• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Optimalisasi Pola Asuh Orang Dalam Meningkatkan Kemampuan

40

lanjutan perkemangan keterampilan ini atau keterampilan inteektual lainnya.

C. Optimalisasi Pola Asuh Orang Dalam Meningkatkan Kemampuan

41

mata pelajaran fikih, mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

Disamping itu pembelajaran fikih menghendaki adanya diskusi secara mendalam mengenai apa yang mereka pelajari dari pelajaran fikih. Dengan diskusi tersebut dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman siswa yang bermakna. Kesempatan tersebut dapat berupa kesempatan berpendapat secara lisan maupun tulisan.Dengan demikian, Mata pelajaran fikih yang merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan

Mata pelajaran fiqih juga sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, Pembelajaran Fikih Pada kelas X Putri ini menjelaskan tentang kurban dan aqiqah. Untuk itu seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) baru saja merilis hasil program for International Student Assessment (PISA) untuk mengevaluasi belajar anak dalam

42

kurun usia 15 Tahun. Program tersebut merupakan gagasan oleh The Organisation For Economic Coperation and Developmen (OECD).59

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kemendikbud. Totok Suprayitno menekankan perlu pelatihan berpikir kritis dalam sistem belajar anak. Belajar dalam kebiasaannya di sekolah-sekolah hanya berupa pemindahan gagasan dari buku ke catatan lain dalam artian penyalinan.

Pada pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perlu adanya perubahan pada sistem pembelajaran, dalam hal ini sistem pembelajaran fikih. Dimana seorang guru tidak hanya memerintahkan untuk menyalin pelajaran akan tetapi diperintahkan untuk membaca kemudian guru menanyakan pendapat setalah nya.

Siswa perlu diajak untuk mengemukakan perndapatnya sendiri yang kemudian ditulis dalam buku catatan. Dengan demikian tingkat intelegensi siswa akan terarah dan semakin meningkat.

KEMENDIKBUD berharap pendidikan di Indonesia bisa diubah dengan campur tangan orang tua anak sejak dini. Mengubah sistem pendidikan tidak cukup hanya mengandalkan peraturan dari menteri. Tapi peran orang tua dalam menciptakan mental anak sangat diharapkan, terutama dalam kegiatan menstimulus berpikir kritis anak tadi.60

59 Aan Handoyo (2019), “ pentingnya peran guru dan orang tua latih daya berpikir kritis pada anak ”. Diakses pada 03 Desember 2019 dari https://www.redaksi24.com/kemendikbud-pentingnya-peran-guru-dan-orang-tua-latih-daya-berpikir-kritis-anak/

60 Aan Handoyo (2019), pentingnya peran guru dan orang tua latih daya berpikir kritis pada anak. Diakses pada 03 Desember 2019 dari https://www.redaksi24.com/kemendikbud-pentingnya-peran-guru-dan-orang-tua-latih-daya-berpikir-kritis-anak/

43

Para ahli psikologi dan pendidikan belakangan ini semakin menyadari bahwa anak-anak di sekolah tidak hanya harus mengingat atau menyerap secara pasif berbagai informasi baru, melainkan mereka perlu berbuat lebih banyak dan belajar bagaimana berpikir secara kritis. Anak harus memiliki kesadaran akan diri dan lingkungannya.

Karena itu, pendidikan di sekolah haruslah mampu membangun kesadaran kritis anak didik.61

Kemampuan berpikir kritis atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) harus diperkenalkan kepada anak sedari dini. Hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat penting dan dapat mempengaruhi pola pikir anak ketika dewasa. Menumbuhkan cara berpikir kritis pada anak dapat dilakukan pada suasana santai dalam keseharian kita. Dalam hal ini pentingnya peran orang tua dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mendukung dan mengembangkan cara berpikir anak.

Adapun strategi Higher Order Thinking Skills (HOTS) digunakan untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Strategi tersebut ialah menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk memecahkan masalah, strategi ini dapat merangsang siswa untuk mengintrepretasikan, menganalisis informasi sebelumnya sehingga tidak monoton.62

Selain strategi tersebut, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau pola berpikir kritis kepada anak. Metode-metode ini tidak serumit yang dibayangkan oleh banyak orang tua dan bahkan

64. Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 161-162

62 Luluk Hamidah, Higher Order Thinking Skills..., hlm. 72

44

dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari saat orang tua dan anak melakukan proses interaksi.63

Berikut adalah beberapa cara untuk menumbuhkan pola berpikir kritis pada anak:

1. Ajarkan anak untuk mengamati suatu benda dan menarik kesimpulan berdasarkan pengamatannya.

2. Ajak anak untuk membandingkan dua objek yang berbeda dan kontras.

3. Mendiskusikan dan menganalisa cerita.

4. Mengajarkan kerja sama dalam permainan yang mengasyikkan.

5. Meminta anak untuk melanjutkan sebuah cerita

Beberpa metode tersebut dapat digunakan oleh orang tua dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak. Metode-metode di atas tidak hanya mengembangkan pola berpikir kritis anak namunjuga dapat membangun hubungan kekerabatan antara orang tua dan anak yang nantinya akan berpengaruh dengan tumbuh kembang anak.

Anak-anak tidak bisa dipaksa untuk berpikir kritis, tetapi mereka dapat dilatih dimulai dari hal-hal kecil sehingga kelak mereka akan terbiasa dan tanpa disadari akan membentuk mereka menjadi pribadi yang kritis, mandiri dan dapat memecahkan masalah-masalah yang ia hadapi.

63 Ridel Gloriosulu (2020), Pentingnya Mengembangkan Pola Berpikir Kritis pada

Anak. Diakses pada 18 Maret 2020 dari

https://www.kompasiana.com/amp/ridelgloriosulu/5e724b1d097f36373752/pentingnya-mengembangkan-pola-berpikir-kritis-pada-anak

45

Selain metode yang sudah dijelaskan sebelumnya, beberapa pakar Psikologi memberikan usulan untuk mengembangkan pemikiran kritis anak yaitu:

• Menurut Robert J. Sternber beberapa usulan untuk mengembangkan pemikiran kritis yaitu: (1) mengajarkan anak menggunakan proses-proses berpikir yang benar, (2) mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah, (3) meningkatkan gambaran mental mereka, (4) memperluas landasan pengetahuan mereka, dan (5) memotivasi anak untuk menggunakan keterampilan-keterampilan berpikir yang baru saja dipelajari.

Menurut Santrock, untuk mampu berpikir kritis anak harus mengampil peran aktif dalam proses belajar, ini berarti bahwa anak-anak perlu mengembangkat berbagai proses berpikir aktif, seperti: (1) mendengarkan secara seksama (2) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan, (3) mengorganisasikan pemikiran-pemikiran mereka, (4) memperhatikan persamaan dan perbedaan, (5) melakukan deduksi, (6) membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang secara logika valid dan tiak valid. Di samping itu, anak-anak juga harus belajar bagaimana mengajukan pertanyaan klarifikasi, belajar bagaimana mengkombinasikan proses-proses berpikir untuk menguasai suatu pengetahuan baru, belajar melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. 64

Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa upaya untuk mengembangkan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

64 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 162

46

kemampuan berpikir kritis anak dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk selalu berpikir aktif, tidak berhenti untuk belajar dalam segala hal dan juga selektif dengan berbagai macam perspektif agar anak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

47

Dokumen terkait