• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Tujuan Teoretis

a. Siswa: Menambah ilmu pengetahuan siswa tentang proses belajar mengajar mengenai menulis teks persuasi.

b. Guru: Menambah materi dan media belajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.

2. Tujuan Praktis

a. Guru: Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran menulis. Selain itu untuk menciptakan suasana yang menarik dan tidak membosankan dalam proses belajar mengajar.

b. Siswa: Membantu siswa dalam menangani kesulitan menulis teks persuasi dan memberi motivasi pada siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

c. Sekolah: Menambah referensi bagi sekolah tentang pentingnya media pembelajaran dana sebagai masukan juga bagi sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk proses belajar mengajar.

9

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sadiman, kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1 Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.3 Penting bagi guru dalam memilih media pembelajaran, karena media pembelajaran sangat membantu proses belajar, baik bagi guru ataupun bagi siswa. Maka dari itu, agar pesan yang disampaikan dan diterima tercapai, pemilihan media yang tepat perlu diperhatikan oleh guru.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara penyampai pesan atau informasi yang digunakan dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Media

1 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1984), h. 6-7.

2 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), cet. 2, h. 7.

3 Ibid., h. 8-9.

pembelajaran dipilih oleh pendidik secara tepat agar mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran dan tentunya disesuaikan dengan materi ajar.

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Menurut Kamp dan Dayton dalam Cecep Kustandi, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.4

Sementara peranan atau manfaat media pembelajaran yaitu:5

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga inti materi pelajaran secara utuh dapat disampaikan pada para siswa.

b. Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub-sub komponen di antaranya adalah komponen media pembelajaran.

Dengan demikian media pembelajaran merupakan sub komponen yang dapat menentukan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran.

4 Ibid., h. 20.

5 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 2, h. 162-163.

c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa yang akan disampaikan, atau kompetensi apa yang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.

d. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa.

Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan motivasi siswa, karena media pembelajaran dapat mengakomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar.

e. Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.

f. Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering terjadi siswa mengalami verbalisme karena apa yang diterangkan atau dijelaskan guru lebih bersifat abstrak atau tidak ada wujud, tidak ada ilustrasi nyata atau salah contoh, sehingga siswa hanya mengatakan tetapi tidak memahami bentuk, wujud, atau karakteristik objek.

g. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Munadhi, media pembelajaran digolongkan menjadi empat,6 yaitu:

a. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.7 Media audio menyampaikan pesan atau informasi yang hanya diterima melalui indera pendengaran. Jenis-jenis media audio adalah Phonograph (Gramaphone), Open Reel Tapes, Cassete Tapes, Compact Disk, Radio, dan Laboratorium Bahasa.

b. Media Visual

Media visual adalah yang hanya melibatkan indera penglihatan.

Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni

6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012 ), h. 55.

7 Ibid.

verbal dan nonverbal. Jenis media visual di antaranya gambar, grafik, diagram, bagan, peta, majalah, buku, poster.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses.8 Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar seperti media audio. Pesan yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui media audiovisual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain.

d. Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.9 Dengan menggunakan multimedia proses pembelajaran yang sedang berlangsung akan melibatkan banyak indera dan organ tubuh. Jenis multimedia antara lain internet, komputer, dan E-learning.

Jadi jenis-jenis media pembelajaran digolongkan menjadi empat yaitu, media audio yang hanya melibatkan indera pendengaran, media visual yang hanya melibatkan indera penglihatan, media audio visual yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran, dan multimedia yang melibatkan berbagai indera.

4. Media Audio Visual (Video)

a. Pengertian Media Audio Visual (Video)

Video merupakan salah satu media yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekensial. Program video dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tak terduga kepada siswa.10 Video merupakan suatu medium yang

8 Ibid., h. 56.

9 Ibid., h. 57.

10 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), h.80.

sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak kepada siswa, di samping suara yang menyertainya.11 Video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara tetapi juga memberikan respons yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain komputer, rekaman video dan LCD Proyektor.12

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual (video) adalah media yang menyajikan gambar bergerak disertai dengan audio. Media ini dapat membantu proses pembelajaran karena kaya akan informasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara masal, individual, atau pun kelompok.

b. Kelebihan Media Audio Visual (Video)

Dalam penggunaannya, media audio visual (video) memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut.

1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi atau berupa respon yang diharapkan darii siswa.

2) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang terpilih, misalnya saja kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan

11 Ibid., h. 79.

12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 38.

interpersonal, seperti teknik wawancara, memimpin siding, memberi ceramah, dan sebagainya.

3) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.

Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain: penyingkatan/perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “split/multiple screen image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yyang lembut dari satu gambar/babak ke gambar/babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).

4) Anda akan mendapatkan isi atau susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan.

5) Informasi yang didapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas.

6) Suatu kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan computer atau bahan cetakan.13

Jadi, kelebihan media audio visual (video), yaitu 1) Dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu, 2) Suatu kegiatan yang direkam dapat dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi, 3) Dapat menggunakan efek tertentu, 4) Dapat digunakan secara interaktif isi atau susunan yang utuh dari materi pelajaran/latihan,

13 Ronald H. Anderson, Selecting and Developing Media for Instruction, diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1981), cet. 1, h. 105-107.

5) Informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama, lokasi yang berbeda, dan jumlah penonton yang tak terbatas, dan 6) Video dapat digunakan untuk belajar mandiri siswa.

c. Kelemahan Media Audio Visual (Video)

Dalam penggunaannya, media audio visual (video) memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut.

1) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan digunakan.

2) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita waktu.

3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya.

4) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek.

5) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan system proyeksi diperbanyak.

6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film/gambar diam.

7) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih haruslah berhati-hati sekali. Contoh: warna merah dan hijau dengan kepekatan tertentu akan terlihat sama pada layar TV hitam putih. Sedapat mungkin usahakan membuat grafis dengan warna hitam putih atau kelompok abu-abu.

8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan system video menjadi masalah yang berkelanjutan.14

Jadi, kelemahan media audio visual (video) yaitu, 1) Perlu waktu dan alat yang tepat untuk menggunakan video, 2) Perlu waktu untuk menyusun naskah atau skenario sebuah video, 3)

14 Ibid., h. 107.

Biaya produksi sangat tinggi, 4) Video yang ditransfer ke film hasilnya jelek, 5) Pemilihan layar monitor pelu diperhatikan sesuai jumlah penonton, 6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, 7) perlu berhati-hati dalam menggunakan grafis, dan 8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan system video.

d. Langkah-Langkah Pemanfaatan Media Video

Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:15

1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan pembelajaran.

2) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk kognitif untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.

Umpamanya, pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu objek atau benda. Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, sepertii knsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. Di samping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti aturan dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.

3) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti gerakan shalat, adab makan bersama, cara pengurusan mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.

4) Dapat menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap emosi.

15 Munadi, op.cit., h. 127-128.

Jadi langkah-langkah pemanfaatan video yaitu, 1) memilih video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2) video yang digunakan harus memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi, 3) video dapat menampilkan contoh gerak yang dapat memberikan umpan balik terhadap siswa, 4) video harus ampuh untuk mempengaruhi sikap emosi.

B. Media Sosial YouTube

1. Media Sosial

Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka dewasa ini masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online. Melalui kecanggihan teknologi informasi, maka masyarakat memiliki alternatif lain untuk berinteraksi sosial.16

Salah satu dampak dari kecanggihan teknologi berupa jaringan internet adalah hadirnya media sosial. Jejaring sosial melalui media sosial telah menjamur sedemikian rupa. Misalnya Facebook, Instagram, Linkedin, Twitter, YouTube, Path, dan sebagainya. Melalui media sosial ini, maka perkawanan dan persahabatan lalu menjadi sangat mudah untuk diakses. Demikian pula untuk berkomunikasi dan berhubungan sosial juga menjadi sangat gampang.17

Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpatisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

16 Shiefti Dyah Alyusi, Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Moral Sosial, (Jakarta:

Kencana, 2016), h. 1.

17 Ibid., h. vii.

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.

Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial, yaitu:

a) Proyek kolaborasi yang merupakan situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di situs

web ini. Contohnya Wikipedia.

b) Blog dan microblog

User (pengguna) lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah.

Contohnya Twitter.

c) Konten

Para pengguna dari situs web ini saling membagi konten-konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. Contohnya YouTube.

d) Situs jejaring sosial

Aplikasi yang mengizinkan penggunanya untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung

dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto, tulisan, video. Contoh Facebook.

e) Virtual game world

Dunia virtual, mereplikasikan lingkungan 3D, di mana pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia maya.

Contohnya game daring.

f) Virtual social world

Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, virtual social world lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.18

2. YouTube

YouTube adalah komunitas berbagi video, yang memungkinkan penggunanya untuk menonton, mengunggah, dan menyebarkan berbagai macam video secara online, dengan menggunakan web browser.19 Menurut Kindarto, YouTube adalah sebuah portal website yang menyediakan layanan video sharing. User yang telah mendaftar bisa meng-upload video miliknya ke server YouTube agar dapat dilihat oleh khalayak internet di seluruh dunia.20 YouTube termasuk situs terpopular di Indonesia, menurut data Alexa.com pada Agustus 2017, YouTube masuk tiga besar situs yang paling sering diakses di Indonesia.21

Menurut Tan & Carol, YouTube is one of the most popular social media technologies and nowadays, the YouTube social site is not only used for personal, commercial video, and so forth but also as a

18 Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 82-84.

19 Ni Ketut Susrini, Beken dengan YouTube, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 8.

20 Asdani Kindarto, Belajar Sendiri YouTube, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 1

21 Jefferly Helianthusonfri, Yuk Jadi YouTuber, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), h. 2

medium of teaching and learning.22 Berdasarkan kutipan tersebut, YouTube merupakan salah satu teknologi media sosial yang popular dan saat ini situs YouTube tidak hanya digunakan untuk video pribadi, komersial, dan lain sebagainya tetapi juga sebagai media belajar mengajar.

YouTube berawal dari sebuah ide tentang layanan video sharing atau berbagi video yang digagas oleh tiga orang pegawai Paypal. Saat itu, mereka sedang berada dalam sebuah pesta, merekam video, dan memotret sejumlah foto digital. Setelah pesta usai, mereka mencoba berbagi video via email. Tapi, usaha tersebut menghadapi kendala terkait dengan perbedaan format file dan codec. Keterbatasan dan kendala ini memunculkan sebuah ide untuk membuat layanan online video sharing. Pembuatan site YouTube dimulai bulan Februari 2005, dan versi betanya diluncurkan pada Mei 2005. YouTube secara resmi diluncurkan pada Desember 2005.23 YouTube mengawali momentum yang dahsyat ketika mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 3,5 juta.

Kemudian YouTube meraih momentumnya kembali ketika Google membeli Tube seharga US$ 1,65 Trilyun.24

Layanan yang beralamat di www.YouTube.com ini telah menjadi tujuan utama bagi mayoritas pengguna internet dunia untuk menonton dan berbagi video, baik melalui website, perangkat mobile, blog, bahkan e-mail. Sejak kemunculannya, YouTube banyak mengalami perkembangan hingga menjadi komunitas berbagi video terbesar seperti sekarang.25 Menurut CEO YouTube Susan Wojcicki, tercatat pada pertengahan 2018 ada 1,8 miliar pengguna terdaftar yang

22 Siti Aishah Shah Bani and Norhisham Mohamad Nordim, Using YouTube as Learning Tool for Children: A Case Study of Kuntum Animation YouTube Channel, Asian Journal of Research in Education and Social Sciences, Vol.2, 2020

(http://myjms.moe.gov.my/index.php/ajress/article/view/9603) Diakses tanggal 9 Oktober 2020 pukul 21.30 WIB.

23 Kukuh Prakoso, Lebih Kreatif dengan YouTube, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2009), h. 3-4.

24 Ibid., h. 4-5.

25 Susrini, op.cit., h. 8

menonton setiap bulannya. Hal tersebut menjadikan YouTube sebagai media sosial yang digandrungi masyarakat untuk sarana hiburan mereka, seperti menonton video tutorial make up, comedian hingga berbagai macam film.26

Nonton video di Tube sangatlah mudah. Cukup dengan klik ikon, lalu halaman akan berubah dan video pun tersaji. Masing-masing video hadir dengan pengaturan lengkap di mana Anda bisa mem-pause, mengatur volume, dan berbagi dengan teman. Ketika video telah selesai dimainkan, Anda bisa memutar ulang (replay), atau mencari video lainnya.27

Tuber atau sebutan bagi pengguna YouTube, bisa meng-upload video sesering mungkin sesuai kehendak mereka. Biaya yang dikeluarkan ketika meng-upload ke Tube adalah nol (yang pastinya Tuber hanya akan mengeluarkan biaya akses internet ke ISP).28

3. Profil Kanal YouTube SCTV

Kanal YouTube Surya Citra Televisi (SCTV) merupakan kanal YouTube dari stasiun televisi swasta di Indonesia, yaitu SCTV. Kanal ini bergabung di YouTube pada 2 Desember 2011. Kini telah memiliki 12,2 juta pengikut. Isi video dari kanal ini yaitu video tayangan ulang dari program-program yang telah ditayangkan di televisi. Jadi, penonton bisa menonton ulang program yang telah ditayangkan di stasiun TV SCTV.

Awalnya SCTV yang kepanjangan dari Surabaya Centra Televisi pertama mengudara pada 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur.

Siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No.

1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun

26 Susanti, op.cit., h.85.

27 Prakoso, op.cit., h. 6.

28 Ibid., h. 7.

kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Sejak itu singkatan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi.

Pada 1993, SCTV mulai melakukan siaran nasional untuk seluruh Indonesia dengan SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV.

Kemudian kantor SCTV yang awalnya di Surabaya, ikut pindah ke Jakarta untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Surabaya pada Juni 2003.

SCTV menjadi salah satu stasiun televisi favorit pemirsa karena suguhan acaranya yang beragam. SCTV mempunyai divisi pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. Serta tayangan drama, FTV serta variety show yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini. Saat ini, melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa.

Sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi

Sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi

Dokumen terkait