• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KREATIVITAS PENDAMPING BAGI KETERLIBATAN ANAK

C. Laporan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan

1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA

a. Memahami iman anak secara umum. b. Pentingnya Pendampingan Iman

Anak.

c. Manfaat Pendampingan Iman Anak yang kreatif.

d. Mengenal ciri-ciri pendamping dalam Pendampingan Iman Anak. e. Kreativitas pendamping dan

pendalaman iman anak.

f. Keterbatasan pendamping dalam proses Pendampingan Iman Anak. g. Harapan akan proses Pendampingan

Iman Anak. 2 Keterlibatan anak dalam

mengikuti Pendampingan Iman Anak.

a. Keterlibatan dalam pengembang iman.

b. Paguyuban anak yang ada.

c. Harapan ke depan demi kebaikan iman anak.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data. Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan wawancara terstruktur yang berupa rancangan pertanyaan. Sebelum melakukan wawancara penulis sudah melakukan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data secara sistematik terhadap gejala yang tampak dari objek penelitian. Penulis melakukan pengamatan langsung dalam arti bahwa observer berada bersama objek yang diselidiki terjadi atau berlangsungnya peristiwa (Nawawi, 1985: 100).

Dalam wawancara, pertanyaan-pertanyaan interaktif yang disusun hanya sebagai acuan untuk mencapai tujuan penelitian sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. Subjek penelitian dalam wawancara ini adalah para pendamping dan orangtua anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.

Hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat bantu Handpone (Hp), supaya penulis dapat berkonsentrasi pada proses wawancara. Sehingga tidak harus berhenti menulis jawaban-jawaban dari subjek. Hasil rekaman kemudian ditulis kembali dalam bentuk print out sebagai dokumen kemudian penulis meminta tanda tangan kepada responden sebagai bukti sudah melakukan wawancara bukan rekayasa.

8. Responden Penelitian

Jumlah keseluruhan pendamping PIA dan orangtua ± adalah 100 orang. Penulis mengambil responden 5 pendamping dan 10 orangtua anak dari jumlah pendamping dan orangtua yang ada secara keseluruhan di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Jadi jumlah sampel dari penelitian ini ada 15 responden. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan sampel bertujuan atau purposive sample.

Tujuan saya mengambil 5 pendamping yang aktif adalah untuk membantu saya dalam penelitian supaya lebih akurat di lapangan. Sedangkan 10 orangtua yang saya ambil adalah orangtua yang mempunyai anak seumuran SD dan TK yang tidak terlalu aktif dalam pendampingan iman. Sehingga penulis mengerti penyebab atau masalah yang dihadapi anak ataupun pendamping di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.

Purposive sample atau sample bertujuan adalah tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 68). Purposive sample didasarkan atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi dan informasinya tidak diragukan lagi (Sutrisno Hadi, 2014: 191).

9. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.

10. Teknik Analisis Data

Moleong (2011: 280) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber yakni wawancara. Setelah mendapat data, penulis mengadakan redaksi data dengan melakukan abstraksi. Abstrak merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya penulisan mengkategorisasikan serta melakukan koding. Sebagai tahap terakhir, penulisan melakukan pemeriksaan data kembali setelah itu menafsirkan data dan memaknai dalam bentuk teori yang sesungguhnya berdasarkan hasil penelitian (Moleong, 2011:247).

C. Laporan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan

Pada bagian ini akan dilaporkan hasil penelitian wawancara dan pembahasan yang akan disajikan secara berurutan bertitik tolak pada variabel penelitian yang diungkap seperti tercantum pada tabel di atas.

Jumlah responden yang penulis wawancarai berjumlah 15 orang. Diantaranya, responden orangtua (RO)10 orang (60%) yang mempunyai anak TK-SD. Responden pendamping (RP) 5 orang (40%) yang ada di Paroki.

Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 minggu pada tanggal 01 Februari sampai dengan 15 Februari 2016. Penulis melakukan wawancara dengan

berkunjung ke rumah-rumah responden secara bergilir. Durasi wawancara ± 15 menit–25 menit.

Pada bagian ini akan disampaikan laporan hasil penelitian kreativitas pendamping bagi keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan menurut pertanyaan wawancara terstruktur berdasarkan variabel-variabel penelitian yang diungkap.

1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA

Variabel ini mencakup beberapa pertanyaan yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran bagaimana iman anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.

a. Kreativitas Pendamping PIA

Berdasarkan hasil wawancara, terhadap pertanyaan tentang kreatif atau tidaknya pendamping, menurut (RO2, RO4, RO5, RO6, RO7, RO8, RP13, RP15) kurang kreatif. Tetapi ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa sudah kreatif dan lumayan, seperti yang diungkapkan oleh RO2 “supaya anak tidak bosan.”Pendamping kadang mengajak anak untuk terlibat seperti mewarnai gambar santo-santa, permainan, meruncing seperti membuat kerajinan tangan, bercerita, mengajak menempel gambar, bernyanyi dengan gerakan. Di samping anak menerima ilmunya mengenai iman, motorik anak juga terasah. Motorik halus dan motorik kasarnya, anak diajak mewarnai berhubungan dengan motorik halus tapi jika dia meruncing dia berhubungan dengan motorik kasar sehingga anak

menjadi senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan PIA. Di rumah, anak juga dapat bercerita dengan orangtuanya selama kegiatan.”

Tetapi dari sisi yang diungkapkan oleh pendamping RP12 “bahwa sebetulnya saya selaku pendamping sudah mempunyai bekal dalam kreativitas. Tetapi, karena kurang dukungan atau kesadaran dari pendamping lain maka, pendamping mengalami kesulitan dalam proses pendampingini.”

b. Pentingnya Kreativitas dalam Pendamping PIA

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat manfaat kreativitas bagi pendamping, (RO1 yang dikuatkan oleh RO2, RO3, RO4, RO5, RO6, RO7, RO9, RO10, RP11, RP12, RP13, RP14 dan RP15) semua menjawab ada manfaatnya. Banyak alasan yang diungkapkan sehingga dapat menjadi masukan kepada pendamping paroki.

Kreativitas sangat penting, seperti yang diungkapkan oleh RO3 “penting untuk anak, supaya semakin aktif dalam hidup menggereja, dalam kegiatan menjadi gembira.”

Anak dapat belajar dan bermain bersama teman sebayanya yang seiman (saling berkomunikasi). Anak juga dapat terhindar dari kejenuhan pada saat pertemuan/ kegiatan.

c. Kepentingan Pendamping PIA di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping menjawab sangat penting demi iman (RO1 dikuatkan dengan RO2, RO3, RO5,

RO6, RO10, RP11, RP12, RP13). Banyak orangtua yang setuju di Paroki, karena mereka sudah mempercayakan anaknya kepada pendamping paroki. Tujuan utama orangtua adalah supaya anaknya dapat rajin ke Gereja bertemu dengan teman yang seiman dari berbagai wilayah dan imannya semakin bertumbuh sesuai dengan perkembangan anak.

Seperti yang diungkapkan oleh RO5 “sangat penting sekali, karena sebagai orangtua pasti mendukung perkembangan anaknya sampai remaja. Anak juga lebih mendalami imannya sejak dini dengan agama yang dianut. Karena di sekitar desa tempat tinggal mayoritas beragama muslim. Sehingga dengan adanya PIA, membantu orangtua dalam menguatkan imannya, dan anak tidak minder bila berada di luar lingkungan Gereja.”

d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara, ciri-ciri pendamping PIA sebagian besar adalah orangtua dan pendamping PIA menjawab dengan bernyanyi menggunakan gerakan RO1, RO3, RO5-RO10 dan yang dikuatkan dengan RP11-RP14. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa anak diajak bermain, mendengarkan firman Tuhan dan saling berkumpul dengan saudara seiman. Kegiatan ini sangat membantu orangtua dalam perkembangan iman anak. Pendamping juga mengajak anak untuk mendengarkan bacaan Kitab Suci dan menjelaskannya dengan bahasa anak. Anak diajak untuk bersama-sama meresapi bacaan dengan cara bermain kemudian peneguhan.

e. Pelaksanaan Pendamping dalam Segi Waktu

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping menjawab belum maksimal RO2, didukung oleh RO4, RO5, RO7, RP12, RP14, RP13. Karena Pendampingan Iman Anak pada zaman sekarang ini sedang mengalami kemacetan dengan berbagai alasan sehingga waktu yang dipergunakan belum maksimal, dan kurangnya pendamping yang mau ikut terlibat aktif dalam mendampingi, khususnya yang muda.

Menurut RO2 “waktu yang dipergunakan belum maksimal, karena pengadaan PIA bersamaan dengan perayaan Ekaristi di Gereja. Sehingga, orangtua menjadi tidak nyaman untuk mengikuti perayaan Ekaristi dan cemas terhadap anak-anak mereka. Sebetulnya semua dapat dikendalikan jika orangtua sedang mengikuti perayaan Ekaristi. Dengan mendampingi untuk mengikuti tata cara perayaan Ekaristi di dalam Gereja. Tetapi tergantung dari orangtua, bisa atau tidak dalam mengajarkan anak dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Alasannya supaya anak dapat terlibat dalam perayaan Ekaristi. Dari berbagai pendapat yang penulis terima, hal ini dapat menjadi masukan bagi pendamping di Paroki. Karena tanpa adanya pendapat dari umat, kegiatan ini pasti tidak akan berjalan dan tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki.”

f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara tentang pemahaman iman, ada bermacam-macam jawaban dari ada orangtua dan pendamping. Sebagian besar menjawab bahwa iman itu berdoa dan mengenal Tuhan (RO1 didukung oleh RO2, RO3,

RO4, RO5, RO7, RO9, RO10, RP12, RP13, RP14, RP15). Seperti yang diungkapkan oleh RO3 “iman adalah yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat yang selalu mendampingi, menjaga kita dalam situasi apa pun. Sehingga kita sebagai umatnya harus berusaha meneladani ajarannya seperti dalam Kitab Suci. Untuk anak, pengetahuan akan iman dapat ditanamkan dengan mengajak anak mengikuti kegiatan agama seperti perayaan Ekaristi, doa lingkungan, latihan koor, dan mengenalkan ajaran-ajaran Yesus.”

2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan

Dokumen terkait