• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam

BAB II. KREATIVITAS PENDAMPING BAGI KETERLIBATAN ANAK

D. Pembahasan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam

Pada bagian ini disampaikan pembahasan hasil penelitian tentang kreativitas pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St.Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam pembahasan ini penulis membaginya sesuai dengan urutan variabel penelitian sesuai yang telah diuraikan di atas dan disusun dengan dukungan berbagai sumber serta pemahaman dari penulis sendiri.

1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA

Kreativitas merupakan hal yang penting karena sebagai acuan bagi pendamping supaya memiliki hal yang baru dan membuat anak bersemangat dan senang dalam mengikuti kegiatan. Secara umum kegiatan akan berlangsung bila disertai dengan keterlibatan pendamping dan anak dalam kegiatan tersebut dan didukung oleh orangtua mereka masing-masing.

a. Kreativitas Pendamping

Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk anak dalam pendamping. Pendamping harus mempersiapkan semua materi dan sarana-prasarananya. Berkembang tidaknya kegiatan tergantung pendamping, karena bila anak tidak diarahkan dan diajak tidak akan berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara, (63%) pendamping mengatakan kreatif, sementara (47%) mengatakan pendamping kurang atau belum kreatif.

b. Pentingnya Kreativitas dalam PIA

Dari hasil wawancara kreativitas sangat bermanfaat untuk anak, karena anak usia dini itu senang dengan kreasi baru. Sehingga anak tidak cepat bosan dan merasa penasaran sehingga mulai tertarik untuk mengikuti pendamping yang bervariasi. Dengan begitu anak menjadi semangat dalam mengikuti pendamping. Semua responden mendukung dengan adanya kreativitas, karena anak semakin terlatih untuk berkarya dan menemukan Tuhan dengan caranya sendiri didampingi oleh pendamping. Tidak hanya itu, tetapi anak juga diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman seiman dengan cara berdinamika dalam permainan.

c. Pentingnya Pendamping PIA di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara (62%) diperoleh informasi yang mengatakan bahwa kegiatan PIA sangat penting dan (38%) menjawab penting dilaksanakan di Paroki karena Paroki adalah pusat perkembangan iman. Iman anak akan berkembang sesuai dengan usia mereka. Dengan begitu anak juga dapat bersosialisasi bersama saudara seiman dari bermacam-macam lingkungan. Mereka tidak merasa sendiri karena kebanyakan di sekitar rumahnya mayoritas beragama muslim. Seyogyanya kegiatan PIA tidak hanya dipusatkan di Paroki, tetapi perlu diadakan di tingkat lingkungan atau wilayah. Materi dari Paroki belum ada tetapi bila Paroki mendapat materi dari keuskupan, maka akan diberikan melalui ketua lingkungan. Jadi pendampingan iman sementara ini hanya berjalan bila ada materi dari keuskupan. Itulah kelemahan pendamping saat ini, dan kurangnya kesadaran

dari pemuda lingkungan atau OMK Paroki. Mereka tidak mau ikut terlibat dalam mengurusi PIA, hanya mementingkan organisasi OMK saja.

Sebetulnya banyak orangtua yang mendukung kegiatan ini, hanya saja kurang ada kerjasama antara pendamping dengan orangtua PIA. Sehingga disini terjadi kesalah pahaman pengertian dan saling menyalahkan orangtua maupun pendampingnya. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pendamping dan kesibukan orangtua masing-masing anak. Maka sangat di sayangkan bahwa kegiatan PIA di Paroki tidak ada, apa lagi hanya hari besar saja.

d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki

Dari hasil wawancara ada berbagai macam kegiatan yang sudah dilaksanakan, banyak orangtua yang menyebutkan ciri-cirinya seperti bernyanyi menggunakan gerakan, permainan, mendengarkan bacaan Kitab Suci sehingga anak merasa senang dan gembira (87%). Yang lain mengatakan bahwa kegiatan santai karena kegiatan ini berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga anak tidak merasa jenuh. Kegiatan ini juga dapat membantu anak untuk dapat bergaul dan memupuk rasa percaya diri anak, karena kegiatannya menyenangkan anak menjadi cepat akrab dengan teman barunya dan tidak malu-malu.

e. Waktu Pelaksanaan Pendamping dari Segi Waktu

Setiap kegiatan harus ada pembagian waktu sehingga anak juga tidak jenuh dalam kegiatan. Dari hasil wawancara yang saya dapat waktunya kurang/

belum maksimal (61%) karena kegiatan pendampingan di Paroki tidak ada atau jadwalnya kurang jelas. Orangtua sebetulnya mau mengikutkan anak dalam kegiatan pendamping karena informasi kurang jelas, maka orangtua juga merasa kebingungan. Ada juga yang mengatakan bahwa anak tidak terbiasa mengikuti perayaan Ekaristi karena kegiatan yang bersamaan dengan perayaan Ekaristi. Di samping itu, jumlah pendampingnya terbatas padahal anak yang didampingi banyak. Orangtua mendukung waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1,5-2 jam, (39%). Hal ini menghindari supaya tidak terjadi kebosanan.

f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini

Sebagai orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, lebih-lebih di lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama muslim. Sehingga anak akan minder dan kadang dikucilkan, dengan begitu tugas pertama dan utama perkembangan iman anak adalah orangtua. Orangtua mengungkapkan bahwa hidup beriman anak secara umum dengan cara mengajarkan anak mengenal Tuhan dengan cara mengajak berdoa (80%), mengajak anak doa rosario, Ekaristi dan menceritakan sedikit pemahaman tentang Tuhan Yesus sebagai penyelamat.

Seperti yang diungkapkan oleh RO8 “bahwa iman adalah sesuatu yang tidak bisa diukur ke dalamannya dalam hati manusia. Hasil dari iman itulah yang akan terlihat dalam bentuk perbuatan. Iman pada anak sudah ditanamkan Tuhan sejak dilahirkan. Kami sebagai orangtua berkewajiban menumbuhkan keimanan mereka agar lebih besar dan besar lagi. Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap iman dan pengetahuan akan katolik. Keluarga juga mengajarkan doa

yang sederhana untuk anaknya agar anak mengerti doa-doa secara umum yang diajarkan Yesus kepada kita umat-Nya. Seperti Firman Tuhan tentang perumpamaan seorang penabur benih yang menaburkan benihnya di pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri atau tanah yang baik. Begitu pula keluarga menjadi tempat bagi pertumbuhan iman anak.”

2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan

Di usia mereka yang masih anak-anak sangat baik bahwa anak dibekali sesuatu yang bermanfaat dan mereka juga menyukainya tanpa paksaan dari orangtuanya, itu akan menjadi bekal di masa dewasanya. Bila anak senang mengikuti kegiatan, bisa juga diadakan di lingkungan tidak harus di Gereja saja. Semua memang butuh proses dan dukungan dari orangtua, kemudian lingkungan yang mendukung keaktifan anak pasti anak akan senang.

a. Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja

Seusia TK dan SD anak memang belum terlibat dalam tugas menggereja tetapi penulis mengarahkan dalam kegiatannya keikutsertaannya dalam hidup menggereja. Seperti anak rajin pergi ke Gereja setiap minggu mengikuti perayaan Ekaristi, anak rajin mengikuti doa lingkungan atau koor. Dari hasil wawancara anak kurang terlibat aktif (35%) karena hanya peserta, dulu pernah ada perayaan Ekaristi anak dan yang tugas koor juga anak tetapi sekarang tidak, harusnya guru agama pihak sekolah berkoordinasi dengan pengurus Gereja supaya anak yang bersekolah di negeri ikut terlibat dalam kegiatan Gereja. Kadang juga anak kurang kesadaran untuk pergi ke Gereja, anak jadi lebih senang menonton televisi atau bermain dengan teman dari pada ke Gereja. Di samping itu, (30%) orangtua

kurang disadari perkembangan iman anak dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya.

Tetapi di sisi lain ada juga yang mengatakan sudah terlibat karena motivasi (35%) anak ikut orangtua latihan koor, doa lingkungan, mengikuti Ekaristi lingkungan. Mereka sudah termasuk terlibat karena orangtua mendidik anaknya supaya dia terbiasa dan mengerti cara berdoa yang baik. Semua berawal dari keluarga, ada salah satu orangtua yang bercerita bahwa anaknya ingin menjadi Romo, Uskup dari situlah anak mulai diajarkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan tenang.

b. Keterlibatan Anak Mengikuti Pendamping Iman

Dalam kegiatan Pendampingan Iman Anak, pendamping mengusahakan untuk menyapa semua anak supaya mereka dapat terlibat dalam kegiatan. Suasana yang santai membuat anak menjadi nyaman mengikuti jalannya kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh orangtua, dari hasil wawancara anak terlibat aktif (84%), karena pendamping memperhatikan setiap anak dalam kegiatan. Kegiatan bermain, bernyanyi, mendengarkan sabda dan berdinamika bersama membuat anak menjadi senang. Anak juga dapat belajar dan semakin percaya diri bila ditunjuk untuk memimpin doa. Meskipun beberapa anak masih malu-malu, tetapi lama kelamaan anak akan terbiasa dengan kegiatan ini.

Adapun pendapat yang berbeda dari orangtua, sebanyak (16%) mengatakan tidak aktif, karena kegiatan pendampingan sekarang macet sehingga anak menjadi pasif dalam berbagai kegiatan. Seperti yang sudah diungkap oleh penulis sebelumnya, jika kegiatan PIA di Paroki hanya diadakan ketika hari besar

saja, karena kebanyakan dari orangtua memiliki keperluan lain sehingga anak tidak diikutsertakan dalam acara tersebut.

3. Kendala dalam Pendampingan Iman a. Kendala yang Dialami Orangtua

Banyak kendala yang dihadapi orangtua, salah satunya kesibukan orangtua dalam bekerja, sehingga anak kurang diperhatikan. Banyak (18%) dari orangtua yang tidak mengetahui jadwal Pendampingan Iman Anak. Maka kita perlu kerjasama antara pendamping dengan orangtua, agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Ada (50%) dari orangtua mengatakan bahwa kurang regenerasi pendamping terutama kaum pemuda. Kebanyakan ketika kegiatan pendampingan sedang berlangsung, pendamping kurang memperhatikan anak-anak, karena masih banyak anak yang sedang main sendiri dan lari-lari di sekitar aula.

b. Kendala yang Dialami Pendamping

Bagi pendamping kendalanya adalah menyangkut pendampingnya sendiri yang kurang kerjasama dan kurang dukungan dari OMK Paroki. Sehingga pendamping merasa kuwalahan dalam pendamping. Kerjasama dengan orangtua juga mempengaruhi perkembangan kegiatan ini, sesuai pengalaman dari hasil wawancara orangtua kurang melibatkan anaknya, karena ketika ada acara sudah diumumkan di Gereja anak yang berkumpul sangat sedikit sehingga persediaan makanan yang jumlahnya besar tersisa banyak. Inilah salah satu kekecewaan

pendamping. Selama ini pendamping juga sudah mencoba untuk membuat yang lebih baik.

c. Harapan untuk Kegiatan PIA

Setiap kegiatan pasti menginginkan hal yang terbaik dan berkembang menjadi lebih baik. Semua orangtua mengharapkan kegiatan PIA diadakan setiap minggunya di Paroki atau rutin 2 minggu sekali. Meskipun kegiatan tidak setiap hari ada, yang penting rutin tiap bulannya dan memberikan informasi yang jelas pada orangtua setiap lingkungan.

Dalam pendamping, materi diperhatikan supaya jelas arah dan tujuan pendamping. Karena dengan cara memperhatikan materi, kegiatan pasti akan membuahkan hasil yang manis. Dengan begitu orangtua beserta pendamping dapat lebih mudah mengontrol sampai mana pengetahuan anak-anak mengenai iman mereka. Pendamping juga diharapkan dapat bekerjasama dengan masalah materi, supaya dapat mempermudah merangkai materi dan metode apa yang akan diberikan.

Dokumen terkait