• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koperasi Syariah

Dalam dokumen LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK (Halaman 173-177)

Mempunyai problem

B. Koperasi Syariah

Koperasi berasal dari kata cooperation (Inggris), secara sederhana koperasi berarti kerja sama. Menurut Bahasa koperasi dideinisikan sebagai wadah perkumpulan (asosiasi) sekelompok orang untuk tujuan kerjasama dalam bidang bisnis yang saling menguntungkan

di antara anggota perkumpulan.38 Pengertian dari Koperasi menurut Undang-Undang No.25 tahun 1992 adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau kumpulan dari beberapa koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi syari’ah juga memiliki pengertian yang sama yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah ), atau lebih dikenal dengan koperasi jasa keuangan syariah.39

Oleh karena itu secara garis besar koperasi syari’ah memiliki aturan yang sama dengan koperasi umum, namun yang membedakannya adalah produk-produk yang ada di koperasi umum diganti dan disesuaikan nama dan sistemnya dengan tuntunan dan ajaran agama Islam. Sebagai contoh produk jual beli dalam koperasi umum diganti namanya dengan istilah murabahah, produk simpan pinjam dalam koperasi umum diganti namanya dengan mudharabah. Tidak hanya perubahan nama, sistem operasional yang digunakan juga berubah, dari sistem konvesional (biasa) ke sistem syari’ah yang sesuai dengan aturan Islam.

Usaha koperasi di bidang simpan pinjam ini sangat berbeda dengan simpan pinjam koperasi biasa yang memakai perangkat bunga (riba).

Landasan dan Prinsip Koperasi Syariah

Ada tiga Landasan koperasi syari’ah yaitu: koperasi syari’ah berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, koperasi syari’ah berazaskan kekeluargaan, koperasi syari’ah berlandaskan syari’ah Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan saling tolong menolong dan saling menguatkan.40 Ada dua prinsip dasar pada koperasi syari’ah, yaitu:

1. Koperasi syari’ah menegakkan prinsip-prinsip ekonomi Islam, sebagai berikut:

38 Teguh Sihono, Pengantar Ekonomi Koperasi, ( Yogyakarta: FPIPS IKIP: 1999)

39 Departemen Koperasi, UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, ( Jakarta: Departemen Koperasi, 1992).

40 http//www. Koperasisyariah.com/category/ koperasi-syariah/page/2 ( diakses 23 Juni 2015).

a. Kekayaan adalah amanah Allah Swt yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak;

b. Manusia diberi kebebasan dalam mu’amalah selama tidak melanggar ketentuan syari’ah;

c. Manusia merupakan wakil Allah dan pemakmur di bumi; d. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk ribawi

dan pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok orang saja.

2. Koperasi syari’ah dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari’ah Islam sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

b. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen;

c. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional; d. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sesuai dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota;

e. Pemberian balas jasa modal dilakukan secara terbatas dan profesional menurut sistem bagi hasil;

f. Jujur, amanah, dan mandiri;

g. Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sumber daya informasi secara optimal;

h. Menjalin dan menguatkan kerjasama diantara anggota, antar koperasi dan atau lembaga lainnya.

Perbedaan lain antara koperasi syari’ah dengan koperasi biasa terletak dalam hal bunga, dimana koperasi syari’ah tidak memakai sistem bunga melainkan memakai sistem bagi hasil.

Tujuan Pendirian Koperasi Syariah

Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam.

Modal Koperasi Syariah

Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.

Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah.

Koperasi syariah adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan dengan berpegang pada Al- Qur’an dan Sunnah sehingga sesuai dengan syariat Islam. Sama halnya dengan BMT, koperasi syariah juga dalam perkembangannya memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Sebagaimana lembaga ekonomi lainnya, koperasi adalah salah satu bentuk persekutuan yang melakukan kegiatan muamalah di bidang ekonomi.

Dalam koperasi juga berlaku kaidah iqh yang menyatakan bahwa pada asalnya segala bentuk muamalah itu hukumnya boleh (mubah) sampai ada dalil yang mengharamkannya. Jadi koperasi boleh melakukan kegiatan apa saja di bidang ekonomi sepanjang bukan kegiatan yang dilarang oleh syariah, seperti memproduksi dan memperdagangkan barang-barang terlarang, transaksi- transaksi yang bersifat ribawi , spekulatif (maysir), dan manipulatif (gharar) atau memperoleh keuntungan secara tidak sah menurut syariah, seperti perzinaan, penipuan, dan sebagainya.

Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk memberdayakan rakyat kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejahteraan bersama. Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Maka tak heran jika jejak koperasi berdasarkan prinsip syariah telah ada sejak abad III Hijriyah di Timur tengah dan Asia

Tengah. Bahkan, secara teoritis telah dikemukakan oleh ilosuf Islam

Al-Farabi. As-Syarakhsi dalam Al-Mabsuth, sebagaimana ditulis oleh M. Nejatullah Siddiqi dalam Patnership and Proit Sharing in Islamic Law , ia meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ikut dalam suatu kemitraan usaha semacam koperasi, diantaranya dengan Sai bin Syarik di Madinah. Sebagian besar konsep dasar koperasi sudah sejalan dengan syariah (Ani Widyastuti, 2009). Tinggal sedikit penajaman dan modiikasi pada beberapa aspek, sehingga koperasi memiliki jiwa syariah secara sempurna. Penyesuaian itu, misalnya, berupa landasan koperasi syariah yang harus sesuai Alquran dan Sunnah dengan dijiwai semangat saling menolong (ta’aawun) dan saling menguatkan (takaaful). Koperasi syariah semestinya menegakkan prinsip-prinsip Islam seperti:

a. Meyakini bahwa kekayaan adalah amanah Allah yang tidak dapat dimiliki siapa pun secara mutlak

b. Kebebasan muamalah diberikan kepada manusia sepanjang masih

c. bersesuaian dengan syariah Islam

d. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur bumi e. Menjunjung tinggi keadilan dan menolak semua bentuk ribawi

dan pemusatan sumber daya ekonomi pada segelintir orang.

Dalam dokumen LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK (Halaman 173-177)