• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Karakter Agronomi dengan Karakter Bobot Biji Kering Korelasi merupakan derajat keeratan hubungan antara dua karakter atau

 = Simpangan gabungan

BAB 5 ANALISIS LINTAS KARAKTER KUANTITATIF PADA GALUR-GALUR HARAPAN KACANG TANAH

5.3.1 Korelasi Karakter Agronomi dengan Karakter Bobot Biji Kering Korelasi merupakan derajat keeratan hubungan antara dua karakter atau

lebih. Keeratan hubungan antar karakter ditujukan oleh nilai korelasi (r) yang berada antara -1 hingga +1, nilai nol menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua peubah (Allard 1960; Gomez dan Gomes 1995; Mattik dan Sumertajaya 2006; Priyatno 2009). Analisis korelasi memberikan keterangan tambahan tentang adanya karakter tertentu yang merupakan komponen penting yang mempengaruhi hasil. Pendugaan analisis korelasi ditujukan untuk mempelajari pola hubungan karakter komponen hasil dan hasil dan menyeleksi karakter- karakter yang berkorelasi dengan karakter hasil. Hasil merupakan karakter utama untuk tujuan perbaikan dalam setiap program pemuliaan tanaman.

Pendugaan analisis koralasi bertujuan untuk mempelajari pola hubungan karakter komponen hasil dan hasil dan menyeleksi karakter-karakter yang berkorelasi dengan karakter hasil. Hasil merupakan tujuan perbaikan dalam program pemuliaan tanaman. Kombinasi karakter seleksi antara karakter hasil dan

komponennya dapat meninggkatkan kemajuan genetik dan dan daya hasil pada kacang tanah.

Hubungan signifikansi menerangkan tentang kesahihan hubungan antara dua variabel berdasarkan pada taraf kepercayaan yang diambil (5% atau 1%). Nilai korelasi yang nyata berarti adanya hubungan yang kuat, bukan karena adanya peluang tetapi benar-benar hubungan yang nyata antara dua variabel tersebut (Siregar 2013).

Tabel 5.1 Nilai Koefisien Korelasi antar karakter kuantitatif pada galur-galur harapan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) rakitan IPB

Karakter

kuantitatif TT JC PPBU BB JPT JPI BPT BPI BBT BSB IMBK BPK

JC r 0.331 Sig. 0.247 PPBU r -0.755** -0.535* Sig. 0.002 0.048 BB r 0.316 -0.043 0.154 Sig. 0.271 0.883 0.599 JPT r 0.274 0.275 -0.314 0.446 Sig. 0.343 0.341 0.275 0.110 JPI r 0.336 0.294 -0.390 0.396 0.984** Sig. 0.240 0.307 0.168 0.161 <0.000 BPT r 0.270 0.023 -0.061 0.661** 0.465 0.500 Sig. 0.351 0.937 0.836 0.010 0.094 0.068 BPI r 0.301 0.054 -0.108 0.643* 0.493 0.535* 0.998** Sig. 0.296 0.856 0.714 0.013 0.073 0.049 <0.000 BBT r 0.266 0.104 -0.102 0.526 0.399 0.442 0.967** 0.969** Sig. 0.359 0.723 0.728 0.053 0.157 0.113 <0.000 <0.000 BSB r 0.420 0.246 -0.164 0.721** 0.192 0.186 0.577* 0.567* 0.477 Sig. 0.135 0.396 0.576 0.004 0.510 0.524 0.031 0.034 0.085 IMBK r 0.027 0.084 -0.055 -0.069 0.109 0.154 0.556* 0.560* 0.731** -0.037 Sig. 0.928 0.776 0.853 0.813 0.710 0.600 0.039 0.037 0.003 0.899 BPK r 0.591* 0.559* -0.720** 0.156 0.363 0.426 0.536* 0.568* 0.587* 0.428 0.367 Sig. 0.026 0.038 0.004 0.595 0.202 0.129 0.048 0.034 0.027 0.126 0.197 BBK r 0.288 0.477 -0.693** -0.156 0.376 0.449 0.405 0.442 0.475 0.178 0.419 0.860** Sig. 0.319 0.085 0.006 0.594 0.185 0.108 0.151 0.114 0.086 0.543 0.136 <0.000

Keterangan : ** berbeda nyata pada α 0.01 dan tn berbeda nyata pada α 0.05, r = korelasi

TT = Tinggi tanaman BPT = Bobot polong total

JC = Jumlah cabang BPI = Bobot polong isi

PPBU = Persentase panjang batang utama berdaun hijau BBT = Bobot biji tanaman

BB = Bobot brangkasan IMBK = Indeks masak biji kulit

JPT = Jumlah polong total BPK = Bobot polong kering

JPI = Jumlah polong isi BBK = Bobot biji kering

Nilai koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antar karakter kuantitatif pada galur-galur harapan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) rakitan IPB dapat dilihat pada Tabel 5.1. Karakter bobot polong kering berkorelasi positif dan sangat nyata dengan karakter bobot biji kering dengan nilai

r = 0.860 dan p = <0.000. Singh dan Chaudhary (1985) menyatakan bahwa hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain. Korelasi secara genetik disebabkan oleh adanya linkage atau pleiotropi (Falconer 1960; Kuswanto et al. 1999). Pleiotropi berkaitan dengan pengaruh satu gen yang mempengaruhi satu atau beberapa sifat sedangkan linkage adalah bersatunya dua atau lebih sifat menurun yang disebabkan oleh dua atau lebih gen pada kromosom yang sama. Oleh karenanya peningkatan satu sifat kadang diikuti peningkatan sifat yang lainnya. Dengan demikian jika karakter bobot polong kering ini di tingkatkan maka akan meningkatkan bobot biji kering.

Karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau berkorelasi negatif dan sangat nyata dengan bobot biji kering dengan nilai r = -0.693 dan p = 0.006. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tinggi persentase panjang batang utama berdaun hijau akan menurunkan bobot biji kering. Evaluasi tingkat ketahanan genotipe acak menggunakan karakter tersebut menunjukkan korelasi genotipik dan fenotipik negatif nyata dengan daya hasil (Yudiwanti et al.1998). Selanjutnya Yudiwanti (1996) mengemukakan bahwa korelasi negatif tersebut adalah karena peran antagonis stomata terhadap daya hasil dan terhadap tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak daun. Stomata yang membuka sempit dengan kerapatan rendah mendukung tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak daun karena dapat menurunkan peluang penetrasi patogen melalui stomata, akan tetapi karakter yang sama mengurangi difusi karbondioksida ke dalam daun sehingga kapasitas fotosintesis berkurang dan akibatnya daya hasilnya lebih rendah. Karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau tidak dapat digunakan untuk menduga bobot biji kering pada galur-galur harapan kacang tanah.

Karakter-karakter yang mempunyai hubungan yang sangat erat adalah jumlah polong total berkorelasi positif dan sangat nyata dengan jumlah polong isi dengan nilai r = 0.984 dan p = <0.000. Bobot polong total berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot polong isi (r = 0.989 dan p = <0.000). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua polong yang dihasilkan adalah polong isi. Bobot polong total juga berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot biji tanaman (r = 0.967 dan p = <0.000). Bobot polong isi berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot biji tanaman dengan nilai r = 0.969 dan p = <0.000. Hal ini menunjukkan bahwa bobot polong yang dihasilkan dikarenakan bobot biji yang tinggi. Indeks masak biji kulit berkorelasi positif dan sangat nyatadengan bobot biji tanaman dengan r = 0.731 dan p = 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi indeks masak biji kulit menyatakan semakin tinggi kematangan dan pengisian polong sehingga bobot biji semakin tinggi. Persentase panjang batang utama berdaun hijau berkorelasi negatif dan sangat nyata dengan bobot polong kering. Kedua karakter tersebut juga mempunyai pengaruh yang sama terhadap bobot biji kering. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan karakter tersebut akan meningkatkan bobot biji kering. Menurut Gani et al. (1995) menyatakan bahwa, walaupun angka-angka korelasi relatif tinggi, belum dapat dikatakan bahwa suatu karakter berperan terhadap karakter hasil. Hal ini terutama disebabkan pengujian yang tidak bersifat multilokasi.

Korelasi yang tinggi hanya menunjukkan keeratan hubungan antar sifat tetapi tidak dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Analisis lintas

dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan dapat memilahnya menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Li 1956; Roy 2000).

Karakter bobot brangkasan, jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot polong total, bobot seratus biji dan indeks masak biji kulit adalah karakter yang tidak disertakan pada analisis lintas. Hal ini disebabkan karakter-karakter tersebut tidak berkorelasi dengan bobot biji kering (P > 0.05) berdasarkan uji Pearson correlation.