabila suatu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya keuntungan.
b. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan.
3. Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Menyatakan bahwa ada berbagai macam aktivitas yang dapat menimbulkan risiko. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. Sebagai contoh aktivitas pemberian kredit oleh bank. 4. Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
Menyatakan bahwa umumnya terdapat beberapa kejadian dalam suatu aktivitas, sehingga kejadian adalah salah satu bagian dari aktivitas. Sebagai contoh risiko kebakaran termasuk kategori risiko operasional disebabkan oleh faktor operasional dan bukan faktor keuangan.
Harwood et al. dalam Riyadi dan Mahbubi (2013:47-48) menyatakan, sumber-sumber risiko pertanian dapat diklasifikasikan kedalam lima bagian yaitu: 1) Risiko pasar (market risk) yaitu risiko pergerakan harga yang berdampak
16
negatif terhadap perusahaan. Namun selain itu risiko pasar juga dipengaruhi oleh penurunan permintaan terhadap output perusahaan, mutu produk yang tidak sesuai, persaingan antar sesama produsen, kegagalan strategi pemasaran, kelemahan daya tawar perusahaan dibandingkan dengan pembeli.
2) Risiko produksi (yield risk) merupakan kegagalan yang terjadi dalam proses budidaya atau proses menghasilkan suatu komoditas oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
3) Risiko institusi (institutional risk) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kebijakan-kebijakan makro dan mikro oleh pemerintah atau lembaga pembuat kebijakan dalam bidang pertanian. Perubahan kebijakan ini dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan usaha perusahaan.
4) Risiko finansial (financial risk) merupakan bentuk-bentuk risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan bidang keuangan khususnya dalam hal permodalan. Jika perusahaan memiliki modal yang berasal dari pinjaman bank maka akan berhadapan dengan tingkat suku bunga kredit.
5) Risiko sumber daya manusia (personal risk), yaitu risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam melakukan kegiatan usaha.
Menurut Maman, dkk (2018) menjelaskan cakupan risiko dan keluasan dampak risiko yang meliputi:
17
Risiko fundamental akan menimbulkan dampak yang sangat luas. Risiko ini bisa disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti bencana alam, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
2. Risiko Individu (Individual Risk)
Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta kekayaanya maupun risiko tanggung-jawab. Individual riskdapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu personal risk, property risk dan liability
risk. Dalam personal risksering kali dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau
kemungkinan-kemungkinan yang secara langsung akan berdampak pada individu tertentu, seperti finansial seseorang. Contoh risiko pribadi adalah cacat fisik, kehilangan pekerjaan, meninggal dunia dan lain sebagainya.
3. Risiko bisnis (business risk)
Risiko bisnis adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan atas kualitas dan keunggulan pada beberapa produk pasar yang dimiliki oleh perusahaan. Risiko seperti ini hadir karena adanya ketidakpastian dari aktivitas-aktivitas bisnis seperti inovasi teknologi serta desain produk dan pemasaran.
4. Risiko Strategi (strategic risk)
Risiko strategi muncul karena adanya perubahan fundamental pada lingkungan ekonomi atau politik. Risiko strategi sangat sulit untuk dihitung karena berhubungan dengan hal-hal makro di luar perusahaan, seperti kebijakan ekonomi, iklim politik dan lain-lain.
18
Risiko khusus adalah suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya hanya mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kuantitas maupun kualitas. Contohnya adalah pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika seseorang mencuri maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu tersebut. 6. Risiko Tanggung-Gugat (liability risk)
Merupakan risiko tanggung-jawab yang harus kita berikan kepada pihak lain. Dengan kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian orang lain akibat ulah atau hal yang kita sebabkan. Misalnya, dalam peristiwa kecelakaan, ketika Anda menabrak orang lain maka ini disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability
risk).
1.2.2. Definisi dan Proses Manajemen Risiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Pengertian manajemen risiko menurut Fahmi (2010:2) adalah suatu bidang ilmu yang membahas bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
19
Menurut Kountur (2008:22) manajemen risiko adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih risikorisiko tertentu saja. Manajemen risiko merupakan cara atau langkah yang dapat dilakukan pengambil keputusan untuk menghadapi risiko dengan cara meminimalkan kerugian yang terjadi. Tujuan manajemen risiko adalah untuk mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko, sehingga laju organisasi bisa dikendalikan.
Menurut Djohanputro (2012:81) dalam pelaksanaan manajemen risiko, setiap pihak harus mempertimbangkan pihak-pihak berkepetingan atau
stakeholders maupun kondisi yang mempengaruhi organisasi, baik kondisi
internal maupun eksternal. Gambar 2. merupakan gambaran proses manajemen risiko menurut ISO 31000.
20
Gambar 2. Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009
Sumber: Djohanputro (2012:81)
Proses menurut versi ini merupakan sebuah siklus yang terdiri dari empat tahap utama, yaitu penetapan konteks, asesmen risiko, penanganan risiko, dan
monitoring dan review. Dalam prosesnya, manajemen risiko harus dijalankan
dengan melakukan komunikasi dan konsultasi dengan pihak-pihak
berkepentingan.