• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki karakteristik sebagai berikut:

Dalam dokumen LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK (Halaman 183-189)

1. Berorientasi bisnis, yakni memiliki tujuan mencari laba bersama dan meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang sebanyak-banyaknya bagi para anggotra dan lingkungannya.

43 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 448.

2. Bukan merupakan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana sosial umat seperti zakat, infaq, sedekah, hibah, dan wakaf.

3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang melibatkan peran serta masyarakat disekitarnya.

4. Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau kelompok tertentu diluar masyarakat sekitar BMT.

5. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif dan dinamis, berpandangan positif, dan produktif dalam menarik dan mengelola dana masyarakat.

6. Kantor BMT dibuka pada waktu tertentu dan ditunggui oleh sejumlah staf dan karyawan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah. Sebagian lainnya terjun langsung ke lapangan mencari nasabah, menarik, dan menyalurkan dana kepada nasabah, menyetor dana ke kas BMT, memonitor, dan melakukan supervisi. 7. BMT memiliki komitmen melakukan pertemuan dengan semua

komponen masyarakat dilapisan bawah melalui forum-forum pengajian, dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial-ekonomi yang berimplikasi kepada kegiatan produktif di bidang ekonomi.

8. Manajemen dan operasional BMT dilakukan menurut pendekatan profesional dengan cara-cara Islami.

Visi dan Misi Baitul Mal wa Tamwil (BMT)44

Semakin banyaknya lembaga keuangan syariah bank dan non-bank, maka semakin banyak masyarakat beralih memanfaatkan pelayanan jasa keuangan syariah yang ditawarkan. Mereka menuntut suatu kepercayaan bahwa sistem bagi hasil di lembaga keuangan syariah tidak akan membebani mereka dalam aspek pengembalian kredit dan pembiayaan seperti di lembaga keuangan konvensional. Dalam hal ini, BMT pun hendaknya mempertegas kembali visinya yang mencakup:

1. Mengusahakan pengelolaan modal yang berasal dari simpanan-simpanan anggota dengan sistem syariah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT.

2. Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif dengan sistem pelayanan yang cepat, layak, dan tepat sasaran.

3. Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi anggota untuk menambah pengetahuan dan keterampilan para kewirausahaan anggota.

4. Melakukan program pembinaan keagamaan kepada para anggota BMT.

5. Usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi BMT.

Disamping mempertegas visinya, BMT pun hendaknya mempertegas pula misinya yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan dikalangan anggota pada khususnya dan kemajuan ekonomi dilingkungan kerja pada umumnya.

2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.

3. Mengembangkan sikap hemat dari kegiatan menyimpang.

4. Menumbuhkembangkan usuha-usaha yang produktif ditengah masyarakat dan anggotanya di lingkungannya.

5. Memperkuat bargaining power, sikap amanah, dan jaringan komunikasi bisnis yang lebih luas dengan anggota dan masyarakat dilingkungannya.

Manfaat dan Tujuan Baitul Mal wa Tamwil (BMT)

Sebagai lembaga pengelola dana masyarakat dalam skala kecil dan menengah, BMT sesungguhnya menawarkan pelayanan jasa dalam bentuk kredit dan pembiayaan kepada masyarakat. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelayanan BMT , antara lain:

1. Meraih keuntungan bagi hasil dan investasi dengan cara syariah. 2. Pengelolaan dana berdasarkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan

akan menjadikan setiap simpanan dan pinjaman di BMT aman baik secara syari’i maupun ekonomi.

3. Komitmen kepada ekonomi kerakyatan, di mana BMT membuat setiap transaksi keuangan, memperoeh kredit berikut pengelolaannya bermanfaat bagi pengembangan ekonomi umat Islam.

4. BMT dan masyarakat dapat berperan membangun citra perekonomian yang dikelola umat Islam.

5. Menggairahkan usaha-usaha kecil produktif dan membebaskan mereka dari jeratan rentenir.

6. Partisipasi positif bagi kemajuan lembaga-lembaga keuangan dan perbankan Islam termasuk di dalamnya BMT.

Jika dilihat dalam kerangka sistem ekonomi Islam, tujuan BMT adalah sebagai berikut:

1. Membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program pengentasan kemiskinan.

2. Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat.

3. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.

4. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar menabung.

5. Menumbuhkembangkan usaha-usaha yang produktif dan sekaligus memberikan bimbingan dan konsultasi bagi anggota di bidang usahanya.

6. Meningkatkan wawasan dan kesadaran umat tentang sistem dan pola perekonomian Islam.

7. Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal pinjaman.

8. Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pengembangan BMT: Peluang dan Tantangan

Selama ini, perkembangan BMT di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam mendorong pendirian BMT di Indonesia. Di samping itu, seiring dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, saat ini upaya mendirikan sebuah lembaga BMT dalam hal mendapatkan status badan hukum tidaklah terlalu sulit. Berkenaan dengan hal tersebut, upaya untuk mendirikan dan mengembangkan BMT sesungguhnya mudah dan terbuka lebar. Akan tetapi, bukan tanpa hambatan bahwa pendirian dan pengembangan BMT ke depan akan dihadapkan kepada peluang dan tantangan. Dilihat dari segi peluangnya, BMT memiliki banyak peluang untuk dikembangkan di masa mendatang karena alasan berikut:

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi 2. Peluang pasar yang luas

3. Kebijakan pemerintah 4. Akuntabilitas publik

5. Kerja sama inter-antar lembaga

Dilihat dari segi eksistensinya di masa depan, BMT akan dihadapkan kepada berbagai tantangan dan kendala sebagai berikut: 1. BMT masih kurang dikenal oleh masyarakat luas, sehingga jumlah

nasabahnya pun tidak terlalu banyak.

2. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki perhatian dan kompeten di bidang ekonomi syariah, khususnya bagi mereka yang secara personal aktif menjadi praktisi lembaga keuangan syariah. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang bagi pelayanan jasa

keuangan kepada masyarakat.

4. Kurang promosi terhadap lembaga itu sendiri, maka kepercayaan masyarakat terhadap BMT masih kurang.

5. Mayoritas orang-orang kota mempunyai rasa gengsi untuk menabung dalam jumlah kecil.

7. Minimnya dukungan lembaga lain terhadap lembaga ini, karena lembaga BMT dibentuk oleh, dari, dan untuk masyarakat di wilayah tertentu.

Produk-Produk Jasa Keuangan BMT

Sama halnya dengan lembaga keuangan syariah lainnya, BMT menawarkan berbagai jenis produk yang dikumpulkan dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Produk-produk BMT tersebut mencakup atas:

Produk Pengumpulan Dana Masyarakat

Pelayanan jasa simpanan yang diselenggarakan oleh BMT merupakan suatu bentuk simpanan yang terkait dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka jenis simpanan yang dapat ditawarkan oleh BMT relatif sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Sedangkan transaksi yang mendasari bagi berlakunya simpanan BMT adalah akad

BAB IV

Dalam dokumen LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN DINAMIKA FULL OK (Halaman 183-189)