• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Komponen teknologi budidaya tanaman pangan sebagai perlakuan

4.5 Tanaman ubijalar

• Pengolahan tanah sempurna; Ubijalar memerlukan struktur tanah yang gembur dan aerasi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan umbi maksimal.

• Pengolahan tanah sempurna + guludan; Guludan-guludan dibuat agar perkembangan umbi sempurna.

• Pengolahan tanah sempurna + guludan + sisa-sisa gulma dan tanaman; sisa gulma dan tanaman dibenamkan dalam guludan agar menjadi pupuk organik dan untuk menjaga sanitasi lingkungan agar tidak menjadi inang bagi hama dan penyakit.

Pembentukan umbi dimulai pada umur satu bulan setelah tanam, sehingga semenjak saat itu kegemburan tanah harus dipertahankan sampai pertumbuhan umbi menjadi maksimal. Tinggi guludan lebih dari 36 cm memberikan hasil ubijalar tinggi. Lebar dasar guludan antara 40-60 cm dan jarak antara guludan 75-100 cm.

4.5.2. Perlakuan varietas ubijalar

• Varietas lokal

• Varietas unggul, umumnya berumur lebih genjah dan potensi hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal.

• Varietas pilihan petani, tergantung kepada konsumennya atau kegunaannya, baik berdasarkan warna maupun jenis daging umbinya.

Berikut ini disajikan beberapa varietas unggul ubijalar yang dapat diuji (Tabel 7).

Tabel 9. Varietas-varietas unggul ubijalar yang dapat diuji spesifik lokasi

Varietas Tipe Umur

(bulan)

Potensi hasil (t/ha)

Warna kulit umbi

Warna dan rasa daging umbi

Puertorico Merambat 6 10

Merah-jingga

Merah-jingga Kawagaye-1 Merambat/

menjalar

4 15-17 Putih Kuning agak manis

A-82 Merambat/ menjalar

5 20 Kuning Kuning, ungu agak

manis

Tembakur Putih Tegak 4 20 Putih-kuning Putih, agak manis

Tembakur Ungu Tegak 4 20 Ungu Putih-ungu agak

manis Taiwan-45 Merambat/

tegak

4 20 Putih Putih

Daya Merambat 4 20-25

Kuning-jingga

Jingga

Karya Merambat 4 20

Kuning-jingga

Jingga agak kuning

Gedang Merambat 4 20

Kuning-jingga

Jingga

Borobudur Merambat 3,5 20 - Jingga

Prambanan Merambat 4 28 - -

Mendut Semi tegak 4 35 Merah muda Kuning muda

4.5.3. Penyiapan bibit

Sebelum melakukan penanaman, bibit ubijalar harus sudah tersedia sesuai kebutuhan. Penyiapan bibit dilakukan melalui:

• Perbanyakan stek dari pertanaman sebelumnya; sebaiknya stek diambil dari pucuk tanaman yang sudah cukup umur (3-5 bulan).

• Pembibitan khusus dari umbi dan biji. Untuk mendapatkan tanaman ubijalar yang sehat dan hasil tinggi, digunakan bibit varietas unggul yang sehat, bebas hama dan penyakit. Stek diambil dari pucuk dengan panjang 25-30 cm atau 3-5 ruas.

• Sebelum bibit ditanam, ada perlakuan bibit dengan pencelupan ke dalam insektisida anjuran.

4.5.4. Cara pembibitan

Penyebaran klon unggul mengalami hambatan disebabkan transportasi bibit yang lebih sulit dibandingkan dengan benih bentuk biji. Cara perbanyakan bibit ubijalar antara lain melalui:

• Menanam umbi dan bila sudah tumbuh tunas, kemudian dapat dilakukan penstekan. Umbi dipilih bentuk bulat dan besar, kemudian ditanam secara dederan dengan jarak 100 cm x 40 cm pada guludan.

• Perbanyakan bibit dengan penstekan dari pertanaman produksi. Stek bibit dipotong dari batang tanaman ubijalar dimulai dari pucuk, kemudian batang kedua dari pucuk, dengan ukuran 25-30 cm. Cara perbanyakan bibit seperti ini dapat dilakukan sambil pemangkasan batang sewaktu pemeliharaan tanaman. Cara ini adalah paling mudah dan murah.

• Perbanyakan bibit melalui biji. Cara ini hampir sama dengan cara umbi. Benih (biji) ubijalar disemai pada guludan dengan jarak 40 x 30 cm. Setelah tanaman berumur 2-3 bulan, tanaman dapat dilakukan penstekan.

4.5.5. Penyimpanan bibit

Penyimpanan bibit ubijalar dilakukan sambil menunggu saat yang baik untuk ditanam atau dalam jangka waktu tertentu sebagai stok penyediaan bibit. Cara penyimpanan bibit ubijalar adalah sebagai berikut:

• Daun bibit dipangkas dan disisakan beberapa daun dipucuknya.

• Bibit diikat dan pangkal batangnya dibungkus dengan karung goni lembab, selanjutnya

• Bibit disimpan di tempat dingin dan teduh.

Bila bibit akan dibawa ke tempat yang jauh, stek dipotong agak panjang dari ukuran (lebih 30 cm).

4.5.6. Waktu tanam

Ubijalar termasuk tanaman berumur pendek (4 bulan) dan tidak mengenal musim, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Namun demikian, waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan (Oktober-Desember), atau bila ditanam di lahan sawah setelah padi dipanen, yaitu pada bulan Mei-Juli. Ubijalar dapat ditanam secara monokultur tumpang gilir atau ditanam secara tumpangsari dengan jagung.

4.5.7. Cara tanam

Ubijalar sebaiknya ditanam pada guludan. Bila tidak, umbi yang terbentuk relatif kecil. Bibit yang berasal dari stek pucuk ubijalar (panjang stek 25 cm), ditanam pada guludan-guludan secara larikan atau dicangkul sedalam setengah ukuran bibit yang akan ditanam. Pada tanah yang gembur, penanaman cukup dilakukan dengan tangan. Letak tanam stek dapat miring atau mendatar. Tanam ubijalar dengan letak miring akan menghasilkan umbi besar-besar, tetapi sedikit, sedangkan tanam dengan letak mendatar menghasilkan umbi jumlah banyak tetapi kecil-kecil.

Setiap lubang ditanam satu stek, baik cara miring maupun datar. Jarak tanam yang digunakan di guludan adalah 25-30 cm dan jarak antara guludan 75-100 cm. Kebutuhan bibit ubijalar untuk satu hektar 33.333-40.000 stek. Setelah selesai penanaman, sebaiknya stek ubijalar disiram air agar kelihatan segar dan cepat tumbuh.

4.5.8. Pemupukan

Ubijalar peka terhadap pemupukan. Pada lahan yang kurang subur, pemupukan diperlukan untuk memperoleh tanaman yang baik dengan hasil tinggi. Dosis pupuk per hektar adalah 60-90 kg N, 50-100 kg K dan 25-50 kg P2O5. Pupuk P sebaiknya diberikan pada saat tanam, sedang pupuk N dan K diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu. Cara pemberian pupuk dapat dilakukan melalui larikan yang dibuat 7 cm dari pusat guludan atau tanaman, dan dengan cara ditugal di samping tanaman.

4.5.9. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman: penyiangan, pengairan dan drainase harus dilakukan dengan benar dan tepat waktunya sehingga tanah, air dan pupuk dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal.

(a) Penyulaman

Penyulaman perlu dilakukan untuk mempertahankan populasi tanaman, sehingga hasilnya tinggi. Penyulaman segera dilakukan 1-2 minggu setelah tanam, terutama bila tanam di musim kemarau.

(b) Penyiangan

Periode kritis untuk pengendalian gulma pada tanaman ubijalar adalah pada umur 2 bulan setelah tanam. Penyiangan sebaiknya dilakukan dua kali yaitu pada 5-7 minggu setelah tanam dan pada 2 bulan setelah tanam.

(c) Pembalikan batang, pemangkasan dan pembumbunan

Pembalikan batang dilaksanakan tiap 1-1,5 bulan bertujuan membatasi menjalarnya batang ke segala jurusan dan mencegah terbentuknya umbi yang kecil-kecil pada setiap ruas. Pembumbunan perlu dilakukan agar tanah guludan tetap gembur dan cukup tinggi, sehingga umbi leluasa dapat berkembang. Disamping itu pembumbunan untuk menjaga agar umbi yang berkembang tidak keluar permukaan tanah dan menghindari dari serangan hama. Pemangkasan dilakukan untuk memotong sulur batang yang menjalar kemana-mana.

(d) Pengairan

Pada hakekatnya ubijalar tidak memerlukan banyak air. Bila pemberian air berlebihan akan menyebabkan umbi menjadi busuk. Pemberian air sangat diperlukan pada fase vegetatif, terutama pada awal-awal pertumbuhan (pertunasan). Pada saat perkembangan umbi, pemberian air perlu diatur sedemikian rupa dan drainase sebaik mungkin, agar dalam pembesaran umbi tidak terjadi pembusukan, terutama menjelang umbi membesar. Cara pengairan yaitu dengan menggenangi parit antara guludan selama 3-4 jam, kemudian air dikeluarkan (dibuang) dari petakan. Pengairan cukup dilakukan sekali dalam seminggu.

4.5.10. Pengendalian hama

Hama penting ubijalar dikelompokkan menjadi (1) penggugur daun misalnya Herse convulvulil, (2) penggerek batang misalnya Megastes grandalis G dan Omphisa anastomasalis, (3) pemangsa umbi misalnya Cylas sp, dan Euscepes postfasciatus. Pengendalian hama panggugur daun dapat dilakukan dengan pengumpulan dan penghancuran larva dan membajak tanah segera setelah panen agar pupa dapat terangkat ke permukaan tanah. Dapat pula digunakan insektisida, yaitu malathion untuk pengendalian H. convolvuli.

Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan merendam stek ubijalar pada larutan bubur Bordeause sebelum penanaman stek. Dapat pula penyemprotan dengan deltamethin 0,025 kg bahan aktif/ha setiap minggu dua kali atau dengan penaburan carbofuran berbentuk granula dosis 2 kg bahan aktif/ha di sekitar tanaman dapat menghindari serangan hama O. anastomasalis.

Pengendalian hama pemangsa umbi dapat dilakukan dengan rotasi tanaman atau penghancuran sisa tanaman yang berasal dari musim sebelumnya.

4.5.11. Pengendalian penyakit ubijalar

Penyakit tanaman ubijalar umumnya disebabkan oleh jamur, misalnya penyakit kudis (Elsinoe batalas) dan penyakit yang disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendalian kedua penyakit ini dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan.

Dokumen terkait