• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ....... Error! Bookmark not defined

G. Teknik Analisis Data

63

Dari hasil perhitungan tabel 3.6 output di atas memberikan gambaran tentang nilai statistik untuk ke-13 item pernyataan angket.

Pada kolom “Cronbach’s Alpha If Item Deleted” dalam tabel ini diketahui nilai Cronbach’s Alpha untuk ke-13 item soal adalah > 0,7, maka dapat disimpulkan bahwa ke-13 item pernyataan angket dapat dikatakan reliabel atau konsisten.

Dengan demikian, secara keseluruhan instrumen variabel Y (Kemampuan Berpikir Kritis Siswa) dapat dikatakan reliable atau konsisten dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

64

Pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan perindikator item terhadap objek yang diteliti melalui kuesioner atau angket yang telah diisi oleh siswa sejumlah 82 siswa Pondok Pesantren Daarul Ahsan Tangerang Banten. Bentuk ukuran data yang disajikan adalah berbentuk tabel berupa frekuensi, persentase, valid persentase, dan cumulatif persentase.

Kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 22.

Adapun rumus yang digunakan pada uji deskriptif sebagai berik DP = n x 100%

N Keterangan :

DP : Deskriptif Persentase (%) n : Skor yang diperoleh

N : Skor maksimal item pernyataan

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing item, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.

2. Uji analisis Normalitas

Sebelum peneliti melanjutkan ketahap uji regersi, terlebih dahulu peneliti menguji normalitas data, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

65

Dan juga untuk mengetahui residual pada uji normalitas peneliti dapat menggunakan uji kolmogorov smirnov (KS)

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov. dengan rumus :

KD : 1,36 n1 + n2

n1 n2

Keterangan :

KD : Jumlah Kolmogorov Smirnov n1 : Jumlah sampel yang diperoleh

n2 : Jumlah sampel yang diharapkan

Penentuan kategori uji normalitas berdasarkan pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rentangan nilai Xh2 Kategori Nilai Sig > 0,05 Distribusi data normal Nilai Sig < 0,05 Distribusi data tidak

normal

3. Analisis Regresi Linier

Analisis Regresi Linier adalah uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.79

79 Suryani dan Haryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 278

66

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui besar dan arah pengaruh anatar variabel pola asuh orang tua (X) dengan kemampuan berpikir kritis siswa (Y).

Kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 22.

Adapun rumus yang digunakan pada uji linier sederhana sebagai berikut:

Y= a+bX+e Diketahui :

Y : Variabel terikat a : Konstantsa regresi

b : Angka Arah Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b (+) maka terdapat penaikan dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

X : Variabel Bebas e : error atau sisa

67 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN H. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Daarul Ahsan

Pondok Pesantren Daarul Ahsan didirikan pada tanggal 15 Juli 1999, terletak di Desa Dangdeur, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pondok Pesantren yang didirikan oleh Ustadz H. Madtosi dan Ustadz Maman Lukman Hakim, MA. ini diresmikan oleh Abuya Kiyai H. Damanhuri (Pandeglang), Abuya Kiyai H. Bustomi (Pandeglang), Abuya Kiyai H. Ahmad Romli (Dangdeur) dan lahir pula pada saat peresmian H. Roma Irama dan Qori Internasional, Ustadz H. Nanang Kosim.

Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan menganut sistem Integrated Curriculum, yaitu keterpaduan kurikulum antara satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisahkan, kurikulum modern dan salaf, kurikulum Depag dan Diknas.

2. Identitas Pondok Pesantren Daarul Ahsan Nama Sekolah : SMAS Daarul Ahsan

NPSN : 20613472

Provinsi : Banten

Kota/Kabupaten : Kab. Tangerang

Kecamatan : Jayanti

Desa/Kelurahan : Ds. Dangdeur

Jalan dan Nomor : Jl. Raya Serang Km. 31

68

Kode POS : 15610

No. Telp : 081210070479

Email : daarulahsan.sch@gmail.com

Status sekolah : Swasta Bentuk pendidikan : SMA Terakreditasi : A Tahun berdiri : 1999 Luas Tanah : 10.000M2 Status Tanah : Milik Sendiri Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 3500

___________________________________

Nama Sekolah : MTsS Daarul Ahsan

NPSN : 20622772

Provinsi : Banten

Kota/Kabupaten : Kab. Tangerang

Kecamatan : Jayanti

Desa/Kelurahan : Ds. Dangdeur

Jalan dan Nomor : Jl. Raya Serang Km. 31

Kode POS : 15610

69

No. Telp : 081906048731

Email : daarulahsan.sch@gmail.com

Status sekolah : Swasta Bentuk pendidikan : MTs Terakreditasi : A Tahun berdiri : 1999 Luas Tanah : 10.000M2 Status Tanah : Milik Sendiri Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 3500 3. Visi, Misi

a. Visi

“Terwujudnya Lembaga Pendidikan Yang Baik, Benar Dan Indah”

Kami memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai seluruh civitas akademika Pondok Pesantren untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan Pesantren. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita - cita Pesantren sebagai berikut

"Dengan mencari yang baik, akan melahirkan etika"

"Dengan mencari yang benar, akan menghasilkan ilmu"

"Dengan mencari yang indah, akan menimbulkan seni"

b. Misi

70

• Menanamkan Moral dan AKhlakul Karimah pada setiap peserta didik

• Menciptakan peserta didik yang menguasai Ilmu Pengetahuan Agama dan Umum secara konfrehensif

• Menciptakan peserta didik yang menguasai Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Komunikasi dan Informasi

• Mengembangkan Potensi, Minat dan Bakat serta kemampuan peserta didik

• Menciptakan lingkungan yang asri, bersih dan indah 4. Program Keahlian

a. Administrasi Perkantoran (AP) b. Jasa Boga

c. Redaktur Majalah

d. Bidang Pengembangan Minat dan Bakat 5. Ekstra Kurikuler

a. Pidato 3 Bahasa (Arab, Inggris, Indonesia) b. Kursus 2 Bahasa (Arab dan Inggris) c. Pendalaman Kitab - Kitab Kuning d. Kursus Komputer

e. Tilawah Quran (Qori) f. Marawis

g. Qosidah h. Hadroh

i. Nasyid dan Sholawat j. Kursus Seni seperti : k. Melukis

l. Tulis Indah Arab (Kaligrafi) m. Menulis Indah (Letter)

71 n. Pramuka

o. Kursus Olahraga seperti : p. Sepak Bola

q. Badminton / Bulu Tangkis r. Volley Ball

s. Basket t. Renang

6. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daarul Ahsan

Jenis Sarana Jumlah

Guru 87

Santri Putra 429

Santri Putri 551

Kamar Santri 35

Ruang Kelas 22

Internet Center 1

Aula Pertemuan 1

Mushola 1

Dapur Umum 1

Koperasi dan Kantin 1

Wartel 1

Kamar Mandi 20

Lapangan Olahraga 1

Ruang Laboratorium (IPA) 1

Ruang Komputer 1

Perkantoran 4

72 7. Struktur Organisasi

Ketua Yayasan : H. Madtosi

Mudirul Ma’had : KH.Maman Lukman Hakim, MA Kepala RA : Hj. Encuh Supiyati, S.Pd.

Kepala SDIT : Apipudin, S.Pd.

Kepala MTs. : Nasrullah, S.Sas. M.Pd.

Kepala SMA : Matawi, SE, M.Pd.

Operator : 1. Nasrullah, S.Sas. M.Pd. (SMA) 2. Ahmad Rajab S, S.Kom (RA. &

MTs)

Tata Usaha : 1. Siti Neng Marni, S.Pd.

2. Surtiyah, SE.Sy Perkantoran : 1. Agus Baihaqi

2. Winda Triana Bidang Pendidikan&

Pengajaran (P2)

: 1. Anan Afandi, S.Pd.I 2. Haryanto, S.Pd.I

3. Ahmad Rajab S. S.Kom.

4. Ahmad Muhroji 5. Miftahudin

6. Aditiya Majid 7. Lisnawati 8. Siti Nurhikmah 9. Siti Nursholehah Bidang Pengasuhan

Putera

: 1. Marwan, S.Pd

2. Imam Egi Arifin, S.Pd.

3. Hasani, S.Pd.I 4. Rasmani

73

5. M. Azhar Hidayat 6. Manarul Hidayat 7. Sopa Hadi Bidang Pengasuhan

Puteri

: 1. Maspupah, S.Pd.

2. Yuli Indah Sari 3. Siti Hujaemah 4. Siti Rohmah 5. Desi Fitriasih 6. Syifa Nurfadilah Bidang

Pengembahangan Bahasa dan Budaya

: 1. Safrudin, SE, M.Pd.

2. Ayyash Lukman Hakim 3. Reza

4. Ninda Septyarini 5. Abdul Aziz 6. Melia Pratiwi 7. Raisya

8. Dedeh Murniasih Bidang Ubudiyah &

Pengembangan Tilawah

:1. Kusnadi, S.Pd.I 2. Ade Bukhori, S.Pd.

3. Miftahudin 4. Imam Wahyudi 5. Rafi Azhar 6. Masruroh 7. Munikah 8. Kartini 9. Nurul Ma’wa Bidang Sarana &

Prasarana

: 1. Abdul Syukur 2. Jejen Nahrowi

74

3. Ahmad Roni 4. Amirudin

Bidang Olahrga :1. Didin Mukhlisudin, S.Sos.

2. Rifqi Arsyil Majid 3.E. Nurhidayah, S.Pd.

4. Manarul Hidayat 5. Sopa Hadi 6. Ninda Septyarini 7. Nur Solehah Bidang Kesehatan &

Kebersihan

: 1. Zailani AB, S.Pd.I 2. Rifqi Arsyil

3. Ilih Badriyatus S, S.Pd.I 4. Riyandani

5. Opah Maspupah 6. Lia Kamelia 7. Yusvita Bidang

Pengembangan Minat & Bakat

: 1. Bahrul Hikam, S.Pd 2. Riqi Riyansyah 3. Tri Eka Komara, S.Pd 4. Siti Nurhikmah 5. Magfiroh 6. Iim Imaniah 7. Sephia

Bidang Keputerian :1. Nurhalimah, S.Pd.I 2. Qonita Zakiyatunnufus 3. Nidaul Khaeriah 4. Indah Suci

75 Bidang Humas &

Pemberdayaan Alumni

: 1. Ahmad Khaerudin, M.Pd 2. Bahrul Hikam, S.Pd.

3. Bambang

Bidang Koperasi :1. Matawi, SE, M.Pd 2. Jailani AB, S.Pd.I 3. Rasmani

4. Siti Paikah, S.Pd.

5. Neneng Kurniasih 6. Miftahudin

7. Siti Nursholihah 8. Lyah Kameliah 9. Siti Sulpah 10. Riyandani 11. Meilia Pratiwi Redaktur Majalah

El-Ahsan &

Perpustakaan

:1. Safrudin, SE, M.Pd.

2. Apipudin, S.Pd.

3. Dedeh Murniasih.

4. Siti Yusvita Koordinator

Laundry

:1. Chusnul Khotimah 2. Imam Egi Arifin

Tangerang, 17 Juni 2019

TIM MPG

76 I. Hasil Temuan

Bab ini membahas mengenai hasil temuan yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu analaisis deskriptif, uji analisis normalitas dan uji analisis regresi

1. Hasil Analisis Deskriptif

a) Deskripsi Pola Asuh Orang Tua

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi suatu data. Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan variabel pola asuh orang tua (X). Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data responden sebagai berikut:

Tabel 4.1

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking 1. Orang tua saya tidak

menuntut saya secara berlebihan dalam hal prestasi

26 56 0 0 272 1

2. Orang tua saya tidak terlalu kecewa jika prestasi saya tidak sesuai harapan

9 63 10 - 245 2

Dari tabel 4.1 dapat diketahui, orang tua terhadap variabel demokratis yang menempati ranking pertama yaitu orang tua yang tidak menuntut anak secara berlebihan dalam hal prestasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas X

DEMOKRATIS

77

Putri di Pondok Pesantren Pesantren Daarul Ahsan Tangerang banten berlaku realistis terhadap kemampuan anak.

Adapun respon siswa kelas X terhadap pola asuh demokratis yang menempati ranking kedua yaitu orang tua tidak terlalu kecewa jika prestasi anaknya tidak sesuai harapan orang tua.

Dengan demikian sama halnya dengan ranking pertama yaitu orang tua berlaku realistis terhadap kemampuan anaknya.

Tabel 4.2

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

1.Orang tua saya tidak memberi saya kesempatan untuk mengemukakan pendapat

10 17 50 5 196 3

2. Saya lebih senang mengobrol dengan teman daripada dengan orang tua saya

8 28 41 5 203 2

3. Orang tua saya menuntut saya mendapatkan ranking di kelas

8 28 33 13 195 4

4. Orang tua saya memutuskan berbagai hal tanpa meminta saran saya

8 21 47 6 195 5

5. Orang tua saya marah jika saya malas belajar

13 46 17 6 230 1

6. Orang tua saya tidak memberikan solusi jika saya melakukan kesalahan

4 19 41 18 173 7

7. Orang tua saya tidak pernah mengapresiasi saya

3 27 42 10 187 6

OTORITER

78

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

meski saya mendapatkan nilai yang bagus

Dari tabel 4.2 dapat diketahui, orang tua dengan pola pengasuhan otoriter yang menempati ranking pertama yaitu orang tua yang akan marah jika anaknya malas dalam belajar. Hal ini diduga karena tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya gagal di masa depan, dengan begitu orang tua akan marah jika anaknya malas dalam belajar. Respon siswa kelas X Putri yang menempati ranking kedua yaitu seorang anak yang lebih senang bercerita dengan temannya dibandingkan dengan orang tuanya. Hal itu diduga karena komunikasi pada pola pengasuhan tersebut cenderung hanya berjalan satu arah sehingga anak lebih senang bercerita dengan teman-temannya.

Sedangkan respon siswa kelas X Putri terhadap pola asuh otoriter yang menempati ranking terakhir yaitu orang tua yang tidak memberikan solusi jika seorang anak melakukan kesalahan, hal demikian karena orang tua dengan pola pengasuhan otoriter tidak memberikan solusi akan tetapi berorientasi pada hukuman fisik maupun verbal.

Tabel 4.3

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

1. Orang tua saya tidak menegur atau memarahi saya jika pulang larut malam

4 18 34 26 164 3

79

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

2. Orang tua saya tidak membatasi waktu saya untuk bermain

5 19 48 10 183 2

3. Orang tua tidak menegur saya jika saya tidak belajar

4 29 39 10 191 1

4. Orang tua saya tidak memperhatikan

perkembangan sekolah saya

1 11 54 16 161 4

5. Orang tua saya membebaskan saya dalam penggunaan uang saku

5 31 18 11 160 5

Dari tabel 4.3 dapat diketahui persepsi anak terhadap pola pengasuhan permisif yang menempati ranking pertama yaitu orang tua yang tidak pernah menegur anaknya jika anak tersebut tidak belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pengawasan orang tua siswa kelas X Putri sangat longgar terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-hari.

Adapun persepsi siswa kelas X Putri terhadap orang tua permisif yang menempati ranking kedua yaitu Orang tua yang tidak membatasi waktu anak untuk bermain. Sama halnya dengan ranking pertama yaitu Pengawasan orang tua siswa kelas X Putri sangat longgar terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-hari.

Hal ini diduga banyak faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk bekerja keras di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan materi keluarga sehingga tidak sempat mengawasi perkembangan anak dan bahkan tidak mempunyai waktu untuk

PERMISIF

80

memberikan bimbingan, yang berakibat pendidikan anak sedikit terabaikan.

Sedangkan persepsi siswa kelas X Putri terhadap orang tua permisif siswa yang menempati ranking terakhir yaitu orang tua yang membebaskan anak dalam penggunaaan uang saku. Hal tersebut diduga karena Orang tua cenderung selalu menuruti semua keinginan anak sehingga anak menjadi tidak disiplin dalam penggunaan uang sakunya.

Tabel 4.4

Rekapitulasi Rata-Rata Skor Variabel Pola Asuh Orang Tua No Variabel Pola Asuh

Orang Tua

Rata-Rata Skor Ranking

1 Demokratis 258,5 1

2 Otoriter 197 2

3 Permisif 171,8 3

Dari tabel 4.4 dapat diketahui, rekapitulasi rata-rata skor variabel pola asuh orang tua yang menempati ranking pertama yaitu variabel demokratis, yang terdiri dari orang tua yang tidak menuntut anak secara berlebihan dalam hal prestasi. Dengan begitu indikator orang tua yang tidak menuntut anak secara berlebihan dalam hal prestasi, menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa kelas X Putri di Pondok Pesantren Pesantren Daarul Ahsan Tangerang banten berlaku realistis terhadap kemampuan anak.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh yang dimiliki variabel demokratis sesuai dengan yang dilakukan para orang tua.

81

Karena berlaku realistis terhadap kemampuan anak memang dianjurkan, dan orang tua pun tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Dengan pola pengasuhan demokratis mendorong anak untuk lebih mandiri namun orang tua masih bisa memberikan batasan dan kontrol kepada anak.

Lain halnya dengan pola pengasuhan permisif yang menempati ranking terakhir pada rekapitulasi rata-rata skor variabel pola asuh orang tua. Yang mana item no 3 yaitu Orang tua tidak menegur anaknya jika si anak tidak belajar. Dengan begitu pola pengasuhan permisif dengan indikator tersebut masuk ke dalam Pengawasan orang tua siswa kelas X Putri sangat longgar terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-hari. Hal ini diduga banyak faktor yang menjadi penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk bekerja keras di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan materi keluarga sehingga tidak sempat mengawasi perkembangan anak dan bahkan tidak mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan, yang berakibat pendidikan anak sedikit terabaikan.

b) Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tabel 4.5

Respon Siswa terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

1. Ketika pembelajaran fiqih sedang berlangsung, saya selalu mengajukaan pertanyaan kepada guru saya

9 51 22 0 233 10

2. Ketika guru saya mengajukan pertanyaan, saya

6 67 9 0 243 7

82

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

Berpikir Kritis Siswa

selalu sigap untuk menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang benar

3. Saat pembelajaran fiqih berlangsung, saya selalu membuat rangkuman sesuai dengan apa yang guru jelaskan

11 66 2 3 249 4

4. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

5 76 1 0 259 2

5. Saya selalu membuat kesimpulan jika guru saya telah selesai menjelaskan

6 66 8 2 240 8

6. Saya mampu menjelaskan istilah-istilah yang ada pada mata pelajaran fiqih

6 61 15 0 237 9

7. Saya merasa senang jika

dimintai untuk

mempresentasikan pelajaran yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh guru.

12 43 26 1 230 11

8. Saya selalu memberikan saran kepada guru saya untuk menggunakan metode lain dalam menyampaikan pelajaran fiqih

7 40 35 0 218 12

9. Saya selalu berpartisipasi jika guru saya meminta saya untuk memberikan solusi pada mata pelajaran fiqih

2 51 27 2 217 13

10. Ketika sedang berdiskusi saya selalu menerima pendapat

14 57 9 2 247 5

83

Indikator Item SS S TS STS Skor Ranking

orang lain dan mengevaluasi pendapatnya.

11. Saya selalu mengajak orang lain untuk aktif dalam berdiskusi

27 48 5 2 264 1

12. Ketika sedang beradu pendapat saya selalu mempertimbangkan pendapat orang lain

14 54 12 2 244 6

13. Saya merasa senang jika pelajaran fiqih yang

disampaikan guru

menggunakan metode diskusi, karena saya senang berinteraksi dengan orang lain

23 44 13 2 252 3

Dari tabel 4.5 dapat diketahui, respon siswa kelas X Putri terhadap variabel kemampuan berpikir kritis yang menempati ranking pertama yaitu siswa yang selalu mengajak orang lain untuk aktif dalam berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Putri yang memiliki kemampuan berpikir kritis sesuai dengan aspek membangun keterampilan siswa dengan indikator Penggunaan prosedur yang tepat.

Dengan begitu, salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk selalu berpikir aktif, tidak berhenti untuk belajar dalam segala hal dan juga selektif dengan berbagai macam perspektif agar anak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

c) Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

84

Orang tua memegang peranan penting bagi pendidikan anak.

Mengasuh, mendidik dan membesarkan anak merupakan tugas yang mulia yang dilakukan oleh orang tua. Keberhasilan seseorang dapat dilihat dari bagaimana seorang ibu dan ayah mengasuh dan mendidik anaknya. Oleh karena itu, orang tua seharusnya memahami jenis-jenis pola asuh yang sesuai dengan kriteria anak.

Pola asuh orang tua di rumah menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap performance siswa di sekolah. Motivasi anak dalam belajar dan memiliki keinginan untuk berpikir sangat dipengaruhi oleh suasana rumah dan didikan orang tua. Hal utama yang dialami anak dapat dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tuanya. Hal sependapat dengan itu, juga disampaikan oleh Santrock (2009), bahwa awal pembentukan karakter terjadi di dalam keluarga tempat si anak dibesarkan.80

Pola pengasuhan orang tua juga dapat berpengaruh dengan Kemampuan berpikir anak. Berpikir atau yang biasa kita kenal dengan kata thinking dalam bahasa Inggris, dapat diartikan menelaah suatu hal dengan nalar atau pikiran. Berpikir melibatkan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi informasi dalam memori. Tujuan berpikir adalah untuk membentuk konsep, menalar, berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir secara kreatif dan memecahkan masalah.81

Kemampuan berpikir kritis harus diperkenalkan kepada anak sedari dini. Hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat penting dan dapat mempengaruhi pola pikir anak ketika dewasa. Menumbuhkan cara

80Satjun Siregar,Penerapan Model Pembelajaran Open Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua, Artikel Ilmiah Tesis, tahun 2019

81 Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi 3, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm. 7

85

berpikir kritis pada anak dapat dilakukan pada suasana santai dalam keseharian kita. Dalam hal ini pentingnya peran orang tua dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mendukung dan mengembangkan cara berpikir anak.

Bahwa untuk menjawab hipotesis hubungan antara variabel pola asuh orang tua (X) dan variabel kemampuan berpikir kritis (Y), dengan begitu peneliti melakukan analisis uji asumsi klasik dan uji regresi linier sederhana, yaitu sebagai berikut:

A. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untukmengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji asumsi klasik ini dilakukan sebelum melakukan analisis regresi yang berupa uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 22. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.6 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 82

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 5.44584151 Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .050

Negative -.084

Test Statistic .084

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

86

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,200 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal, sehingga hasil analisis ini dapat lanjut ke analisis regresi karena syarat dari uji asumsi klasik ini berdistribusi normal dan data penelitian ini layak digunakan sebagai penelitian.

B. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana a. Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi linier sederhana ini digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh variabel bebas atau independentnterhadap variabel terikat atau dependent. Jika skor variabel bebas diketahui maka skor variabel terikat dapat diprediksi besarnya. Hasil uji regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Dari tabel 4.7 diketahui a = angka konstan dari unstandardized coefficient. Dalam kasus ini nilainya sebesar 53,691. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada pola asuh orang tua (X), maka nilai konsisten berpikir kritis (Y) adalah sebesar 53,691.

d. This is a lower bound of the true significance.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.691 3.090 17.373 .000

POLA ASUH -.378 .082 -.457 -4.590 .000

a. Dependent Variable: BERPIKIR KRITIS

87

B= angka koefisien regresi. Nilainya sebesar -0,378. Angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat pola asuh orang tua (X), maka kemampuan berpikir kritis (Y) akan meningkat sebesar -0,378

Karena nilai koefisien regresi bernilai minus (-), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh negatif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi dengan melihat nilai signifikansi (sig) sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan < 0,05, artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Jika nilai sigifikan > 0,05, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.82

Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikansi (sig) sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa “Terdapat pengaruh pola asuh orang tue terhadap kemampuan berpikir kritis siswa”

Selain membandingkan dengan nilai signifikansi (sig). Peneliti juga mengambil keputusan dalam uji t. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah :

1) Jika nilai t hitung > dari t tabel maka terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

82 https://www.spssindonesia.com/2017/03/uji-analisis-regresi-linear-sederhana.html

88

2) Sebaliknya, jika nilai t hitung < dari t tabel maka tidak terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

Berdasarkan output diatas diketahui nilai t hitung sebesar - 4,590 > dari t tabel yaitu 1,664, maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa “Terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua dan kemampuan berpikir kritis siswa”. Nilai t hitung - 4,590 dianggap lebih besar dari nilai t tabel 1,664 dalam analisis regresi linier sederhana.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam analisis regresi linier sederhana, peneliti dapat berpedoman pada nilai R Square atau R2 yang terdapat pada uji koefisien determinasi di bawah ini.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Berikut adalah hasil uji koefisien determinasi R Square.

Dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan besarnya nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,199. Dari output tersebut mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (Pola Asuh Orang Tua)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .457a .208 .199 5.47977

a. Predictors: (Constant), POLA ASUH b. Dependent Variable: B KRITIS

Dokumen terkait