• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 13 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 13 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Siti Ma’usarah

NIM 11150130000079

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

(2)

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: Siti Ma’usarah 11150130000079 Di bawah Bimbingan Dr. Elvi Susanti, M.Pd. NIP. 19680801 200801 2 016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Skripsi “Penggunaan Media YouTube pada

Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020”: Jurusan Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Skripsi ini meneliti mengenai pengguanan media YouTube dalam pembelajaran menulis teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta.. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII MTsN 13 Jakarta dan 2) Mendeskripsikan penggunaan media Youtube dalam materi teks ulasan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Aspek yang dinilai dalam penulisan teks ulasan yaitu identitas karya, orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.

Hasil penelitian keterampilan menulis teks ulasan siswa dengan memanfaatkan media YouTube pada siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta diperoleh nilai rata-rata 79,82 dengan kategori baik dan sudah mencapai KKM (75). Artinya siswa secara keseluruhan mampu menuliskan karangan teks ulasan menggunakan media YouTube. Terbukti dengan jumlah siswa sebanyak 26 memperoleh nilai di atas KKM dan dua siswa memperoleh nilai di bawah KKM.

Kata Kunci: Media, youtube, akun youtube Kok Bisa, Kemampuan Menulis Teks Ulasan.

(6)

ii ABSTRACT

Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Thesis "Use of YouTube Media in

Learning to Write Texts Reviews Students of Class VIII of MTs Negeri 13 Jakarta Academic Year 2019/2020": Indonesian Language and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

This thesis examines the use of YouTube media in learning to write text reviews VIII grade students of MTs Negeri 13 Jakarta. This study aims to 1) Describe the ability to write text reviews for students of class VIII MTsN 13 Jakarta and 2) Describe the use of Youtube media in review text material.

The research method used is descriptive qualitative method. Data collection techniques using interviews, observation, tests and documentation. The aspects assessed in writing the review text are the identity of the work, orientation, interpretation, evaluation, and summary.

The results of the students' writing text writing skills study by utilizing YouTube media on the eighth grade students of MTs Negeri 13 Jakarta obtained an average value of 79.82 with a good category and has reached KKM (75). This means that students as a whole are able to write written essays using YouTube media. Evidenced by the number of students as many as 26 scored above the KKM and two students scored below the KKM.

Keywords: Media, youtube, youtube Accounts Kok Bisa?, Ability to Write Review Text.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw sebagai suri teladan bagi kita.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan Media Youtube pada Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr.Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi hingga selesai;

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Drs. Nurul Huda, M.Si selaku kepala MTs Negeri 13 Jakarta yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di MTs Negeri 13 Jakarta

7. Saidil Hudri, S. Ag, M.Pd. dan Hj. Fatmawati, S.Pd. selaku wakil kesiswaan dan guru bahasa Indonesia yang telah membantu proses pengambilan data.

(8)

iv

8. Teristimewa untuk keluarga tercinta Bapak Marpaung dan Ibu Mustagfiroh, yang tiada hentinya berdoa untuk keberhasilan putrinya.

9. Kepada Lilis Surya Ningsih dan Mia Ayu Ningsih yang senantiasa memberikan dukungan dan doa hingga peneliti menyelesaikan skripsi.

10. Ibu Nurhasanah dan Bapak Ahmad Chozin yang telah merawat dan membesarkan Sarah hingga jenjang perkuliahan, serta segenap pengurus dan teman-teman Panti Asuhan Nurul Hasanah atas dukungan, doa dan selalu menemani peneliti selama pengerjaan skripsi hingga selesai.

11. Nanda Dwi Pangestu, ST yang selalu memberikan dukungan dan doa serta motivasi agar segera menyeselaikan skripsi.

12. Sahabat tercinta Dini Tri Hastuti, Laras Oktavia, Syarifah Aulia, dan Nikmatus Saniyah yang selalu setia menemani dari semester satu hingga semester akhir dan memberikan dukungan berupa canda tawa.

13. Kawan seperjuangan PBSI angkatan 2015.

14. Murid-murid kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

15. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa dan berharap semoga seluruh doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan dari Allah Swt Aamin. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik serta masukan yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dunia pendidikan.

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 8

A. Media Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah ... 16

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 18

(10)

vi

6. Pemilihan Media Pembelajaran ... 21

7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran ... 23

8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa ... 25

B. Media Audio Visual ... 31

1. Pengertian Media Audio Visual ... 31

2. Bentuk-Bentuk Media Audio Visual ... 32

3. Karakteristik Media Audio Visual ... 33

4. Langkah-Langkah Pemanfaatan Audio Visual ... 34

5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Media Audio Visual ... 35

C. Media Sosial YouTube ... 37

1. Media Sosial ... 37

2. YouTube ... 38

3. Profil Channel YouTube ... 42

D. Pembelajaran Menulis ... 44

1. Pengertian Menulis ... 44

2. Tujuan Menulis ... 47

3. Tahap-Tahap Menulis ... 49

4. Teks Ulasan ... 54

E. Penelitian yang Relevan ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 60

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

B. Metode Penelitian ... 60

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 61

D. Teknik Pengumpulan Data ... 62

a. Observasi ... 62

b. Dokumentasi ... 63

(11)

vii

d. Wawancara ... 64

E. Instrumen Penelitian ... 64

F. Teknik Analisi Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 70

A. Deskripsi Sekolah ... 70

1. Profil MTs Negeri 13 Jakarta ... 70

2. Sejarah Singkat Madrasah ... 70

3. Visi, Misi, dan Kegiatan Madrasah ... 71

4. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 72

B. Analisis Data Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP ... 138

A. Simpulan ... 138

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Halaman Awal Channel YouTube Kok Bisa ... 47 Gambar 2.2 Daftar playlist Channel YouTube Kok Bisa ... 47

(13)

ix

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi penilaian keterampilan menulis teks ulasan 3.2 Kisi-kisi kriteria penilaian menulis teks ulasan 3.3 Kriteria penilaian menulis teks ulasan

4.1 Daftar urut kepangkatan guru dan tenaga Kependidikan 4.2 Data pendidik dana tenaga kependidikan Keseluruhan 4.3 Data siswa

4.4 Data sarana dan prasarana

4.33 Data hasil penilaian tes keterampilan menulis teksulasan 3.34 Klasifikasi kategori penilaian siswa

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 4 : Transkip Wawancara

Lampiran 5 : Karya teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman belakangan ini terus berkembang dengan datangnya teknologi yang memudahkan manusia melakukan sebuah aktivitas, oleh karena itu teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia. Setiap teknologi dibuat untuk memberikan manfaat positif dan juga memudahkan manusia menyelesaikan tugas-tugasnya. Perkembangan teknologi banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, yang salah satunya bidang pendidikan.

Sehubungan dengan teknologi yang berkembang pesat dalam bidang pendidikan, membuat para pengajar memanfaatkan teknologi tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran dikelas menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Guru seharusnya memiliki kreativitas dalam upaya menumbuhkan minat siswa pada proses pembelajaran.

Bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentu menuntut siswa untuk dapat menguasai berbagai macam keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan kepada peserta didik terdapat empat, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa diperlukan agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan, seperti antara keterampilan menyimak dan menulis. Kedua keterampilan tersebut sangatlah berhubungan. Ketika seseorang mampu menyimak dengan baik, maka tidaklah sulit untuk seseorang itu untuk menulis. Banyak informasi-informasi yang didapatkan ketika melakukan kegiatan menyimak yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain mendapatkan informasi

(16)

yang dapat dijadikan bahan tulisan, banyak pula kosakata-kosakata yang didapat ketika kegiatan menyimak berlangsung. Sehingga ketika menuangkan hasilsimakan dalam bentuk tulisan, seseorang dapat dengan mudah melakukannya.

Menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memahami makna lambang-lambang grafik tersebut. Setiap penulis senantiasa akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam bentuk tulisan, bahkan dalam bentuk tulisan yang objektif sekalipun keadaan penlulis masih tetap tercermin.1

Menulis merupakan keterampilan yang harus dilatihkan anak semenjak dini. Semenjak di sekolah dasar, hendaknya dibiasakan untuk menulis, mengemukakan ide-idenya tanpa pembatasan-pembatasan yang dapat menjerat kreativitas mereka. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai pelatihan agar timbul suatu kebiasaan yang akan terus berkembang hingga kuliah.

Menyimak merupakan hal utama yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Ketika seorang baru dilahirkan ke dunia, yang dilakukan dalam menyerap bahasanya yaitu dengan cara menyimak. Menyimak merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan seseorang ketika belajar di kelas. Informasi akan didapat secara maksimal apabila kegiatan menyimak dilakukan dengan baik. Menyimak juga merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh seseorang, karena sebagai besar informasi berasal dari bunyi. Setelah kegiatan menyimak berlangsung, hendaklah peserta didik dilatih untuk menuliskan apa yang telah didapat dari bahan simakan. Kegiatan tersebut sangatlah baik, karena dengan cara itu guru dapat mengetaui seberapa baik keterampilan menyimak yang

1

(17)

dimiliki peserta didik. Selain itu peserta didik dapat mengeksplor pengetahuannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kedua keterampilan harus dilatih melalui proses belajar dan latihan. Latihan yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam melatih keterampilan tersebut dapat diaplikasikan pada saat proses pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bervariatif.

Media yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan meyimak pada siswa yaitu dengan media video. Media merupakan alat yang dapat digunakan pendidik dalam proses pembelajaran. Media sangatlah menentukan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila media yang digunakan guru menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman siswanya, maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut sangatlah besar, sebaliknya apabila media yang digunakan guru tidak menarik maka dapat membuat siswa menjadi bosan sehingga suasana pembelajaran dikelas menjadi tidak kondusif.

Sehubungan dengan tuntutan kurikulum 2013, dalam proses pembelajaran siswa diminta lebih aktif dan guru dituntut untuk bisa menggunakan media pada proses pembelajaran. Guru juga diminta agar tidak buta dengan teknologi, karena teknologi sangatlah berpengaruh pada siswa pada era ini. Salah satu teknologi yang dapat digunakan guru dalam penggunaan media pembelajaran yaitu media sosial.Media sosial yang dapat digunakan yaitu YouTube. YouTube tidak pernah lepas dari kehidupan siswa-siswi pada era ini. Kehadiran Youtube saat ini sudah melebih Televisi, karena banyak acara-acara televisi yang ditayangkan di Youtube, begitupun sebaliknya. Televisi banyak mengangkat hal-hal yang sedang dibicakan dan viral yang bersumber dari YouTube. Media sosial ini sangatlah dekat dengan kehidupan remaja, sehingga media sosial Youtube merupakan media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

(18)

Media Youtube dapat digunakan untuk kegiatan menulis siswa. Media ini dapat diterapkan dengan beberapa materi pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya yaitu teks ulasan. Teks ulasan merupakan teks yang berisi mengenai pendapat, pembahasan ataupun penilaian terhadap suatu buku atau karya-karya lainnya. Teks ulasan tidak hanya sebatas membahas mengenai karya-karya sastra yang terdiri dari novel, cerpen, puisi, pantun maupun film melainkan lebih luas lagi. Ketika seseorang melihat sesuatu seperti menonton televisi, sinetron, atau acara-acara lain, hampir dari kebanyakan orang memberikan komentar terhadap apa yang telah dilihat. Komentar-komentar tersebut dapat berupa kelebihan dan kekurangan.

Guru dapat memanfaatkan teknologi berupa telepon genggam atau handphone dan video yang terdapat dalam akun Youtube. Pemilihan media berupa video ditujukan untuk menarik minat siswa agar memperhatikan dan menyimak informasi- yang dapat diambil dari pemutaran video tersebut

Video yang ditampilkan berupa video-video yang mengandung unsur edukasi. Sekarang ini sudah banyak konten kreator yang membuat video-video beredukasi seperti pembahasan mengenai sains dan teknologi, sehingga apa yang didapatkan dari pembelajaran dapat bermanfaat dikemudian hari. Penayangan berita-berita yang bersifat edukasi dan motivasi yang digunakan pada pembelajaran bisa menambah pengetahuan, pemahaman serta pengalaman kepada siswa.

Channel YouTube yang dipilih yaitu berupa channel yang menayangkan konten edukasi, yaitu akun „Kok Bisa?‟. Akun ini merupakan akun yang menjelaskan mengenai ilmu-ilmu teknologi, sejarah dan sains yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan akun „Kok Bisa?‟, selain konten-kontennya yang mengedukasi, durasi dalam video yang cukup sedikit juga menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan akun. Semua itu ditujukan agar siswa dapat memiliki waktu dalam menuliskan apa yang

(19)

didapat dari video tersebut. Namun, walaupun durasi video yang sedikit, pejelasan mengenai topik video sangat jelas.

Hasil berupa karangan teks ulasan menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berupa YouTube merupakan pemilihan media yang tepat. Sebagian besar, guru menggunakan karya sastra berupa novel, cerpen, puisi, naskah drama dan film sebagai bahan untuk siswa menulis teks ulasan. Penggunaan bahan-bahan tersebut sudah banyak dipilih, alhasil siswa hanya menyalin apa yang telah didapatkan dari hasil penelusuran melalui internet. Karya-karya seperti novel, cerpen, puisi, naskah drama, dan film sudah banyak dibuat teks ulasan dan dapat diakses melalui internet. Pemilihan media Youtubedisebabkan media sosial itu sangat dekat dengan siswa-siswa pada era ini. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk melihat kemampuan menulis siswa yaitu dengan meminta siswa untuk membuat teks ulasan dari video yang telah dilihat siswa. Kegitan tersebut juga dapat digunakan guru untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menulis teks ulasan.

Kegiatan menulis teks ulasan merupakan kegiatan menulis yang sangat bermanfaat bagi siswa. Selain untuk memenuhi tuntutan kurikulum bahasa Indonesia yang mewajibkan materi teks ulasan, teks ulasan ini juga bermanfaat untuk melatih siswa dalam menilai suatu karya secara objektif. Siswa dalam menilai sebuah karya harus menguasai karya tersebut terlebih dahulu baik dengan membaca atau menonton. Kegiatan tersebut dapat menambah wawasan serta ilmu baru bagi siswa. Kegiatan menulis teks ulasan juga bermanfaat untuk menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap ulasannya, sehingga siswa dalam melakukan penilaian tidak hanya melihat, melainkan menafsirkan isi.

Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis merasa perlu melakukan suatu penelitian untuk melihat bagaimana keterampilan menulis teks ulasan pada siswa dapat ditingkatkan. Adapun judul penelitian ini adalah “ Penggunaan

(20)

Media Sosial Youtube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknologi belum maksimal digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Pendidik kurang kreativitas dalam memanfaatkan media teknologi. 3. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti pembelajaran khususnya bahasa Indonesia dengan materi teks ulasan.

4. Kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran khususnya bahasa Indonesia.

5. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti pembelajaran menulis teks ulasan.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Penggunaan Media Sosial Youtube channel Kok Bisa? dengan enam judul yaitu “Mengapa Kita Merasa Gatal?”, “Lebih Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap Capek, Meskipun Sudah Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, Hjiau?”, dan “Kenapa Orang Batak Galak, Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat” dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020

(21)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti yaitu, bagaimana Penggunaan Media Sosial YouTube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII MTsN 13 Jakarta .

2. Mendeskripsikan penggunaan media YouTube dalam materi teks ulasan.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis

1. Secara teoretis

Secara teoretis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang khazanah terutama dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk materi pembelajaran bahasa Indonesia.

(22)

8 BAB II Kajian Teoretis

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan1.

Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan alat (hardware). Adapun menurut Gerlach dan Ely, bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.2

Association of Education and Communication Tekhnology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi3. Menurut National Education Association - NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audiovisual beserta peralatannya.4

Beberapa pengertian media dijelaskan oleh beberapa ahli. Media menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika adalah media dalam lingkup pendidikan sebagai salah satu benda yang dapat dimanipulasikan,

1

Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), h.2.

2Ibid., h.2. 3

Ibid., h.3.

4

(23)

dilihat dan didengar, dibaca, atau dibicarakan, beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tertentu5.

Commosions on instructional technology, media lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran disamping guru, buku teks dan papan tulis6. Media menurut Gagne adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar. Menurut Briggs media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi belajar supaya proses belajar terjadi.7

Istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni constructiondan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik (dalam hal peserta didik pasif), sedangkan instruction dilakukan oleh peserta didik (di sini, peserta didik aktif). Oleh karena itu, pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud untuk memfasilitasi belajar.8

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar9.

Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi ciri berikut:

1. Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi

5Gede Putu Arya Oka, Media dan Multimedia Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,

2017), Cet.1, h.5.

6

Ibid.,h.5.

7Ibid.

8 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: PRENADAMEDIA GRUP, 2018), Cet.1, h.6.

9

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,Pengembangan,

(24)

untuk memilki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen betul-betul disadari sepenuhnya.

2. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap.

3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seseorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur.10

Menurut Sutjipto media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan dan menurut Amalik, pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru11.

2. Fungsi media pembelajaran

a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai media pembelajaran adalah fungsi utamanya di samping ada fungsi-fungsi lain12.

Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni

10Ibid., h.2.

11

Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.96

12

Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h.37.

(25)

seluas kehidupan yang mecakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.13

b. Fungsi manipulatif

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri atau karakteristik umum yang dimiliki. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi.

Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu yakni:

1) Kemampuan media mengadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam.

2) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses metamorfosis, proses ibadah haji dan lain-lain.

3) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi, seperti peristiwa-peristiwa sejarah.

Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yakni:

1) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karea terlalu sulit, seperti molekul, sel, aton dan lain-lain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film dan lain-lain.

2) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorposis. Hal ini dapat memanfaatkan gambar.

(26)

3) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca alquran sesuai dengan kaidah tajwid, belajar bahasa asing, belajar menyani dan bermusik, yakni dengan memanfaatkan kaset.

4) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta, grafik, dan lain-lain14.

c. Fungsi Psikologis a) Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya saraf penghambat ini para siswa dapat mengfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya15.

b) Fungsi afektif

Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gelaja batin jiwa yang berisikan kualitas, karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau kecenderungan-kecenderungan batin.

Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa

14

Ibid., h.37

(27)

kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah muncul tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suke rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-norma. Kepercayaan, ide, dan sikap mejadi sistem batin yang konsisten yang disebut sebagai karakteristik.16

c) Fungsi kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya seorang siswa belajar melalui peristiwa seperi darmawisata, ia mampu menceritakan pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-tempat yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak dibawa pulang, dirinya sendiri tidak hadir di tempat darmawisata itu saat ia bercerita kepada temannya tersebut. Tetapi, semua

(28)

pengalamannya tercatat dibenaknya dalam bentuk gagasan-gagasan dan tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu dituangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada teman yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, pengalamannya diwakilkan atau direpresentasikan dalam bentuk gagasan dan tanggapan yang keduanya bersifat mental. Jelasnya kiranya media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin banyak siswa dihadapi pada objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya

d) Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi asa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi yang didominasi kuat oleh pikiran-pikiran autistik.

Pengarang cerita anak. Dwianto Setyawan sebagaimana dikutip Tri Agung Kristanto menandaskan, orang dewasa seharusnya jangan mematikan imajinasi dan fantasi anak. Kalau anak-anak berfantasi tentan robot, pesawat angkasa luar atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu dipaksa untuk menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak-anak orang dewasa. Imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak-anak berbeda dengan imajinasi oran dewasa.

Seniman Leonardo da Vinci, demikian menurut Tri Agung Kristanto adalah contoh orang yang memiliki imajinasi

(29)

dan fantasi sangat tinggi. Jauh sebelu helikopter dan pesawat terbang ada sekarang, Leonardo da Vinci sudah menuangkannya dalam bentuk gambar.17

e) Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb menyebutkan cara pertama dengan arousal dan kedua dengan Expectancy. Yang pertama arousal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intrinsic motivesiswanya, sedangkan yang kedua Expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna18.

17

Ibid., h.38.

(30)

d. Fungsi Sosio-Kulturan

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural atarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakreristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, kenyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan di pihak lain, kurikulum dan bahan ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal itu, terlebih ia harus mengatasinya sendiri. Masalah ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang sama.19

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah

Afief S. Sadiman membagi pemanfaatan media pembelajaran pada dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar mengajar di dalam kelas atau ruang dan pemanfaatan media di luar kelas. Dalam konteks pemanfaatannya di dalam kelas, kehadirannya dimaksudkan untuk menunjang ketercapaian tujuan tertentu.20

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran di kelas ini, yaitu:

1. Persiapan guru: pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan pelajaran atau materi yang akan dijelaskan berikut dengan strategi-strategi penyampaiannya.

19Ibid., h.39.

(31)

2. Persiapan kelas: pada langkah ini bukan hanya menyiapkan perlengkapan, tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas, misalnya agar dapat mengikuti, mencatata, menganalisis, mengkritik, dan lain-lain.

3. penyajian: penyajian media pembelajaran sesuai dengan karakteristiknya.

4. langkah lanjutan dan aplikasi: sesudah penyajian perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjutnya, misalnya diskusi, laporan, dan tugas lain.21

Pola pemanfaatan kedua, adalah pemanfaatan media pembelajaran di luar kelas. Pada pola ini memperkuat posisi media sebagai sumber belajar. Pola pemanfaatan media di luar kelas menuru Arief S. Sadiman dapat dbedakan dalam tiga kelompok yakni kelompok yang terkontrol, tidak terkontrol, dan jumlah sasaran.22

Pertama, pemanfaatan media secara terkontrol, yakni media ini digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistemaik untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemanfaatannya di dalam kelas dan pada program pendidikan jarak jauh. Hasil belajar melalui pemanfaatan media secara terkontrol ini biasanya dievaluasi secara teratur dengan alat evaluasi yang terukur.23

Kedua, Pemanfaatan media secara bebas (tidak terkontrol). Yakni pemanfaatannya tanpa ada kontrol atau pengawasan, seperti media-medai yang dimanfaatkan masyarakat secara luas dengan cara membeli. Masyarakat itu sendirilah yang menentukan tujuan pemanfaatannya, yakni dengan menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing,

21 Ibid. 22 Ibid. 23Ibid.

(32)

seperti pemanfaatan kaset pelajaran bahasa Inggris, video interaktif tentang belajar membeca Al-Quran dan lain-lain.24

Ketiga, pemanfaatan media dilihat dari jumlah penggunanya, yakni secara perorangan, kelompok, dan massal. Pemanfaatan media secara perorangan biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya, sehingga pengguna dapat memanfaatkannya secara mandiri, seperti modul. Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Media untuk kelompok ini biasanya dilengkapi buku petunjuk bagi pemimpin kelompoknya. Setelah atau sebelum memanfaatkan media, kelompok dapat melakukan diskusi.25

Media yang dapat dimanfaatkan secara massal. Media untuk massal ini biasanya disalurkan melalui pemancar, seperti radio dan televisi. Sebelum pemanfaatan media ini, peserta diberi bahan tercetak yang memuat tujuan mpembelajaran, garis besar isi, petunjuk tindak lanjut, dana bahan dari sumber lain untuk pendalaman pemahaman.26

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran a. Landasan Filosofis

Penggunaan media hasil teknologi modern dalam pembelajaran tidak akan menghilangkan hubungan kemanusiaan antara guru dan murid tergantung bagaimana cara memanfaatkannya.

b. Landasan Psikologis

Psikologis Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan pengalaman langsung ke belajar dengan gambaran atau film, kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata.

24 Ibid. 25 Ibid. 26Ibid..

(33)

Menurut Bruner hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.

c. Landasan Teknologis

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu mempermudah guru dalam mengajar dan mempermudah murid dalam belajar.

d. Landasan Empiris

Berdasarkan pengalaman nyata dari hasil penelitian, murid yang diajar oleh guru yang menggunakan media bervariasi dibandingkan dengan murid yang diajar oleh guru tidak menggunakan media bervariasi, hasil belajarnya lebih tinggi murid yang diajar oleh guru yang menggunakan media bervariasi.27

5. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

a. Tidak ada satu media pun yang paling baik digunakan untuk semua tujuan. Artinya suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain. b. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti

bahwa media bukan hanya sekadar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media itu kurang maksimal.

27 Usep Kustiawan, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Malang: Gunung Samudra, 2016), Cet.1, h.9-12

(34)

c. Media apa pun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar peserta didik haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.

d. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekadar selingan/pengisi waktu luang atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang belangsung.

e. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga pengajar.

f. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan peserta didik. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.

g. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkretan dan keabstrakannya saja. Media yang konkret wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tapat.

h. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagaui bagian yang integral dari sesuatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan. i. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang

digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

j. Guru hendaknya benar-benar memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

(35)

k. Penggunaan media pengajaran harus terorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.

l. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari acam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.28

6. Pemilihan Media Pembelajaran

Winkel mengatakan bahwa pemilihan media disamping melihat kesesuiannya dengan tujuan intruksional khusus, materi pelajaran, prosedur didaktis dan bentuk pengelompokan siswa, juga harus dipertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan peralatan waktu dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran listrik, kualitas teknis (technical cuality), ruang kelas, dan kemampuan guru menggunakan media secara tepat (technical know-how).29

Dic dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada tiga faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:

1. Pertama ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.

2. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.

3. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama.

28

Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.100.

29

Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media

(36)

Artinya bisa digunakan di manapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.30 Selain masalah ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan pesan yang disampaikan guru juga hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan media. Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media, yaitu:

1. Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media.

2. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa.

3. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh guru.31

Ambiyar dalam memilih media mengemukakan tiga kriteria, yaitu; kelayakan praktis, kelayakan teknis dan kelayakan biaya.

1) Kelayakan praktis, dalam praktik pemilihan media sering dilakukan atas dasar praktis yaitu: pertama familiaritas dengan media, kedua ketersediaan media setempat, ketiga ketersediaan waktu untuk mempersiapkan, keempat ketersediaan sarana dan pendukung.

2) Kelayakan teknis, pemilihan harus memenuhi persyaratan kualitas atau dapat tidaknya media merangsang dan mendukung proses belajar siswa. Ada dua macam kualitas yang dipertimbangkan yaitu;

30

Ibid.

(37)

a. Kualitas pesan, dinilai menurut relefansi dengan tujua atau sasaran belajar, kejelasan pengajaran, kemudahan untuk dicerna atau dipahami, dan sistematka yang logis. b. Kualitas visual, yaitu mengikuti prinsip visualisasi.

Prinsip ini menjadi dasar desain atau layout visual sebagai berikut;

Keindahan : menarik. Membangkitkan motivasi Kesederhanaan : sederhana, jelas dan terbaca

Penonjolan : penekanan pada hal yang penting Keseimbangan : seimbangan dan harmonis.

3) Kelayakan biaya, mengapa harus memilih yang mahal apabila sama efektifnya.32

7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran

Kemp mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif sehingga dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:

a. Ciri fiksatif, yaitu menggambarkan kemampuan media untk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran dengan demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika dikehendaki.

32Ibid., h.30.

(38)

b. Ciri manipulasi, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi sesuatu objek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.

c. Ciri distributif, yaitu menggambarkan kemampuan media dalam mentrasportasikan objek atau peristiwa secara bersamaan yang disajikan ke sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai peristiwa tersebut.33

Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:

1) Media visual : media visual adalah media yang bias dilihat. Media ini mengandalkan indra penglihatan. Conth: media foto, gambar, komik, gambar temple, poster, majalah, buku, miniature, adalat peraga dan sebagainya.

2) Media audio : media audio adalah media yang bias didengar. Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, music dan lagu, alat music, siaran radio, dan kaset suara atau CD dan sebagainya.

3) Media audio visual : media audio visual adalah media yang bias didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan VCD.

4) Multimedia : multimedia adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan

33 Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Membelajaran, (Jawa Timur: Pustaka Abadi, 2017), Cet.1, h. 23-24.

(39)

menggunakan media internet artinya mengaplikasikan semua media yang ada, termasuk pembelajaran jarak jauh.34

Raharjo mengklasifikasikan media berdasarkan kriteria aksesibilitasnya, terdapat dua jenis media, yaitu;

1) Media yang dimanfaatkan, artinya media yang biasanya dibuat untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas. Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya.

2) Media yang dirancang yang harus dikembangkan sendiri. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan sendiri media tersebut sesuai dengan sarana dan kelengkapan yang dimilikinya.35

8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa

Media yang dipilih isinya harus membantu pembelajar mencapai tujuan pembelajaran dengan muda, efektif, dan efisien. Media hendaknya selaras dengan strategi. Hal itu disebakan oleh strategi berisi rancangan prosedur pembelajaran termasuk langkah pengoperasiaonal media. Berikut merupakan pemilihan media pembelajaran bahasa secara umum.

1) Tujuan

Tujuan merupakan capaian akhir suatu proses pembelajaran. Karena menjadi pedoman yang menentukan arah pembelajaran, baik strategi maupun media pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan arahnya dengan tujuan pembelajaran tersebut. Misalnya untuk kompetensi dasar menuli teks biografi. Tujuan

34

Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA, 2016), Cet.1, h. 2-3.

35 Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media

dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012.

(40)

pembelajarannya adalah pembelajar terampil menulis teks biografi berdasarkan struktur dan kebahasaan yang tepat. Strategi dan media pembelajaran yang dipilih hendaknya membantu pembelajar melalui setiap tahapan menulis, mulai dari memahami struktur dan kebahasaan teks biografi, mengamati media untuk mendapatkan stimulus objek yang akan ditulis menjadi teks biografi, merinci objek berdasarkan isi dari teks biografi, membuat kerangka, dan menulis teks biografi.

2) Sasaran

Sama halnya dengan tujuan pembelajaran, sasaran berfungsi sebagai pedoman aktivitas pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. Sasaran dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi kognitif, afektif dan psikomotor. Tercapai sasaran kognitif, jika setelah melampaui proses pembelajara, pembelajar menguasai suatu konsep atau teori. Untuk itu, media pembelajaran yang dipilih adalah yang dapat membantu pembelajaran menguasai konsep atau teori tersebut. Misalnya dalam pembelajaran memahami perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Media yang dapat digunakan adalah adobe presenter. Media tersebut diberikan dua contoh cerita agar pembelajar mampu mengidentifikasi perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Terakhir diberikan latihan-latihan soal perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi, cara penghitungan skor, dan pembahasannya.

Selanjutnya akan tercapai sasaran afektif, jika setelah pembelajaran, pembelajar dapat menunjkan respon aktif, keterampilan berfikir logis dan analitis, tanggung jawab, disiplin, gemar membaca, jujur, dan seterusnya. Untuk itu, media yang dipilih hendaknya memiliki ciri interaktif dan eksploratif, yaitu

(41)

memberikan kesempatan kepada pembelajar mengembangkan potensi-potensi afektifnya tersebut.

Sasaran psikomotorik artinya jika setelah pembelajaran, pembelajar dapat melakukan sesuatu setelah memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang bisa mengakomodasi sasaran tersebut. Misalnya dalam pembelajaran memberikan tanggapan terhadap isi berita. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang di dalamnya berisi konsep dasar tanggapan, cara memberikan tanggapan, contoh tanggapan, teks yang menarik untuk ditanggapi, dan praktik menanggapi suatu objek.

3) Karakteristik pembelajar

Karakteristik pembelajar yang akan dibahas meliputi jenjang belajar, latar belakang, intelegensi, dan motivasi. Setiap pembelajar tentunya memiliki perbedaan dalam karakteristik-karasteristik tersebut. Cara pemilihan media yaitu dengan memilih media pembelajaran yang interaktif, ekploratif, sesuai dengan tujuan pembelajaran, jenjang belajar, latar belakang, intelegasi, dan meningkatkan motivasi pembelajar. Misalnya memilih media video tentang tata cara membuat SIM untuk kompetensi dasar memahmi teks prosedur. Media tersebut akan sesuai jika diterapkan pada pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan Tinggi. Akan tetapi, media tersebut kurang sesuai jika diterapkan untuk pembelajar di tingkat SD atau SMP. Dipilihnya media video tentang tata cara membuat SIM untuk pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan Tinggi tentunya berdasarkan pertimbangan jenjang belajar. Smaldino, Lowthe, Russe mengemukakan bahwa buku teks tidak lagi menjadi sumber seluruh informasi. Dalam praktiknya, buku teks dapat digunakan dengan membingkainya

(42)

dalam sebuah media dan mengolaborasikan prosedur penerapannya dengan sebuah strategi pembelajaran sehingga pembelajar lebih aktif dan termotivasi. Terkait dengan cara memanfaatkan media sesuai dengan intelegensi pembelajar, dibutuhkan pengkolaborasian media dengan strategi pembelajaran. 4) Kesesuaian dengan teori

Media yang dipilih hedaknya sudah diuji vasiditasnya melalui sebuah penelitian. Artinya bukan media yang menarik menurut sudut pandang pengajar atau yang masih akan diuji coba oleh pengajar. Akan tetapi, sudah ada hasil penelitian yang menunjukan efektivitas media pemelajaran tersebut.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar

Setiap pembelajar memiliki peredaan gaya belajar. Tiga jenis gaya belajar tersebut antara lain gaya belajar visual, auditoris, dan kinestetik. Media pembelajaran yang dipilih pembelajar hendaknya mengakomodasi ketiga gaya belajar tersebut, bukan hanya salah satunya saja. Misalnya dalam pembelajaran bermain drama. Dilihat dari kompetensi dasarnya, terlihat bahwa sasaran kompetensi dasar tersebut adalah psikomotorik dengan gaya belajar kiestetik yang lebih dominan. Namun, pengajar bisa memilih media yang juga bisa mengakomodasi gaya belajar visual dan auditoris. Misalnya menggunakan media video dan naskah drama. Media video dipilih untuk membantu pembelajar mengenali karakteristik tokoh-tokoh dalam drama. Penggunaan media video ini akan mengakomodasi gaya belajar visual. Selanjutnya saat pembelajar bermain peran, gaya belajar kinestetik yang akan terakomodasi.

6) Kesesuaian dengan lingkungan

Lingkungan belajar merupakan tempat atau suasana berlangsungnya pembelajaran. Misalnya kelas, laboraturium,

(43)

perpustakaan, aula, taman, pasar, suasana ramai, tenang, dan sebagainya. Media yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tempat dan suasana yang mempengaruhi pembelajaran..misalnya pembelajaran mendengarkan dongeng. Media yang dipilih adalah rekaman kaset dan pembelajaran dilaksanakan di kelas. Media tersebut tentunya sangat sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi menjadi tidak sesuai jika media rekaman kaset digunakan untuk pembelajaran di taman dengan suasana yang riuh. Hal itu digunakan oleh keterampilan mendengarkan membutuhkan konsentrasi. Pemilihan taman sebagai lingkungan pembelajaran akan mengganggu konsentrasi pembelajar.

7) Kesesuaian dengan jumlah pendengar

Jumlah pembelajar dalam satu kelas hendaknya menjadi pertimbangan penting dan pemikiran kritis pengajar dalam memilih media pembelajaran. Misalnya memilih media rekaman kaset dengan alat putar tape dan tidak didukung dengan pengeras suara untuk kelas dengan jumlah pembelajar yang lebih dari 40 siswa tentunya kurang efektif. Hal itu disebabkan oleh ada kemungkinan besar, audio yang diputar tidak terdengar oleh sebagain pembelajar.

8) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung

Fasilitas atau sarana prasarana perlu diperhatikan juga dalam memilih media pembelajaran. Misalnya agar terlihat kompeten, pengajar menggunakan media berupa aplikasi android. Sementara itu, tidak semua pembelajar memiliki gadget android atau tidak diperbolehkan membawa gadget ke dalam lingkungan sekolah tentunya akan menghambat penerapan media pembelajaran tersebut.

(44)

Fasilitas pendukung lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan perangkat keras untuk teknis pemanfaatan media pembelajaran tersebut. Misalnya perangkat komputer, LAN, LCD, dan sebagainya.

9) Kesesuaian dengan alokasi waktu

Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu pembuatan dan penerapannya dalam pembelajaran. Untuk itu, ciri fiksatif dan maniplatif media pembelajaran layak untuk diperhatikan. Misalnya memilih media film dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Pemilihan media film sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi, menjadi tidak efektif jika alokasi waktu pembelajaran 2 x 45 menit, sedangkan durasi film yang diputar 60 menit atau lebih.

10) Kesesuaian dengan kompetensi pengajar

Pengajar hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya. Terlebih dalam hal mengoperasikannya. Jangan sampai pengajar terlalu idealis untuk menggunakan multimedia misalnya, sedangkan pengajar kurang kompeten dalam mengoperasikannya. Hal ini tentunya akan merusak fungsi media pembelajaran.

11) Keotentikan isi media

Media pembelajaran yang dipilih, baik isi meteri maupun latihan-latihannya hendaknya otentik sesuai dengan kebutuhan pembelajar dalam konteks nyata. Selain itu, materi di dalam media juga hendaknya disesuaikan dengan perkembangan IPTEKS.36

36 Putri Kumala Dewi dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar

(45)

B. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya malalui pandangan dan pendengaran sehingga kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.37

Media audio visual merupakan jenis media yang menfokuskan perhatian pembelajaran pada indera pendengaran dan penglihatan.38 Menurut Smaldino Lowther, dan Russel dan Miarso media audio visual dapat membantu pembelajar mencapai ranah kognitif saat media tersebut memberi kesempatan pembelajar untuk mengamati warna, surat, objek, dan kejadian aktual yang ditampilkan melalui media audio visual.39

Media audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai sasaran efektif saat dalam media tersebut ditampilkan karakter tokoh yang mampu memengaruhi pembelajar menarik pesan moral, lalu menjadikannya sebagai sebuah perilaku belajar beripa inhibisi. Media audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai sasaran psikomotorik saat menampilkan praktik atau urutan melakukan sesuatu. Bahkan pembelajar dapat mengulang memutar kembali, melambatkan pemutaran media, dan seterusnya sesuai kebutuhan.40

Media audio visual adalah berbagai macam media yang mengandung suara yang bisa didengar serta mengandung gambar yang bisa dilihat. Penerapan media audio visual pada pembelajaran dinilai

37 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet.1, h.51.

38Putri Kumala Dewi, dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar

dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Press, 2018), Cet.1, h.129

39

Ibid.

(46)

sangat optimal karena dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar serta dapat memperjelas materi yang disampaikan.41

2. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Media audio visual dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas, yaitu:

a. Media audio visual gerak. Contoh, televisi, video tape, film, dan media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

b. Media audio visual semi gerak. Contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

c. Media audio semi gerak. Contoh, telewriter, mose, dan media board.

d. Media visual geral. Contoh, film bisu.

e. Media visual diam. Contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan dan sebagainya.

f. Media seni gerak

g. Media audio. Contoh, radio, telepon, tape, disk, dan sebagainya. h. Media cetak. Contoh, televisi.

Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternative dalam memilih dan menggunakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan

41

Muhammad Yusuf, Qurotul Aini, dan Komala Dwi Pertiwi, Media Audio Visual

Menggunakan Videoscribe sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran pada Kelas Sistem Operasi,

Technomedia Journal (TMJ), Vol.1 No.1 Edisi Agustus. 2016. E-ISSN : 2528-6544 P-ISSN : 2620-3383, h.127.

(47)

audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.42

3. Karakteristik Media Audio Visual

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa e. Mengembangkan imajinasi peserta didik

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik

g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa

i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai

j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi

Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, video tidak lepas dari kelemahan, yakni media ini terlalu menekankan pentingkan materi daripada proses pengembangan materi tersebut.43

42 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), Cet.1, h.52.

43

Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), h.127.

(48)

4. Langkah-langkah Pemanfaatan Audio Visual

Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan pembelajaran menurut Andenson yaitu:

a) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.

b) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Melalui media ini siswa dapat langsung mendapat umpan alik secara visual terhadap kemampuan mereka mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tersebut.

c) Menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat menjadi media yang sangat tepat untuk memengaruhi sikap dan emosi.

b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pembelajaran.

c. Sebuah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.

d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu .

(49)

e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.

f. Sesudah itu dapat dites beberapa banyak yang dapat mereka tangkap dari program video.44

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media audio visual

Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran tingkat yang belih tinggi.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu proses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.

(50)

c. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.

a) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media ang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

b) Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sana efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepay untuk kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.

c) Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyarakat teknis tertentu, misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang.45

Kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktikan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:

a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.

b. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran. c. Harus luwes, kepraktisan, dan ketahanlamaan media yang

bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya bias digunakan dimanapun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.

45

Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.52

Gambar

Gambar 2.1 Halaman Awal Channel YouTube Kok Bisa ...............   47  Gambar 2.2 Daftar playlist Channel YouTube Kok Bisa ...............
Gambar 2.1 halaman awal channel YouTube Kok Bisa?

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan kemampuan menulis teks berita antara kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan

Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secara maksimal dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 26 orang siswa tidak tuntas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode TANDUR (Tumbuhkan Alami Namai Demonstrasikan Ulangi Rayakan) dalam pembelajaran menulis teks

Seperti yang kita ketahui sebagai seorang guru, penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di dalam kelas sangatlah penting, karena diharapkan dengan

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.. Mengacu kepada pengertian metode pembelajaran yang

Peningkatan proses ditunjukkan dari sikap siswa, aktivitas siswa, dan suasana pembelajaran, yaitu siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis teks

Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secara maksimal dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 26 orang siswa tidak tuntas dengan persentase

observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator pada dokumen-dokumen atau arsip yang berupa hasil belajar siswa dan observasi langsung pada saat proses belajar mengajar Bahasa Inggris