• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada responden wanitaresponden wanita

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Karakteristik Responden

F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Responden Pria dan Wanita terhadap Kadar TrigliseridaResponden Pria dan Wanita terhadap Kadar Trigliserida

2. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada responden wanitaresponden wanita

Tabel XVII. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

Variabel r p

Lingkar Pinggang (cm) 0,248 0,071*

RLPP 0,444 0,001

Keterangan : * terdapat korelasi yang tidak bermakna (p>0,05)

Pada penelitian korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida pada wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung diperoleh diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,248 dengan nilai signifikansi (p) 0,071 yang menunjukkan bahwa diperoleh korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah dan terdapat korelasi yang tidak bermakna (p>0,05) antara dua variabel yang diuji. Hasil korelasi positif ditunjukkan pada

diagram sebaran (Gambar 7) yang dapat dilihat garis yang arahnya dari bawah ke atas, yang berarti semakin besar lingkar pinggang maka kadar trigliserida semakin tinggi.

Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Srinivasan, et al. (2013), menyatakan terdapat korelasi positif (r=0,196) dengan kekuatan korelasi lemah yang tidak bermakna (p>0,05) antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida pada penyandang diabetes melitus tipe 2 sebanyak 48 wanita dengan rerata usia diatas 58 tahun. Hasil penelitian Srinivasan,et al.(2013) sesuai dengan penelitian ini dimungkinkan disebabkan jumlah responden dan rerata usia yang tidak jauh berbeda dengan penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan jumlah responden sebanyak 54 responden wanita dengan rerata usia 59 tahun, sehingga kedua penelitian memberikan hasil yang serupa.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Wang dan Hoy (2004), menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna (r=0,269 dan p<0,05) dengan kekuatan korelasi lemah antara lingkar pinggang dan kadar trigliserida,

namun penelitian ini menggunakan orang sehat sebanyak 414 wanita Aborigin yang berumur 20-74 tahun untuk mengetahui risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Penelitian Jung,et al.(2007), menyatakan terdapat korelasi positif dengan kekuatan lemah (r=0,365) yang bermakna (p<0,001) antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida pada 95 penyandang diabetes melitus tipe 2 di Korea yang berumur diatas 65 tahun. Ketidaksesuaian penelitian tersebut dapat disebabkan karena pada penelitian ini peneliti menggunakan usia responden diatas 40 tahun, sedangkan pada penelitian Jung, et al. (2007), hanya digunakan usia responden diatas 65 tahun. Usia sangat mempengaruhi kondisi patologis dan fisiologis responden. Hal tersebut disebabkan responden yang berusia diatas 40 tahun dan yang diatas 60 tahun tidak dapat digeneralisasikan atau dianggap sama, karena usia diatas 60 tahun termasuk dalam kategori lanjut usia yang memiliki kondisi patologis dan fisiologis yang berbeda dengan usia diatas 40.

Penelitian Santos, et al. (2013), yang melibatkan pasien di klinik nutrisi sebanyak 420 pasien wanita dengan median umur 51 tahun, menyatakan terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah yang bermakna (r=0,240 dan p=0,000) antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida. Hasil penelitian tersebut menyatakan korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida pada wanita dapat digunakan sebagai prediksi terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Perbedaan hasil penelitian tersebut dengan penelitian ini juga disebabkan karena jumlah responden wanita yang terlibat yaitu sebanyak 54 orang, sedangkan penelitian-penelitian yang disebutkan di atas berjumlah lebih dari 54 orang, sehingga dengan semakin banyaknya sampel yang digunakan data yang diperoleh

dapat lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Pada penelitian ini juga tidak menggunakan kontrol yaitu non diabetes melitus. Penggunaan kontrol sangat diperlukan untuk mengetahui perbedaan hasil korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul baik pada penyandang diabetes melitus tipe 2 maupun padanondiabetes melitus, sehingga dapat diketahui dengan jelas apakah terdapat korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul pada penyandang diabetes melitus maupun non diabetes melitus.

Pada gambar diagram sebaran (Gambar 7) menampilkan mayoritas responden wanita mempunyai nilai lingkar pinggang ≥80 cm. Hal tersebut

menyatakan bahwa sebesar 88,89% responden wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung pada penelitian ini mengalami obesitas sentral. Obesitas sentral banyak terdapat pada rongga perut yang dapat diketahui dari lingkar pinggang. Obesitas sentral memiliki hubungan yang kuat dengan dislipidemia aterogenik, karena dalam lemak ini memiliki adiposit jaringan lemak yang berukuran besar yaitu adanya penimbunan jaringan lemak trigliserida yang menyebabkan peningkatan lipolisis dengan mudah, sehingga terjadi peningkatan asam lemak bebas (Suparjo, 2010).

Pada penelitian korelasi rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida pada wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,444 dengan nilai signifikansi (p) 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang dan terdapat korelasi yang bermakna (p<0,05) antara dua variabel yang diuji. Hasil korelasi positif ditunjukkan pada diagram sebaran

(Gambar 8) yang dapat dilihat garis yang arahnya dari bawah ke atas, yang berarti semakin besar rasio lingkar pinggang-panggul maka kadar trigliserida semakin tinggi.

Gambar 8.Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar Trigliserida(mg/dL) pada Responden Wanita

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wang dan Hoy (2004), menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna (r=0,181 dan p<0,05) dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara rasio lingkar pinggang-panggul dan kadar trigliserida, namun penelitian ini menggunakan orang sehat sebanyak 414 wanita Aborigin yang berumur 20-74 tahun untuk mengetahui risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hasil penelitian tersebut membuktikan korelasi rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida pada wanita dapat digunakan sebagai prediksi terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Penelitian Jung, et al. (2007), yang melibatkan 95 penyandang diabetes melitus tipe 2 di Korea berumur diatas 65 tahun, menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,408) yang bermakna (p<0,001) antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar

trigliserida. Arora, Koley, Gupta, and Sandhu (2007), berpendapat bahwa rasio lingkar pinggang-panggul berkorelasi positif dengan serum kolesterol, trigliserida dan LDL pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. Penelitian Sandhu, et al.

(2008), menyatakan terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi lemah antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar trigliserida wanita (r=0,26 dan p<0,05), yang melibatkan responden sebanyak 138 wanita yang merupakan penyandang diabetes melitus tipe 2 di India dengan rentang usia 31-95 tahun.

Penelitian Kayode, et al. (2010), membuktikan juga terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,280 dan p<0,05) antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar trigliserida pada penyandang diabetes melitus tipe 2 sebanyak 70 wanita di Nigeria. Hal yang sama juga dibuktikan oleh penelitian Seizenga, et al. (2010), yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah yang bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar trigliserida pada 168 penyandang diabetes melitus tipe 2 (r=0,211 dan p=0,037). Penelitian Srinivasan,et al.(2013), menyatakan terdapat korelasi yang bermakna (p<0,05) antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar trigliserida, dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,573) pada responden wanita dengan rerata usia diatas 58 tahun. Menurut Sam, et al. (2009) peningkatan rasio lingkar pinggang-panggul mempengaruhi faktor lain yang dapat meningkatkan komplikasi pada diabetes melitus tipe 2.

Seiring dengan bertambahnya usia terjadi peningkatan lemak tubuh, sehingga risiko terjadinya obesitas yang dapat mengakibatkan penyakit

kardiovaskuler juga meningkat (Cherei, Sadrnia, Kestheli, Daneshmand, and

Rezaei, 2007). Obesitas lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Lemak tubuh meningkat secara signifikan pada usia di atas 30 tahun, dan pada wanita dikarenakan terjadinya proses kehamilan terdapat kecenderungan kenaikan berat badan (Jalal, et al., 2008). Pada wanita selain proses kehamilan, faktor ketidakseimbangan seperti ketidakseimbangan hormon dalam tubuh merupakan penyebab kenaikan berat badan (Mataix, et al., 2005). Akumulasi lemak di perut atau yang lebih dikenal dengan obesitas sentral merupakan hasil gangguan neuroendokrin yang menyebabkan meningkatnya akumulasi trigliserida dalam jaringan viseral (Sam,et al.,2009).

Sebuah studi di Prancis yang melibatkan responden pria dan wanita yang berusia 40-64 tahun, memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dalam skrining untuk diabetes melitus dan obesitas sebagai pengukuran terjadinya dislipidemia (Balkau and Sapinho, 2006). Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Blebil, Hassan, dan Djuaili (2011), menyatakan terdapat perbedaan signifikan dalam parameter pengukuran antropometri dan pola profil lipid pada diabetes melitus tipe 2 dalam tiga kelompok etnis yang berbeda yang tinggal di Malaysia. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai korelasi antropometri dengan pola profil lipid sebenarnya tidak dapat dibandingkan dengan penelitian serupa yang menggunakan kelompok etnis yang berbeda, karena parameter antropometri dan pola profil lipid pada masing-masing kelompok etnis dapat bervariasi satu sama lain. Hasil uji korelasi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran

antropometri rasio lingkar pinggang-panggul dapat digunakan sebagai prediktor peningkatan kadar trigliserida pada penyandang diabetes melitus tipe 2 wanita.

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN