• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Makasar

Dalam dokumen Spending Performance (Halaman 79-83)

BAB III TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN

A. Pelaksanaan Spending Performances Pada Daerah Sampel

10. Kota Makasar

APBD Kota Makasar tahun 2013 pada saat ditetapkan adalah sebesar Rp2,072 triliun. Pada saat pengesahan APBD Perubahan, jumlahnya meningkat menjadi Rp2,497 triliun. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 3.10 di bawah ini.

Pada saat APBD Perubahan Kota Makasar ditetapkan, terjadi peningkatan seluruh jenis belanja daerah. Yang menarik adalah belanja pegawai tidak langsung meningkat sebesar 60,46% dari total kenaikan belanja daerah atau meningkat sebesar Rp257,12 miliar dalam APBD Perubahan.

Adapun proporsi masing-masing jenis belanja dalam struktur APBD Kota Makasar Tahun 2013 yang paling tinggi adalah belanja pegawai tidak langsung yaitu sebesar 43,43%, kemudian belanja barang dan jasa sebesar

64 Laporan Pelaksanaan Spending Performance dalam Mendanai Pelayanan Publik

27,94%, diikuti belanja modal sebesar 15,70%, belanja pegawai langsung sebesar 8,08% dan belanja lainnya sebesar 4,85%.

Grafik 3.10

Volume APBD dan APBD-Perubahan Kota Makasar Tahun 2013 (dalam miliar rupiah)

51|P a g e

Kota Makasar Tahun 2013

(dalam miliar rupiah)

Sumber : Pemda Kota Makasar dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Pada saat APBD Perubahan Kota Makasar ditetapkan, terjadi peningkatan seluruh jenis belanja daerah. Yang menarik adalah belanja pegawai tidak langsung meningkat sebesar 60,46% dari total kenaikan belanja daerah atau meningkat sebesar Rp257,12 miliar dalam APBD Perubahan.

Adapun proporsi masing-masing jenis belanja dalam struktur APBD Kota Makasar Tahun 2013 yang paling tinggi adalah belanja pegawai tidak langsung yaitu sebesar 43,43%, kemudian belanja barang dan jasa sebesar 27,94%, diikuti belanja modal sebesar 15,70%, belanja pegawai langsung sebesar 8,08% dan belanja lainnya sebesar 4,85%.

Untuk memastikan dan menjamin dapat terlaksananya program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBD, daerah harus membuat anggaran kas. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Makasar telah membuat Rencana Penarikan Dana (RPD) dalam DPA pada masing-masing SKPD berdasarkan target yang telah ditetapkan.

Namun demikian, dalam penyerapan belanja daerah Kota Makasar termasuk lambat dalam realisasinya, kecuali untuk jenis belanja lainnya yang memiliki tingkat Sumber : Pemda Kota Makasar dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Untuk memastikan dan menjamin dapat terlaksananya program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBD, daerah harus membuat anggaran kas. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Makasar telah membuat Rencana Penarikan Dana (RPD) dalam DPA pada masing-masing SKPD berdasarkan target yang telah ditetapkan.

Namun demikian, dalam penyerapan belanja daerah Kota Makasar termasuk lambat dalam realisasinya, kecuali untuk jenis belanja lainnya yang memiliki tingkat realisasi mendekati normal. Pada Tahun 2013 Triwulan I, realisasi penyerapan anggaran masih rendah yaitu sebesar 12,62%, masih jauh di bawah realisasi belanja yang ideal yaitu 25%. Bahkan untuk realisasi belanja modal hanya sebesar 6,19%. Pada akhir Triwulan II, realisasi penyerapan belanja hanya sebesar 30,65%, kemudian pada Triwulan III sebesar 55,51%. Yang menarik adalah penyerapan belanja pada Triwulan IV yang mencapai 93,73%, dimana hanya dalam waktu 3 (tiga) bulan, realisasi penyerapan belanjanya sekitar 38,22% jika dibandingkan dengan realisasi pada akhir Triwulan III. Dengan kata lain, pada kurun waktu Oktober s.d. Desember 2013, Kota Makasar mampu menyerap belanja daerah sebesar Rp954,73 miliar.

Sementara itu, realisasi penyerapan belanja daerah untuk setiap jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Realisasi Belanja Per Jenis Belanja Tahun 2013 Kota Makasar (dalam miliar rupiah)

Uraian Belanja

Realisasi

Triwulan I Triwulan IIRealisasi Triwulan IIIRealisasi Triwulan IVRealisasi

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %

Belanja 315,30 12,62 765,72 30,65 1.386,61 55,51 2.341,33 93,73 Belanja pegawai tidak langsung 168,31 15,51 414,84 38,24 713,40 65,76 1.022,77 94,27 Belanja pegawai langsung 14,70 7,28 44,84 22,23 95,27 47,22 190,43 94,39 Belanja barang dan jasa 78,12 11,20 204,55 29,31 344,13 49,31 640,49 91,78 Belanja modal 24,27 6,19 53,56 13,66 127,73 32,57 369,46 94,20

66 Laporan Pelaksanaan Spending Performance dalam Mendanai Pelayanan Publik Uraian Belanja

Realisasi

Triwulan I Triwulan IIRealisasi Triwulan IIIRealisasi Triwulan IVRealisasi

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %

Belanja lainnya 29,90 24,67 47,93 39,54 106,08 87,50 118,19 97,49 Sumber : Pemda Kota Makasar dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi penyerapan belanja daerah sampai dengan Triwulan III masih relatif rendah kecuali untuk belanja lainnya, dan baru pada Triwulan IV realisasi penyerapan anggaran meningkat sangat tajam jika dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya.

Realisasi belanja pegawai tidak langsung mencapai 15,51% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 38,24% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 65,76%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja pegawai tidak langsung mencapai 94,27%. Sedangkan realisasi belanja pegawai langsung mencapai 7,28% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 22,23% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 47,22%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja pegawai tidak langsung mencapai 94,39%.

Realisasi belanja barang dan jasa mencapai 11,20% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 29,31% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 49,31%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja barang dan jasa mencapai 91,78%.

Realisasi belanja modal mencapai 6,19% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 13,66% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai

32,57%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja modal mencapai 94,20%.

Realisasi belanja lainnya mencapai 24,67% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 39,54% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 87,50%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja lainnya mencapai 97,49%.

Hal menarik yang terjadi adalah penyerapan belanja lainnya mempunyai realisasi penyerapan terbesar, yaitu 97,49%. Belanja lainnya ini meliputi belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan partai politik.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh Kota Makasar untuk mempercepat penyerapan belanja daerah yaitu dengan mendorong SKPD dalam melakukan percepatan penyelesaian DPA SKPD dan mendorong SKPD dalam mempercepat penyerapan anggaran. Disamping itu, Kota Makasar juga membentuk Tim Koordinasi yang bertugas melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyerapan anggaran belanja. Pemerintah Kota Makasar juga telah menerapkan rewards kepada SKPD yang penyerapan anggarannya baik dan punishment dengan memberikan teguran kepada SKPD untuk mempercepat penyerapan anggaran.

B. anaLiSiS perMaSaLahan peLakSanaan

Dalam dokumen Spending Performance (Halaman 79-83)

Dokumen terkait