• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Media Pembelajaran

8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa

Media yang dipilih isinya harus membantu pembelajar mencapai tujuan pembelajaran dengan muda, efektif, dan efisien. Media hendaknya selaras dengan strategi. Hal itu disebakan oleh strategi berisi rancangan prosedur pembelajaran termasuk langkah pengoperasiaonal media. Berikut merupakan pemilihan media pembelajaran bahasa secara umum.

1) Tujuan

Tujuan merupakan capaian akhir suatu proses pembelajaran. Karena menjadi pedoman yang menentukan arah pembelajaran, baik strategi maupun media pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan arahnya dengan tujuan pembelajaran tersebut. Misalnya untuk kompetensi dasar menuli teks biografi. Tujuan

34

Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA, 2016), Cet.1, h. 2-3.

35 Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media

dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012.

pembelajarannya adalah pembelajar terampil menulis teks biografi berdasarkan struktur dan kebahasaan yang tepat. Strategi dan media pembelajaran yang dipilih hendaknya membantu pembelajar melalui setiap tahapan menulis, mulai dari memahami struktur dan kebahasaan teks biografi, mengamati media untuk mendapatkan stimulus objek yang akan ditulis menjadi teks biografi, merinci objek berdasarkan isi dari teks biografi, membuat kerangka, dan menulis teks biografi.

2) Sasaran

Sama halnya dengan tujuan pembelajaran, sasaran berfungsi sebagai pedoman aktivitas pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. Sasaran dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi kognitif, afektif dan psikomotor. Tercapai sasaran kognitif, jika setelah melampaui proses pembelajara, pembelajar menguasai suatu konsep atau teori. Untuk itu, media pembelajaran yang dipilih adalah yang dapat membantu pembelajaran menguasai konsep atau teori tersebut. Misalnya dalam pembelajaran memahami perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Media yang dapat digunakan adalah adobe presenter. Media tersebut diberikan dua contoh cerita agar pembelajar mampu mengidentifikasi perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Terakhir diberikan latihan-latihan soal perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi, cara penghitungan skor, dan pembahasannya.

Selanjutnya akan tercapai sasaran afektif, jika setelah pembelajaran, pembelajar dapat menunjkan respon aktif, keterampilan berfikir logis dan analitis, tanggung jawab, disiplin, gemar membaca, jujur, dan seterusnya. Untuk itu, media yang dipilih hendaknya memiliki ciri interaktif dan eksploratif, yaitu

memberikan kesempatan kepada pembelajar mengembangkan potensi-potensi afektifnya tersebut.

Sasaran psikomotorik artinya jika setelah pembelajaran, pembelajar dapat melakukan sesuatu setelah memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang bisa mengakomodasi sasaran tersebut. Misalnya dalam pembelajaran memberikan tanggapan terhadap isi berita. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang di dalamnya berisi konsep dasar tanggapan, cara memberikan tanggapan, contoh tanggapan, teks yang menarik untuk ditanggapi, dan praktik menanggapi suatu objek.

3) Karakteristik pembelajar

Karakteristik pembelajar yang akan dibahas meliputi jenjang belajar, latar belakang, intelegensi, dan motivasi. Setiap pembelajar tentunya memiliki perbedaan dalam karakteristik-karasteristik tersebut. Cara pemilihan media yaitu dengan memilih media pembelajaran yang interaktif, ekploratif, sesuai dengan tujuan pembelajaran, jenjang belajar, latar belakang, intelegasi, dan meningkatkan motivasi pembelajar. Misalnya memilih media video tentang tata cara membuat SIM untuk kompetensi dasar memahmi teks prosedur. Media tersebut akan sesuai jika diterapkan pada pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan Tinggi. Akan tetapi, media tersebut kurang sesuai jika diterapkan untuk pembelajar di tingkat SD atau SMP. Dipilihnya media video tentang tata cara membuat SIM untuk pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan Tinggi tentunya berdasarkan pertimbangan jenjang belajar. Smaldino, Lowthe, Russe mengemukakan bahwa buku teks tidak lagi menjadi sumber seluruh informasi. Dalam praktiknya, buku teks dapat digunakan dengan membingkainya

dalam sebuah media dan mengolaborasikan prosedur penerapannya dengan sebuah strategi pembelajaran sehingga pembelajar lebih aktif dan termotivasi. Terkait dengan cara memanfaatkan media sesuai dengan intelegensi pembelajar, dibutuhkan pengkolaborasian media dengan strategi pembelajaran. 4) Kesesuaian dengan teori

Media yang dipilih hedaknya sudah diuji vasiditasnya melalui sebuah penelitian. Artinya bukan media yang menarik menurut sudut pandang pengajar atau yang masih akan diuji coba oleh pengajar. Akan tetapi, sudah ada hasil penelitian yang menunjukan efektivitas media pemelajaran tersebut.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar

Setiap pembelajar memiliki peredaan gaya belajar. Tiga jenis gaya belajar tersebut antara lain gaya belajar visual, auditoris, dan kinestetik. Media pembelajaran yang dipilih pembelajar hendaknya mengakomodasi ketiga gaya belajar tersebut, bukan hanya salah satunya saja. Misalnya dalam pembelajaran bermain drama. Dilihat dari kompetensi dasarnya, terlihat bahwa sasaran kompetensi dasar tersebut adalah psikomotorik dengan gaya belajar kiestetik yang lebih dominan. Namun, pengajar bisa memilih media yang juga bisa mengakomodasi gaya belajar visual dan auditoris. Misalnya menggunakan media video dan naskah drama. Media video dipilih untuk membantu pembelajar mengenali karakteristik tokoh-tokoh dalam drama. Penggunaan media video ini akan mengakomodasi gaya belajar visual. Selanjutnya saat pembelajar bermain peran, gaya belajar kinestetik yang akan terakomodasi.

6) Kesesuaian dengan lingkungan

Lingkungan belajar merupakan tempat atau suasana berlangsungnya pembelajaran. Misalnya kelas, laboraturium,

perpustakaan, aula, taman, pasar, suasana ramai, tenang, dan sebagainya. Media yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tempat dan suasana yang mempengaruhi pembelajaran..misalnya pembelajaran mendengarkan dongeng. Media yang dipilih adalah rekaman kaset dan pembelajaran dilaksanakan di kelas. Media tersebut tentunya sangat sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi menjadi tidak sesuai jika media rekaman kaset digunakan untuk pembelajaran di taman dengan suasana yang riuh. Hal itu digunakan oleh keterampilan mendengarkan membutuhkan konsentrasi. Pemilihan taman sebagai lingkungan pembelajaran akan mengganggu konsentrasi pembelajar.

7) Kesesuaian dengan jumlah pendengar

Jumlah pembelajar dalam satu kelas hendaknya menjadi pertimbangan penting dan pemikiran kritis pengajar dalam memilih media pembelajaran. Misalnya memilih media rekaman kaset dengan alat putar tape dan tidak didukung dengan pengeras suara untuk kelas dengan jumlah pembelajar yang lebih dari 40 siswa tentunya kurang efektif. Hal itu disebabkan oleh ada kemungkinan besar, audio yang diputar tidak terdengar oleh sebagain pembelajar.

8) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung

Fasilitas atau sarana prasarana perlu diperhatikan juga dalam memilih media pembelajaran. Misalnya agar terlihat kompeten, pengajar menggunakan media berupa aplikasi android. Sementara itu, tidak semua pembelajar memiliki gadget android atau tidak diperbolehkan membawa gadget ke dalam lingkungan sekolah tentunya akan menghambat penerapan media pembelajaran tersebut.

Fasilitas pendukung lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan perangkat keras untuk teknis pemanfaatan media pembelajaran tersebut. Misalnya perangkat komputer, LAN, LCD, dan sebagainya.

9) Kesesuaian dengan alokasi waktu

Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu pembuatan dan penerapannya dalam pembelajaran. Untuk itu, ciri fiksatif dan maniplatif media pembelajaran layak untuk diperhatikan. Misalnya memilih media film dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Pemilihan media film sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi, menjadi tidak efektif jika alokasi waktu pembelajaran 2 x 45 menit, sedangkan durasi film yang diputar 60 menit atau lebih.

10) Kesesuaian dengan kompetensi pengajar

Pengajar hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya. Terlebih dalam hal mengoperasikannya. Jangan sampai pengajar terlalu idealis untuk menggunakan multimedia misalnya, sedangkan pengajar kurang kompeten dalam mengoperasikannya. Hal ini tentunya akan merusak fungsi media pembelajaran.

11) Keotentikan isi media

Media pembelajaran yang dipilih, baik isi meteri maupun latihan-latihannya hendaknya otentik sesuai dengan kebutuhan pembelajar dalam konteks nyata. Selain itu, materi di dalam media juga hendaknya disesuaikan dengan perkembangan IPTEKS.36

36 Putri Kumala Dewi dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar

Dokumen terkait