• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Konseptualisasi Berpikir Kritis

Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemampuan berpikir kritis setiap individu berbeda antara satu dengan lainnya sehingga perlu dipupuk sejak dini. Berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental manusia berfungsi untuk memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan serta mencari alasan.

Kemampuan berpikir seseorang menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Contohnya kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi karena berpikir ialah memanipulasi atau mengelola dan mentransfer informasi-informasi dalam memori kita.

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubung dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami sebagai kegiatan menganalisis idea atau gagasan ke arah

35

yang lebih sempurna. Berpikir kritis berkaitan dengan asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada pada manusia yang perlu dikembangkan untuk kemampuan yang optimal.51

Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk memutuskan atau mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.52

Dengan demikian dapat peneliti simpulkan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir seseorang dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan penyelidikan dan juga mengambil keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, kemampuan mencari , menganalisis dan mengevaluasi informasi sangatlah penting.

Adapun Anderson dan Krathwoohl (2001) telah merevisi penggunaan Taksonomi Bloom sebagai kerangka konseptual untuk penelitian keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pohl (2000) mengungkapkan bahwa dalam Taksonomi Bloom revisi keterampilan yang melibatkan analisis, evaluasi, dan mencipta dianggap sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dapat dikatakan Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang merupakan suatu keterampilan

51 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Prenada Media Group,2013), hlm. 121

52 Neni Fitriawati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII di MTsN Selorejo Blitar, (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010), hlm. 36

36

berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat, tetapi membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi.53

Menurut Adi W Gunawan dalam bukunya Genius Learning Strategi mendefinisikan Higher Order Thinking (HOT) sebagai strategi dengan proses berpikir tingkat tinggi, dimana siswa didorong untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang dapat memberikan mereka pengertian dan implikasi baru54

Higher Order Thinking Skills (HOTS) ini meliputi di dalamnya kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.

Dari teori tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan strategi yang menggunakan kemampuan proses berpikir tinggi yang mendorong siswauntuk mencari dan mengeksplorasi informasi sendiri untuk mencari struktur serta hubungan yang mendasarinya

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir kritis dan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ialah sebuah kemampuan pola pikir yang memungkinkan seseorang untuk dapat menganalisa masalah itu berdasarkan data yang relevan sehingga bisa menarik kemungkinan pemecahan masalah dan juga pengambilan keputusan yang terbaik.

53 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills, (Temanggung : DesaPustaka Indonesia, 2019), hlm. 62

54 Adi W Gunawan, Genius Learning Strategi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 171

37

Terminologi perubahan Taksonomi Bloom yang berkaitan dengan Keterampilan Berpikir tingkat tinggi / Higher Order Thinking Skills (HOTS) melibatkan beragam penerapan proses berpikir. Yaitu analysing (analisis), evaluating (penilaian), dan creating (penciptaan).55

Adapun deskripsi dan kata kunci kategori Higher Order Thinking Skills (HOTS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

KATEGORI KATA KUNCI

Analyzing (analisis): Dapatkah peserta didik memilih bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan, membedakan, melakukan deskriminasi, memisahkan, menguji, melakukan eksperimen, mempertanyakan

evaluating (penilaian): dapatkah peserta didik menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah fenomena atau objek tertentu?

Memberi argumentasi,

mempertahankan, menyatakan, memilih, memberi dukungan, memberi penilaian, melakukan evaluasi

creating (penciptaan): Dapatkah peserta didik menciptakan sebuah benda atau pandangan?

Merakit, mengubah, membangun, mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dalam bahasa inggrisnya Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah pola berpikir siswa dengan mengandalkan kemampuan untuk menganalisis, mencipta, dan mengevaluasi semua aspek dan masalah. Menurut Zaini

55 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills..., hlm. 64

38

berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang mengkombinasikan antara berpikir kritis dan berpikir kreatif.56

2. Indikator Pengukuran Keterampilan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Ranah dalam Taxonomi Bloom digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti yang diungkap oleh Krathwohl (dalam Ayuningtyas 2012: 4) indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tinggi meliputi menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi:57

1) Analyze (menganalisis) yaitu memisahkan materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan mendeteksi bagaimana suatu bagian-bagian berhubungan dengan satu bagiannya yang lain meliputi:

a) Differentiating (membedakan) terjadi ketika siswa membedakan bagian yang tidak relevan dan yang relevan atau dari bagian yang penting ke bagian yang tidak penting dari suatu materi yang diberikan

b) Organizing (mengorganisasikan) menentukan bagaimaa suatu bagian elemen tersebut cocok dan dapat berfungsi bersama-sama di dalam suatu struktur.Attributing (menghubungkan) terjadi ketika siswa dapat menentukan inti atau menggarisbawahi suatu materi yang diberikan

2) Evaluate (mengevaluasi) yaitu membuat keputusan berdasarkan kreteria yang standar, seperti mengeek dan mengkritik, meliputi:

a) Checking (mengeek) terjadi ketika siswa melacak ketidak konsistenan suatu proses atau hasil, menentukan proses atau

56 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills..., hlm. 65

57 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills..., hlm. 68

39

hasil yang memiliki kekonsistenan internal atau mendeteksi keefektifan suatu prosedur yang sedang diterapkan.

b) Critiquing (mengkritisi) terjadi ketika siswa mendeteksi ketidak konsistenan antara hasil dan beberapa kriteria luar atau keputusan yang sesuai dengan prosedur masalah yang diberikan.

3) Create (menciptakan) yaitu menempatkan element bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren atau membuat hasil yang asli, seperti menyususn, merencanakan dan menghasilkan, meliputi:58

a) generating (menyusun) melibatkan penemuan hipotesis berdasarkan kriteria yang diberikan.

b) Planning (merencanakan) suatu cara untuk membuat rancangan untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan.

c) Producing (menghasilkan) membuat sebuah produk. Pada Producing, siswa diberikan deskripsi dari suatu hasil dan harus menciptakan produk yang sesuai dengan deskrpsi yang diberikan.

Higher Order Thinking Skills (HOTS) di dalamnya termasuk berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi dan kreatif. Semua keterampilan tersebut aktif ketika seorang berhadapan dengan masalah yang tidak biasa, seperti ketidakpastian, pertanyaan dan pilihan penerapan yang sukses dari keterampilan ini terdapat dalam penjelasan, keputusan, penampilan, dan produk yang valid sesuai dengan konteks dari pengetahuan dan pengalaman yang ada serta

58 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills..., hlm. 69

40

lanjutan perkemangan keterampilan ini atau keterampilan inteektual lainnya.

C. Optimalisasi Pola Asuh Orang Dalam Meningkatkan Kemampuan

Dokumen terkait