ANALISIS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
5. Kriteria Ekonomi dan Pengembangan Wilayah yang menggambarkan dampak jalan terhadap efisiensi biaya transportasi jalan dan dukungan bagi rencana pengembangan
LAPORAN AKHIR VI - 3
5. Kriteria Ekonomi dan Pengembangan Wilayah yang menggambarkan dampak jalan terhadap efisiensi biaya transportasi jalan dan dukungan bagi rencana pengembangan wilayah dan kegiatan ekonomi wilayah.
Kriteria yang diusulkan ini secara umum telah mengakomodasi semua fungsi dari suatu jaringan jalan dalam konteks kewilayahan. Pada dasarnya masih ada kriteria lain, seperti: dampak lingkungan, dampak sosial, dan kondisi jalan. Namun demikian kriteria dampak lingkungan dan dampak sosial sampai saat ini masih minor, sedangkan kriteria kondisi jalan akan digunakan secara terpisah karena hal ini menyangkut konsepsi yang berbeda dalam melakukan prioritas penanganan dan pengembangan jaringan jalan.
6.2.2 Spesifikasi Variabel Kriteria
Variabel kriteria merupakan suatu representasi terukur dari kriteria pengembangan jaringan jalan yang dikembangkan untuk Pulau Nias ini. Variabel kriteria inilah yang akan menentukan tingkat kinerja suatu rencana atau usulan penanganan ataupun pengembangan jaringan jalan yang diusulkan.
Untuk memenuhi kebutuhan konseptual kriteria perencanaan dan operasionalisasinya, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh variabel kriteria antara lain adalah: a. Variabel yang dipakai idealnya mampu mewakili karakteristik jaringan/jalan yang penting
sebagai gambaran yang layak mengenai tingkat kepentingan dari usulan penanganan pengembangan jaringan jalan jalan yang diperbandingkan.
b. Variabel yang digunakan untuk menilai kinerja jaringan jalan sebaiknya berupa variabel kuantitatif, sehingga obyektifitas penilaian variabel dapat dipertahankan.
c. Data variabel mudah dikumpulkan dan selalu dapat diperbarui setiap tahunnya, sehingga dapat dengan mudah direplikasi untuk kepeluan, waktu, dan lokasi yang berbeda.
Dalam Tabel 6.1 berikut disampaikan proses spesifikasi variabel kriteria yang dilakukan untuk studi ini. Dengan demikian untuk setiap kriteria akan digunakan satu atau beberapa variabel yang dapat dipakai sebagai representasi tingkat kepentingan dari suatu ruas jalan yang diusulkan untuk dibangun atau ditangani, baik secara fungsional maupun operasional. Variabel kriteria tersebut untuk selanjutnya dipakai untuk membentuk matriks kinerja yang akan digunakan dalam menilai kelayakan atau urgensi dari rencana pengembangan jaringan jalan yang diusulkan. Proses penilaian kinerja dan pengambilan keputusan investasi untuk jaringan jalan.
Tabel 6.1 Proses Spesifikasi Variabel Kriteria Pengembangan Jaringan Jalan di Pulau Nias
Pertimbangan Seleksi Variabel Kriteria Rekomendasi
No Kriteria Kandidat
Variabel Jenis Data Dinamika Data Kemudahan
pengumpulan data
Relevansi
1.a. Kapasitas jalan (smp/jam) Kuantitatif Tidak berubah jika tidak pelebaran atau perubahan gangguan samping
Mudah, dapat diperoleh dari data sekunder IRMS
Kapasitas ruas jalan tidak menunjukkan pemanfaatan jalan
Tidak digunakan
1.b. Volume lalulintas jalan (kend/hari)
Kuantitatif Selalu berubah tergatung kondisi ekonomi
Mudah, dapat diperoleh dari data sekunder IRMS
Relevan untuk mem-perlihatkan kondisi pemanfaatan jalan
Digunakan
1. Fungsi Arus
1.c. Efektifitas suplai jalan (Volume/Capacity)
Kuantitatif Variabel turunan variabel (1.a) dan (1.b)
Mudah, dapat diperoleh dari data sekunder IRMS
Tidak relevan jika ka-pasitas yang diperban-dingkan tidak sama
Tidak digunakan
2.a. Keterpaduan fungsi dan status jalan (ex: A/K/L, N/P/K)
Kualitatif Relatif tetap untuk jika tidak ada perubahan fungsi dan status jalan
Mudah, dapat diperoleh dari IRMS
Relevan dengan kondisi kinerja operasi jalan
Digunakan 2. Keterpaduan
Jaringan
2.b. Fungsi penghubung dalam sistem inter-moda
Kualitatif Dapat berubah jika volume pergerakan intermoda besar
Sulit, dapat diperoleh dari IRMS, Dinhub, Operator
Relevan untuk menun-jukkan aspek multi moda jaringan jalan
Digunakan, variabel rute angkutan umum dan posisi jalan dengan fasilitas transport lainnya 3.a. Sumbangan ruas jalan bagi
aksesibilitas wilayah (km/km2)
Kuantitatif Berubah hanya jika terjadi perubahan panjang jalan (ada pembangunan jalan)
Mudah, dapat diperoleh dari IRMS dan data BPS
Relevan untuk menun-jukkan kebutuhan pembangunan jalan Digunakan 3. Fungsi Aksesibilitas dan mobilitas
3.b. Sumbangan ruas jalan bagi mobilitas (km/1000 penduduk)
Kuantitatif Berubah sesuai dengan pertumbuhan penduduk
Mudah, dapat diperoleh dari IRMS dan data BPS
Relevan untuk menun-jukkan kebutuhan pembangunan jalan
Digunakan
4.a. Biaya pembangunan jalan (Rp) Kuantitatif Berubah sesuai jenis kegiatan, tingkat harga dan volume pekerjaan
Sedang, diperoleh dari IRMS dan usulan proyek
Relevan untuk menun-jukkan kebutuhan investasi
Digunakan, untuk rencana pembangunan jalan
4. Aspek biaya
4.b. Biaya pemeliharaan jalan (Rp) Kuantitatif Berubah sesuai jenis kegiatan, tingkat harga dan volume pekerjaan
Sedang, diperoleh dari IRMS dan usulan proyek
Relevan untuk menun-jukkan kebutuhan investasi
Digunakan, untuk rencana pembangunan jalan
5. Ekonomi dan
pengembangan wilayah
5.a. Biaya transportasi pengguna jalan (Rp/ton/km, Rp/km/pnp)
Kuantitatif Berubah sesuai kondisi jalan dan lalulintasnya
Perlu diestimasi lebih lanjut dari IRMS
Relevan untuk menun-jukkan efisiensi biaya
Tidak Digunakan
5.b. PDRB/unit panjang jalan (Rp/km) Kuantitatif Berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi
Mudah, diperoleh dari IRMS dan data BPS
Relevan untuk menun-jukkan dampak jalan
Digunakan 5.c. Kawasan andalan/hirarki kota
(I,II,III) yang dihubungkan
Kualitatif Tidak berubah sepanjang tidak ada perubahan RTRW
Sedang, diperoleh dari RTRW
Relevan untuk fungsi strategis jalan
LAPORAN AKHIR VI - 5
6.3 Pembobotan Kriteria
6.3.1 Responden dan Pelaksanaan Survey
Untuk menyusun kriteria pengembangan jaringan jalan di Pulau Nias dipilih responden yang berasal dari pejabat di instansi terkait dengan penyelenggaraan jaringan jalan, khususnya Bapeda dan Dinas Pekerjaan Umum di tingkat Propinsi Sumut dan Pulau Nias. Selain itu, didapatkan banyak masukan dari diskusi yang dilakukan dengan staf dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk Pulau Nias.
Survey dilakukan dengan mendatangi responden di instansi masing-masing; dalam hal ini survey dilakukan tidak hanya untuk keperluan memperoleh data persepsi mengenai kriteria pengembangan tetapi juga mengenai usulan pengembangan wilayah dan jaringan transportasi di wilayah studi.
Dari survey yang dilakukan sampai dengan Laporan ini disusun diperoleh beberapa responden yang telah mengisi dan mengembalikan formulir wawancara kriteria yang disampaikan. Sebagai catatan dalam hal ini kualitas survey tidak ditentukan oleh jumlah responden yang berhasil diwawancarai, tetapi lebih kepada kualitas atau kapabilitas dari responden yang bersangkutan. Sepanjang responden yang diwawancarai adalah para pengambil keputusan yang secara konseptual dan operasional cukup berpengalaman dan kompeten dengan pengelolaan jalan di wilayah studi, maka dengan sampel yang terbatas sekalipun bobot kriteria pengembangan jaringan jalan yang tersusun dapat dikatakan valid untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
6.3.2 Penyampaian Data Persepsi Kepentingan Kriteria
Dari hasil perangkingan yang dilakukan oleh para responden, Tabel 6.2 memberikan resumenya.
Tabel 6.2 Resume Perangkingan Kriteria
Jumlah Responden yang Memilih Kriteria i sebagai Rangking Ke- Klasifikasi Responden Fungsi Arus Keterpaduan Jaringan Akses & Mobilitas Aspek Biaya Ekonomi & Wilayah 1 3 1 5 2 4 2 4 2 3 5 1 3 4 3 2 5 1 4 1 2 4 5 2 5 5 3 4 2 1 6 4 2 1 5 3 7 1 2 3 4 5
Terlihat bahwa Kriteria 1 Fungsi Arus umumya ditempatkan oleh responden di peringkat 1 dan 2 dalam urutan tingkat kepentingannya dibandingkan dengan kriteria lainnya. Untuk Kriteria 2 Keterpaduan Jaringan dan kriteria 3 Fungsi Aksesibilitas dan Mobilitas umumnya ditempatkan pada urutan 1 s.d 3, dan selanjutnya untuk kriteria lainnya. Secara umum kriteria yang paling banyak dipilih sebagai rangking 1 oleh para responden adalah kriteria 5 Dampak Pengembangan Ekonomi dan Wilayah.
Dengan distribusi rangking seperti di atas, maka kemungkinan besar bahwa bobot tingkat kepentingan antar kriteria yang dihasilkan akan cukup merata, di mana tidak akan ada kriteria yang bobotnya sangat dominan.
6.3.3 Bobot Tingkat Kepetingan Antar Kriteria
Bobot tingkat kepentingan antar kriteria diperoleh dari hasil analisis jawaban responden dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison).
Dengan merata-ratakan bobot kriteria untuk semua responden diperoleh rata-rata bobot kriteria seperti yang disampaikan pada Tabel 6.3. Secara umum terlihat bahwa bobot tingkat kepentingan antar kriteria relatif merata, dengan sebaran antara 0,168 sampai dengan 0,234. Hal ini menunjukkan bahwa menurut persepsi para pengambil keputusan terkait di Pulau Nias semua kriteria pengembangan yang diusulkan memiliki persaingan tingkat kepentingan yang hampir sama, dalam tataran teknis hal ini dapat dinyatakan bahwa problem jaringan jalan di Kabupaten ini cukup merata mulai dari masalah pendanaan jalan yang terbatas, penyediaan jalan yang masih kurang, pemanfaatan dan manfaat kinerja jalan yang masih sangat perlu ditingkatkan.
Tabel 6.3 Bobot Tingkat Kepentingan Antar Kriteria
Bobot Kriteria Per Respoden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata Fungsi Arus 0.148 0.250 0.222 0.261 0.146 0.143 0.231 0.200 Keterpaduan Jaringan 0.071 0.125 0.222 0.130 0.438 0.286 0.231 0.215
Akses & Mobilitas 0.213 0.250 0.222 0.087 0.219 0.143 0.154 0.184
Aspek Biaya 0.051 0.125 0.111 0.261 0.109 0.286 0.231 0.168
Ekonomi & Wilayah 0.517 0.250 0.222 0.261 0.088 0.143 0.154 0.234
Dari hasil pembobotan tersebut dapat disimpulkan bahwa bobot tingkat kepentingan antar kriteria pengembangan jaringan jalan di Pulau Nias adalah sebagai berikut:
(1) Kriteria terpenting pertama adalah Kriteria Ekonomi dan Pengembangan Wilayah dengan bobot kepentingan relatif sebesar 0,234;
(2) Kriteria terpenting kedua adalah Kriteria Keterpaduan Jaringan dengan bobot kepentingan relatif sebesar 0,215;
(3) Kriteria terpenting ketiga adalah Kriteria Fungsi Arus dengan bobot kepentingan relatif sebesar 0,200;
(4) Kriteria terpenting ketiga adalah Kriteria Fungsi Aksesibilitas dan Mobilitas dengan bobot kepentingan relatif sebesar 0,184;
(5) Kriteria terpenting ketiga adalah Kriteria Aspek Biaya dengan bobot kepentingan relatif sebesar 0,168;
LAPORAN AKHIR VI - 7
6.4 Analisis Pengembangan Sistem Jaringan Jalan
6.4.1 Pengantar
Analisis kinerja penyediaan dan pengoperasian jaringan jalan di Pulau Nias ini pada dasarnya dilakukan dalam konteks untuk:
a. Mengetahui kondisi penyediaan dari jaringan jalan yang ada di Pulau Nias, yang terkait dengan kuantitas jalan (indeks aksesibilitas dan indeks mobilitas jaringan jalan) serta kualitas jalan (lebar jalan dan kondisi perkerasan jalan).
b. Mengetahui kondisi operasional jaringan jalan di Pulau Nias, yang terkait dengan
besaran kapasitas, arus lalulintas, kecepatan, dan biaya perjalanan pengguna jalan).
c. Memprediksi perubahan kondisi jaringan jalan di masa datang, sesuai dengan
pertumbuhan permintaan perjalanan dan tren perubahan kondisi fisik dan operasional jalan.
Analisis dari butir a s/d c di atas diperlukan sebagai dasar atau masukan untuk menyusun daftar kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan jalan, di samping beberapa komitmen daerah untuk pengembangan ekonomi dan kewilayahan setempat.
Untuk mengetahui kondisi penyediaan, operasional, dan prediksinya dimasa datang diperlukan serangkaian analisis untuk mengeluarkan indikator-indikator yang akan memperlihatkan permasalahan eksisting dan kemungkinan adanya masalah di masa datang. Dalam studi ini analisis dilakukan dalam 2 pokok bagian, yakni:
a. Analisis pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimum Jalan), sebagai basis untuk
mengetahui kondisi eksisting penyediaan jaringan jalan,
b. Analisis sistem hirarki jaringan jalan yang akan menghasilkan rekomendasi ideal
pengembangan sistem jaringan jalan dari sisi fungsional jalan serta kebutuhan pembangunan dan/atau perubahan status jalan sesuai dengan pemekaran wilayah dan pengembangan sistem kota.
c. Analisis kebutuhan transportasi jalan, sebagai langkah untuk mengetahui tingkat
kebutuhan penggunaan dan penyediaan jaringan jalan di masa yang akan datang.
d. Penelaahan rencana pengembangan jaringan jalan sebagai usulan/program dari
Daerah, disesuaikan dengan rekomendasi sistem jaringan pada butir (2) dan kebutuhan perjalanan pada butir (3).
6.4.2 Analisis Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan 6.4.2.1 Deskripsi SPM Jaringan Jalan
SPM merupakan salah satu penjabaran dari pelaksanaan otonomi daerah, di mana Daerah didelegasikan kewajiban untuk menyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. SPM diadakan untuk menjamin tersedianya pelayanan masyarakat dalam kondisi yang paling minimum. Dalam hal ini penyediaan jaringan jalan sebagai salah satu public-infrastructure juga disusun SPM-nya oleh Departemen Teknis Terkait, yakni Depkimpraswil.
Dalam SPM jalan terdapat 2 bagian utama yang harus dipenuhi, yakni:
¾ SPM Jaringan Jalan: yang terkait dengan penyediaan jumlah jaringan jalan secara keseluruhan di suatu wilayah.
¾ SPM Ruas Jalan : yang menyangkut kualitas fisik dan operasional secara spesifik untuk setiap ruas jalan.
Seperti telah disampaikan pada metodologi bahwa secara umum item dalam SPM jalan hampir sama dengan kriteria kemantapan jalan (sebagai tujuan dari pengelolaan jaringan jalan di Depkimpraswil selama ini) di mana tujuannya adalah memelihara jalan minimal dalam kondisi fisik yang sedang (indikator IRI), tidak macet (VCR < 0,8), lebar cukup, dan jumlah panjang jaringan jalan yang mencukupi (aspek aksesibilitas dan aspek mobilitas). 6.4.2.2 Pencapaian SPM Jaringan Jalan
Tabel 6.5 menyampaikan hasil analisis SPM jaringan jalan yang dicapai oleh Pulau Nias sampai saat ini. Terlihat bahwa dari sisi penyediaan jalan dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk untuk Pulau Nias belum dapat dikatakan mencukupi, dimana untuk semua wilayah, penyediaan jaringan jalannya rata-rata masih berada di bawah syarat minimum dalam SPM.
Tabel 6.4 Karakteristik Pulau Nias
Luas Penduduk Kepadatan penduduk
No Kecamatan (km2) (jiwa) (jiwa/km2)