• Tidak ada hasil yang ditemukan

Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)

5. Komponen teknologi budidaya hortikultura sebagai perlakuan

5.10 Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)

Bunga krisan merupakan tanaman hias terkenal di Indonesia sebagai bahan dekorasi ruangan rumah tangga, restauran, perkantoran, gedung pertemuan dan perhotelan. Beragam tipe bunga krisan dikenal masyarakat, yaitu: tipe pompon, tunggal, dekoratif dan annemon dengan beragam warna pula. Pada prinsipnya tanaman krisan diatur oleh panjang hari, yaitu hari pendek sehingga tanaman ini digolongkan tanaman hari pendek (Kofrance, 1980).

5.10.1. Petak Percobaan Eksploratif

Jarak tanam : 12,5 cm x 12,5 cm

Terdiri dari : 10 baris

Setiap baris : 20 tanaman

Jumlah tanaman/plot : 200 tanaman Jarak pinggir plot ke tanaman : 12,5 cm Jarak antar plot : 50 cm Jarak antar ulangan : 100 cm

(1) Bentuk plot (bedengan) dan posisi tanaman

3,3 m

12,5 cm 12,5 cm 20 tanaman 12.5 cm • •. • • •………• - Plot ukuran: • • 1,375 m x 2,625 m 12,5 cm dengan jarak tanam

• 10 baris • 12,5 cm x 12,5 cm 10 x 20 tanaman = 200 tanaman --- 12,5 cm 12,5 cm

Pada percobaan eksploratif, masing-masing percobaan terdiri dari 6 atau lebih perlakuan (termasuk pembanding), dan petani di beberapa lokasi (minimal 3 lokasi) dipakai sebagai ulangan. Jumlah ulangan disesuaikan dengan jumlah perlakuan (komponen teknologi) yang dikaji. Satu ulangan harus pada lahan/petak yang sama, ulangan lain boleh pada lahan/petak berlainan.

Percobaan eksploratif dilanjutkan dengan uji adaptasi dengan petakan lebih luas sesuai ketentuan berdasarkan rata-rata luas lahan pertanaman petani koperator. Uji adaptasi teknologi melibatkan lebih banyak petani, pada wilayah yang lebih luas dan dengan jumlah perlakuan yang makin sedikit (2-3 termasuk pembanding), setiap petani dianggap satu ulangan.

Pengamatan antara lain:

Jumlah bunga/tanaman/musim panen: …….. tangkai

Tipe bunga: ( ) tunggal, ( ) dekoratif, ( ) pompon, ( ) ………. Jumlah bunga: ( ) spray, ( ) standar, ( ) ………..

Warna bunga pita: ( ) kuning, ( ) softpink ( ) pink, ( ) orange ( ) ungu, ( ) merah, ( ) putih, ( ) ………… Warna bunga tabung: ( ) hijau, ( ) kuning, ( ) hijau/kuning, ( ) merah, ( ) putih, ( ) ………

Panjang tangkai bunga : ………. cm (kisaran) Panjang petiol : ……….. cm (kisaran) Diameter bunga : ……….. cm (kisaran)

Warna daun : ( ) hijau muda, ( ) hijau cerah, ( ) hijau gelap ( ) hijau, ( ) ………..

Tinggi tanaman : ………. cm

Panjang ruas batang : ………..cm Bobot basah tanaman : ………..gram

Inisiasi bunga : ……….. hari setelah berada dalam hari pendek Waktu bunga mekar penuh : ……… hari

Waktu bunga mekar 30% :………hari

Umur kesegaran bunga (vase life) : ……….hari (kisaran) Umur tanaman : 3,5 bl ± …… hari Serangan hama dan penyakit

(hama penggerek daun, penyakit karat) : ( ) tahan, ( ) moderat tahan, ( ) rentan, ( ) sangat rentan Produksi stek/tanaman : …….. stek

Inisiasi akar stek : ………hari Jumlah akar stek pucuk : ………buah

Panjang akar stek : ………cm

Berat akar stek : ………gram

5.10.2. Rakitan teknologi

Uraian di bawah ini bisa berstatus prioritas masalah yang dapat dipecahkan melalui penelitian/pengkajian dengan mengidentifikasi berbagai perlakuan plus peubah yang harus diamati atau komposisi komponen teknologi yang diharapkan, sehingga dihasilkan rakitan teknologi adaptif dari komponen teknologi yang teruji.

5.10.3. Pembibitan

Tanaman krisan diperbanyak secara vegetatif (in vivo dan in vitro), yaitu dengan menggunakan stek pucuk, tunas dan potongan batang. Jadi stek pucuk inilah yang dipakai sebagai bibit tanaman produksi (bunga atau tanaman pot) atau digunakan sebagai tanaman induk kembali untuk diambil lagi bibitnya. Perbanyakan cepat secara in vitro dapat menggunakan eksplan dari tunas atau potongan batang krisan. Beberapa hal penting sangat berpengaruh dalam pembibitan krisan yaitu:

• Kultivar dan umur tanaman induk (makin tua, tetapi belum memasuki fase generatif) dapat mempengaruhi kualitas bibit dan produksi tanaman krisan.

Komposisi media in vitro (padat atau cair) untuk perbanyakan cepat tunas dan regenerasi langsung dari potongan batang krisan.

• Pengaturan hari panjang untuk pertumbuhan vegetatif (penyinaran buatan pada malam hari).

• Persyaratan bibit krisan yang baik untuk layak tanam (perakaran, tinggi, tunas, dan lain-lain).

5.10.4. Pengolahan tanah

Krisan bisa tumbuh pada semua jenis tanah, asal lahannya dikelola dengan baik. Berbagai patogen (soil-borne pathogens) perlu dikontrol agar pertumbuhan tanaman krisan maksimal dapat dicapai.

Perlakuan pada tanah terkait dengan pengendalian patogen (soil-borne pathogens) (secara kimia = fungisida dan pasteurisasi).

• Kaitan jenis tanah dengan perlakuan pasteurisasi dengan uap panas terutama pada tanah liat (clay soil) dan tanah berpasir (sandy soil).

• Aerasi pada tanah yang diperlakukan secara kimia sebelum ditanam.

• Pembuatan bedengan, ukuran lebarnya dan tanda pedoman pada bedengan (kawat atau tali/benang) sesuai jarak tanam berbentuk persegi.

5.10.5. Tanam

• Kondisi tanah (bedengan) untuk saat tanam yang tepat.

• Pengaruh jarak tanam terhadap produksi dan mutu bunga krisan potong.

• Pengaturan hari panjang selama periode pertumbuhan vegetatif dengan penyinaran buatan pada malam hari (intensitas cahaya, jam penyinaran/malam, jumlah hari penyinaran/pertanaman).

5.10.6. Pemupukan

Rekomendasi pemupukan ditentukan berdasarkan nilai status EC (Electrical Conductivity) tanah. Nilai EC yang dianjurkan sekitar 0,8-1,2 ms/m2 (Balithi. 1999).

• Kaitan komposisi dan dosis pemupukan dengan kandungan garam terlarut, nilai pH (5,5-6,5) dan nilai status EC, terhadap gejala yang tidak diingini pada pertanaman krisan.

• Kaitan pemupukan dengan pertumbuhan dan produksi serta kualitas bunga krisan (misalnya: pemberian N terlalu tinggi mengurangi vase life bunga potong dan cocok untuk pertumbuhan penyakit pascapanen botrytis).

5.10.7. Pengairan

• Setiap penyiraman harus diikutsertakan pemberian pupuk cair.

• Kaitan penyiraman dengan kandungan garam terlarut dan mutu air.

• Cara dan kapasitas penyiraman (otomatis dan tidak otomatis).

Perlu dilakukan secara teratur, terutama pada musim hujan atau pada saat serangan gulma cukup berat.

Cara dan waktu penyiangan.

5.10.9. Pengendalian hama dan penyakit

Intensitas serangan hama penggerek daun (Lyriomyza Sp.), berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut: (1) intensitas serangan 0% = umur, (2) intensitas serangan 0,1-1% dari total daun = tahan, (3) intensitas serangan 1,1-3% dari total daun = moderat tahan, (4) intensitas serangan 3,1-10% dari total daun = rentan, (5) intensitas serangan lebih dari 10% total daun = sangat rentan.

Intensitas serangan penyakit karat (Puccinia horsiana) berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut: (1) jumlah pustul 0 = umum, (2) jumlah pustul 1-2% per tanaman = tahan, (3) jumlah pustul 2-5% per tanaman = moderat tahan, (4) jumlah pustul 5-10% per tanaman = rentan dan (5) jumlah pustul lebih dari 10% = sangat rentan.

5.10.10. Panen dan penanganan pascapanen

• Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas bunga potong krisan yaitu antara lain: stadia panen, panenan, grading dan pengikatan bunga, larutan pengawet, penyimpanan dan penanganan sesudah penyimpanan atau pengangkutan (Harkema, 1988; Reid. 1988; Sacatis.1993).

• Stadia panen. Stadia panen yang tepat merupakan titik awal untuk mendapatkan umur peragaan (vase life) yang optimal.

Dipengaruhi oleh kultivar (standar dan spray), jarak pemasaran (dekat dan jauh) dan permintaan konsumen (standar mutu) 30%, 50% atau s/d 100%.

Kaitan tingkat stadia panen (maturity) dengan kesanggupan pemekaran bunga dan vase life.

(a) Panenan

• Waktu, cara dan alat panen untuk memperoleh bunga potong bermutu tinggi.

• Jarak pemotongan tangkai bunga dari tanah, pada jenis pompon. Cara pencabutan dan pemotongan tangkai (panjang tangkai bunga bagian bawah bebas daun, panjang tangkai bunga bagian atas tetap berdaun).

(b) Grading dan pengikatan

Grading (kelas mutu) dilakukan berdasarkan panjang tangkai, diameter tangkai, diameter bunga, jumlah kuntum bunga per tangkai pada tipe spray. Kesegaran bunga, benda asing/kotoran, keadaan tangkai bunga (kuat, lurus tidak pecah dan asalan), keseragaman kultivar dan jumlah daun pada 2/3 bagian tangkai bunga (lengkap, seragam dan asalan).

Jumlah klas mutu (grade) dan spesifikasinya (kualitas dan kuantitas)

dalam ikatan (250-340 gr) atau lebih. Bunga krisan jenis spray

dibungkus corong untuk mempermudah.

Pengikatan, cara pengikatan atau pengelompokkan bunga krisan standar dan spray. Untuk mencegah kerusakan dan mempermudah pengemasan. Standar adalah bunga krisan yang hanya mempunyai satu kuntum bunga dalam satu tangkai (250-340 gr/ikat atau lebih). Spray adalah bunga krisan yang mempunyai 10-20 kuntum bunga dalam satu tangkai (dibungkus dengan plastik/kertas berbentuk corong atau cara lain).

(c) Pengemasan

• Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam aktivitas pengemasan, antara lain adalah sebagai berikut:

• Tipe pasar (lokal atau luar negeri/ekspor).

Jenis bunga (standar atau spray).

• Cara pengikatan/pengelompokkan bunga sebelum dikemas.

• Dimensi dan kapasitas wadah kemas (keranjang bambu = 1000 tangkai bunga, kotak karton = 100, 120, 300 dan 350 tangkai bunga).

• Stadia panen (30%, 50% atau s/d 100% mekar).

Penerapan pra-perlakuan dengan larutan pengawet (pulsing) dan hidrasi (air netral) segera setelah panen.

• Bahan pengemasan termasuk bahan pembantu serta cara penyusunan dalam wadah.

• Suhu dan intensitas cahaya selama pengangkutan dan penyimpanan.

(d) Penyimpanan

Lihat penyimpanan bunga mawar.

6. Komponen teknologi budidaya tanaman perkebunan

Dokumen terkait