KAJIAN AWAL LINGKUNGAN
A. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dikumpulkan langsung dilokasi studi dan dilakukan pangkuran, pengamatan dan wawancara pada titik-titik lokasi yang mewakili. Data primer yang dikumpulkan tersebut antara lain:
• Data sosial ekonomi dan adat istiadat yang meliputi : o Status kepemilikan lahan
o Perkiraan dampak yang langsung pada penduduk setempat o Jumlah luas areal yang akan digunakan oleh proyek o Jumlah popilasi penduduk yang mesti dipindahkan • Data mengenai jaringan jalan yang ada
• Data volume lalu lintas
• Kualitas udara dan kebisingan. B. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data mengenai geografi wilayah, jumlah penduduk, data sosial ekonomi, dan sebagainya yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
7.2.2 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan akan dikuantifikasi dan dikualifikasi berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan berdasarkan karaktersiatik data yang telah dikumpulkan.
Secara umum ada dua metode pengolahan dan analisis data yaitu: Metode Analisis Data Kuantitas
Metode Analisis Data Kualitas
Metode analisis kualitas tersebut diatas digunakan untuk mengolah dan analisis data yang yang tidak dapat dikuantifikasi pada analisis data kuantitas. Caranya dengan melakukan perangkingan data dan dikonversi menjadi data kuantitasd berdasarkan rangking tersebut.
7.2.3 Identifikasi dan Estimasi Dampak
Metode identifikasi dampak yang digunakan untuk analisis adalah pembentukan matriks hubungan antara komponen aktifitas dengan komponen lingkungan dan kemudian di analisis dampaknya terhadap lingkungan dengan mengacu pada Analisis Dampak Lingkungan yang dikeluarkan oleh Dep. Pekerjaan Umum Bagian Jalan dan Jembatan.
Estimasi dampak yang telah dilakukan mengandung informasi bagaimana perubahan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh adanya proyek peningkatan jalan ini. Informasi tersebiut meliputi kualitas dan kuantitas serta intesnditas dampak. Informasi tersebut akan didapatkan dengan membandingkan parameter-parameter yang ada pada saat sebelum dan sesudah proyek dilaksanakan.
Metode yang dilakukan untuk membandingkan kedua kondisi ini ada dua metode yaitu: Metode Formal yang didasarkan pada perhitungan matematika dan statistik dengan
persamaan empiris.
Metode Informal yang didasarkan pada analogi pendekatan, standar kualitas lingkungan dan professional judgement.
Pendekatan perhitungan yang dilakukan untuk mengevaluasi dampak ini mengacu pada Keputusan Kepada BAPEDAL No. 054 tahun 1994 yang berisi kriteria pengiukuran dampak. Berdasarkan pada keputusan tersbut, pengukuran dampak dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu dampak kritis dan tidak kritis.
Dampak kritis yang diukur yang didasarkan pada Keputusan Kriteria Pengukuran Dampak meliputi antara lain:
• Jumlah populasi yang terkena dampak
• Jumlah areal yang terkena penyebaran dampak • Jangka waktu terjadinya dampak
• Intensitas dampak yang terjadi
• Jumlah komponen yang terkena dampak • Karakteristik kumulatif dampak yang terjadi • Dampak yang berulang-ulang atau hanya sekali 7.2.4 Metode Prakiraan Dampak
Metoda yang digunakan dalam memprakirakan dampak adalah dengan membandingkan hasil analisis kualitas lingkungan awal (tanpa kegiatan proyek) dengan kualitas lingkungan setelah adanya kegiatan proyek.
Metoda prakiraan dampak yang digunakan meliputi:
Metoda formal, berdasarkan perhitungan matematika dan statistik dengan mempergunakan rumus-rumus empiris.
Metoda non formal, berdasarkan atas pendekatan analogi, baku mutu lingkungan ataupun penilaian para ahli (Professional Judgement).
7.3 Rona Lingkungan Singkat
Daerah yang merupakan wilayah yang harus dianalisis pada studi kelayakan pembangunan jalan lintas utara-selatan ini meliputi keseluruhan wilayah di Pulau Nias yang diperkirakan akan merasakan dampak langsung pembangunan Jalan lintas utara-selatan.
7.3.1 Kondisi Topografi
Kondisi alamnya/topografi berbukit-bukit sempit dan terjal serta pegunungan tingginya diatas permukaan laut bervariasi antara 0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang mencapai 24 %, dari tanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.
Dengan kondisi Topografi yang demikian berakibat sulit membuat jalan-jalan lurus dan lebar. Oleh karena itu Kota-kota utama terletak di tepi pantai. Disamping struktur batuan dan susunan tanah yang labil mengakibatkan seringnya banjir Bandang yang mengakibatkan patahan jalan-jalan aspal dan longsor di sana sini, bahkan sering terjadi daerah aliran sungai yang berpindah-pindah
Luas Kabupaten Nias adalah 3.495,39 Km2, sebagian besar berada di pulau daratan Nias dan sebagian berada di beberapa pulau-pulau kecil. Kondisi alamnya/topografi berbukit-bukit sempit dan terjal serta pegunungan tingginya diatas permukaan laut bervariasi antara 0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang mencapai 24 %, dari tanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.
7.3.2 Kondisi Iklim dan Curah Hujan
Pulau Nias terletak di Daerah Katulistiwa maka curah hujannyapun tinggi. Rata-rata curah hujan pertahun 3145,1 mm dan banyaknya hari hujan dalam setahun 273 hari atau rata-rata 23 hari perbulan pada tahun 2000. Akibat banyaknya curah hujan maka kondisi alamnya sangat lembab dan basah. Musim kemarau dan silih berganti dalam setahun.
Keadaan iklim dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara berkisar antara 14,3°-30,4° dengan kelembaban sekitar 80-90 % dan kecepatan angin antara 5-6 Knot/jam. Curah hujan tinggi dan relatif turun hujan sepanjang tahun dan sering kali dibarengi dengan badai besar. Musim badai laut biasanya berkisar antara bulan september sampai Nopember, tetapi kadang terjadi badai pada bulan Agustus, jadi cuaca bisa berubah secara mendadak.
Berdasar pada data tahun 2003 (dalam angka 2004), iklim di Pulau Nias merupakan iklim
dengan curah hujan cukup tinggi. Suhu rata-rata sebesar 25,90C dengan kisaran suhu antara
21,20C – 30,30C. Rata-rata curah hujan sebesar 3.287mm dan banyaknya hari hujan dalam
setahun sebanyal 271 hari. Banyaknya curah hujan menjadikan kondisi alam menjadi sangat lembab dan basah.
7.3.3 Kondisi Hidrologi
Secara hidrologi Pulau Nias dialiri oleh beberapa sungai besar, sungai sedang dan sungai kecil. Sungai besar dengan lebar lebih dari 20m sebanyak 12 sungai dengan total panjang 367km, sungai sedang (lebar 10-20m) sebanyak 24 sungai sungai dengan total panjang 306km dan sungai kecil (lebar >10m) sebanyal 56 sungai dengan panjang 322km.
7.4 Identifikasi Dampak
Hasil survei dan data sekunder yang diperoleh telah yang teridentifikasi isu lingkungan yang akan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, apabila rencana kegiatan pembangunan jalan dilaksanakan. Dampak - dampak tersebut merupakan dampak yang umum terjadi pada pelaksanaan konstruksi pada umumnya. Dampak lingkungan yang diidentifikasi akan timbul pada pelaksanaan konstruksi jalan antara lain :
7.4.1 Perubahan Drainase Alami
Perubahan drainase alami terjadi karena kegiatan galian dan timbunan untuk badan jalan. Penimbunan juga dilakukan karena pada beberapa bagian ruas jalan tersebut merupakan tanah yang labil. Perubahan drainase alam akan berdampak kepada vegetasi hutan tanah kering atau hutan yang mengalami perendaman secara periodik. Sebagai akibatnya akan terbentuk dan terbentuk wilayah banjir (terendam) yang baru. Apabila wilayah rendaman baru akan bagian hutan, maka akan menimbulkan kerusakan pada vegetasi hutan yang terendam. Pada tahap awal akan mengganggu ekosistem hutan rawa air tawar dan hutan nipah dan bakau. Luas dampak terhadap perubahan drainase alami belum diketahui saat ini.
7.4.2 Pembersihan Lahan dan Kepemilikan Lahan
Pembangunan jalan lintas direncanakan akan memerlukan pembersihan lahan (land
clearing), sekurang-kurangnya seluas badan jalan pada sepanjang koridor jalan yang
direncanakan. Vegetasi yang akan terkena adalah tanah ladang, semak belukar dan hutan. Pembukaan hutan pada tahap awal kemungkinan akan berkembangnya populasi nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit malaria dan demam berdarah.
Hal lain yang menjadi dampak adalah sebagian besar tanah yang digunakan untuk pembangunan jalan lintas merupakan tanah adat. Di wilayah Pulau Nias dikenal adanya tanah adat ataupun hak rakyat. Pada umumnya lahan adat tersebut tidak mempunyai batas yang jelas sehingga sering menimbulkan permasalahan dengan masyarakat setempat. Oleh karenanya, perlu diketahui kepemilikan lahan khususnya pada jalur jalan. Perlu adanya pendekatan sosial yang baik kepada pemilik lahan dengan upaya menjabarkan pada jalan yang akan dibangun merupakan prasarana untuk kepentingan bersama.
7.4.3 Perubahan Aksesibilitas
Pembangunan jalan akan meningkatkan aksesibilitas penduduk dari wilayah utara ke wilayah selatan ataupun sebaliknya serta daerah lainnya disepanjang koridor jalan lintas. Hal ini merupakan dampak positif yang ditimbulkan dengan meningkatnya aksesibilitas. Di sisi lain, rencana pembangunan transportasi akan meningkatkan pula aksesibilitas penduduk untuk memanfaatkan sumber-sumber daya alam secara illegal, seperti pembukaan hutan secara liar baik untuk kegiatan pertanian dan penebangan kayu secara illegal.
Dengan adanya jaringan jalan, akan terjadi peningkatan aksesibilitas masyarakat yang di sekitar rute jalan tersebut untuk mencapai lokasi kegiatan ekonomi atau hiburan, kesehatan dan sebagainya. Peningkatan aksesibilitas ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi yang terdapat di wilayah tersebut. Dalam hal ini pengkajian kemungkinan pengembangan sektor kegiatan lain yang untuk mengoptimalkan prasarana jalan yang akan direncanakan.
7.4.4 Perubahan Pendapatan dari Sektor Transportasi Air
Pada saat ini, sebagian pelaku pergerakan menggunakan transportasi laut, baik untuk lalulintas barang maupun orang. Transportasi laut dilakukan dengan menggunakan kapal berukuran kecil sampai sedang. Usaha transportasi tersebut sebagian besar dilakukan oleh masyarakat, baik secara kelompok maupun secara individual. Pembangunan jalan lintas serta berkembangnya transportasi jalan akan serta merta menurunkan pendapatan pengusaha transportasi air, terutama untuk angkutan penumpang dan barang dalam volume yang kecil. Karena transportasi darat lebih kompetitif dibandingkan transportasi laut.
7.4.5 Perubahan Gaya Hidup
Pada umumnya adanya kehadiran pekerja pendatang dengan latar belakang budaya yang berbeda ke suatu wilayah akan mengubah gaya hidup masyarakat tempatan. Dampak yang ditimbulkan adalah kemungkinan masyarakat menjadi lebih konsumtif dari pada sebelumnya. Akan tetapi di wilayah ini dampak yang ditimbulkan adanya kehadiran pendatang kemungkinan tidak akan menimbulkan persoalan-persoalan sosial. Karena masyarakat di wilayah ini di sebagian besar wilayah yang akan terhubungi melalui transportasi darat tersebut telah biasa dengan kahadiran pendatang dari luar, dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Selain-selain dampak-dampak yang telah disebutkan di atas, beberapa kegiatan pendukung yang berkaitan dengan pembangunan jalan lintas yang diperkirakan akan menimbulkan dampak adalah sebagai berikut:
Penyediaan batuan/tanah timbunan untuk badan jalan Pengangkutan batuan/tanah timbunan untuk badan jalan
Beberapa dampak lain yang akan timbul pada saat kegiatan kegiatan pasca konstruksi atau pada saat pengoperasian jalan yang terjadi di antaranya adalah peningkatan kandungan hidrokarbon/debu pada saat pelaksanaan konstruksi dilaksanakan.
LAPORAN AKHIR VII - 6
Secara umum, potensi dampak yang kemungkinan akan timbul sebagai akibat rencana kegiatan pembangunan jalan lintas masih terindentifikasi secara kualitatif. Secara spesifik, kuatifikasi dampak yang kemungkinan akan timbul belum dikaji, terutama berkaitan dengan besarnya dampak, lamanya dampak, dan sifat dampak. Atas pertimbangan tersebut pada bagian kajian dampak lingkungan untuk pelaksanaan konstruksi jalan diarahkan untuk menentukan komponen lingkungan yang memerlukan pengkajian lebih lanjut pada tahap studi AMDAL.
7.4.6 Pengembangan Quarry
Pengembangan quarry merupakan kegiatan pendukung dalam rangka pembanguan jembatan dan jalan akses. Lokasi quarry yang direncanakan berada pada daerah-daerah yang memiliki kadnungan material yang cukup besar yang terdekat dengan ruas jalan akan ditingkatkan tersebut. Dampak pengembangan quarry ini, adalah peningkatan tingkat erosi yang akan terjadi pada lokasi quarry. Dalam hal ini perlu diketahui tingkat erosi atau erodiblitas lahan lokasi quarry yang direncanakan, mengingat curah hujan yang tinggi. Dalam hal ini perlu dilakukan pengkajian yang lebih khsus mengenai karakterisktik geologi lokasi quarry, dan kefungsian lokasi quarry tersebut secara kawasan.
Ringkasan kajian dampak dan komponen lingkungan yang perlu mendapatkan kajian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 7.1 pada halaman berikut.
Tabel 7.1 Ringkasan Kajian Awal Dampak Lingkungan Pada Rute Jalur Yang Terpilih Isu Lingkungan yang
Teridentifikasi Kajian lebih lanjut dalam Tahapan Studi AMDAL Mitigasi
Perubahan Drainase Alami Karakteristik drainase alami pada trase jalan yang ada Luas lahan hutan yang terpengaruh oleh tinggi rendahnya
muka air atau yang terpengaruhi oleh pasang surut
Penyelarasan rancangan teknik dengan drainase alami
Mempertahankan drainase alami untuk mengurangi kerusakan hutan
Perubahan Penutupan Lahan (Pember-sihan Lahan)
Luas lahan hutang produksi dan hutan nipah/bakau yang akan terkena jalan
Memfokuskan pula perairan, kemungkinan berkembang Perubahan Aksesibilitas Pusat-pusat pertumbuhan atau kegiatan yang memungkin
penyebab terjadi perubahan
Jenis vegetasi hutan yang terdapat sepanjang jalur koridor
Menciptakan pusat-pusat pertum-buhan untuk peningkatan mobilitas
Mendorong pertumbuhan pada kegiatan sektor pertanian/perikanan
Perubahan pendapatan dari sektor tarnsportasi air
Pendapatan yang diperoleh transportasi air. Jalur-jalur transportasi air yang akan berkurang pemanfaatannya ketika adanya transportasi darat
Menghindari penggunaan lahan produktif .
Perubahan gaya hidup Mobilitas dan perilaku penduduk yang berdiam di sekitar rute jalan yang akan dibangun
Menciptakan pusat-pusat pertum-buhan untuk peningkatan mobilitas
Pengembangan quary Karakteristik geologi lokasi quary yang direncanakan Keanekaragaman hayati quary yang direncanakan
Merencanakan pemanfaatan lokasi quary, pada tahap pasca penambangan