• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2) Pertemuan Kedua Siklus I

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran pertama (07.00-08.10). Pada awal pembelajaran, guru menyiapkan ruang kelas dan alat pembelajaran, lalu memberikan salam dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, dan dalam pertemuan kali ini ada dua siswa yang tidak hadir, yaitu Dicky dan Dicko. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya. Tanya jawab tersebut menggunakan alat peraga kertas berbentuk segitiga sama sisi, persegi panjang, dan segi lima beraturan yang digunakan pada pertemuan sebelumnya. Tujuan tanya jawab itu untuk mengingat kembali materi yang sudah diajarkan, disamping itu materi pada pertemuan kedua masih berkaitan dengan materi pertemuan pertama.

Setelah siswa paham, guru melanjutkan indikator berikutnya yaitu pecahan sebagai bentuk hasil bagi. Guru menyampaikan materi dengan bantuan alat peraga kertas berbentuk bangun datar segi delapan beraturan. Guru melipat segi delapan beraturan menjadi delapan bagian yang sama besar. Setelah selesai melipat, guru kemudian mengarsir dua bagian, sehingga hanya tersisa enam bagian yang tidak diarsir. Bagian yang diarsir dipotong menggunankan gunting oleh guru kemudian diberikan kepada ketua kelas yaitu Rozaq. Guru memberi penjelasan bahwa bagian yang diarsir kemudian dipotong dan dibagikan kepada rozaq tersebut adalah yang mewakili nilai pecahan. Karena bagian yang diarsir atau diberikan adalah dua bagian dari delapan bagian yang sama besar suatu keseluruhan, maka nilai pecahannya adalah dua per delapan, dan ditulis dalam lambang pecahan yaitu

.

Guru lalu melanjutkan indikator berikutnya yaitu pecahan sebagai bentuk perbandingan. Siswa diminta untuk mengeluarkan semua bangun datar dari kertas kemudian memilah antara bangun datar yang sudah diarsir dan yang belum diarsir. Dari sembilan bangun datar, terdapat empat bangun datar yang sudah

diarsir, dan lima bangun datar yang belum diarsir. Guru kemudian membandingkan antara bangun datar yang sudah diarsir dengan yang belum diarsir. Diperoleh perbandingan empat berbanding lima atau ditulis dengan lambang 4 : 5. Guru kemudian menjelaskan kepada siswa bahwa bentuk perbandingan tersebut dapat disebut sebagai pecahan. Maka nilai pecahannya adalah empat per lima, dan ditulis dengan lambang pecahan yaitu

.

Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan LKS. Sesudah berkelompok, mereka diberi LKS (lampiran 2 hlm 94-95) lalu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Setelah itu siswa secara berkelompok membaca cerita yang ada di LKS pada kegiatan 1. Siswa menempel, menyekat, dan menggunting kertas bangun datar sesuai dengan cerita. Setalah selesai, kelompok melanjutkan mencermati petunjuk kerja di LKS kegiatan 2 lalu kelompok menempel 3 jenis kertas bangun datar sesuai petunjuk di LKS. Selanjutnya anggota kelompok membandingkan jumlah tiap jenis bangun datar di LKS. Setelah selesai, setiap kelompok mendemonstrasikan hasil kerja secara bergantian. Guru melakukan tanya jawab secara bergantian. Guru memberikan reward kepada kelompok yang memiliki keterlibatan anggota paling baik.

Kegiatan berdiskusi dikerjakan dengan baik karena LKS yang dikerjakan menuntut kelompok untuk saling bekerjasama. Waktu yang diberikan oleh guru untuk menyelesaikan LKS yaitu 15 menit. Dari semua 5 kelompok, hanya 4 kelompok yang bisa menyelesaikan sebelum waktu habis.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk kembali ke tempat semula, dan mulai membagikan soal evaluasi (lampiran 3 hlm 96). Hampir semua siswa

mengeluh saat dibagikan soal, namun guru tetap membagikan soal. Siswa diberi waktu mengerjakan 15 menit. Terdapat beberapa siswa yang kesulitan untuk menjawab karena masih ada yang belum lancar membaca, belum paham secara keseluruhan, dan lupa dengan materi yang diajarkan sebelumnya. Hasil evaluasi lalu dikumpulkan di meja guru, dilanjutkan guru menutup pelajaran dengan salam. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar Matematika siswa kelas III adalah sebesar 61,5%, artinya baru 8 dari 13 siswa (2

siswa tidak masuk) yang mendapat nilai ≥ 65. Hasil evaluasi siklus I masih

belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Rincian hasil evaluasi tersebut adalah terdapat 8 siswa yang sudah mencapai KKM dan 5 siswa yang belum mencapai KKM (lampiran 10 hlm 118).

3 ) Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan. Hasil observasi berupa lembar observasi aktivitas guru (lampiran 12 hlm 120) dan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 14 hlm 124) ketika proses pembelajaran.

a) Aktivitas Guru

Sebelum memulai pelajaran, terlebih dahulu guru memberitahukan kepada siswa kelas III bahwa di kelas akan diadakan penelitian untuk beberapa waktu ke depan. Pada siklus I peneliti dibantu oleh Antok Prasetya dalam kegiatan dokumentasi.

Melalui observasi guru pada pertemuan pertama dan kedua dapat diketahui adanya beberapa kekurangan dan ada juga yang telah sesuai dengan perencanaan

pembelajaran. Pada inti pembelajaran, guru telah menjelaskan materi pembelajaran dengan baik sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran. Alat peraga yang dibuat dan digunakan oleh guru telah sesuai dan dapat memperjelas konsep pecahan meskipun masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang masih dialami guru beberapa di antaranya adalah:

(a) Pada pertemuan pertama guru tidak memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang belum berkonsentrasi.

(b) Guru belum menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran, di mana seharusnya guru menyampaikan hal itu agar siswa paham tentang apa yang akan dipelajari beserta tujuannya.

(c) Alat peraga yang dibuat oleh guru sederhana namun dalam penggunaannya masih membingungkan bagi beberapa siswa.

(d) Mengulurnya waktu jam pelajaran.

(e) Saat menutup pembelajaran guru belum melibatkan siswa dalam membuat rangkuman pembelajaran. Aspek ini sangat penting karena dengan melibatkan siswa dalam membuat rangkuman pembelajaran dapat membuat siswa fokus dan mengingat apa yang telah dipelajarinya.

b) Aktivitas siswa

Di samping peneliti mengobservasi kegiatan guru, peneliti juga bertugas untuk mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk mengetahui hambatan yang dialami siswa saat pembelajaran. Peneliti menjumlahkan skor partisipasi siswa pertemuan pertama dan kedua pada siklus I menjadi satu.

Hambatan yang dialami siswa saat pembelajaran adalah:

(a) Masih ada beberapa siswa yang kesulitan saat proses peragaan alat peraga pada tahap melipat kertas menjadi beberapa bagian yang sama besar. (b) Siswa kurang dapat bekerjasama saat diskusi kelompok.

(c) Ada beberapa siswa yang kurang dapat menggunakan waktu dengan baik saat diskusi kelompok.

(d) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 36 di mana ada 5 siswa dari 13 siswa yang belum mencapai KKM yaitu 65.

(e) Keaktifan siswa dalam sesi tanya jawab masih rendah, hanya sedikit siswa yang berani bertanya.

(f) Saat pembagian soal evaluasi ada beberapa siswa yang mengeluh sehingga kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal.

c. Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang dilakukan sebelumnya. Refleksi ini sangat penting untuk memperbaiki kualitas pembelajaran pada siklus II. Guru sudah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, namun pada kenyataannya kondisi di kelas masih ada yang belum sesuai dengan yang diperkirakan. Peneliti dan guru sebagai kolaborator, mengamati hal-hal apa saja yang nantinya akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Berikut adalah beberapa penyebab kekurangan-kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I.

1) Pada pertemuan pertama guru tidak memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang belum berkonsentrasi. Hal ini dikarenakan guru terbiasa tidak menyiapkan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran.

2) Guru tidak menyampaikan tujuan dan kompetensi pembelajaran karena setelah apersepsi guru langsung menjelaskan materi pembelajaran.

3) Alat peraga yang dibuat oleh guru masih membingungkan bagi beberapa siswa karena terdapat bangun datar yang dalam peragaannya dilipat berkali-kali.

4) Mengulurnya waktu jam pelajaran dikarenakan dalam peragaan alat peraga terlalu lama.

5) Waktu pembelajaran kurang efisien sehingga guru tergesa-gesa dalam menyusun rangkuman pembelajaran dan tidak melibatkan siswa.

Penyebab hambatan siswa saat pembelajaran:

1) Siswa kesulitan dalam tahap melipat alat peraga disebabkan siswa kurang fokus terhadap penjelasan guru dan ada siswa yang melipat alat peraga tidak sesuai dengan petunjuk guru.

2) Siswa kurang dapat bekerjasama saat diskusi kelompok karena ada beberapa siswa yang secara individual ingin segera menyelesaikan LKS.

3) Beberapa siswa kurang dapat menggunakan waktu dengan baik saat diskusi kelompok dikarenakan kurang memperhatikan penjelasan guru dan membuat kegaduhan dalam kelompok.

yang tertinggal saat mengikuti peragaan alat peraga sehingga kurang memahami materi.

5) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam bertanya, menyampaikan pendapat, atau menanggapi penjelasan guru. Hal itu disebabkan karena faktor siswa yang pemalu dan belum terlalu memahami materi pembelajaran.

6) Setelah mengerjakan LKS langsung dilanjutkan evaluasi, sehingga siswa merasa terlalu banyak soal yang diberikan dan akhirnya mengerjakannya dengan tidak sungguh-sungguh.

Berdasarkan kekurangan tersebut, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

2. Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan Umum

Rencana tindakan pada siklus II ini hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Tetapi ada beberapa hal yang diperbaiki sesuai dengan refleksi tindakan pada siklus I. Langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun RPP sesuai dengan silabus dan KTSP di SD. RPP pada siklus II menggunakan acuan RPP pada siklus I tetapi ada beberapa perbaikan. Ada dua pertemuan dalam siklus II ini. RPP pada siklus II mencakup indikator:

a) Membandingkan pecahan yang pembilangnya sama (kognitif) b) Membandingkan pecahan yang penyebutnya sama (kognitif)

(kognitif)

d) Mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif (afektif)

e) Mempraktikkan cara membanding pecahan dengan kertas berbentuk bangun geometri

Materi pada siklus ini yaitu membandingkan pecahan. RPP yang akan digunakan dalam penelitian telah diteliti oleh dosen ahli di bidang Matematika yaitu ibu Rahayu Condro, M.Si., dan telah melewati beberapa kali revisi untuk penyempurnaan.

2) Pembuatan Alat Peraga

Peneliti membuat alat peraga dari kertas buffalo, kertas tersebut lebih tebal dari kertas yang digunakan pada siklus I. Alat peraga kertas dibuat menjadi 3 warna, warna kuning untuk meragakan membandingkan pecahan yang pembilangnya sama, warna biru untuk meragakan membandingkan pecahan yang penyebutnya sama, warna hijau untuk meragakan membandingkan pecahan yang pembilang dan penyebutnya berbeda.

3) Menyiapkan lembar observasi

Peneliti menyiapkan dua macam lembar observasi yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi untuk siswa. Aspek yang diamati sama seperti pada lembar observasi pada siklus I.

4) Menyiapkan lembar evaluasi

Lembar evaluasi ini berjumlah 10 soal. Terdapat 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian. Dalam lembar evaluasi ini berisi soal tentang materi membandingkan pecahan.

Untuk mencegah adanya miskomunikasi antara peneliti dengan guru kelas III sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah pembelajaran pecahan dengan menggunakan alat peraga dari kertas.

6) Menyiapkan alat dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan membawa kamera digital dan digunakan pada saat pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.

b. Perencanaan Khusus

Perencanaan khusus dibuat oleh peneliti untuk menindaklanjuti hasil refleksi siklus I. Dengan melakukan perencanaan khusus diharapkan agar kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan lebih maksimal.

Berikut adalah refleksi terhadap guru pada siklus I serta perencanaan yang akan dilakukan pada siklus II:

1) Refleksi : Guru tidak terbiasa menyiapkan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran.

Perencanaan : Guru memeriksa kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran sesuai dengan RPP.

2) Refleksi : Guru tidak menyampaikan tujuan dan kompetensi pembelajaran karena setelah apersepsi guru langsung menjelaskan materi pembelajaran. Perencanaan : Peneliti mengingatkan guru untuk menyampaikan tujuan dan kompetensi pembelajaran sesuai dengan RPP

3) Refleksi : Alat peraga yang dibuat oleh guru masih membingungkan bagi beberapa siswa karena terdapat bangun datar yang dalam peragaannya dilipat

berkali-kali.

Perencanaan : Guru membuat alat peraga baru yang sudah disekat menjadi beberapa bagian yang sama sehingga siswa tidak perlu melipat-lipat kertas. 4) Refleksi : Mengulurnya waktu jam pelajaran dikarenakan dalam peragaan alat

peraga terlalu lama.

Perencanaan : Selain memperbarui alat peraga, peneliti dan guru memberikan alokasi waktu saat memperagakan alat peraga.

5) Refleksi : Waktu pembelajaran kurang efisien sehingga guru tergesa-gesa dalam menyusun rangkuman pembelajaran dan tidak melibatkan siswa. Perencanaan : Menggunakan dan memanfaatkan waktu dalam pembelajaran sesuai perencanaan.

Berikut adalah refleksi terhadap siswa pada siklus I serta perencanaan yang akan dilakukan pada siklus II:

1) Refleksi : Siswa kesulitan dalam tahap melipat alat peraga disebabkan siswa kurang fokus terhadap penjelasan guru dan ada siswa yang melipat alat peraga tidak sesuai dengan petunjuk guru.

Perencanaan : Guru berkeliling kelas secara aktif saat memeragakan alat peraga sehingga siswa dapat fokus terhadap penjelasan guru.

2) Refleksi : Siswa kurang dapat bekerjasama saat diskusi kelompok karena ada beberapa siswa yang secara individual ingin segera menyelesaikan LKS. Perencanaan : Pada LKS diberi keterangan untuk mengerjakan secara bekerjasama secara kelompok dan tidak bersikap individual serta guru diminta untuk lebih aktif mengkondisikan siswa.

diskusi kelompok dikarenakan kurang memperhatikan penjelasan guru dan membuat kegaduhan dalam kelompok.

Perencanaan : Memberikan reward bagi kelompok yang dapat mengerjakan LKS dengan cepat dan benar semua.

4) Refleksi : Belum semua siswa nilainya mencapai KKM dikarenakan masih ada siswa yang tertinggal saat mengikuti peragaan alat peraga sehingga kurang memahami materi.

Perencanaan : Guru berkeliling secara aktif saat peragaan alat peraga serta membimbing siswa yang bingung atau mengalami kesulitan hingga semua siswa paham.

5) Refleksi : Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam bertanya, menyampaikan pendapat, atau menanggapi penjelasan guru. Hal itu disebabkan karena faktor siswa yang pemalu dan belum terlalu memahami materi pembelajaran.

Perencanaan : Melibatkan siswa secara aktif saat KBM melalui tanya jawab tentang materi yang sedang diajarkan.

6) Refleksi : Setelah mengerjakan LKS langsung dilanjutkan evaluasi, sehingga siswa merasa terlalu banyak soal yang diberikan dan akhirnya mengerjakannya dengan tidak sungguh-sungguh.

Perencanaan : Memberikan sedikit jeda antara mengerjakan LKS dan mengerjakan soal evaluasi dengan bertanya jawab singkat dengan siswa.

c. Pelaksanaan Tindakan

pertama tanggal 3 Juni 2015 pada jam pelajaran pertama (07.00-08.10) dan pertemuan kedua tanggal 5 Juni 2015 pada jam pelajaran pertama.

Dokumen terkait