• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN

4.2 Eksplorasi Teknis

4.2.5 Konsep Pengolahan Limbah

Pembuangan sampah dilakukan dengan sistem sebagai berikut:

Gambar 4.31 Konsep Pembuangan Limbah Sumber: Dokumentasi Pribadi Pengelolahan

sampah skala rumah tangga

Sampah terkumpul

Pengelolahan sampah skala kawasan

Sampah terkumpul

Tempat pengolahan akhir Pengumpulan

langsung

40

(halaman ini sengaja dikosongkan)

39 BAB 5 DESAIN

5.1 Eksplorasi Formal

5.1.1 Desain Tatanan Massa dan Zonasi Tapak

Pada dasarnya zonasi tapak kampung nelayan kedung Cowek dibentuk berdasarkan kebutuhan utama sebuah permukiman, yaitu berhuni, bekerja dan bersosialisasi. Kebutuhan berhuni diwujudkan dengan hunian nelayan, kebutuhan bekerja diwujudkan dengan TPI, tempat pengolahan ikan dan penjemuran ikan, sedangkan kebutuhan bersosialisasi diwujudkan dengan balai warga, tempat beribadah dan tempat menuntut ilmu.

40

5.1.2 Desain Hunian Maisonatte Tipe 1 (Pedagang)

Hunian Maisonatte tipe 1 adalah hunian untuk masyarakat dengan profesi pedagang. Sehingga pada lantai 1 hanya berupa warung dan toko sebagai sumber penghasilan ekonomi.

41

Gambar Tampak Hunian Maisonatte 1

Gambar Potongan Hunian Maisonatte 1Gambar Tampak Hunian Maisonatte 1

42

Gambar Denah Hunian Tipe 1

43

44

5.1.3 Desain Hunian Maisonatte Tipe 2 (Nelayan)

Hunian Maisonatte tipe 2 adalah hunian untuk masyarakat dengan profesi nelayan. Sehingga pada lantai 1 berupa tempat pengolahan ikan dan penyimpanan barang untuk melaut.

45

Gambar Tampak Hunian Maisonatte 2Gambar Potongan Hunian Maisonatte 2

46

Gambar Denah Hunian Tipe 2

47

48

5.1.4 Desain Hunian Maisonatte Tipe 3 (Nelayan Buruh)

49

Gambar Tampak Hunian Maisonatte 3Gambar Potongan Hunian Maisonatte 3

50

Gambar Denah Hunian Tipe 3

51

Gambar Suasana Aktivitas Ekonomi Hunian Maisonatte 3 yaitu masyarakat dengan profesi sebagai nelayan buruh sehingga aktivitas lantai 1 hanya aktivitas mengolah ikan dan profesi sampingan yaitu berdagang

52 5.1.5 Desain Tempat Penjemuran Komunal

53

Gambar Perspektif Tempat Penjemuran Ikan. Berorientasi ke laut sesuai zooning tapak yang memusatkan aktivitas melaut dekat dengan laut.

54

Gambar suasana tempat penjemuran ikan menggunakan konsep bentuk berdasarkan penggubahan bentuk sesuai tradisi (reinterpreting tadition) yang sudah ada dalam menjemur ikan.

55 5.1.6 Desain Tempat Pengolahan Ikan

Gambar Suasana Tempat Pengolahan Ikan

56

Gambar Suasana Tempat Pengasapan Ikan

57 5.1.7 Desain Tempat Pelelangan Ikan

Gambar Perspektif Tempat Pelelangan Ikan

58

Gambar Suasana Tempat Pelelangan Ikan

59 5.1.8 Desain Dermaga

Gambar Perspektif Dermaga

60

Gambar Suasana Dermaga

61 5.1.9 Fasilitas Umum

Desain fasilitas umum mushollah mengunakan konsep bentuk rumah panggung sesuai tradisi lokalitas dan menggabungkan dengan kriteria eco- settlement dalam penggunaan material yang ramah lingkungan

62 5.2 Eksplorasi Teknis

Desain fasilitas umum balai warga yang berfungsi menampung kegitan sosial masyarakat kampung nelayan dengan konsep lokalitas

63 5.2.1 Sistem Sirkulasi

64 5.2.2 Sistem Struktur

Gambar Sistem Struktur Rigid

65 5.2.3 Sistem Sanitasi

Gambar Sistem Sanitasi IPAL Komunal

66 5.2.4 Material

Gambar Material Bangunan

67 BAB 6 KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan desain yang telah dijelaskan, mampu diselesaikan dengan penataan ulang kampung nelayan Kedung Cowek menjadi kampug nelayan berkelanjutan. Penataan ini dilakukan melalui proses desain dengan pendekatan permukiman ramah lingkungan. Adapun masalah yang telah dijawab:

1. Permasalahan keterbatasan lahan mampu dijawab dengan membuat hunian dengan konsep maisonatte tanpa mengubah ciri khas dan budaya kampung setempat

2. Permasalahan kurangnya sarana perekonomian yang mewadahi mampu dijawab dengan memusatkan aktivitas ekonomi pada fasilitas komunal, tetapi tetap menyediakan ruang pada hunian masing-masing

Berikut adalah hasil penilaian permukiman kampung nelayan Kedung Cowek berdasarkan kriteria permukiman ramah ligkungan (eco-settlements)

Kriteria Eco-Settlement

Setelah dilakukan Penataan Ulang Kampung Nelayan Berkelanjutan

Kualitas Lingkungan Sanitasi

Kualitas sanitasi jadi lebih baik dengan adanya ipal komunal karena limbah yang masuk akan diolah terlebih dahulu sehingga hasil akhir yang terbuang ke laut tidak mencemari laut.

Persampahan

Konsep pengelolaan sampah akan diolah dalam skala rumah tangga dan dikumpulkan dalam skala kawasan untuk kemudian dibuang ke pembuangan akhir

Aksesibilitas

Penumpukan aktivitas hingga memakan ruang publik telah dialihkan pada fasilitas komunal sehingga aksesibilitas akan kembali sebagaimana fungsinya.

68

Rumah Sehat Hunian maisonatte didesain dengan mengacu pada kriteria rumah sehat. Menggunakan material setempat yang ramah lingkungan, mempertimbangkan bukaan yang cukup, peletakan ruang berdasarkan kelembaban, ciri lokalitas setempat dan lain-lain.

Guna Lahan Penggunaan lahan sekitar dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau (RTH) masih sangat minim

Kepadatan Penduduk Untuk wilayah Kedung Cowek kepadatan penduduk berkisar 9144 jiwa/Km2 dengan jumlah penduduk laki-laki 66697 jiwa dan perempuan 65190 jiwa.

Tingkat Pendidikan Menyediakan fasilitas umum berupa Paud/TK untuk menujang kegiatan belajar

Tingkat Kesehatan Terdapat pelayanan kesehatan berupa puskesmas

Tingkat Partisipasi - Terdapat 7 paguyuban yang tersebar di Kampung Nelayan - Beberapa warga masih aktif dalam kegiatan ormas Budaya Masyarakat -Masih kental akan kebersamaan dalam kehidupan sosial

-Melakukan pekerjaan masih sering dilakukan secara tradisional dan bersama-sama sehingga disediakan fasilitas komunal

Jenis Pekerjaan dan Pendapatan

-80% merupakan nelayan sedangkan sisanya yaitu wiraswasta (pedagang kecil) dan pegawai.

-Memiliki keterampilan dalam pengolahan hasil laut, seperti kerupuk, ikan, kerajinan kerang serta pengasapan atau pengeringna ikan.

-Keterampilan terwadahi

Kelembagaan Institusi yang langsung berhubungan dengan permasalahan permukiman kumuh adalah Bappeko Surabaya, Dinas PU dan Cipta Karya Kota Sirabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, serta Instansi tingkat Kecamatan dan Kelurahan.

69

DAFTAR PUSTAKA

 P. Duerk, Donna. (1993). Architectural Programming: Information Management for Design. John Wiley & Sons. Inc

 Lim, S.W.William. (1998), Contemporary Vernacular. Select Books, Singapore

Neufert, Ernst & Peter Neufert. (2012). Architect’s Data 4th Edition. John Wiley & Sons, Inc.

A’yun, Qurrotul. 2016. Evaluasi Tingkat Kualitas Hidup dengan Kriteria EcoSettlement pada Permukiman Nelayan di Desa Pesisir Tambak Wedi.

Surabaya: EMARA Indonesian Journal of Architecture, Vol 2 Nomor 2

 Septanti, Dewi. At all. 2016. Preliminary Study towards Eco-Design of Housing in Coastal Settlements in Surabaya (Case Study of Fishermen Housing Design after the Development of Kenjeran Bridge, Surabaya).

Proceedings on 8 th International Conference on Architecture Research and Design ; Surabaya 1-2 Nopember 2016. ISSN : 978-979-3334-24-0

 Khomenie, dan Ema Umilia. 2013. Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Kenjeran Surabaya. Surabaya: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1

 Wiranto, Tatag. 2012. “Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut dalam Kerangka Perkembangan Perekonomian Daerah”

 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya tahun 2014-2034

Sugandhy. 2002 “PENATAAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN NELAYAN DAN AREA WISATA BAPPEKO SURABAYA”

 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN RENCANA ZONASI WILAYAH

PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2012 – 2032

70

 BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA

SURABAYA.

2015. “PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA SURABAYA”

 PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 829/MENKES/SK/VII/1999

Dokumen terkait