• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2. Pemotongan dan pemberian rasa Nata De Coco

1.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai rujukan peneliti dalam melakukan penelitian dengan metode analisis yang berbeda, diantaranya:

36

1. Murti (2014), dengan judul penelitian "Analisis Risiko Rantai Pasok Ayam Potong pada Restoran Cepat saji McDonald’s (Studi Kasus pada McDonald’s Kemang)”. Penelitian ini menggunakan metode House Of Risk (HOR) yang merupakan pengembangan dari metode Quality Function Deployment (QFD) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Pada penelitian ini ditentukan strategi pengelolaan risiko yaitu mitigasi dan akan ditentukan prioritas agen risiko yang akan dimitigasi. Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat sembilan kejadian risiko pada tingkat pemasok, 10 kejadian risiko pada tingkat distribution center dan delapan risiko pada tingkat McDonald‟s dan teridentifikasi 41 agen atau penyebab risiko secara keseluruhan. Berdasarkan tabel HOR Fase 1 diketahui agen atau penyebab risiko dengan nilai tertinggi yaitu lima penyebab risiko pada tingkat pemasok, lima penyebab risiko pada tingkat distribution center dan tiga penyebab risiko pada tingkat McDonald‟s. Berdasarkan prioritas penyebab risiko tersebut, maka diketahui terdapat 26 aksi mitigasi yang dapat direalisasikan untuk mereduksi penyebab risiko tersebut.

2. Hafizha (2017) melakukan penelitian tentang “Mitigasi Risiko Produksi Susu Sapi Pada Peternakan Sapi Rakyat (Studi Kasus Pada Peternakan Mahesa Perkasa Farm, Kota Depok, Jawa Barat)”. Peternakan Mahesa Perkasa Farm merupakan salah satu peternakan sapi rakyat terbesar di Kecamatan Sawangan yang sangat membutuhkan manajemen risiko dalam memproduksi susu sapi. Munculnya risiko-risiko pada produksi susu sapi akan berdampak negatif terhadap peternakan dan banyak peternakan yang tidak mampu pulih secara

37

cepat dari dampak negatif tersebut. Maka, perlu dilakukan tindakan pencegahan risiko atau mitigasi untuk dapat mengurangi dampak dari risiko yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi risiko yang timbul pada saat proses produksi susu sapi pada Peternakan Mahesa Perkasa Farm. (2) Mengukur seberapa besar risiko produksi susu sapi pada Peternakan Mahesa Perkasa Farm. (3) Memetakan risiko produksi susu sapi pada Peternakan Mahesa Perkasa Farm. (4) Mengetahui cara mitigasi risiko produksi susu sapi pada Peternakan Mahesa Perkasa Farm. Analisis digunakan dengan menggunakan diagram tulang ikan, house of risk 1 (HOR 1), diagram pareto, dan house of risk 2 (HOR 2). Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat 8 kejadian risiko pada tahap pemeliharaan sapi perah, 13 kejadian risiko pada tahap pemerahan susu sapi dan 3 kejadian risiko pada tahap pengemasan susu sapi dan teridentifikasi 50 agen atau penyebab risiko secara keseluruhan. Berdasarkan tabel HOR Fase 1 diketahui agen atau penyebab risiko dengan nilai tertinggi yaitu 9 penyebab risiko pada tahap pemeliharaan sapi perah, 17 penyebab risiko pada tahap pemerahan susu sapi dan 4 penyebab risiko pada tahap pengemasan susu sapi. Berdasarkan prioritas penyebab risiko tersebut, maka diketahui terdapat 21 strategi mitigasi yang dapat direalisasikan untuk mereduksi penyebab risiko tersebut.

3. Winanto, dkk (2017) melakukan penelitian tentang integrasi metode Fuzzy FMEA dan AHP dalam analisis dan mitigasi risiko rantai pasok bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menentukan dan merumuskan strategi mitigasi risiko rantai pasok bawang merah menggunakan

38

FMEA Fuzzy dan AHP. identifikasi risiko dilakukan terhadap pelaku rantai pasok bawang merah termasuk petani (pemasok), tengkulak (distributor) dan pengecer (retailer). Fuzzy FMEA digunakan sebagai alat untuk mengukur risiko prioritas yang diidentifikasi. AHP digunakan sebagai alat untuk menentukan bobot strategi mitigasi risiko rantai pasok. Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa risiko yang teridentifikasi pada para pelaku rantai pasok dalam hal penawaran dan permintaan. Prioritas risiko rantai pasok petani (pemasok) berkaitan dengan risiko kebijakan pemerintah yaitu kebijakan terkait impor bawang merah; prioritas risiko rantai pasok perantara (distributor) berkaitan dengan risiko persaingan dengan importir bawang merah; dan prioritas risiko rantai pasok pengecer adalah risiko pesaing dengan pengecer lainnya. Terdapat enam strategi mitigasi alternatif, dan prioritas tertinggi adalah memilih varietas yang tepat, diikuti oleh kemitraan, meningkatkan promosi, menjaga kualitas, menjaga stabilitas harga, dan menjaga persediaan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah pada tahapan identifikasi risiko yang menggunakan model SCOR untuk memetakan aktivitas pada rantai pasok yang nantinya aktivitas-aktivitas tersebut akan diklasfikasikan berdasarkan bisnis proses pada model SCOR. Bisnis proses nantinya akan digunakan sebagai input metode HOR (House Of Risk).

39 1.8. Kerangka Pemikiran

PT. Daya Agro Mitra Mandiri merupakan salah satu agroindustri yang bergerak di bidang industri Nata De coco. Penelitian ini akan membahas tentang risiko yang berkemungkinan timbul dalam rantai pasok Nata De coco. Nata De

coco merupakan produk pangan hasil fermentasi air kelapa yang bersifat mudah

rusak dan dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan dari setiap konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kualitas produknya dimulai dari bahan mentah hingga menjadi produk jadi untuk siap dikonsumsi.

Berbagai permasalahan yang telah diketahui dalam perusahaan meliputi terjadinya penurunan hasil produksi karena terganggunya pasokan bahan baku, tidak terpenuhinya permintaan karena penurunan hasil produksi, retur produk karena kontaminasi kemasan dalam perjalanan. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan diindikasikan menghadapi risiko dalam setiap proses rantai pasoknya mulai dari hulu hingga hilir. Besarnya dampak risiko yang dihadapi oleh perusahaan dapat diketahui apabila kemungkinan terjadinya setiap sumber risiko juga diketahui. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko pada rantai pasok Nata De Coco, mengukur seberapa besar risiko pada rantai pasok Nata De

Coco, memetakan risiko pada rantai pasok Nata De Coco, dan menetapkan

strategi penanganan risiko pada rantai pasok Nata De Coco.

Pada tahapan awal metode yang digunakan adalah SCOR untuk mengklasifikasi aktivitas rantai pasok dengan cara memetakan aktivitas rantai pasok pada perusahaan berdasarkan lima proses inti yaitu, Plan, Source, Make,

40

Deliver dan Return. Tahapan selanjutnya, melakukan proses identifikasi risiko

pada alur proses rantai pasok Nata De Coco, melalui observasi, wawancara dengan narasumber yang langsung menangani hal tersebut, dan meninjau arsip perusahaan. Fokus observasi dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Identifikasi risiko dilakukan dengan menentukan risk agent dan risk event dari aktivitas rantai pasok yang telah diklasifikasikan berdasarkan SCOR Model. Selanjutnya memberikan kuesioner kepada narasumber untuk dilakukan penilaian terhadap risk agent dan risk event. Setelah risiko teridentifikasi maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya, seberapa besar severity (gangguan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai 5. Dimana 1 berarti sangat rendah, 2 berarti rendah, 3 berarti sedang, 4 berarti tinggi, dan 5 berarti sangat tinggi. Setelah dilakukan pengukuran, maka dilakukan pemetaan untuk mengetahui prioritas kemungkinan risiko yang harus dimitigasi. Selanjutnya dilakukan perumusan strategi mitigasi risiko dari prioritas kemungkinan risiko yang telah ditentukan sebelumnya serta dilakukan pengukuran terhadap strategi mitigasi tersebut. Alur kerangka pemikiran konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8.

41

Gambar 4. Kerangka Konseptual Rantai Pasok Nata De Coco Industri Pengolahan Nata de coco PT.

Daya Agro Mitra Mandiri

Alur Rantai Pasok Nata de coco di PT. Daya Agro Mitra Mandiri

Identifikasi Risiko dan Penyebab Risiko pada masing-masing proses

Pengukuran Kejadian Risiko dan Penyabab Risiko

Evaluasi Risiko

Menentukan Prioritas Aksi Mitigasi Risiko Penentuan Strategi Mitigasi Risiko

Model HOR 1 SCOR Skala Likert Pemetaan Risiko Diagram Pareto Skala Likert Model HOR 2  Persediaan bahan baku fluktuatif  Produksi fluktuatif  Retur produk

42

Mulai Studi Literatur

Latar Belakang dan Kondisi Awal Lingkup Kajian

Perumusan tujuan penelitian

Memetakan dan mengklasifikasikan aktivitas rantai pasok

Pemasok Pemasok - Plan - Deliver - Source - Return - Make - Manufaktur - Plan - Deliver - Source - Return - Make - Konsumen - Source - Return Observasi SCOR

Identifikasi kejadian Risiko dan Penyebab Risiko pada masing-masing proses

Manufaktur Konsumen

Pengukuran Kejadian Risiko dan Penyabab Risiko

Pemasok Manufaktur Konsumen

Menentukan Severity dari

Risk Event

Menentukan correlation

Menghitung nilai Aggregat Risk Potentials (ARP)

Memetakan risiko dengan nilai ARP untuk mengetahui risiko-risiko dominan yang terjadi

Pemasok Manufaktur Konsumen

Penentuan Strategi Mitigasi Risiko Menentukan Prioritas Aksi Mitigasi Risiko

Pemasok Manufaktur Konsumen

HOR 1 Kuisioner Diagram Pareto HOR 2 Kuisioner SOP Wawancara Pedoman wawancara

43 BAB III

Dokumen terkait