• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS

D. Teks Persuasi

7. Kriteria Penilaian dalam Menulis Teks Persuasi

Tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes kemampuan menulis berdasarkan media rangsang visual dan suara (video). Penilaian terhadap hasil menulis teks persuasi mencakup beberapa aspek, yaitu kesesuaian judul dengan topik, kesesuaian isi teks, kesesuaian struktur teks, ketepatan kata, keefektifan kalimat, dan ejaan dan tata tulis.

Berikut penjelasan mengenai aspek penilaian tersebut.

a. Kesesuaian isi teks

Kesesuaian isi teks dinilai berdasarkan kelengkapan dan kesesuaian isi teks tersebut. Isi dari teks persuasi yaitu, argumentasi, fakta, dan ajakan. E. Kosasih menyatakan bahwa di dalam teks persuasif terdapat pendapat-pendapat seperti halnya di dalam teks argumentatif. Mungkin pula tersaji fakta. Di dalam teks persuasif, baik pendapat ataupun fakta digunakan dalam rangka memengaruhi pembaca agar mau mengikuti bujukan-bujukan itu.

Di samping menggunakan fakta, penulis dapat pula menggunakan pendapat para ahli. Juga bisa menggunakan cara lainnya yang sekiranya dapat memperkuat ajakan atau imbauannya itu.48

Pendapat dan fakta disajikan untuk memperkuat argumen dan ajakan penulis. Apalagi jika penulis mencantumkan fakta, maka argumennya akan semakin kuat mempengaruhi pembaca.

Ajakan dalam teks persuasi dapat berupa anjuran, imbauan, dan lain-lain, baik ajakan yang tersirat maupun yang tersurat. E.

Kosasih menyatakan bahwa adapun yang dimaksud dengan ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan.

Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknyya, sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan

48 E. Kosasih, op.cit., h. 177.

sejenisnya. Di samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu secara tersirat.49

b. Kelengkapan struktur teks

Kelengkapan struktur teks dinilai berdasarkan kelengkapan sruktur yang digunakan dalam teks. Struktur teks persuasi menurut E.

Kosasih terdiri dari 4, yaitu pengenalan isu, rangkaian argumen, ajakan-ajakan, dan penegasan ulang.

1) Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.

2) Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumennya itu.

3) Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat staupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.

4) Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.50

c. Ketepatan kata

Ketepatan kata dinilai berdasarkan pemilihan kata atau diksi yang digunakan sesuai dengan konteks kalimatnya atau tidak.

Apabila terdapat kata yang kurang atau bahkan tidak sesuai dengan konteks kalimatnya, maka pembaca akan kurang memahami maksud dari kalimat tersebut. Putrayasa menyatakan bahwa diksi

49 Ibid., h. 179.

50 Ibid., h. 186

berasal dari kata dictionary (bahasa Inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah kalimat.51 Menurut Arifin kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.52 Jadi pemilihan kata atau diksi pada teks persuasi perlu diperhatikan dan harus tepat penggunaannya dalam sebuah kalimat agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Penilain ketepatan kata juga berdasarkan pembentukan dan pemilihan kata yang terkadang sering keliru dalam penulisannya.

Zaenal Arifin mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan dan pemilihan kata, yaitu penanggalan awalan meng-, penanggalan awalan ber-, peluluhan bunyi /c/, penyengauan kata dasar, peluluhan bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/per-, penggunaan awalan ke- yang sering keliru dengan ter-, pemakaian akhiran –ir dalam bahasa Indonesia adalah –asi, padanan yang tidak serasi, pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap, pemakaian akronim (singkatan), penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman, penggunaan kata yang hemat, penggunaan analogi, dan penggunaan bentuk jamak dalam Bahasa Indonesia.53 Pembentukan dan pemilihan kata harus diperhatikan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

d. Ketepatan kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud

51 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 7.

52 E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Presindo, 2010), cet.ke-9, h. 28.

53 Ibid., h.39-52.

tulisan berwujud latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).54

Penilaian ketepatan kalimat dilihat berdasarkan keefektifan dari kalimat yang digunakan pada karangan siswa. Keefektifan kalimat dinilai berdasarkan kalimat yang digunakan dalam teks persuasi efektif atau tidak. Kalimat efektif ialah kalimat yang memilki kemampuan menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.55 Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu

1) Kesepadanan

Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

2) Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

3) Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat perlu ada ide yang ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.

54 Ibid, h. 66

55 Ibid., h. 97.

4) Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

5) Kecermatan

Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat pada pilihan kata.

6) Kepaduan

Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.56

e. Ejaan dan tata tulis

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.57

Kriteria penilaian ejaan dan tata tulis berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mengatur hal pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring, pemakaian tanda-tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim, penulisan angka dan bilangan, dan penulisan unsur serapan.58 Jadi, terdapat lima kriteria penilaian dalam menganalisis teks persuasi, yaitu kesesuaian isi teks, kelengkapan struktur teks, ketepatan kata, ketepatan kalimat, serta ejaan dan tata tulis.

56 Ibid., 97-103

57 Ibid., h. 164.

58 Pamusuk Eneste, Buku Pintar Penyuntingan Naskah, (Jakarta:PT Gramedia, 2012), cet.

ke-3, h. 38.

Dokumen terkait