• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Palembang

Dalam dokumen Spending Performance (Halaman 70-75)

BAB III TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN

A. Pelaksanaan Spending Performances Pada Daerah Sampel

8. Kota Palembang

APBD Kota Palembang tahun 2013 pada saat ditetapkan adalah sebesar Rp2,607 triliun. Pada saat pengesahan APBD Perubahan, jumlahnya meningkat menjadi Rp2,858 triliun. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 3.8 di bawah ini.

55 Bab III | Temuan Lapangan Dan Analisis Permasalahan

Grafik 3.8.

Volume APBD dan APBD-Perubahan Kota Palembang Tahun 2013 (dalam miliar rupiah)

Sumber : Pemda Kota Palembang dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Pada saat APBD Perubahan Kota Palembang ditetapkan, terjadi peningkatan seluruh jenis belanja daerah kecuali belanja lainnya yang mengalami penurunan sebesar Rp12,31 miliar. Yang menarik adalah belanja modal meningkat sebesar 57,62% dari total kenaikan belanja daerah atau meningkat sebesar Rp145,01 miliar dalam APBD Perubahan.

Adapun proporsi masing-masing jenis belanja dalam struktur APBD Kota Palembang Tahun 2013 yang paling tinggi adalah belanja pegawai tidak langsung yaitu sebesar 49,55%, kemudian belanja modal sebesar 25,06%, diikuti belanja barang dan jasa sebesar 19,96%, belanja pegawai langsung sebesar 3,63% dan belanja lainnya sebesar 1,81%.

Untuk memastikan dan menjamin dapat terlaksananya program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBD, daerah harus membuat anggaran kas. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Palembang telah membuat Rencana Penarikan Dana (RPD) dalam DPA pada masing-masing SKPD berdasarkan target yang telah ditetapkan.

Namun demikian, dalam penyerapan belanja daerah, Kota Palembang termasuk lambat dalam realisasinya. Pada Tahun 2013 Triwulan I, realisasi penyerapan anggaran masih rendah yaitu sebesar 11,19%, masih jauh di bawah realisasi belanja yang ideal Sumber : Pemda Kota Palembang dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Pada saat APBD Perubahan Kota Palembang ditetapkan, terjadi peningkatan seluruh jenis belanja daerah kecuali belanja lainnya yang mengalami penurunan sebesar Rp12,31 miliar. Yang menarik adalah belanja modal meningkat sebesar 57,62% dari total kenaikan belanja daerah atau meningkat sebesar Rp145,01 miliar dalam APBD Perubahan.

Adapun proporsi masing-masing jenis belanja dalam struktur APBD Kota Palembang Tahun 2013 yang paling tinggi adalah belanja pegawai tidak langsung yaitu sebesar 49,55%, kemudian belanja modal sebesar 25,06%, diikuti belanja barang dan jasa sebesar 19,96%, belanja pegawai langsung sebesar 3,63% dan belanja lainnya sebesar 1,81%.

Untuk memastikan dan menjamin dapat terlaksananya program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBD, daerah harus membuat anggaran kas. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk

56 Laporan Pelaksanaan Spending Performance dalam Mendanai Pelayanan Publik

mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Palembang telah membuat Rencana Penarikan Dana (RPD) dalam DPA pada masing-masing SKPD berdasarkan target yang telah ditetapkan.

Namun demikian, dalam penyerapan belanja daerah, Kota Palembang termasuk lambat dalam realisasinya. Pada Tahun 2013 Triwulan I, realisasi penyerapan anggaran masih rendah yaitu sebesar 11,19%, masih jauh di bawah realisasi belanja yang ideal yaitu 25%. Bahkan untuk realisasi belanja modal hanya sebesar 3,16%. Pada akhir Triwulan II, realisasi penyerapan belanja hanya sebesar 31,12%, kemudian pada Triwulan III sebesar 52,13%. Yang menarik adalah penyerapan belanja pada Triwulan IV yang mencapai 92,24%, dimana hanya dalam waktu 3 (tiga) bulan, realisasi penyerapan belanjanya sekitar 40,11% jika dibandingkan dengan realisasi pada akhir Triwulan III. Dengan kata lain, pada kurun waktu Oktober s.d. Desember 2013, Kota Palembang mampu menyerap belanja daerah sebesar Rp1,146 triliun.

Sementara itu, realisasi penyerapan belanja daerah untuk setiap jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8.

Realisasi Belanja Per Jenis Belanja Tahun 2013 Kota Palembang (dalam miliar rupiah)

Jenis Belanja Realisasi Triwulan I Realisasi Triwulan II Realisasi Triwulan III Realisasi Triwulan IV

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %

Belanja 319,88 11,19 889,58 31,12 1.490,19 52,13 2.636,74 92,24 Belanja pegawai

tidak langsung

Jenis Belanja

Realisasi

Triwulan I Triwulan IIRealisasi Triwulan IIIRealisasi Triwulan IVRealisasi

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %

Belanja pegawai langsung 8,96 8,64 38,03 36,70 50,22 48,46 91,07 87,88 Belanja barang dan jasa 58,39 10,24 177,17 31,06 303,18 53,15 518,81 90,95 Belanja modal 22,65 3,16 79,33 11,07 288,30 40,24 678,42 94,69 Belanja lainnya 27,20 52,71 33,23 64,39 37,50 72,67 43,03 83,37 Sumber : Pemda Kota Palembang dan Kementerian Keuangan (data diolah)

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa realisasi penyerapan belanja daerah sampai dengan Triwulan III masih relatif rendah, dan baru pada Triwulan IV realisasi penyerapan anggaran meningkat sangat tajam jika dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya.

Realisasi belanja pegawai langsung mencapai 8,64% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 36,7% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 48,46%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja pegawai langsung mencapai 87,88%. Sedangkan realisasi belanja pegawai tidak langsung mencapai 14,31% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 39,54% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 57,25%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja pegawai tidak langsung mencapai 92,16%.

Realisasi belanja barang dan jasa mencapai 10,24% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 31,06% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 53,15%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja barang dan jasa mencapai 90,95%.

58 Laporan Pelaksanaan Spending Performance dalam Mendanai Pelayanan Publik

Realisasi belanja modal mencapai 3,16% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 11,07% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 40,24%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja modal mencapai 94,69%.

Realisasi belanja lainnya mencapai 52,71% pada akhir Maret 2013, kemudian meningkat menjadi 64,39% pada akhir bulan Juni 2013, dan pada akhir bulan September 2013 tingkat penyerapannya sudah mencapai 72,67%. Pada akhir tahun 2013, penyerapan belanja lainnya mencapai 83,37%.

Yang menarik adalah penyerapan belanja modal pada Triwulan I adalah yang paling kecil yaitu hanya sebesar 3,16%, namun pada akhir Triwulan IV penyerapan belanja modal adalah yang paling besar di antara jenis belanja daerah, yaitu sebesar 94,69%. Bahkan hanya dalam kurun waktu Oktober s.d. Desember 2013, Kota Palembang mampu menyerap belanja modal sebesar 54,45% atau sebesar Rp390,12 miliar.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh Kota Palembang untuk mempercepat penyerapan belanja daerah yaitu dengan menerbitkan surat edaran tentang percepatan pelaksanaan anggaran dan percepatan pengesahan DPA SKPD. Disamping itu, Pemerintah Kota Palembang juga telah membentuk Tim Koordinasi yang bertugas melakukan koordinasi untuk mencari dan membahas kendala-kendala dalam pelaksanaan APBD serta menerapkan rewards dan punishment kepada SKPD dengan cara melakukan penambahan anggaran pada APBD berikutnya untuk SKPD yang penyerapannya baik dan melakukan pemotongan anggaran untuk SKPD yang tingkat penyerapannya rendah.

Dalam dokumen Spending Performance (Halaman 70-75)

Dokumen terkait