• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

3. Tabel Distribusi Frekuensi

Setelah menghitung nilai rata-rata berdasarkan aspek penilaian dan nilai rata-rata keseluruhan, selanjutnya adalah menghitung distribusi frekuensi hasil menulis teks persuasi.

Tabel 4. 38 Tabel Distribusi Frekuensi Penentuan Kriteria

No. Nilai

Frekuensi Presentase Kualitatif Kuantitatif

1 Sangat Baik 86-100 12 35 %

2 Baik 76-85 13 38 %

3 Cukup 56-75 9 26 %

4 Kurang 10-55 0 0%

Jumlah 34 100%

8 Wawancara dengan guru bahasa Indonesia, pada 7 November 2019, di SMP Negeri 87 Jakarta

Gambar 4. 1 Grafik Frekuensi Hasil Menulis Teks Persuasi

Data tersebut menunjukkan bahwa kelas VIII-2 yang berjumlah 34 siswa, sebanyak 12 siswa atau 35 persen masuk dalam kategori baik sekali. Kemudian, 13 atau 38 persen siswa masuk dalam kategori baik.

Terakhir 9 atau 26 persen siswa masuk dalam kategori cukup.

Jumlah siswa adalah 34, sebanyak dua siswa memperoleh nilai 68, sebanyak tujuh siswa memperoleh nilai 72, sebanyak tiga siswa memperoleh nilai 76, sebanyak tiga siswa memperoleh nilai 80, sebanyak tujuh siswa memperoleh nilai 84, sebanyak tujuh siswa memperoleh nilai 88, sebanyak empat siswa memperoleh nilai 92, dan sebanyak satu siswa memperoleh nilai 96. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 87 Jakarta secara keseluruhan sudah mampu memiliki keterampilan menulis teks persuasi dengan baik, walaupun terdapat aspek yang kurang diperhatikan, yaitu ejaan dan tata tulis. Hal ini juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial YouTube video berita berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dari kanal Surya Citra Televisi (SCTV) program Liputan 6 Siang, efektif digunakan untuk pembelajaran menulis teks persuasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa dan guru bahasa Indonesia. Siswa merasa lebih mudah menulis teks persuasi dengan media video berita karena banyak informasi. Audio dan gambar yang terdapat

Baik Sekali;

35%; 35%

Baik; 38%; 39%

Cukup; 26%;

26%

Kurang; 0%;

0%

HASIL MENULIS TEKS PERSUASI SISWA

KELAS VIII-2 SMP NEGERI 87 JAKARTA

dalam video membuat mereka lebih mudah dalam mengembangkan karangannya, karena hal tersebut langsung terekam dalam otak mereka.

Penggunaan media sosial juga dinilai sangat positif, karena sesuai dengan perkembangan zaman. Banyak video yang tersedia dan dapat dijadikan pembelajaran., bukan sekadar untuk hiburan.

„Sangat positif dan sesuai perkembangan zaman. Cuma kadang-kadang anak salah menafsirkan. Salah menggunakan, karena secara tidak langsung saya menggunakan media video, tapi tidak menggunakan perangkat laptop, tapi siswa yang saya suruh mencari sendiri di gadget mereka.” Ucap guru bahasa Indonesia.9

9 Wawancara dengan guru bahasa Indonesia, pada 7 November 2019, di SMP Negeri 87 Jakarta

146 A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap pembelajaran menulis teks persuasi menggunakan media video dari media sosial YouTube berupa video berita berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dari kanal Surya Citra Televisi (SCTV) program Liputan 6 Siang pada siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 87 Jakarta didapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yaitu 79,17 dan jika dibulatkan menjadi 79 dengan kualifikasi baik. Dilihat dari segi persentase, terdapat 12 siswa atau 35% memperoleh nilai pada kategori baik sekali, 13 siswa atau 38%

memperoleh nilai pada kategori baik, 9 siswa atau 26% memperoleh nilai pada kategori cukup baik, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori kurang. Nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 68. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa siswa mampu menulis karangan persuasi menggunakan media video berita dari media sosial YouTube. Video yang ditayangkan tersebut mampu mengembangkan ide dan gagasan siswa dalam menulis teks persuasi.

Berdasarkan hasil tes wawancara dengan siswa pun, peneliti memperoleh informasi bahwasanya siswa merasa lebih mudah menulis teks persuasi dengan media video berita dari media sosial YouTube.

Penggunaan media sosial YouTube menambah daya tarik siswa, sehingga siswa lebih antusias dan fokus dalam belajar.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa saran yang dapat digunakan guru untuk pembelajaran selanjutnya, terutama pada materi menulis teks persuasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dalam teks persuasi yang ditulis siswa terdapat beberapa kriteria penilaian

yang masih kurang, terutama dalam hal kaidah ejaan dan tata tulis siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 87 masih kurang diperhatikan. Maka dari itu, guru hendaknya memberikan materi tersebut atau latihan menulis ejaan agar terbiasa menulis dengan kaidah yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Guru hendaknya menyadari akan pentingnya menggunakan dan memilih media pembelajaran yang tepat untuk mendukung materi pembelajaran yang akan diajarkan. Guru juga harus lebih inovatif dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman, salah satunya memanfaatkan media sosial yang dikenali dan dekat dengan siswa, jadi siswa mengetahui manfaat lain dari media sosial yaitu dapat digunakan sebagai media pembelajaran, selain sebagai hiburan. Siswa pun akan merasa lebih tertarik dan antusias dalam belajar. Selain itu, sekolah juga diharapkan menyediakan fasilitas untuk menunjang pembelajaran, terutama untuk penggunaan media pembelajaran.

148

Anderson, Ronald H. Selecting and Developing Media for Instruction, diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali, Cet. 1, 1981.

Alyusi, Shiefti Dyah. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Moral Sosial. Jakarta:

Kencana, 2016.

Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Presindo, Cet.ke-9, 2010.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Rosdakarya Offset, 2011.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Audinovic, Vizcardine, Profil SCTV, dalam (https://m.merdeka.com/sctv/profil/), diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 11:50

Bani, Siti Aishah Shah and Norhisham Mohamad Nordim, Using YouTube as Learning Tool for Children: A Case Study of Kuntum Animation YouTube Channel, Asian Journal of Research in Education and Social Sciences, Vol.2, 2020 (http://myjms.moe.gov.my/index.php/ajress/article/view/9603) Diakses tanggal 9 Oktober 2020 pukul 21.30 WIB.

Bogdan, Robert C. and Sari Knopp Biklen. Qualitative Research for Education an Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, 1992, 2nd ed.

Coteh, Jean, dkk. On Writing Educational Ethnographies: The Art of Collusio.

USA: Tretham Book, 2012.

Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, Cet. 4, 2015.

Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011.

Eneste, Pamusuk. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta:PT Gramedia, Cet.

ke-3, 2012.

Heryanto, Gun Gun. Media Komunikasi Politik Relasi Kuasa Media di Panggung Politik. Yogyakarya: IRCiSoD, 2018.

Helianthusonfri, Jefferly. Yuk Jadi YouTuber. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018.

Iskandarwassid dan Dadang Sumendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, Cet. 4, 2013.

Kindarto, Asdani. Belajar Sendiri YouTube. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.

Kosasih, E. Bahasa Indonesia- Studi dan Pengajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Cet. ke-2, 2017.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2016. Media Pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. 2.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2019.

Mujianto, Gigit, dkk. Bahasa Indonesia (Untuk Kalangan Ilmiah). Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, Cet. ke-4, 2013.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. 2012.

Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet. ke-7, 2016.

Nurjamal, Daeng, Warta Sumirat, dan Riadi Darwis. Terampil Berbahasa.

Bandung: Alfabeta, 2017.

Prakoso, Kukuh. Lebih Kreatif dengan YouTube. Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2009.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama, 2007.

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kulliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo, 2007.

Riyanto, Slamet dan Aglis Andhita Hatmawan. Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen. Yogyakarta: Deepublish, 2020.

Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta, 2013, Cet. 2.

Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2007.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana, Cet. 1, 2013.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2016. Cet. ke- 5.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2016. Cet. ke-23.

Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak. Depok: Rajawali Pers, 2019.

Susrini, Ni Ketut, Beken dengan YouTube, Jakarta: PT Grasindo, 2010.

Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. ke-6.

Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa, 1981.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII / Ganjil Materi Pokok : Teks Persuasi

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x Tatap Muka ) Tahun Pelajaran : 2019/2020

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 4.14 Menyajikan teks persuasi (saran,

ajakan, arahan, pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan

4.14.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi ajakan, struktur, dan kaidah kebahasaan dalam teks persuasi yang

memperhatikan struktur dan kebahasaan teks persuasi.

4.14.3

disajikan.

Peserta didik mampu menulis teks persuasi dengan memperhatikan struktur, kaidah kebahasaan, ketepatan penggunaan kata, kalimat, dan ejaan.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks persuasi, peserta didik diharapkan dapat menulis teks persuasi dengan memperhatikan struktur, kaidah kebahasaan, ketepatan penggunaan kata, kalimat, dan ejaan.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Teks Persuasi

Persuasi (dalam bahasa Inggris: persuasion) merupakan suatu cara yang dilakukan oleh orang untuk meyakinkan orang lain agar orang tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki penulis baik masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Dengan demikian wacana persuasi adalah wacana yang disusun penulis dengan tujuan akhir agar pembaca mau melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki penulis dalam wacana tersebut.

2. Isi Teks Persuasi

Isi dari teks persuasi yaitu, argumentasi, fakta, dan ajakan. E. Kosasih menyatakan bahwa di dalam teks persuasif terdapat pendapat-pendapat seperti halnya di dalam teks argumentatif. Mungkin pula tersaji fakta. Di dalam teks persuasif, baik pendapat ataupun fakta digunakan dalam rangka memengaruhi pembaca agar mau mengikuti bujukan-bujukan itu. Di samping menggunakan fakta, penulis dapat pula menggunakan pendapat para ahli.

Juga bisa menggunakan cara lainnya yang sekiranya dapat memperkuat ajakan atau imbauannya itu.

3. Struktur Teks Persuasi

a. Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.

b. Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumennya itu.

c. Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat staupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.

d. Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

4. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

a. Terdapatnya pernyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya. Contoh jangan, sebaiknya, hendaknya, waspadalah.

b. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Misalnya berkaitan dengan permasalahan remaja, maka menggunakan kata-kata yang relevan dengan masalah itu, seperti terknologi nternet, reproduksi, aborsi.

c. Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif. Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.

d. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

e. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data…, merujuk pada pendapat….. Pernyataan-pernyataan seperti itu digunakan untuk

lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.

5. Langkah-Langkah Menyusun Teks Persuasi

Menurut Suparno dan Yunus ada beberapa langkah atau cara dalam menyusun karangan persuasi adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tema atau topik karangan.

b. Menentukan tujuan yang mendasar peristiwa atau masalah yang diceritakan.

c. Mengumpulkan data yang mendukung keseluruhan cerita dapat diperoleh dari pengamatan di sekitar kita.

d. Membuat kerangka karangan. Kerangka karangan dapat disusun berdasarkan urutan peristiwa, waktu, atau sebab akibat.

e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang menarik.

f. Membuat judul karangan

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

a. Pendekatan : Saintifik (Mengamati, Menanyakan, Menalar, Mencoba, Mengomunikasikan/Menyajikan)

b. Model : Discovery Learning

c. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan

F. Media dan Sumber Belajar 1. Media

a. Lembar kerja

b. Laptop dan LCD proyektor c. Slide Powerpoint

d. Speaker

e. Video Berita dari Media Sosial YouTube kanal Surya Citra Televisi (https://www.youtube.com/watch?v=J8wgCVLjohk)

2. Sumber Belajar

a. Contoh teks persuasi yang berjudul “Gerakan Hidup Sehat untuk Angka Harapan Hidup Tinggi”

b. Kemdikbud. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan

2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa untuk memulai pelajaran tentang teks persuasi

3. Guru memberi tahu kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 4. Guru memberi tahu informasi tentang

hal-hal yang akan dipelajari, metode dan media pembelajaran

5. Guru menggali informasi terkait

pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari

1. Siswa membaca pengertian teks persuasi 2. Siswa menyimak materi yang disampaikan

melalui power point mengenai pengertian, ajakan, struktur, dan kaidah kebahasaan teks

Literasi

60 menit

persuasi Menanya

Siswa mengajukan pertanyaan mengenai teks persuasi

Menalar

1. Guru menyajikan contoh teks persuasi 2. Siswa membaca contoh teks persuasi

yang disajikan oleh guru kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks persuasi Penutup Kegiatan guru bersama peserta didik

1. Guru memberi penguatan/motivasi terkait dengan materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah berlangsung 3. Guru mengadakan refleksi pembelajaran

hari itu Kegiatan guru

1. Guru memberi tugas kepada siswa mencari info tambahan mengenai teks persuasi 2. Guru memberikan informasi mengenai

rencana pebelajaran pada pertemuan

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar

1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.

2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa untuk memulai pelajaran tentang teks persuasi.

3. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya (tanya jawab)

4. Guru memberi tahu kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Guru memberi tahu informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari, metode dan media pembelajaran.

1. Siswa mengamati video berita yang

ditampilkan guru dari media sosial YouTube yang berjudul Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik dari kanal SCTV.

2. Siswa menyimak informasi yang

disampaikan guru terkait langkah-langkah dalam menulis teks persuasi.

Literasi

Rasa ingin tahu

60 menit

Menanya

1. Siswa menulis teks persuasi berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun.

2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dalam menulis teks persuasi.

Mengomunikasikan/menyajikan 1. Siswa memeriksa dan mengedit teks

persuasi yang telah dibuat

2. Siswa mempresentasikan hasil tulisan teks persuasi.

3. Siswa lain memberikan komentar dan masukan atas penampilan temannya.

Penutup Kegiatan guru bersama peserta didik 1. Guru memberi penguatan/motivasi terkait

dengan materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah berlangsung 3. Guru mengadakan refleksi pembelajaran

hari itu

Kreativitas (Creativity)

10 Menit

Kegiatan guru

1. Guru memberi tugas kepada siswa mencari info tambahan mengenai teks persuasi.

2. Guru memberikan informasi mengenai rencana pebelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.

HOTS

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Penugasan 2. Bentuk Penilaian:

a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik b. Tes tertulis : lembar kerja siswa

c. Penugasan : lembar penilaian 3. Remedial

a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KDnya belum tuntas.

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.

4. Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD

Nama Satuan Pendidikan : SMP Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran : 2019/2020

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib

2. Penilaian Ketrampilan

Penugasan Uraian Berdasarkan materi yang telah dijelaskan buatlah teks persuasi berdasarkan media video berita dari media sosial YouTube

No Waktu Nama Kejadian/ Perilaku Butir Sikap Tindak Lanjut 1

2 3

3. Kriteria Penilaian Penugasan

Aspek yang dinilai Kriteria Skor

Kesesuaian Isi Teks

Isi teks yang disampaikan lengkap (mengandung argumen, fakta, dan ajakan), informasi yang disampaikan rinci atau banyak dan sesuai

5

Isi teks yang disampaikan lengkap (mengandung argumen, fakta, dan ajakan), informasi yang disampaikan kurang rinci atau sedikit, namun masih sesuai

4

Isi teks yang disampaikan kurang lengkap, tetapi informasi yang disampaikan rinci atau banyak dan sesuai

3

Isi teks yang disampaikan kurang lengkap, informasi yang disampaikan kurang rinci atau sangat sedikit dan kurang sesuai

2

Isi teks yang disampaikan tidak lengkap (tidak mengandung argumen, fakta, dan ajakan), informasi yang disampaikan sangat sedikit dan tidak sesuai

1

Kelengkapan Struktur Teks

Struktur teks yang disampaikan lengkap (Pengenalan isu, Rangkaian Argumen, Pernyataan ajakan, dan Penegasan Ulang), dan disusun secara sistematis

5

Struktur teks yang disampaikan lengkap, tapi urutannya tidak sistematis, namun masih sesuai

4 Struktur teks yang disampaikan kurang lengkap, urutannya sistematis, namun masih sesuai

3 Struktur teks yang disampaikan kurang lengkap, urutannya tidak sistematis, dan kurang sesuai

2 Struktur teks yang disampaikan tidak lengkap 1

Ketepatan kata

Seluruh kata yang digunakan tepat 5 Kesalahan penggunaan kata sebanyak 1-3 kata 4 Kesalahan penggunaan kata sebanyak 4-6 kata 3 Kesalahan penggunaan kata sebanyak 7-9 kata 2 Kesalahan penggunaan kata sebanyak lebih dari atau sama dengan 10 kata

1

Ketepatan kalimat

Kalimat yang digunakan seluruhnya tepat 5 Kalimat yang tidak tepat sebanyak 1-3 kalimat 4 Kalimat yang tidak tepat sebanyak 4-6 kalimat 3

Kalimat yang tidak tepat sebanyak 7-9 kalimat 2 Kalimat yang tidak tepat lebih dari atau sama dengan 10 kalimat

1

Ejaan dan tata tulis

Tidak terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis 5 Kesalahan ejaan dan tata tulis sebanyak 1-3

4. Kriteria Penilaian Menulis Teks Persuasi No. Interval Presentase

Kepala SMP Negeri 87 Jakarta Peneliti

Drs. H. Wayhudi, M. M Siti Lazmi Latifah

HASIL WAWANCARA

Lumayan suka. Materi yang paling saya sukai itu menulis, karena saya suka membuat cerita-cerita pendek atau karya-karya yang berkaitan dengan menulis.

2. Apa kendala yang biasa kamu temui ketika menulis?

Kendala yang paling sering dialami ketika menulis itu tulisan saya jelek, abis itu sama penulisan tanda koma, sama pas di awal paragraf seperti memojokkan tulisan di awal paragraf, abis itu penempatan titik, koma, udah itu ajasih kendalanya. Lebih ke ejaan.

3. Kamu lebih senang belajar mempresentasika, kalau kaya gitu pembaca atau pendengarnya lebih masuk ke otak. Tapi kalau media yang paling saya suka yaitu melalui media video, karena kalau video kan lewat penglihatan dan pendengaran, nah dari penglihatan itu kita akan selalu ingat

sampai beberapa tahun.

4. Menurutmu bagaimana penggunaan media video dalam pembelajaran menulis?

Kata saya itu sangat efektif, karena kita juga ada bisa tahu contohnya, abis itu kalau disuruh cari tema atau apa udah ada contohnya jadi nggak terlalu mikir-mikir keras lagi.

5. Apakah pembelajaran menulis teks persuasi menjadi lebih mudah dengan media video berita?

Lebih mudah dan lebih masuk ke otak karena melalui penglihatan dan pendengaran, informasi yang didapat lebih bermanfaat, berguna, dan banyak.

Kalau misalnya pakai video kan jadi sangat bagus untuk pembelajaran, karena juga sesuai dengan kebutuhan, nggak pembelajaran bahasa Indonesia saja, juga ada pelajaran lain yang dibutuhkan apabila memakai Youtube, abis itu juga sangat efektif menurut saya.

2. Nama Siswa : Syifa Izzati Sembiring

Nilai : 92 atau mendengarkan karena saya lebih nangkep kalo dengerin orang.

paling kamu sukai?

Lebih suka pakai media, apalagi berupa video, bisa ngeliat sambil dengerin juga.

Soalnya kadang guru ngebosenin ngejelasinnya. Media yang paling disukai itu video, karena bisa melihat dan mendengarkan.

4. Menurutmu bagaimana penggunaan media video dalam pembelajaran menulis?

Menjadikan kita lebih mudah, soalnya kalau mendengarkan kan sudah terekam di otak jadi tinggal mengingat-ingat kembali lalu disalin, dikembangkan kalimatnya.

5. Apakah pembelajaran menulis teks persuasi menjadi lebih mudah dengan media video

5. Apakah pembelajaran menulis teks persuasi menjadi lebih mudah dengan media video

Dokumen terkait