• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS

C. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.30 Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.31

Menurut Tarigan, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan pesan dalam tulisan (produktif) dan mengungkapkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan (ekspresif).32

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan.33 Menurut Dalman, menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata sendiri itu adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.34 Menurut Jean

30 Iskandarwassid dan Dadang Sumendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 4, h. 248.

31 Alek Abdullah dan H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:

Substansi Kajian dan Penerapannya, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), cet. 1, h. 66.

32 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1981), h. 106.

33 Daeng Nurjamal, Warta Sumirat, dan Riadi Darwis, Terampil Berbahasa, (Bandung:

Alfabeta, 2017), h. 69.

34 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), cet. 4, h. 4.

Conteh dkk, writing is an infinite dialogue between the writer and her/himself, the writer and her/his topic between the writer and her/his reader.35 Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa menulis adalah dialog tanpa batas antara penulis dengan dirinya, dengan topik tulisannya, dan dengan pembacanya.

Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk menuangkan ide atau gagasan seseorang dalam bentuk tulisan atau karangan.

2. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan, tujuan menulis sebagai berikut.

a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

b. Altruistic purpose (Tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

35 Jean Coteh, dkk, On Writing Educational Ethnographies: The Art of Collusio, (USA:

Tretham Book, 2012), h. 39.

e. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f. Creative Purpose

Tujuan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau seni yang ideal, seni idaman.

g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneli secara cermat pikiran dan gagasannya agar dapat diterima oleh pembaca.36

Jadi, tujuan dari menulis yaitu, assignment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuasif), informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose, problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).

3. Langkah-Langkah Menulis

Melakukan kegiatan menulis, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar menghasilkan tulisan yang baik. Berikut beberapa langkah menulis, yaitu:

a. Persiapan

Sebelum memulai kegiatan menulis, ada beberapa hal yang harus Anda siapkan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan sebagai persiapan menulis:

1) Buat kerangka tulis (outline). Kerangka tulisan dapat membantu seorang penulis dalam menulis sebuah karangan. Kerangka tulisan berisi pokokpokok pikiran yang ingin penulis tuangkan di dalam karangannya.

36 Tarigan, Op. Cit., h. 25-26

2) Temukan idiom yang menarik (eye catching). Idiom yang menarik dapat membantu pembaca menjadi lebih tertarik dengan karangan si penulis. Meskipun demikian, perhatikan kesesuaian idiom dengan topik yang dibawakan. Tentunya, penulis tidak ingin kehilangan pembaca atau nilai karangan penulis menurun hanya karena penulis terlalu memaksakan penggunaan idiom yang tidak sesuai dengan tema karangannya.

3) Temukan kata kunci (keyword). Kata kunci berisi hal-hal penting yang harus penulis masukkan di dalam karangannya. Kata kunci juga dapat membantu pembaca memahami isi tulisan si penulis.

b. Menulis Karangan

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penulis ketika menulis:

1) Ingatkan diri agar tetap logis. Jangan sampai karena terbawa suasana, sehingga penulis menjadi tidak logis. Selain menurunkan kualitas tulisan, tulisan yang tidak logis akan membuat pembaca kebingungan dalam menangkap maksud tulisan penulis.

2) Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf. Hal ini penting untuk dilakukan untuk memeriksa apakah penulis melakukan kesalahan tulis atau ada gagasan yang tertinggal.

3) Percaya diri akan apa yang telah ditulis. Tulisan yang penulis buat tentunya telah melewati serangkaian proses kognitif yang membuatnya sarat akan ide, gagasan, atau opini si penulis mengenai topik yang diangkatnya. Percayalah pada kemampuan kognitif, apabila penulis tidak percaya kepada kemampuannya, maka si penulis akan sulit menyelesaikan tulisannya karena selalu merasa tidak puas dengan hasil kerjanya.

c. Penyuntingan

Dalam melakukan penyuntingan, perhatikan hal-hal berikut:

1) Perhatikan kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung. Pastikan tulisan penulis sudah sesuai dengan kaidah EYD yang berlaku.

2) Perhatikan hubungan antarparagraf. Ketika suatu karangan yang baik dibaca, pembaca akan merasakan aliran gagasan atau ide yang mulus. Untuk mendapatkan efek tersebut, penulis hendaknya tidak sungkan untuk menggunakan kata hubung antarparagraf seperti namun, meskipun demikian, akan tetapi, oleh karena itu, sementara itu, kemudian, dan lain sebagainya.37

4. Jenis-Jenis Tulisan

Menurut Nurjamal, jenis-jenis tulisan terdiri dari lima macam, yaitu sebagai berikut.

a. Tulisan Naratif

Tulisan naratif merupakan sebuah tulisan yang sebagian besar berisi cerita. Meskipun di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi cerita tersebut, namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita.

b. Tulisan Deskriptif

Tulisan deskriptif berisi gambaran tentang suatu objek atau keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek tersebut terlihat.

c. Tulisan Ekspositorik

Tulisan ekspositorik adalah tulisan yang berisi sebuah pembahasan tentang suatu persoalan beserta penjelasan-penjelasannya secara terperinci supaya pembaca dapat memahami persoalan tersebut.

d. Tulisan Persuasif

Tulisan persuasif adalah sebuah tulisan yang berusaha menonjolkan fakta-fakta mengenai suatu persoalan yang kemudian fakta-fakta itu dijadikan dasar untuk mempengaruhi pembaca.

e. Tulisan Argumentatif

Tulisan argumentatif adalah tulisan yang berisi pendapat tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah argumentasi dengan

37 Alek Abdullah dan H. Achmad H.P., op. cit, h. 63-64.

maksud untuk meyakinkan pembaca atas pendapat yang dikemukakannya.38

Jadi, jenis tulisan yaitu, 1) Tulisan naratif yaitu tulisan yang berisi suatu cerita, 2) Tulisan deskriptif yaitu tulisan yang berisi gambaran suatu objek, 3) Tulisan ekspositorik yaitu tulisan yang berisi sebuah pembahasan tentang suatu persoalan, 4) Tulisan persuasif yaitu tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca, dan 5) Tulisan argumentatif yaitu tulisan yang berisi pendapat tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah argumentasi.

Dokumen terkait