• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. Konsep Museum

Kata museum berasal dari bahasa Yunani, muze yang berarti kumpulan sembilan dewi perlambang ilmu dan kesenian.14 Dalam KBBI, museum adalah

gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat penyimpanan kuno. Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat dan memamerkan benda-benda bukti material manusia dan lingkungannya. Museum bertujuan untuk kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, pendidikan dan hiburan.15

Museum merupakan sarana dalam pengembangan budaya dan peradaban manusia. Museum juga bergerak dalam sektor ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. Di samping itu, museum merupakan wahana yang memiliki peran strategis terhadap penguatan jati diri masyarakat. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai media edukasi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan alam dan budaya manusia kepada publik.16 Museum sebagai media komunikasi memiliki lima metode penyampaian

14

Amir Sutaarga, op. cit, hlm. 7

15

Tjahjopurnomo, op. cit. hlm. 6

16

seperti: pameran (baik semi permanen maupun sementara), acara, kegiatan edukatif, pengenalan dan ceramah, dan penerbitan.17

Penyelenggara museum dapat merupakan badan pemerintah dan dapat pula badan swasta dalam bentuk perkumpulan atau yayasan yang di atur kedudukan, tugas dan kewajibannya oleh undang-undang.18 Menyelenggarakan museum

diperlukan banyak biaya. Hal ini terkait dengan fungsi museum itu sendiri sebagai tempat penyimpanan benda-benda purbakala, tempat pameran, dan dasar pengelolaan museum itu bersifat ilmiah untuk tujuan edukatif dan kultural.19

b. Jenis Museum

Pada tahun 1971 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum berdasarkan jenis koleksi. Berdasarkan jenis koleksi maka ada tiga jenis museum, antara lain: Museum Umum, Museum Khusus dan Museum Lokal. Namun pada tahun 1975, pembagian jenis museum tersebut diubah menjadi Museum Umum, Museum Khusus dan Museum Pendidikan. Pada tahun 1980 pembagian itu semakin sederhana menjadi Museum Umum dan Museum Khusus. Museum umum adalah musum yang memiliki berbagai macam jenis koleksi sedangkan museum khusus adalah museum yang hanya memiliki satu jenis koleksi, misalnya Museum Batik.20 Direktorat Permuseuman mengelompokkan lagi museum

berdasarkan tingkat kedudukan. Pengelompokan museum menjadi Museum

17

Schouten, Pengantar Didaktik Museum (terj.) (Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992) hlm. 2

18

Amir Sutaarga, op. cit, hlm. 24

19

Loc. cit.

20

11

Tingkat Nasional (awalnya Museum Umum dan Khusus), Museum Tingkat Regional (provinsi), dan Museum Tingkat Lokal (Kodya / Kabupaten).21

Museum Tingkat Nasional adalah museum dengan kumpulan koleksi yang berkaitan dengan bukti material manusia atau lingkungan dan bernilai nasional contohnya: Museum Nasional yang terletak di Jakarta. Museum Tingkat Regional (provinsi) adalah museum yang koleksinya berkaitan dengan lingkungan provinsi, contoh: Museum Keraton Yogyakarta. Museum Tingkat Lokal adalah museum dengan koleksi benda yang bercorak atau bernilai lokal berasal dari kabupaten dimana museum itu berada, contoh: Museum Gerabah. Museum ini termasuk jenis museum tingkat lokal karena terletak di Bantul yang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.22 Berdasarkan

Rencana Peraturan Pemerintah museum dibagi menjadi 4 jenis yaitu: 1) Museum umum

Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi, contoh dari museum umum yang ada di Indonesia adalah Museum Indonesia di TMII.23

2) Museum sejarah

Museum sejarah adalah museum yang mencakup hal-hal tentang sejarah yang berkaitan dengan masa kini dan masa depan. Koleksi yang dimiliki museum sejarah sangat beragam seperti: dokumen, artefak, benda bersejarah, dan lain-lain.

21

Tjahjopurnomo, loc. cit

22

Mohammad Zakaria, Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis Museum (http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/museum-di-indonesia.html), diakses tanggal 17 April 2017

23

Contoh dari museum sejarah di Indonesia adalah Museum Fatahillah, Museum Misi Muntilan, Museum Benteng Vredeburg, dan lain sebagainya.24

3) Museum seni

Museum seni adalah sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu di antaranya lukisan, gambar, dan patung. Museum ini disebut juga galeri seni. Contoh dari museum seni adalah Museum Affandi dan Museum Wayang yang terletak di Yogyakarta.25

4) Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Museum ilmu pengetahuan dan teknologi adalah museum yang menampilkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Contoh museum yang bertemakan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia adalah Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berada di TMII.26

c. Fungsi Museum

Museum memiliki 4 fungsi, antara lain27:

1) Fungsi edukatif dan akademis

Museum berfungsi sebagai wahana pendidikan, sarana membagi pengetahuan (baik baru maupun lama) dan juga tempat melakukan studi atau penelitian. Museum dituntut tidak hanya sebagai sarana pembelajaran publik, namun juga harus mampu menunjang perkembangan ilmu pengetahuan seperti halnya pusat studi maupun pusat kajian universitas. Museum juga menjadi tempat di mana para peneliti khususnya sejarawan maupun mahasiswa mendapatkan

24

Museum, (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum ) diakses tanggal 17 April 2017

25

Loc.cit

26

Iqbal, Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (http://museumppiptek.blogspot.co.id/ ) diakses tanggal 17 April 2017

27

13

sumber sejarah berupa dokumen, foto, dan lain sebagainya. Hampir semua museum yang didirikan memiliki fungsi edukatif dan akademis bagi masyarakat. 2) Fungsi sosio kultural

Museum menjadi media “pengingat” peristiwa yang di alami manusia. Museum menjadi sarana pameran dari hasil kebudayaan atau benda-benda peninggalan di masa lalu agar tidak hilang atau dilupakan oleh masyarakat. Museum yang memiliki fungsi sosio kultural misalnya Museum Purbakala Sangiran yang terletak di Kabupaten Sragen. Museum ini menyimpan berbagai benda peninggalan yang digunakan oleh manusia purba. Artinya museum menjadi media pengingat bagi manusia zaman sekarang mengenai kehidupan manusia zaman pra-sejarah beserta benda-benda peninggalannya.

3) Fungsi rekreasi dan ekonomi

Museum dapat digunakan sebagai tempat rekreasi yang memberikan inspirasi kepada masyarakat umum. Salah satu contoh museum yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan ekonomi adalah De Mata Trick Eye Museum. Museum ini terletak di Yogyakarta. Koleksi yang ada berupa gambar-gambar tiga dimensi seperti gambar pemandangan dan berbagai ilustrasi dengan ukuran besar. Koleksi tersebut digunakan pengunjung untuk berfoto.

4) Fungsi politik

Dalam misi politik kebudayaan, museum diperlukan untuk melegitimasi atau mengklaim hal-hal yang simpang siur dan terlupakan. Sebab narasi besar tentang identitas biasanya berada di wilayah abu-abu, dialektis, oleh karena itu identitas perlu dibentuk dalam wacana yang tegas dan dikukuhkan melalui display

dan aktivitas di museum. Contoh museum yang memiliki fungsi politik adalah Monumen Yogya Kembali. Museum ini menyimpan koleksi yang berkaitan dengan Serangan Umum 1 Maret. Selain itu juga ada Museum Benteng Vredeburg yang menyajikan diorama tentang berbagai peristiwa politik di Indonesia mulai peritiwa sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru. Museum ini juga memiliki koleksi berupa patung, foto, dan lukisan.

d. Permasalahan dan Potensi Permuseuman di Indonesia 1) Permasalahan

Permasalahan permuseuman di Indonesia dibagi menjadi dua faktor, yakni:

a) Faktor internal

Faktor internal yang muncul dalam permasalahan permuseuman di Indonesia di antaranya adalah pemahaman tenaga museum. Pemahaman tenaga museum maksudnya pemahaman yang dimiliki tenaga museum terhadap fungsi kelembagaan, perangkat kebijakan dan hukum yang belum mengikuti perubahan eksternal mekanisme penyelenggaraan dan pengelolaan yang masih lemah. Selain itu permasalahan laina adalah penanganan koleksi yang belum maksimal (mulai dari pengadaan dan penghapusan), kurangnya pembiayaan untuk pengembangan museum, dan belum maksimalnya peran kehumasan.28

b) Faktor eksternal

Faktor eksternal masalah permuseuman di Indonesia di antaranya adalah perubahan paradigma museum sebagai ruang ekslusif menjadi ruang publik, perubahan metode penyajian yang pada mulanya taksonomik dan kronologis

28

15

menjadi tematik. Di samping itu penyelenggaraan dan pengelolaan museum belum selaras dengan perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan.29

2) Potensi

Meskipun berbagai permasalahan muncul, di sisi lain museum juga memiliki berbagai potensi diantaranya30:

a) Museum menjadi tempat pelestarian, lembaga pendidikan nonformal, sumber data penelitian dan bagian dari industri budaya.

b) Meningkatnya minat untuk mendirikan museum dari pemerintah hingga komunitas maupun swasta.

c) Terbentuknya asosiasi permuseuman; berkembangnya program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang membantu mempopulerkan museum.

d) Beberapa perguruan tinggi mengembangkan studi museum (Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Universitas Gajah Mada); dan adanya dukungan dari komunitas yang aktif membuat program-program permuseuman untuk publik.

Dokumen terkait