• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pola Jaringan Cosplayer pada Komunitas Japan Matsuri96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.3 Konsep Pola Jaringan Cosplayer pada Komunitas Japan Matsuri96

sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. Dalam hal ini peneliti akan membahas bagaimana pandangan masyarakat mengenai konsep diri cosplayer pada Komunitas Japan Matsuri.

Dalam setiap penampilannya setiap anggota pasti ingin menampilkan yang terbaik karena tujuan mereka adalah untuk menunjukan eksistensi komunitasmereka dan juga meraih simpati masyarakat. Namun tak jarang meskipun niat mereka baik selalu ada saja orang yang memberikan respon negatif hal ini menunjukan bahwa pencitraan itu tidak selalu dipengaruhi oleh kegiatan awal yangkita lakukan. Beberapa orang yang menganggap negatif cosplay ini pasti akan selalu berpikiran negatif apapun yang mereka lakukan. Alasan utama mereka hanyalah satu, komunitas cosplay in menunjukan bahwa mereka terlalu mengagungkan budaya luar dan melupakan budaya negeri sendiri.

Menjadi seorang cosplayer merupakan pilihan yang secara sadar maupun tidak sadar, merupakan pilihan yang terarah dan pembentukkan konsep diri oleh significant others, sayangya. Ada beberapa dari

significant others dalam penelitian ini masih belum memahami cosplay

sebagai sebuah tindakan yang berkelanjutan . seperti yang dituturkan oleh informan keempat berikut:

“kaka nggak ngerti, emang cosplay apaan yhh, kaka aja baru dengar dari kamu sekarang. kaka nggak ngerti yang kaya gituan.”

Hal senadapun dikatakan oleh informan kelima dan juga belum mengetahui maknacosplay:

“emm.. cosplay itu apa yah dek, aku nggak tau, malah aku baru dengar dari adek aja sekarang.”

Ketidak tahuan significant others dalam aktivitas saat mengenakkan costum play atau cosplay yang dilakukan oleh anggota keluarganya menimbulkan suatu potensi yang dapat berkembang liar bagi pertumbuhan konsep diri yang terus berlangsung. Ketidak tahuan yang dilontarkan oleh informan keempat dan kelima ini karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang diberikan oleh antara cosplayer dan significant others. Beberapa cosplayer mungkin memiliki hubungan yang kurang terbuka dengan keluarganya. Sehingga dari minimnya komunikasi yang diberikan oleh paracosplayermengakibatkan tidak ada kontrol yang tepat dalam memberikan batasan-batasan untuk aktivitas yang dilakukan

oleh cosplayer. Entah batasan untuk mengurangi hal yang kurang baik maupun dukungan yang diberikan oleh keluarga sangatlah minim.

Namun hal berbeda yang dilontarkan oleh reference Komunitass, justru mereka lebih banyak mengetahui makna cosplay, bahkan ada dari mereka yang ikut serta menjadi seorang cosplayer. Adapun yang dilontarkan oleh informan pertama yaitu:

“cosplay itu menurut aku ya kartun yang ada di film dan game

untuk dibuat di dunia nyata.”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan kedua, yang juga mengetahui maknacosplay:

“cosplay itu orang yang menyukai kartun-kartun jepang dan kemudian di perankan didunia nyata, sebagai bentuk ekspresi mereka terhadap sesuatu yang mereka gemari dan kemudian

menirunya.”

Penjelasan lebih detail pun dilontarkan oleh informan ketiga sebagai berikut:

“cospay itu sebuah istilah umum hobi berpakaian seperti karakter

biasanya dari game anime etc.Sedangkan cosplayer itu orang yang meniru gaya, pakaian dalam film atau game dan melakukan action di dunia nyata.”

Berbeda dengan significant others, reference Komunitass justru lebih banyak mengetahui makna cosplay, hal itu didasari perbedaan hubungan yang terjalin dengan significant others yang lebih tertutup dan terbatas. Hubungan reference Komunitass yang lebih terbuka dan fleksibel mengakibatkan arus

informasi yang ada padacosplayer akan mengalir lebih cepat kepada reference Komunitass. Sehingga dengan adanya keterbukaan tersebut dapat memberi ruang kepada reference Komunitass untuk bisa masuk kedalam dunia cosplay jauh lebih dalam ketimbangsignificant orther.

Memiliki kerabat yang memiliki kegemaran terhadap cosplay tentu merupakan hal yang langka dan tidak banyak ditemukan di tengah masyarakat walaupun di Jakarta sudah banyak yang bergaya cosplay, namun cosplayer hanya bisa ditemukan di event-event jepang saja. Namun significant other menganggap hal tersebut merupakan aktivitas yang wajar, seperti yang diungkapkan oleh informan keempat:

“memang sering liat lae memakai pakai costum play tapi menurutku ya wajar, tapi kadang kasihan karena ketika datang ke event selalu bawa peralatan make up dan costum yang banyk yang dimasukkan kedalam tas dan membuatnya jadi repot, tapi semua itu tidak menghalanginya untuk tetap datang ke event.”

Hal senadapun di lontarkan oleh informan kelima:

“ya wajar-wajar saja kok, lagipula setiap orang punya hobi masing-masing. Dan menurutku itu hal yang bagus juga untuk membangun kreatifitas yang ia miliki. Misalnya bikin costum

sendiri gitu”

Infroman keenam memberi dukungan positif yang mengatakan:

“hobi yang mereka lakukan merupakan hal yang baik kok, karena

selain untuk bersenang-senang mereka juga mendapat prestasi diatas panggung, bagusnya lagi, mereka membuat costum

Berbagai pendapat yang diberikan oleh para informan merupakan gambaran yang terjadi didalam sebuah proses pembentukan konsep diri yang terjadi pada cosplayer. Pendapat tersebut nantinya akan menjadi cerminan bagaimana coplayer dapat memandang bagaimana makna cosplay dari sudut pandang orang lain. Pada hakikatnya umpan balik yang diberikan oleh informan masukan ataupun kritik itulah yang akan membangun menjadi presepsi yang positif ataupun negatif. Pendapat informan keempat menganggap bahwa hobi cosplayadalah sesuatu hal yang wajar tapi juga memberi kritik atas apa yang dilalukan oleh cosplayer merupakan hal yang sangat merepotkan dengancostum play yang ia gunakan sangat ribet. Namun infroman kelima dan keenam jutru memberi dukungan yang positif, karena menurutnya hobi cosplay adalah suatu hobi yang wajar dan selain hobi juga bisa menjadikan suatu prestasi yang membanggakan.

4.3 Pembahasan