• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO YOUTUBE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PERSUASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 87 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA VIDEO YOUTUBE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PERSUASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 87 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020"

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

Siti Lazmi Latifah 11150130000059

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

(2)
(3)

3

(4)
(5)

i

YouTube dalam Keterampilan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020. Dosen Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media video YouTube dalam pembelajaran keterampilan menulis teks persuasi siswa.

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Tempat penelitian berada di SMP Negeri 87 Jakarta. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media video YouTube dalam pembelajaran keterampilan menulis teks persuasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 87 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa cara, yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah kesesuaian isi teks, kelengkapan struktur teks, ketepatan kata, ketepatan kalimat, serta ejaan dan tata tulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 87 Jakarta dalam menulis teks persuasi menggunakan media video dari kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV), yaitu memperoleh 79 yang termasuk ke dalam kategori B (baik). Hal ini dapat dilihat dari pemerolehan nilai siswa dengan kriteria A (baik sekali) sebanyak 12 orang atau 35%, kriteria B (baik) sebanyak 13 orang atau 38%, kriteria C (cukup) sebanyak 9 orang atau 26%, dan tidak ada yang memperoleh nilai dengan kriteria D (kurang). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa penggunaan media video YouTube mampu menghasilkan nilai yang baik dalam pembelajaran keterampilan menulis teks persuasi.

Kata kunci: Keterampilan Menulis; Media Video; Teks Persuasi; YouTube.

(6)

ii

School 87 Jakarta for the 2019/2020 Academic Year. Thesis. Department of Indonesian Language and Literature Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020. Advisor: Dr.

Elvi Susanti, M. Pd.

This study aims to determine the use of YouTube video media in teaching students persuasion text writing skills. The research was conducted in grade VIII students in the odd semester of the 2019/2020 school year. The research location is at SMP Negeri 87 Jakarta. The formulation of the problem studied in this study is how to use YouTube video media in learning persuasion text writing skills for class VIII students of SMP Negeri 87 Jakarta in the 2019/2020 academic year?

The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques in this study used several methods, namely tests, interviews, and documentation. The aspects assessed in this study were the suitability of the text content, the completeness of the text structure, the accuracy of the words, the accuracy of the sentences, and the spelling and writing procedures.

The results showed that the average ability of class VIII students of SMP Negeri 87 Jakarta in writing persuasion texts using video media from the YouTube channel Surya Citra Televisi (SCTV), was getting 79 which were included in category B (good). This can be seen from the acquisition of student scores with criteria A (very good) as many as 12 people or 35%, criterion B (good) as many as 13 people or 38%, criterion C (sufficient) as many as 9 people or 26%, and no one obtained a value with the criteria D (less). Therefore, it can be said that the use of YouTube video media is able to produce good value in learning persuasion text writing skills.

Keywords: Writing Skills; Video Media; Persuasion Text; YouTube.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kami dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020”. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terkhusus penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik dan sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan nasihat kepada penulis;

4. Dr. Elvi Susanti, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada penulis;

5. Hindun, M.Pd. dan Didah Nurhamidah M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis;

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikah ilmu dan motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Drs. H. Wayhudi, M. M., selaku kepala sekolah dan H. Muniri selaku guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 87 yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian;

(8)

iv

8. Teristimewa kepada kedua orangtua, Alm. Ebih Subarkah dan Tarimah, serta kedua kakak tersayang, Mas Angga dan Mas Ibnu yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan selalu mendoakan penulis;

9. Seluruh mahasiswa PBSI UIN Jakarta, khususnya angkatan 2015 (Spartacus) yang telah mewarnai hari-hari selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

10. Teruntuk Lima Sekawan, sahabat terbaik, Kiki, Dina, Faakhirah, dan Peni yang selalu menemani, menghibur, dan mengukir kenangan manis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

11. Sahabat lainnya, Syam, Ari, Rizka, Khusnul, Uti, terima kasih atas dukungannya selama ini;

12. Seluruh pihak yang terlibat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Jakarta, 4 Desember 2020

Siti Lazmi Latifah

(9)

v LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 9

A. Media Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran ... 10

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 11

4. Media Audio Visual (Video) ... 12

B. Media Sosial YouTube ... 17

1. Media Sosial ... 17

2. YouTube ... 19

3. Profil Kanal YouTube SCTV ... 21

C. Hakikat Menulis ... 24

1. Pengertian Menulis ... 24

2. Tujuan Menulis ... 25

(10)

vi

3. Langkah-Langkah Menulis ... 26

4. Jenis-Jenis Tulisan ... 28

D. Teks Persuasi ... 29

1. Pengertian Teks Persuasi ... 29

2. Ciri Teks Persuasi ... 30

3. Macam-Macam Teks Persuasi ... 30

4. Struktur Teks Persuasi ... 32

5. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi ... 33

6. Langkah-Langkah Menyusun Teks Persuasi ... 34

7. Kriteria Penilaian dalam Menulis Teks Persuasi ... 35

E. Penelitian yang Relevan... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Tempat dan Waktu ... 43

B. Metode Penelitian ... 43

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Profil Sekolah ... 53

1. Identitas Sekolah ... 53

2. Sejarah Singkat Sekolah... 53

3. Visi, Misi, dan Komitmen ... 54

4. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 55

5. Data Siswa ... 55

6. Sarana dan Prasarana ... 56

B. Pembahasan ... 56

1. Deskripsi Data Penggunaan Media Video YouTube (Video Berita) dalam Menulis Teks Persuasi ... 56

2. Nilai Rata-Rata Keterampilan Menulis Teks Persuasi ... 136

3. Tabel Distribusi Frekuensi ... 143

BAB V PENUTUP ... 146

A. Simpulan ... 146

(11)

vii

B. Saran ... 146 DAFTAR PUSTAKA ... 148 RIWAYAT PENULIS ... 201

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Format Penilaian Teks Persuasi menurut Burhan Nurgiantoro yang telah

disesuaikan ... 47

Tabel 3. 2 Kriteria Penilaian Teks Persuasi ... 48

Tabel 3. 3 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat ... 50

Tabel 4. 1 Data Siswa ... 55

Tabel 4. 2 Penilaian Menulis Teks Persuasi Ararya M. Razan ... 57

Tabel 4. 3 Penilaian Menulis Teks Persuasi Chiara Tabina ... 59

Tabel 4. 4 Penilaian Menulis Teks Persuasi Chitra Dwinda Setyaputri... 61

Tabel 4. 5 Penilaian Menulis Teks Persuasi Dara Chantika R ... 63

Tabel 4. 6 Penilaian Menulis Teks Persuasi Dony Kusuma ... 66

Tabel 4. 7 Penilaian Menulis Teks Persuasi Eha Fatihatul Mu’arrifah ... 68

Tabel 4. 8 Penilaian Menulis Teks Persuasi Fakhri Ali Firdaus ... 70

Tabel 4. 9 Penilaian Menulis Teks Persuasi Fathan Arial ... 72

Tabel 4. 10 Penilaian Menulis Teks Persuasi Fikri Fadhilla Juanda ... 74

Tabel 4. 11 Penilaian Menulis Teks Persuasi Geronimo Rizky Permana Putra ... 76

Tabel 4. 12 Penilaian Menulis Teks Persuasi Hilmi Auralizan ... 78

Tabel 4. 13 Penilaian Menulis Teks Persuasi Ismiyani... 80

Tabel 4. 14 Penilaian Menulis Teks Persuasi Kaylla Laudya Pasha ... 82

Tabel 4. 15 Penilaian Menulis Teks Persuasi Kevin Akbar N ... 85

Tabel 4. 16 Penilaian Menulis Teks Persuasi Khalifia Inayah ... 87

Tabel 4. 17 Penilaian Menulis Teks Persuasi Mega Indah Lestari P ... 89

Tabel 4. 18 Penilaian Menulis Teks Persuasi Melisa Dwi Aulia Rahma ... 92

Tabel 4. 19 Penilaian Menulis Teks Persuasi M. Fadli Althaf ... 94

Tabel 4. 20 Penilaian Menulis Teks Persuasi M. Jenesis P. J. ... 96

Tabel 4. 21 Penilaian Menulis Teks Persuasi Muhammad Tsabit ... 98

Tabel 4. 22 Penilaian Menulis Teks Persuasi Naila Nursyaluna Izzati ... 100

Tabel 4. 23 Penilaian Menulis Teks Persuasi Namira Divaraisa S. ... 103

Tabel 4. 24 Penilaian Menulis Teks Persuasi Nasywa Amalia Zahra ... 106

Tabel 4. 25 Penilaian Menulis Teks Prsuasi Natasya Ayu Prasetyo ... 109

Tabel 4. 26 Penilaian Menulis Teks Persuasi Naufal Mindi Hartadi ... 111

Tabel 4. 27 Penilaian Menulis Teks Persuasi Nida Nisrina ... 113

Tabel 4. 28 Penilaian Menulis Teks Persuasi Rafie Ardian Saputra ... 116

Tabel 4. 29 Penilaian Menulis Teks Persuasi Reva Lazita ... 119

Tabel 4. 30 Penilaian Menulis Teks Persuasi Rifqi Dwi Putra ... 122

Tabel 4. 31 Penilaian Menulis Teks Persuasi Syafira Silvestry M. ... 124

Tabel 4. 32 Penilaian Menulis Teks Persuasi Syifa Izzati Sembiring ... 126

Tabel 4. 33 Penilaian Menulis Teks Persuasi Wanda Salsabila Sihotang ... 129

Tabel 4. 34 Penilaian Menulis Teks Persuasi Zahra Rahma Fitria ... 131

Tabel 4. 35 Penilaian Menulis Teks Persuasi Zaqki Priwicak ... 134

Tabel 4. 36 Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Persuasi ... 136

(13)

ix

Tabel 4. 37 Nilai Rata-Rata Aspek Penilaian Menulis Teks Persuasi ... 138 Tabel 4. 38 Tabel Distribusi Frekuensi Penentuan Kriteria ... 143

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Profil Kanal YouTube Surya Citra Televisi(SCTV) ... 23 Gambar 2. 2 Tangkapan Layar Video Berita Program Liputan 6 Siang ... 23 Gambar 4. 1 Grafik Frekuensi Hasil Menulis Teks Persuasi ... 144

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 2: Hasil Wawancara

Lampiran 3: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4: Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5: Surat Telah Melakukan Penelitian Lampiran 6: Hasil Teks Persuasi Siswa

Lampiran 7: Dokumentasi Kegiatan Lampiran 8: Lembar Uji Referensi Lampiran 9: Riwayat Penulis

(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seseorang perlu memiliki keterampilan berbahasa yang baik di mana pun dan kapan pun agar tercapai tujuan komunikasinya. Keterampilan berbahasa dalam dunia pendidikan juga penting untuk diperhatikan. Proses komunikasi antara guru dan siswa harus terjalin dengan baik agar pesan yang disampaikan guru dapat diterima siswa.

Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran wajib, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Melalui pembelajaran bahasa, siswa dapat menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu menjadi bagian penting dari setiap materi yang diajarkan guru agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Di antara empat keterampilan tersebut, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian lebih karena menulis merupakan proses terakhir setelah tiga keterampilan berbahasa sebelumnya.

Menulis dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka. Keterampilan menulis dapat membuat siswa berpikir lebih terstruktur, seperti mulai memikirkan kerangka karangan yang harus disusun secara urut. Selain itu, menulis juga dapat melatih siswa untuk lebih berhati- hati dalam memilih kosakata, diksi, keefektifan kalimat, ejaan, dan tanda baca saat mengungkapkan ide dan gagasan dalam tulisannya.

Menulis dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, siswa sebagai penerima pesan harus mendapatkan informasi yang jelas dari sang guru.

Keberhasilan guru untuk membuat siswanya dapat menulis dengan baik adalah dengan melihat pemahaman siswa dari materi yang diberikan oleh guru dan

(17)

melihat hasil karya yang ditulis siswa. Salah satu penyebab siswa kurang terampil dalam menulis yaitu karena kurangnya minat dan siswa menganggap bahwa menulis adalah hal yang sulit. Siswa masih merasa kesulitan dalam menuangkan ide atau tema dalam menulis. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan yang pernah peneliti hadapi ketika melaksanakan PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) pada Januari-Februari 2019 di SMP Negeri 87 Jakarta. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan ketika pembelajaran keterampilan menulis, siswa belum bisa menulis dengan baik dan mengalami kendala seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga peneliti memilih kemampuan menulis untuk penelitian ini.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 telah mengalami perubahan, yakni pembelajaran berbasis teks. Siswa akan sering menemukan materi berbentuk teks pada setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Ada beragam teks yang menjadi kompetensi yang harus dikuasai siswa, seperti teks narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, persuasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya menuntut keterampilan menulis, salah satunya yaitu menulis teks persuasi.

Teks persuasi adalah teks yang berisi ajakan, bujukan, atau imbauan agar pembaca mau melakukan sesuatu seperti yang ditulis oleh pengarang. Teks persuasi yang baik selain harus mencantumkan argumen atau pendapat, juga harus mencantumkan fakta. Hal tersebut berfungsi untuk menumbuhkan kepercayaan pembaca, sehingga pembaca semakin yakin dan mau mengikuti apa yang disampaikan penulis di dalam teks persuasinya. Maka dari itu, teks persuasi sangat bermanfaat untuk mempengaruhi orang lain agar mau melakukan kebaikan.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) pada tahun 2019, minat siswa dalam menulis teks memang masih rendah. Siswa masih belum mampu mengembangkan karangannya, terutama dalam teks persuasi yang membutuhkan informasi dan data berupa fakta untuk teks persuasinya. Sedikitnya pengetahuan mengenai informasi terkait topik tulisannya juga membuat siswa sulit mengembangkan

(18)

karangannya. Selain itu, siswa tidak memiliki hasil bacaan atau hasil simakan yang dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan tulisannya. Guru juga perlu berinovasi dalam menggunakan media pembelajaran, terutama untuk menulis teks persuasi, serta guru harus terampil dalam menggunakan media berbasis teknologi. Penggunaan media papan tulis saja cukup membosankan di zaman yang serba canggih ini.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti, pembaruan mengenai media pembelajaran harus dilakukan karena pembelajaran berbasis konvensional sudah cukup membosankan bagi siswa. Guru harus mencari cara yang dapat menunjang keberhasilan belajar mengajar, terutama menulis, salah satunya pemilihan media pembelajaran yang tepat sebagai alat bantu dalam belajar. Keberadaan media terbukti sangat membantu guru atau pun siswa dalam proses pembelajaran. Media memiliki peran yang cukup besar dalam proses belajar mengajar karena dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa antusias untuk memahami materi yang disampaikan. Jenis media yang dapat digunakan pun memiliki berbagai macam, seperti media gambar, grafik, audio, audio visual, dan lain sebagainya. Namun ternyata masih banyak guru yang jarang memanfaatkan media yang ada untuk pembelajaran. Padahal pemilihan media yang tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan tujuan pembelajaran pun tercapai.

Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat. Berkat kemajuan tersebut segalanya dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Bahkan teknologi kini menjadi hal yang penting dalam kehidupan masyarakat, karena banyak membantu dan meringankan pekerjaan sehari-hari. Salah satunya dalam dunia pendidikan. Saat ini sekolah-sekolah sudah banyak menggunakan teknologi sebagai sarana pendidikan, sehingga siswa lebih aktif dan antusias dalam belajar dan pengetahuan pun dapat dijangkau lebih luas.

Kini jaringan internet semakin meluas dan terus mengalami perbaikan.

Akibatnya seseorang dapat dengan mudah memperoleh sebuah informasi.

Sumber belajar pun mudah diakses melalui jaringan internet. Guru dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin canggih sebagai media

(19)

pembelajaran, sehingga pembelajaran pun lebih modern, sesuai dengan perkembangan zaman, dan pembelajaran tidak monoton.

Saat ini setiap orang pasti menggunakan jaringan internet dalam kehidupannya, terutama untuk mengakses media sosial. Berbagai media sosial seperti YouTube, Facebook, Instagram, Twitter, Blog, dan lain sebagainya dapat dengan mudah diakses selama ada jaringan internet. Media sosial kini menjadi hal yang begitu popular sehingga banyak diminati oleh semua kalangan, salah satunya yaitu kalangan remaja. Bahkan media sosial kini menjadi hal yang wajib dimiliki oleh remaja sebagai bentuk eksistensi, sehingga dapat dikatakan media sosial kini menjadi kebutuhan bagi remaja, untuk sekadar berbagi foto, status, atau bahkan video.

Salah satu media sosial yang saat ini begitu popular adalah YouTube. Di era sekarang, hampir semua orang sudah mengenal YouTube. YouTube merupakan situs web yang menyediakan berbagai video yang diunggah oleh akun pengguna YouTube yang dapat dinikmati oleh orang lain. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua tentu sudah akrab dengan YouTube. Terutama bagi remaja, mereka banyak melakukan aktivitas di media sosial YouTube. Baik mengakses YouTube hanya untuk melihat video sebagai hiburan atau untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan data tahun 2017 dari We Are Social, mengungkapkan bahwa YouTube menjadi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu sebanyak 49 %, kemudian disusul dengan Facebook, Instagram, dan seterusnya.1 Pada 2020, YouTube tetap menjadi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu sebanyak 88%.

Pembelajaran menulis teks persuasi harus dilaksanakan dengan sistematis.

Siswa harus memahami terlebih dahulu pengertian, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, dan jenis teks persuasi. Setelah memahami apa seutuhnya teks persuasi, pada tahap akhir siswa barulah bisa membuat karangan teks persuasi.

Guru sebagai fasilitator dapat memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai

1 Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik Relasi Kuasa Media di Panggung Politik, (Yogyakarya: IRCiSoD, 2018), h. 57.

(20)

media pembelajaran. Terutama memanfaatkan media sosial yang sudah sangat akrab dengan siswa. YouTube dapat dijadikan wadah oleh guru agar siswa dapat berpendapat mengenai video yang ditayangkan, kemudian siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan, salah satunya teks persuasi. Hal ini tentu memudahkan siswa dalam mendapatkan topik dalam menulis dan melatih siswa mengungkapkan pendapatnya mengenai video yang ditayangkan, serta siswa dengan mudah mengembangkan karangannya karena memiliki bahan simakan sebagai informasi atau data yang ia peroleh dari menonton video dari YouTube.

Di media sosial YouTube terdapat banyak sekali kanal YouTube dengan berbagai konten yang menarik. Salah satu kanal yang memuat informasi dan cocok untuk menulis teks persuasi adalah kanal Surya Citra Televisi (SCTV).

Kanal ini berisi banyak tayangan ulang program-program acara dari stasiun TV SCTV, terdapat program acara infotaintment, berita, sinetron, dan lain sebagainya. SCTV merupakan stasiun TV yang sudah berdiri sejak tahun 1990 yang tentunya mempunyai program-program unggulan dan menjadi stasiun TV yang disenangi masyarakat Indonesia.

Teks persuasi membutuhkan data atau fakta untuk dicantumkan di dalamnya di samping argumen dari sang penulis. Pemilihan jenis video yang ditayangkan sebagai media pembelajaran haruslah tepat. Terdapat banyak video berita dari kanal YouTube SCTV. Salah satu video yang tepat digunakan dari kanal tersebut untuk menulis teks persuasi adalah video berita dari program Liputan 6 Siang. Video yang berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik sangat menarik jika ditayangkan kepada siswa. Mereka dapat menanggapi dan memberikan argumennya mengenai sampah plastik yang sudah mencemari lautan Indonesia. Isu mengenai sampah plastik saat ini memang sedang gencar dilakukan. Banyak penggerak atau komunitas yang mengangkat isu mengenai sampah plastik dengan membuat program untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan produk yang terbuat dari plastik. Selain itu, pada video tersebut terdapat fakta dan data yang akurat dari para ahli yang dapat dijadikan siswa sebagai bahan untuk menulis teks

(21)

persuasinya. Video tersebut juga dilengkapi dengan gambar berupa animasi dari data yang disampaikan, sehingga siswa merasa lebih tertarik dibandingkan menonton video berita yang monoton.

Menulis teks persuasi dengan media video berita berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dari kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV) diharapkan dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal tersebut menjadikan media sosial YouTube lebih mudah diterima karena lebih memudahkan pencarian tema, memudahkan dalam mengembangkan teks, dan bisa melatih imajinasi lebih luas lagi daripada guru yang tidak menggunakan media. Ditambah media sosial YouTube merupakan media yang cukup eksis di kalangan remaja. Maka dari itu, penggunaan media YouTube dianggap berpotensi meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai pembelajaran menulis teks persuasi dengan bantuan media sosial YouTube. Penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang hal tersebut dengan judul Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Persuasi pada Siswa Kelas VIII-2 SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang berminat dalam menulis dan menganggap menulis merupakan hal yang sulit.

2. Guru perlu berinovasi dalam menggunakan media pembelajaran.

3. Siswa kesulitan dalam menemukan ide atau tema untuk menulis.

4. Siswa kurang terampil dalam menulis teks persuasi.

5. Siswa begitu akrab menggunakan media sosial YouTube dalam kesehariannya.

6. Siswa memerlukan media video untuk pembelajaran menulis teks persuasi.

(22)

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas agar lebih jelas penjabarannya. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII-2 pada Semester Ganjil di SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020. Video yang digunakan yaitu video berita dari kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV) program Liputan 6 Siang yang berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dengan durasi video 4:27 menit. Video tersebut diputar sebanyak tiga kali ketika pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Persuasi pada Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Persuasi pada Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020.

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Tujuan Teoretis

a. Siswa: Menambah ilmu pengetahuan siswa tentang proses belajar mengajar mengenai menulis teks persuasi.

b. Guru: Menambah materi dan media belajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.

(23)

2. Tujuan Praktis

a. Guru: Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran menulis. Selain itu untuk menciptakan suasana yang menarik dan tidak membosankan dalam proses belajar mengajar.

b. Siswa: Membantu siswa dalam menangani kesulitan menulis teks persuasi dan memberi motivasi pada siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

c. Sekolah: Menambah referensi bagi sekolah tentang pentingnya media pembelajaran dana sebagai masukan juga bagi sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk proses belajar mengajar.

(24)

9

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sadiman, kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1 Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.3 Penting bagi guru dalam memilih media pembelajaran, karena media pembelajaran sangat membantu proses belajar, baik bagi guru ataupun bagi siswa. Maka dari itu, agar pesan yang disampaikan dan diterima tercapai, pemilihan media yang tepat perlu diperhatikan oleh guru.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara penyampai pesan atau informasi yang digunakan dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Media

1 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1984), h. 6-7.

2 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), cet. 2, h. 7.

3 Ibid., h. 8-9.

(25)

pembelajaran dipilih oleh pendidik secara tepat agar mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran dan tentunya disesuaikan dengan materi ajar.

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Menurut Kamp dan Dayton dalam Cecep Kustandi, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.4

Sementara peranan atau manfaat media pembelajaran yaitu:5

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga inti materi pelajaran secara utuh dapat disampaikan pada para siswa.

b. Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub-sub komponen di antaranya adalah komponen media pembelajaran.

Dengan demikian media pembelajaran merupakan sub komponen yang dapat menentukan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran.

4 Ibid., h. 20.

5 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 2, h. 162-163.

(26)

c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa yang akan disampaikan, atau kompetensi apa yang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.

d. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa.

Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan motivasi siswa, karena media pembelajaran dapat mengakomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar.

e. Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.

f. Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering terjadi siswa mengalami verbalisme karena apa yang diterangkan atau dijelaskan guru lebih bersifat abstrak atau tidak ada wujud, tidak ada ilustrasi nyata atau salah contoh, sehingga siswa hanya mengatakan tetapi tidak memahami bentuk, wujud, atau karakteristik objek.

g. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Munadhi, media pembelajaran digolongkan menjadi empat,6 yaitu:

a. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.7 Media audio menyampaikan pesan atau informasi yang hanya diterima melalui indera pendengaran. Jenis-jenis media audio adalah Phonograph (Gramaphone), Open Reel Tapes, Cassete Tapes, Compact Disk, Radio, dan Laboratorium Bahasa.

b. Media Visual

Media visual adalah yang hanya melibatkan indera penglihatan.

Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni

6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012 ), h. 55.

7 Ibid.

(27)

verbal dan nonverbal. Jenis media visual di antaranya gambar, grafik, diagram, bagan, peta, majalah, buku, poster.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses.8 Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar seperti media audio. Pesan yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui media audiovisual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain.

d. Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.9 Dengan menggunakan multimedia proses pembelajaran yang sedang berlangsung akan melibatkan banyak indera dan organ tubuh. Jenis multimedia antara lain internet, komputer, dan E-learning.

Jadi jenis-jenis media pembelajaran digolongkan menjadi empat yaitu, media audio yang hanya melibatkan indera pendengaran, media visual yang hanya melibatkan indera penglihatan, media audio visual yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran, dan multimedia yang melibatkan berbagai indera.

4. Media Audio Visual (Video)

a. Pengertian Media Audio Visual (Video)

Video merupakan salah satu media yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekensial. Program video dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tak terduga kepada siswa.10 Video merupakan suatu medium yang

8 Ibid., h. 56.

9 Ibid., h. 57.

10 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), h.80.

(28)

sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak kepada siswa, di samping suara yang menyertainya.11 Video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara tetapi juga memberikan respons yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain komputer, rekaman video dan LCD Proyektor.12

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual (video) adalah media yang menyajikan gambar bergerak disertai dengan audio. Media ini dapat membantu proses pembelajaran karena kaya akan informasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara masal, individual, atau pun kelompok.

b. Kelebihan Media Audio Visual (Video)

Dalam penggunaannya, media audio visual (video) memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut.

1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi atau berupa respon yang diharapkan darii siswa.

2) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang terpilih, misalnya saja kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan

11 Ibid., h. 79.

12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 38.

(29)

interpersonal, seperti teknik wawancara, memimpin siding, memberi ceramah, dan sebagainya.

3) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.

Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain: penyingkatan/perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “split/multiple screen image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yyang lembut dari satu gambar/babak ke gambar/babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).

4) Anda akan mendapatkan isi atau susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan.

5) Informasi yang didapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas.

6) Suatu kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan computer atau bahan cetakan.13

Jadi, kelebihan media audio visual (video), yaitu 1) Dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu, 2) Suatu kegiatan yang direkam dapat dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi, 3) Dapat menggunakan efek tertentu, 4) Dapat digunakan secara interaktif isi atau susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan,

13 Ronald H. Anderson, Selecting and Developing Media for Instruction, diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1981), cet. 1, h. 105-107.

(30)

5) Informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama, lokasi yang berbeda, dan jumlah penonton yang tak terbatas, dan 6) Video dapat digunakan untuk belajar mandiri siswa.

c. Kelemahan Media Audio Visual (Video)

Dalam penggunaannya, media audio visual (video) memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut.

1) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan digunakan.

2) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita waktu.

3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya.

4) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek.

5) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan system proyeksi diperbanyak.

6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film/gambar diam.

7) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih haruslah berhati-hati sekali. Contoh: warna merah dan hijau dengan kepekatan tertentu akan terlihat sama pada layar TV hitam putih. Sedapat mungkin usahakan membuat grafis dengan warna hitam putih atau kelompok abu-abu.

8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan system video menjadi masalah yang berkelanjutan.14

Jadi, kelemahan media audio visual (video) yaitu, 1) Perlu waktu dan alat yang tepat untuk menggunakan video, 2) Perlu waktu untuk menyusun naskah atau skenario sebuah video, 3)

14 Ibid., h. 107.

(31)

Biaya produksi sangat tinggi, 4) Video yang ditransfer ke film hasilnya jelek, 5) Pemilihan layar monitor pelu diperhatikan sesuai jumlah penonton, 6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, 7) perlu berhati-hati dalam menggunakan grafis, dan 8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan system video.

d. Langkah-Langkah Pemanfaatan Media Video

Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:15

1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan pembelajaran.

2) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk kognitif untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.

Umpamanya, pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu objek atau benda. Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, sepertii knsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. Di samping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti aturan dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.

3) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti gerakan shalat, adab makan bersama, cara pengurusan mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.

4) Dapat menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap emosi.

15 Munadi, op.cit., h. 127-128.

(32)

Jadi langkah-langkah pemanfaatan video yaitu, 1) memilih video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2) video yang digunakan harus memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi, 3) video dapat menampilkan contoh gerak yang dapat memberikan umpan balik terhadap siswa, 4) video harus ampuh untuk mempengaruhi sikap emosi.

B. Media Sosial YouTube

1. Media Sosial

Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka dewasa ini masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online. Melalui kecanggihan teknologi informasi, maka masyarakat memiliki alternatif lain untuk berinteraksi sosial.16

Salah satu dampak dari kecanggihan teknologi berupa jaringan internet adalah hadirnya media sosial. Jejaring sosial melalui media sosial telah menjamur sedemikian rupa. Misalnya Facebook, Instagram, Linkedin, Twitter, YouTube, Path, dan sebagainya. Melalui media sosial ini, maka perkawanan dan persahabatan lalu menjadi sangat mudah untuk diakses. Demikian pula untuk berkomunikasi dan berhubungan sosial juga menjadi sangat gampang.17

Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpatisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

16 Shiefti Dyah Alyusi, Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Moral Sosial, (Jakarta:

Kencana, 2016), h. 1.

17 Ibid., h. vii.

(33)

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.

Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial, yaitu:

a) Proyek kolaborasi yang merupakan situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di situs

web ini. Contohnya Wikipedia.

b) Blog dan microblog

User (pengguna) lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah.

Contohnya Twitter.

c) Konten

Para pengguna dari situs web ini saling membagi konten-konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. Contohnya YouTube.

d) Situs jejaring sosial

Aplikasi yang mengizinkan penggunanya untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung

(34)

dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto, tulisan, video. Contoh Facebook.

e) Virtual game world

Dunia virtual, mereplikasikan lingkungan 3D, di mana pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia maya.

Contohnya game daring.

f) Virtual social world

Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, virtual social world lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.18

2. YouTube

YouTube adalah komunitas berbagi video, yang memungkinkan penggunanya untuk menonton, mengunggah, dan menyebarkan berbagai macam video secara online, dengan menggunakan web browser.19 Menurut Kindarto, YouTube adalah sebuah portal website yang menyediakan layanan video sharing. User yang telah mendaftar bisa meng-upload video miliknya ke server YouTube agar dapat dilihat oleh khalayak internet di seluruh dunia.20 YouTube termasuk situs terpopular di Indonesia, menurut data Alexa.com pada Agustus 2017, YouTube masuk tiga besar situs yang paling sering diakses di Indonesia.21

Menurut Tan & Carol, YouTube is one of the most popular social media technologies and nowadays, the YouTube social site is not only used for personal, commercial video, and so forth but also as a

18 Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 82-84.

19 Ni Ketut Susrini, Beken dengan YouTube, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 8.

20 Asdani Kindarto, Belajar Sendiri YouTube, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 1

21 Jefferly Helianthusonfri, Yuk Jadi YouTuber, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), h. 2

(35)

medium of teaching and learning.22 Berdasarkan kutipan tersebut, YouTube merupakan salah satu teknologi media sosial yang popular dan saat ini situs YouTube tidak hanya digunakan untuk video pribadi, komersial, dan lain sebagainya tetapi juga sebagai media belajar mengajar.

YouTube berawal dari sebuah ide tentang layanan video sharing atau berbagi video yang digagas oleh tiga orang pegawai Paypal. Saat itu, mereka sedang berada dalam sebuah pesta, merekam video, dan memotret sejumlah foto digital. Setelah pesta usai, mereka mencoba berbagi video via email. Tapi, usaha tersebut menghadapi kendala terkait dengan perbedaan format file dan codec. Keterbatasan dan kendala ini memunculkan sebuah ide untuk membuat layanan online video sharing. Pembuatan site YouTube dimulai bulan Februari 2005, dan versi betanya diluncurkan pada Mei 2005. YouTube secara resmi diluncurkan pada Desember 2005.23 YouTube mengawali momentum yang dahsyat ketika mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 3,5 juta.

Kemudian YouTube meraih momentumnya kembali ketika Google membeli Tube seharga US$ 1,65 Trilyun.24

Layanan yang beralamat di www.YouTube.com ini telah menjadi tujuan utama bagi mayoritas pengguna internet dunia untuk menonton dan berbagi video, baik melalui website, perangkat mobile, blog, bahkan e-mail. Sejak kemunculannya, YouTube banyak mengalami perkembangan hingga menjadi komunitas berbagi video terbesar seperti sekarang.25 Menurut CEO YouTube Susan Wojcicki, tercatat pada pertengahan 2018 ada 1,8 miliar pengguna terdaftar yang

22 Siti Aishah Shah Bani and Norhisham Mohamad Nordim, Using YouTube as Learning Tool for Children: A Case Study of Kuntum Animation YouTube Channel, Asian Journal of Research in Education and Social Sciences, Vol.2, 2020

(http://myjms.moe.gov.my/index.php/ajress/article/view/9603) Diakses tanggal 9 Oktober 2020 pukul 21.30 WIB.

23 Kukuh Prakoso, Lebih Kreatif dengan YouTube, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2009), h. 3-4.

24 Ibid., h. 4-5.

25 Susrini, op.cit., h. 8

(36)

menonton setiap bulannya. Hal tersebut menjadikan YouTube sebagai media sosial yang digandrungi masyarakat untuk sarana hiburan mereka, seperti menonton video tutorial make up, comedian hingga berbagai macam film.26

Nonton video di Tube sangatlah mudah. Cukup dengan klik ikon, lalu halaman akan berubah dan video pun tersaji. Masing-masing video hadir dengan pengaturan lengkap di mana Anda bisa mem-pause, mengatur volume, dan berbagi dengan teman. Ketika video telah selesai dimainkan, Anda bisa memutar ulang (replay), atau mencari video lainnya.27

Tuber atau sebutan bagi pengguna YouTube, bisa meng-upload video sesering mungkin sesuai kehendak mereka. Biaya yang dikeluarkan ketika meng-upload ke Tube adalah nol (yang pastinya Tuber hanya akan mengeluarkan biaya akses internet ke ISP).28

3. Profil Kanal YouTube SCTV

Kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV) merupakan kanal YouTube dari stasiun televisi swasta di Indonesia, yaitu SCTV. Kanal ini bergabung di YouTube pada 2 Desember 2011. Kini telah memiliki 12,2 juta pengikut. Isi video dari kanal ini yaitu video tayangan ulang dari program-program yang telah ditayangkan di televisi. Jadi, penonton bisa menonton ulang program yang telah ditayangkan di stasiun TV SCTV.

Awalnya SCTV yang kepanjangan dari Surabaya Centra Televisi pertama mengudara pada 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur.

Siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No.

1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun

26 Susanti, op.cit., h.85.

27 Prakoso, op.cit., h. 6.

28 Ibid., h. 7.

(37)

kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Sejak itu singkatan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi.

Pada 1993, SCTV mulai melakukan siaran nasional untuk seluruh Indonesia dengan SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV.

Kemudian kantor SCTV yang awalnya di Surabaya, ikut pindah ke Jakarta untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Surabaya pada Juni 2003.

SCTV menjadi salah satu stasiun televisi favorit pemirsa karena suguhan acaranya yang beragam. SCTV mempunyai divisi pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. Serta tayangan drama, FTV serta variety show yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini. Saat ini, melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa.

Sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi

"Satu untuk Semua".

SCTV terus mengembangkan potensi multimedia dengan

meluncurkan situs http://www.liputan6.com,

http://www.liputanbola.com agar masyarakat di seluruh dunia bisa bersentuhan dengan SCTV. Untuk ke depannya, stasiun televisi ini ingin mengembangkan potensi usaha sampai mancanegara serta membaharui konsep siaran sesuai dengan industri media baru.29 Dibuatnya kanal YouTube ini juga bermaksud agar bisa dijangkau oleh masyarakat lebih luas lagi.

29 Vizcardine Audinovic, Profil SCTV, dalam (https://m.merdeka.com/sctv/profil/), diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 11:50.

(38)

Gambar 2. 1 Profil Kanal YouTube Surya Citra Televisi(SCTV) Video yang digunakan untuk penelitian ini dari kanal YouTube SCTV adalah video berita dari program Liputan 6 Siang. Video tersebut berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dan berdurasi 4:28 detik. Video ini dapat diakses pada link https://www.youtube.com/watch?v=J8wgCVLjohk. Diunggah pada 24 Juli 2019, kini telah tayang sebanyak 2.979 kali dan memperoleh 34 suka. Selain terdapat pembawa acara yang membacakan berita, video ini berisi fakta-fakta dan data survei, disertai dengan pendapat para ahli, dan yang semakin menarik adalah dalam video ini juga terdapat animasi-animasi sehingga lebih bervariasi dan tidak membosankan.

Gambar 2. 2 Tangkapan Layar Video Berita Program Liputan 6 Siang

(39)

C. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.30 Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.31

Menurut Tarigan, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan pesan dalam tulisan (produktif) dan mengungkapkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan (ekspresif).32

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan.33 Menurut Dalman, menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata sendiri itu adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.34 Menurut Jean

30 Iskandarwassid dan Dadang Sumendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 4, h. 248.

31 Alek Abdullah dan H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:

Substansi Kajian dan Penerapannya, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), cet. 1, h. 66.

32 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1981), h. 106.

33 Daeng Nurjamal, Warta Sumirat, dan Riadi Darwis, Terampil Berbahasa, (Bandung:

Alfabeta, 2017), h. 69.

34 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), cet. 4, h. 4.

(40)

Conteh dkk, writing is an infinite dialogue between the writer and her/himself, the writer and her/his topic between the writer and her/his reader.35 Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa menulis adalah dialog tanpa batas antara penulis dengan dirinya, dengan topik tulisannya, dan dengan pembacanya.

Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk menuangkan ide atau gagasan seseorang dalam bentuk tulisan atau karangan.

2. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan, tujuan menulis sebagai berikut.

a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

b. Altruistic purpose (Tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

35 Jean Coteh, dkk, On Writing Educational Ethnographies: The Art of Collusio, (USA:

Tretham Book, 2012), h. 39.

(41)

e. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f. Creative Purpose

Tujuan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau seni yang ideal, seni idaman.

g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneli secara cermat pikiran dan gagasannya agar dapat diterima oleh pembaca.36

Jadi, tujuan dari menulis yaitu, assignment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuasif), informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose, problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).

3. Langkah-Langkah Menulis

Melakukan kegiatan menulis, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar menghasilkan tulisan yang baik. Berikut beberapa langkah menulis, yaitu:

a. Persiapan

Sebelum memulai kegiatan menulis, ada beberapa hal yang harus Anda siapkan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebagai persiapan menulis:

1) Buat kerangka tulis (outline). Kerangka tulisan dapat membantu seorang penulis dalam menulis sebuah karangan. Kerangka tulisan berisi pokokpokok pikiran yang ingin penulis tuangkan di dalam karangannya.

36 Tarigan, Op. Cit., h. 25-26

(42)

2) Temukan idiom yang menarik (eye catching). Idiom yang menarik dapat membantu pembaca menjadi lebih tertarik dengan karangan si penulis. Meskipun demikian, perhatikan kesesuaian idiom dengan topik yang dibawakan. Tentunya, penulis tidak ingin kehilangan pembaca atau nilai karangan penulis menurun hanya karena penulis terlalu memaksakan penggunaan idiom yang tidak sesuai dengan tema karangannya.

3) Temukan kata kunci (keyword). Kata kunci berisi hal-hal penting yang harus penulis masukkan di dalam karangannya. Kata kunci juga dapat membantu pembaca memahami isi tulisan si penulis.

b. Menulis Karangan

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penulis ketika menulis:

1) Ingatkan diri agar tetap logis. Jangan sampai karena terbawa suasana, sehingga penulis menjadi tidak logis. Selain menurunkan kualitas tulisan, tulisan yang tidak logis akan membuat pembaca kebingungan dalam menangkap maksud tulisan penulis.

2) Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf. Hal ini penting untuk dilakukan untuk memeriksa apakah penulis melakukan kesalahan tulis atau ada gagasan yang tertinggal.

3) Percaya diri akan apa yang telah ditulis. Tulisan yang penulis buat tentunya telah melewati serangkaian proses kognitif yang membuatnya sarat akan ide, gagasan, atau opini si penulis mengenai topik yang diangkatnya. Percayalah pada kemampuan kognitif, apabila penulis tidak percaya kepada kemampuannya, maka si penulis akan sulit menyelesaikan tulisannya karena selalu merasa tidak puas dengan hasil kerjanya.

c. Penyuntingan

Dalam melakukan penyuntingan, perhatikan hal-hal berikut:

1) Perhatikan kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung. Pastikan tulisan penulis sudah sesuai dengan kaidah EYD yang berlaku.

(43)

2) Perhatikan hubungan antarparagraf. Ketika suatu karangan yang baik dibaca, pembaca akan merasakan aliran gagasan atau ide yang mulus. Untuk mendapatkan efek tersebut, penulis hendaknya tidak sungkan untuk menggunakan kata hubung antarparagraf seperti namun, meskipun demikian, akan tetapi, oleh karena itu, sementara itu, kemudian, dan lain sebagainya.37

4. Jenis-Jenis Tulisan

Menurut Nurjamal, jenis-jenis tulisan terdiri dari lima macam, yaitu sebagai berikut.

a. Tulisan Naratif

Tulisan naratif merupakan sebuah tulisan yang sebagian besar berisi cerita. Meskipun di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi cerita tersebut, namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita.

b. Tulisan Deskriptif

Tulisan deskriptif berisi gambaran tentang suatu objek atau keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek tersebut terlihat.

c. Tulisan Ekspositorik

Tulisan ekspositorik adalah tulisan yang berisi sebuah pembahasan tentang suatu persoalan beserta penjelasan-penjelasannya secara terperinci supaya pembaca dapat memahami persoalan tersebut.

d. Tulisan Persuasif

Tulisan persuasif adalah sebuah tulisan yang berusaha menonjolkan fakta-fakta mengenai suatu persoalan yang kemudian fakta-fakta itu dijadikan dasar untuk mempengaruhi pembaca.

e. Tulisan Argumentatif

Tulisan argumentatif adalah tulisan yang berisi pendapat tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah argumentasi dengan

37 Alek Abdullah dan H. Achmad H.P., op. cit, h. 63-64.

Gambar

Tabel 4. 37 Nilai Rata-Rata Aspek Penilaian Menulis Teks Persuasi .................................
Gambar 2. 1 Profil Kanal  YouTube Surya Citra Televisi(SCTV)  Video yang digunakan untuk penelitian ini dari kanal YouTube  SCTV  adalah  video  berita  dari  program  Liputan  6  Siang
Tabel 3. 1 Format Penilaian Teks Persuasi menurut Burhan Nurgiantoro  yang telah disesuaikan
Tabel 3. 3 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala  Empat 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

3) Bagi Peserta yang hasil desainnya dinyatakan lolos pada seleksi Tahap Pertama akan menjadi Finalis. Semua Finalis diharapkan segera berlatih mempersiapkan

Dilaporkan terdapat kandungan senyawa dalam obat nyamuk baik itu bentuk cair atau bakar yang digolongkan sebagai Endocrine Disruptors Chemicals (EDC). EDC dapat mengubah

Kemungkinan terjadi trichinellosis pada babi serta berpotensi menyebar di wilayah di Kota Kupang dan sekitarnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

Secara keseluruhan pemberian antioksidan vitamin C 0,36 mg/hari bersama dengan vitamin E 1,44 mg/hari pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar yang

Informasi yang diperlukan dari draf bahan ajar teori dan praktikum adalah tanggapan mahasiswa terhadap: (1) ketepatan pengelompokan filum dalam setiap unit,

Bentuk keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa yaitu menulis karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dalam hal ini penulis memilih

“Pengembangan Video Animasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap di SD Negeri 4 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2019/2020” beserta

Penelitian I Nengah Sueca “Penggunaan Video Pantomim Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama di Kelas VIII B SMP Negeri 3 Rendang”Penelitian yang dilaksanakan