• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II Tabel 8.Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

L. Kriteria Ketuntasan Minimum

Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75 % siswa mendapatkan nilai lebih besar dari 65

M. Lampiran

2. Lembar Kerja Siswa pertemuan 1 & 2 3. Lembar Evaluasi

Yogyakarta,

Dosen Pengampu, Praktikan

Irvan Setiawan

NIP. NIM. 09108244056

Kepala Sekolah,

Kasiranto, A. Ma. Pd NIP. 195502181977011001

141

Ringkasan Materi

1) Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh.

Bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan yang biasanya ditandai dengan arsiran atau bayangan, sedangkan yang utuh adalah yang menunjukkan 1.

Contoh :

Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan34 karena bagian yang diarsir berjumlah 3 bagian dari keseluruhan 4 bagian yang sama besar. Angka ”4” menunjukkan banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan (utuh) dan disebut ”penyebut,” sedangkan angka ”3” menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian pada saat tertentu dan disebut ”pembilang”.

2) Pecahan yang menyatakan pembagian.

Apabila sebuah roti dibagikan kepada 4 orang anak yang masing-masing mendapat potongan roti yang berukuran sama, maka dalam penyelesaiannya akan melalui operasi hitung pembagian yaitu 1 : 4. Dalam bentuk pecahan, 1 : 4 juga dapat ditulis 14. Maka setiap bagian yang diperoleh masing-masing anak menyatakan pecahan 1

Contoh berikutnya, apabila sehelai kain yang panjangnya 3 meter dipotong menjadi 4 bagian yang berukuran sama, maka dalam penyelesaiannya akan melalui proses hitung pembagian yaitu 3 : 4. Dalam bentuk pecahan, 3 : 4 juga dapat ditulis 3

4. Maka setiap potong kain masing-masing menyatakan pecahan 34. Dari 2 contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan juga dapat meyatakan pembagian.

3) Pecahan sebagai perbandingan (rasio)

Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan. Contoh : Sebuah tali A yang panjangnya 10 m dibandingkan dengan tali B yang panjangnya 30 m. Rasio panjang tali A terhadap panjang tali B tersebut adalah 10 : 30. Dalam bentuk pecahan, rasio 10 : 30juga dapat ditulis sebagai pecahan 1030.

143 LAMPIRAN 22 REVISI

Lembar Kerja Siswa (pertemuan 1) Kelompok :

Nama anggota : 1 2.

3 Alat dan bahan :

• Kertas lipat berbentuk bangun datar & penggaris. Langkah kerja :

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Ambil 1 kertas lipat berbentuk persegi panjang dan lipatlah menjadi 4 bagian yang sama besar.

3. Arsirlah 3 dari 4 bagian yang sama besar tersebut. 4. Tulislah pecahannya.

5. Ambil 1 kertas lipat berbentuk segilima beraturan

6. Lipatlah kertas tersebut menjadi 5 bagian yang sama besar. 7. Arsirlah 2 dari 5 bagian yang sama besar tersebut.

8. Tulislah pecahannya

9. Demonstrasikan hasil kerjamu di depan kelas. 10.Kerjakan soal di bawah ini.

No. Bangun datar

Nilai pecahan daerah yang berbayang Dibaca Makna C o n t o h

3

5

Tiga per lima

Tiga bagian yang sama besar dari keseluruhan

lima bagian. 1.

... ... ...

C. Arsirlah bangun datar berikut sesuai dengan nilai pecahan yang telah ditentukan. 11. 3 8 = 12. 8 9 = 13. 1 10 = 14. 5 8 = 15. 2 3 = 2.

... ... ... 3.

... ... ... 4.

... ... ... 5.

... ... ...

Nilai :

145

Lembar Kerja Siswa (pertemuan 2) Kelompok :

Anggota kelompok : 1. 3.

2. Kegiatan 1

Alat dan bahan :

• 3 bangun datar persegi

• Gunting

• lem

• penggaris

1. Bacalah cerita di bawah ini! Petunjuk kerja :

Pada suatu hari, ibu pergi membeli sebuah kue. Kue tersebut dipotong menjadi 8 bagian yang sama besar. Setelah dipotong, ayah memakan 2 potong kue, sehingga sisa kue ibu 6 potong.

2. Ambil bangun datar persegi lalu tempelkan sesuai petunjuk berdasarkan cerita di atas

Pada suatu hari, ibu pergi membeli sebuah kue.

Ibu memotong kue menjadi 8 bagian yang sama besar.

Kegiatan 2

• 3 bangun datar segitiga Kegiatan 2

• 5 bangun datar persegi panjang

• 6 bangun datar persegi

• Lem

Segitiga Persegi panjang Persegi

Banyak

... ... ...

d. Perbandingan banyak bangun segitiga dengan banyak bangun persegi panjangadalah .... : .... , dalam bentuk pecahan ditulis ….

….

e. Perbandingan banyak bangun segitiga dengan banyak bangun persegiadalah .... : .... , dalam bentuk pecahan ditulis ….

….

f. Perbandingan banyak bangun persegi panjang dengan banyak bangun persegiadalah .... : .... , dalam bentuk pecahan ditulis ….

147 LAMPIRAN 23 REVISI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bendungan III Kompetensi Pembelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/ 2 Waktu Pelaksanaan :

Alokasi waktu : 4 x 35 menit (4 jam pelajaran ) A. Standar Kompetensi

3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

3.2 Membandingkanpecahansederhana C. Indikator

Kognitif

• membandingkan pecahan yang pembilangnya sama

• membandingkan pecahan yang penyebutnya sama

• membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya berbeda Afektif

• mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif Psikomotor

• mempraktekkan cara membanding pecahan dengan bangun geometri

D. Tujuan Pembelajaran Kognitif

• setelah mempelajari materi ini siswa dapat membandingkan pecahan yang pembilangnya sama

• setelah mempelajari materi ini siswa dapat membandingkan pecahan yang penyebutnya sama

• setelah mempelajari materi ini siswa dapat membandingkan pecahan yang penyebutnya sama

Afektif

• siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif Psikomotor

• mempraktekan cara membanding pecahan dengan bangun geometri  Karaktersiswa yang diharapkan : Tanggungjawab ( responsibility)

Ketelitian(carefulness) Kerjasama(Cooperation ) Toleransi(Tolerance ) Percayadiri(Confidence ) Keberanian(Bravery ) E. Materi Pembelajaran Pecahan sederhana F. Model Pembelajaran Cooperativ Learning G. Metode Pembelajaran Tanya jawab Diskusi kelompok Penugasan Demonstrasi Ceramah Bervariasi H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1

149 a. Membuka pelajaran dengan salam b. Salah satu siswa memimpin doa c. Presensi siswa

d. Apersepsi, guru menunjukan contoh perbandingan besar 2 buah benda yang ada di dalam kelas

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a. Siswa diberi penjelasan bahwa dalam pecahan juga ada yang nilai pecahannya lebih kecil, sama dengan, dan lebih besar.

b. Siswa diberi penjelasan lambang <, =, > dalam kegiatan membandingkan pecahan

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi membandingkan pecahan yang pembilangnya sama

d. Guru memperagakan konsep dengan alat peraga kertas bangun datar berwarna kuning.

e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi membandingkan pecahan yang penyebutnya sama

f. Guru memperagakan konsep dengan alat peraga kertas bangun datar berwarna biru

g. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara acak h. Kelompok mengambil LKS di meja guru

i. Kelompok mulai mencermati petunjuk kerja LKS

j. Setiap kelompok menyajikan nilai pecahan yang sudah ditentukan dengan menggunakan kertas yang sudah disediakan dengan cara disekat dan kemudian diarsir.

k. Kertas lalu ditempel sesuai nilai pecahannya

l. Secara berkelompok siswa mulai membandingkan pecahan dengan cara membandingkan luas daerah yang diarsir.

m. Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil kerja secara bergantian.

n. Guru memberikan reward kepada kelompok yang memiliki keterlibatan anggota paling baik.

o. Guru melakukan tanya jawab secara bergantian. 3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Guru melakukan refleksi

b. Menutup pelajaran dengan salam Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal (5 menit)

a. Membuka pelajaran dengan salam b. Salah satu siswa memimpin doa c. Presensi siswa

d. Apersepsi, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama

b. Siswa diberi contoh cara membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama dengan kertas berbentuk bangun datar berwarna hijau

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama dengan menyamakan penyebutnya.

d. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama dengan perkalian silang

e. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara acak f. Kelompok mengambil LKS di meja guru

151

g. Kelompok mulai mencermati petunjuk kerja LKS

h. Setiap kelompok menyajikan nilai pecahan yang sudah ditentukan dengan menggunakan kertas yang sudah disediakan dengan cara disekat dan kemudian diarsir.

i. Kertas lalu ditempel sesuai nilai pecahannya

j. Secara berkelompok siswa mulai membandingkan pecahan dengan cara membandingkan luas daerah yang diarsir.

k. Secara berkelompok siswa menyelesaikan kegiatan membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya berbeda dengan cara perkalian silang.

l. Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil kerja secara bergantian.

m. Guru memberikan reward kepada kelompok yang memiliki keterlibatan anggota paling baik.

n. Guru melakukan tanya jawab secara bergantian.

o. Siswa bersama guru membahas materi yang telah dipelajari 3. Kegiatan Akhir (15menit)

a. Guru melakukan refleksi

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu c. Menutup pelajaran dengan salam dan doa

I. Media/Alat Pembelajaran

Kertas berbentuk bangun datar untuk membandingkan pecahan berpembilang sama

Kertas berbentuk bangun datar untuk membandingkan pecahan berpenyebut sama

Kertas berbentuk bangun datar untuk membandingkan pecahan berpembilang dan berpenyebut berbeda

Lembar Kerja Siswa pertemuan 1 & 2 Lembar Evaluasi

J. Sumber Belajar Silabus kelas 3 SD Teman

Nur Fajariyah & Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika 3 SD. Jakarta: Depdiknas

K. Prosedur Penilaian

1. Penilaian kognitif Produk Jenis Penilaian : tes tertulis Bentuk Penilaian : soal evaluasi Rubrikpenilaian proses

Jenis penilaian : non tes Bentuk penilaian : pengamatan Rubrik penilaian :

No. Aspek yang dinilai Skor 1. Kemampuan

mengemukakan pendapat

Skor 5 jika siswa aktif mengemukakan pendapat lebih dari 3 kali

Skor 4 jika siswa mengemukakan pendapat 3 kali

Skor 3 jika siswa menegmukakan pendapat 2 kali

Skor 2 jika siswa mengemukakan pendapat 1 kali Skor 1 jika siswa pasif tidak menegemukakan pendapat 2. Kemampuanbertanya Skor 5 jika siswa aktif bertanya lebih dari 3 kali

Skor 4 jika siswa bertanya 3 kali

Skor 3 jika siswa bertanya 2 kali

Skor 2 jika siswa bertanya 1 kali

Skor 1 jika siswa pasif dan tidak betanya sama sekali

skor maksimal 10

2. Penilaian Afektif

Teknik Penilaian : non tesBentuk Penilaian : pengamatan InstrumenLembarObservasiSiswa No Nama Aspek Perhatian partisipasi 1. INR 2. IW 3. R 4. D 5. DNCR-15

153 3. Penilaian Psikomotorik

Teknik penilaian : non tes Bentuk penilaian : pengamatan Rubrik penilaian psikomotor :

No Aspek yang dinilai Skor

1 Keaktifan memperagakan

konsep pecahan dengan alat peraga

Skor 5 jika siswa memperagakan dengan rapi dan benar

Skor 4 jika siswa memperagakan dengan kurang rapi namun benar

Skor 3 jika siswa memperagakan dengan rapi namun kurang benar

Skor 2 jika siswa memperagakan dengan kurang rapi dan kurang benar

Skor 1 jika siswa tidak mau memperagakan L. Kriteria Ketuntasan Minimum

Pembelajaran dikatakan berhasiljika 75 % siswa mendapatkan nilai lebih besar dari 65 M. Lampiran 1. Ringkasan Materi 2. LKS pertemuan 1 3. LKS pertemuan 2 4. Lembar Evaluasi Yogyakarta, DosenPengampu, Praktikan,

T. Wakiman, M.Pd Irvan Setiawan

NIP. 195006011977031001. NIM. 09108244056 Kepala Sekolah,

Kasiranto, A. Ma. Pd NIP. 195502181977011001

Ringkasan Materi Membandingkan Pecahan Sederhana

d. Membandingkan pecahan yang pembilangnya sama

Membandingkan pecahan yang pembilangnya sama dapat dilakukan dengan peragaan menggunakan bangun-bangun geometri. Sebagai contoh peragaan pecahan dengan menggunakan bangun geometri yang menyatakan pecahan berpembilang sama, yaitu 2

5, 2 7, 2 3, dan 2 12 2 5 2 7 2 3 2 12

Dari peragaan pecahan dengan menggunakan bangun geometri tersebut, dapat ditentukan manakah pecahan yang nilainya lebih besar atau lebih kecil dengan cara membandingkan luas daerah yang diarsir. Pecahan 122 dibandingkan dengan 27 maka 122 < 27 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 122 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 27. Pecahan 27 dibandingkan dengan 25 maka 27 <25 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 2

7 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 2 5. Pecahan 2

5 dibandingkan dengan 2

3 maka 2 5 < 2

3 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 25lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 23. e. Membandingkan pecahan yang penyebutnya sama

Membandingkan pecahan yang penyebutnya sama dapat dilakukan dengan peragaan menggunakan bangun-bangun geometri. Sebagai contoh peragaan pecahan menggunakan bangun geometri yang menyatakan pecahan berpenyebut sama, yaitu 46, 36, 26, dan 56

155 4 6 3 6 2 6 5 6 Dari peragaan pecahan menggunakan bangun geometri tersebut, dapat ditentukan manakah pecahan yang nilainya lebih besar atau lebih kecil dengan cara membandingkan luas daerah yang diarsir. Pecahan 26 dibandingkan dengan 36 maka 26 < 36 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 26 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 36. Pecahan 36 dibandingkan dengan 46 maka 36 < 46 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 36 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan46. Pecahan 46 dibandingkan dengan 5 6 maka 4 6 < 5 6 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 4 6 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 5 6. f. Membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama Membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak sama dapat dilakukan dengan peragaan menggunakan bangun-bangun geometri. Sebagai contoh peragaan pecahan menggunakan bangun geometri yang menyatakan pecahan berpembilang dan berpenyebut tidak sama, yaitu 25, 34, 12, dan 4 6 25 3 4 1 2 4 6

Dari peragaan pecahan menggunakan bangun geometri tersebut, dapat ditentukan manakah pecahan yang nilainya lebih besar atau lebih kecil dengan cara membandingkan luas daerah yang diarsir. Pecahan 2

5 dibandingkan dengan 1

2 maka 2 5 < 1

2 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 2 5 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 1

2. Pecahan 1

2 dibandingkan dengan 46 maka 12< 46 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 12 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 46. Ppecahan 46 dibandingkan dengan 34 maka 46 < 34 karena luas daerah yang diarsir pada peragaan 46 lebih sempit dari luas daerah yang diarsir pada peragaan 34.

3) Menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut, dengan cara menentukan pecahan senilai lebih dulu.

Contoh: 25 dan 12, langkah pertama adalah menyamakan penyebutnya dengan menentukan pecahan senilai lebih dulu. Pecahan 25 senilai dengan 104, sedangkan pecahan 1

2 senilai dengan 5

10, maka sudah diperoleh penyebut yang sama, yaitu 4

10 dan 5

10. Setelah memiliki penyebut yang sama, langkah berikutnya menentukan pembilang yang lebih besar adalah pecahan yang memiliki nilai lebih besar. Sehingga diperoleh kesimpulan104 < 105 atau 25 < 12. 4) Dengan perkalian silang

Bila pembilang dan penyebutnya tidak sama, maka guru sering kali menggunakan cara perkalian silang. Hal ini dapat dibenarkan bila guru telah memberikan konsep atau nalarnya, sehingga siswa mengetahui alasan dari perkalian silang tersebut. Meskipun demikian perkalian silang ini semata-mata hanya teknik supaya siswa cepat dapat menentukan hasil. Contoh : (4) (5) 2 5 ... 1 22 5 1

157

4 ... 5. Nilai 4 mewakili pecahan 2

5, sedangkan 5 mewakili pecahan 1

2, karena 4 < 5 maka2 5 < 1

Dokumen terkait