• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan

Sasaran / Tujuan

3.2 Metode Pelaksanaan

Secara umum pekerjaan dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Tahap-tahap tersebut menunjukkan urutan waktu serta lingkup aktivitas yang harus dikerjakan. Setiap tahapan memiliki target pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan memperhatikan keterbatasan waktu yang diberikan serta karakteristik dari pekerjaan yang harus dilakukan, maka target-target tersebut dapat dicapai secara paralel tanpa mengurangi kualitas hasil pekerjaan.

3.2.1 Tahap I: Persiapan

Langkah pertama didalam melaksanakan pekerjaan ini adalah mengadakan pertemuan awal untuk membahas koordinasi kerja. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, koordinasi dan diskusi penting sebelum konsultan melaksanakan pekerjaannya lebih lanjut.

Konsultan akan mengkaji laporan-laporan studi terdahulu dan mengumpulkan bahan-bahan serta informasi tambahan, mengenai data sekunder yang akan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan ini. Oleh karena itu, Konsultan pada tahap persiapan ini akan melaksanakan pengumpulan data mencakup kegiatan-kegiatan data sekunder, review dan klarifikasi data dan studi yang terkait, antara lain:

• PROPEDA (Program Pembangunan Daerah);

• RTRW, RURTK, RIK (Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten, Rencana Induk Kecamatan);

• Peta Topografi skala terbesar; • Peta Geologi skala terbesar; • Peta Tata Guna Lahan;

• Data Perhitungan Lalu Lintas / LHR;

• Data Survey Asal Tujuan /OD, baik Nasional maupun Lokal; • Laporan studi / proyek-proyek sejenis yang definitif.

Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan mobilisasi tenaga ahli, persiapan fasilitas perkantoran, menyusun program kerja, persiapan survai lapangan dan menyelesaikan masalah teknis dan administratip.

3.2.2 Tahap II: Survey Pengumpulan Data

Bertujuan mengumpulkan data awal dengan melakukan Survey Pendahuluan kelapangan dan kunjungan ke instansi terkait agar memperoleh gambaran labih jelas mengenai keadaan wilayah studi.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam survai pendahluan ini, meliputi :

• Tinjauan ulang semua data yang ada yang berkaitan dengan usulan proyek tersebut termasuk aspek teknik, sosial ekonomi dan lingkungan.

• Pengumpulan data fisik, ekonomi dan sistem pengoperasian yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan pra studi kelayakan tersebut.

• Melakukan indikasi awal adanya manfaat dari usulan proyek tersebut, baik terhadap pengguna jalan/jembatan berupa peningkatan aksesibilitas, penurunan biaya transport serta manfaat bagi lingkungan yang lebih baik.

Paralel dengan survai pendahuluan, Konsultan akan mengumpulkan data sekunder berupa: • data jaringan jalan yang ada dan rencana pengembangannya;

• kondisi jaringan jalan;

• data sosial-ekonomi dan sosial budaya; • volume lalu lintas;

• pengangkutan barang-barang;

• kondisi topografi/geologi/hidrologi; • utilitas bawah tanah yang ada; • statistik regional;

• tata guna lahan; dan data terkait lainnya.

Berdasarkan hasil survai pendahuluan, Konsultan akan melakukan evaluasi singkat data sekunder yang terkumpul serta menyusun langkah-langkah selanjutnya untuk tahap analisa lebih lanjut. Uraian ringkas akan disajikan di dalam Laporan Pendahuluan yang melaporkan mengenai kondisi umum lokasi proyek dan metodologi tahapan-tahapan pekerjaan di dalam Studi Kelayakan.

3.2.2.1 Survai Lalu Lintas

Survai Lalu lintas akan dilaksanakan berdasarkan hal-hal berikut ini:

- Perhitungan lalu-lintas selama 1 x 16 jam pada lokasi yang diusulkan oleh konsultan dan disetujui oleh Pemberi Kerja

- Survai Inventarisasi / kondisi jalan

- Survai terkait lainnya yang diperlukan untuk menyiapkan Desain Teknis Awal (Preliminary Engineering Desin) di dalam Studi Kelayakan ini.

a. Survai Perhitungan Lalu lintas (LHR)

Suvai ini dilakukan untuk mendapatkan data lalulintas (LHR) pada ruas jalan/jembatan yang disurvai, yaitu pada lokasi yang diusulkan oleh konsultan dan disetujui oleh Pemberi Kerja. Data yang diperoleh dari pelaksanaan survai tersebut meliputi:

- Volume kendaraan - Klasifikasi kendaraan - Frekuensi kendaraan - Arah perjalanan

Perhitungan lalu lintas dilakukan dengan cara mencacah/menghitung kendaraan yang lewat pada pos-pos survai yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Pengelompokan jenis kendaraan dalam pelaksanaan survai lalu lintas meliputi jenis kendaraan yang dijabarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pembagian Jenis Kendaraan

No Jenis Deskripsi

1. Mobil Penumpang

Kendaraan bermotor beroda empat yang dipergunakan sebagai angkutan penumpang dengan maksimum 10 orang termasuk pengemudi, seperti sedan, stasion wagon, jeep, combi.oplet, mini bus dan suburban.

2. Mini Bus & Bus Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan yang

digunakan sebagai angkutan penumpang dengan jumlah tempat duduk yang disediakan untuk 20 orang atau lebih termasuk supir.

3. Pick Up & Mobil Hantaran

Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan bermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai untuk angkutan barang berat total < 2,5 Ton

4. Truck Sedang Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan

bermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai sebagai angkutan barang dengan tonase < 2,5 Ton

5. Truck Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan

bermotor roda empat atau lebih dengan tonase > 2,5 Ton (Truck dengan 2 as, 3 as, dan truk tangki) .

Survai perhitungan lalulintas dilakukan selama 1 x 16 jam. Periode waktu pengamatan sebagai berikut :

Periode I : Jam 06.00 – 14.00

Periode II : Jam 14.00 – 22.00

b. Survai Inventarisasi / Kondisi Jalan

Survai Inventarisasi/Kondisi Jalan dilakukan untuk mengidentifikasi dan menginformasikan kondisi jalan eksisting, terutama mengenai geometrik jalan, struktur perkerasan, lapisan permukaan, bahu, saluran samping, dan lain sebagainya.

Kegiatan survey ini akan dilengkapi dengan foto dokumentasi jalan yang diambil sesuai dengan kebutuhan informasi.

c. Survai Kecepatan Perjalanan

Survai ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menginformasikan kecepatan perjalanan, dengan demikian maka dapat diketahui kelancaran pergerakan lalu lintas pada suatu kota. Dengan melihat kolerasi terhadap volume lalu lintas, dapat diketahui tingkat pelayanan jalan/jembatan yang merupakan informasi mendasar perlunya langkah pengembangan sistem jaringan jalan/jembatan.

3.2.2.2 Survai Topografi

Survai topografi dilakukan terhadap lokasi yang masih terbatas jaringan jalannya dengan menggunakan peta skala 1:25.000 dan akan diperbesar menjadi skala 1:5.000.

3.2.2.3 Survai Tanah dan Material

Survai tanah dan material dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah disekitar lokasi rencana jaringan jalan dan untuk mengetahui lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi proyek beserta perkiraan jumlahnya.

3.2.2.4 Survai Lingkungan

Survai lingkungan difokuskan pada data komponen lingkungan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap proyek, meliputi:

a. Survai Inventarisasi Penggunaan Lahan

Sasaran survai inventarisasi penggunaan lahan adalah untuk memperjelas penggunaan lahan yang sekarang dan Daerah Milik Jalan (Damija) yang ada untuk menghitung area dan biaya untuk pembebasan lahan sesuai kebutuhan potongan melintang yang diperlukan untuk Preliminary Engineering Design.

b. Survai Sosial-Budaya

Survai Sosial Budaya dilaksanakan dengan wawancara dan penelitian untuk memperoleh informasi berikut tetapi tidak terbatas pada:

- kepekaan hidup masyarakat terhadap gangguan adanya kegiatan proyek jalan, - masyarakat dan ekonomi lokal,

- persepsi masyarakat lokal terhadap perencanaan proyek jalan, dan

- nilai ekonomi yang mungkin berkurang dengan adanya pelaksanaan proyek jalan.

3.2.3 Tahap III: Analisis

Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi permintaan perjalanan, penyusunan rencana pengembangan jaringan transportasi jalan Pulau Nias, dan penyusunan rekomendasi. Berikut disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang termasuk dalam tahapan ini.

3.2.3.1 Analisis Awal

Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperoleh dari survey. Kegiatan ini dilakukan untuk:

(1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh; sebagai awal untuk memodelkan sistem jaringan jalan di Pulau Nias;

(2) Mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam sistem jaringan jalan di Pulau Nias, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian, ataupun visual/gambar; (3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dan

analisis;

(4) Melakukan pre-analisis untuk membentuk konsep pengembangan jaringan jalan di Pulau Nias.

3.2.3.2 Prediksi Permintaan Transportasi Jalan di Pulau Nias

Untuk menyusun rencana jaringan jalan di Pulau Nias, salah satu pertimbangan adalah besarnya jumlah permintaan perjalanan yang diprediksi akan menggunakan jaringan tersebut pada kurun waktu mendatang. Pola permintaan perjalanan di suatu wilayah umumnya tergantung dari skenario tata ruang (RTRW) yang akan dikembangkan dan tingkat ekonomi di wilayah tersebut.

Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi umumnya digunakan model untuk merepresentasikan kondisi saat ini dan prediksinya di masa yang akan datang. Dalam berbagai studi umumnya digunakan model perencanaan transportasi empat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan moda, pemilihan rute. Struktur umum konsep model perencanaan transportasi empat tahap ini disajikan pada Gambar 3.2

Data jaringan jalan dan data sistem zona merupakan masukan utama dalam model transportasi empat tahap. Data jaringan jalan merepresentasikan suplai dan kinerja jaringan jalan di wilayah studi, sedangkan data sistem zona merepresentasikan karakteristik tata ruang di wilayah studi dan karakteristik sosio-ekonomi populasi yang ada di dalam tata ruang tersebut. Interaksi antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagian utama yang dianalisis dalam model.

Aspek multi-moda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap pemilihan moda, di mana proses pemilihan rute untuk setiap moda (jalan, rel, udara, dan air) memiliki karakteristik yang berbeda. Sedangkan dalam proses analisis selanjutnya, moda-moda tersebut akan dilihat keterpaduannya secara kualitatif dan kuantitaf melalui besaran kinerja yang ditetapkan. Hasil pemodelan jaringan jalan berupa indikator lalulintas (arus lalulintas, kecepatan, waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model biaya dan model nilai waktu untuk mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, penggunaan nilai waktu, dan biaya operasi kendaraan.

Selanjutnya indikator lalu lintas dan indikator ekonomi ini akan dianalisis lebih lanjut dalam konteks efisiensi dan efektifitas kinerja sistem jaringan transportasi yang diusulkan. Setiap usulan pengembangan sistem transportasi dari daerah akan diperiksa kinerjanya secara teknis dengan model perencanaan transportasi ini.

Gambar 3.2

Bagan Alir Pemodelan Transportasi Empat Tahap

Data jaringan jalan

Data sistem zona wilayah studi Model bangkitan perjalanan Model sebaran perjalanan Model pemilihan moda perjalanan Model pemilihan rute perjalanan Karakteristik populasi dan tata ruang zona Produksi perjalanan

(trip ends) per zona Biaya perjalanan

antar zona

( k ibilit )

MAT antar zona

Karakteristik moda Karakteristik pelaku

perjalanan

MAT setiap moda Karakteristik rute/ruas

Indikator lalu lintas

3.2.3.3 Penyusunan Kebutuhan Penanganan Jaringan Jalan A. Tujuan Kegiatan Penanganan Jaringan Jalan

Tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga kinerja jalan sehingga fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan (atau lebih dikenal sebagai jaringan jalan) dapat berjalan sebagai mana mestinya. Dengan kata lain, secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga kondisi fisik dan operasional dari jaringan jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga dapat dioperasikan atau memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.