• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.5 Pengelolaan Persediaan Produk Ikan Segar Optimal

5.5.1 Kuantitas Pemesanan Optimal

Kuantitas pemesanan persediaan yang optimal yaitu yang meminimumkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan diperoleh dengan

menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Perbandingan jumlah pemesanan yang dilakukan Giant Hypermarket Bekasi dengan jumlah pemesanan optimal hasil perhitungan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perbandingan Kuantitas Pemesanan yang Dilakukan Giant Hypermarket Bekasi dengan Metode EOQ

Jenis Ikan Perhitungan Giant Perhitungan

(Kg/Pesanan) Metode EOQ

(Kg/Pesanan)

Bawal Hitam 43,33 46,87

Kembung Banjar 21,67 30,66

Patin 16,67 31,95

Bandeng Super 28,33 28,23

Tongkol Besar 23,33 21,41

Ayam-ayam 11,00 16,78

Kakap Merah Bulat (K) 26,67 17,71

Sumber : Data diolah dari Tabel 6 dan Tabel 9.

Hasil perhitungan pada Tabel 7 menunjukkan kuantitas pemesanan yang optimal yaitu untuk ikan Bawal Hitam sebesar 46,87 kg; ikan Kembung Banjar sebesar 30,66 kg; ikan Patin sebesar 31,95 kg; ikan Bandeng Super sebesar 28,23 kg; ikan Tongkol Besar sebesar 21,41 kg; ikan Ayam-ayam sebesar 16,78 kg; dan untuk ikan Kakap Merah Bulat sebesar 17,71 kg.

Kuantitas pemesanan optimal ini pada umumnya lebih banyak jika dibandingkan dengan sistem yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Bekasi, kecuali untuk ikan Tongkol Besar dan ikan Kakap Merah Bulat Kecil yang ternyata akan lebih optimal dengan kuantitas pemesanan yang lebih sedikit, dan ini merupakan salah satu indikator terjadinya broken stock pada kedua jenis ikan tersebut yang ternyata selama ini kuantitas pemesanannya berlebihan. Kuantitas pemesanan yang lebih banyak memungkinkan Giant Hypermarket Bekasi menjaga ketersediaan stok barang sehingga dapat menyediakan segala jenis produk ikan segar di atas meja display tanpa perlu merasa khawatir gudang pusat Hero tidak dapat mengirimkan jenis produk yang dipesan pada hari-hari yang telah ditentukan.

Kuantitas pemesanan optimal hasil perhitungan dengan metode EOQ tersebut dapat diterapkan oleh Giant Hypermarket Bekasi untuk menghindari atau mengurangi broken stock yang dialami selama ini. Aplikasinya, manajemen pengelolaan produk ikan segar Giant Hypermarket Bekasi dapat melakukan pemesanan dengan kuantitas yang lebih banyak, kecuali untuk ikan Tongkol Besar dan Kakap Merah Bulat Kecil, atau sesuai dengan perhitungan metode EOQ tersebut. Giant Hypermarket Bekasi berupaya menyediakan produk ikan segar sesuai dengan permintaan pelanggan. Namun, kuantitas pemesanan optimal ini tetap bergantung pada ketersediaan barang di gudang pusat Hero Cibitung.

Dengan kapasitas chiller maksimum 2 ton ikan yang dimiliki oleh Giant

Hypermarket Bekasi, maka penambahan kuantitas pemesanan optimal yang lebih banyak sesuai dengan metode EOQ tersebut tidak akan mengalami kesulitan penyimpanan. Apabila kapasitas chiller tersebut masih tidak memungkinkan menyimpan stok ikan, maka Giant Hypermarket Bekasi dapat menyewa chiller di luar area atau gedung Giant Hypermarket Bekasi. Kuantitas pemesanan selama periode pemesanan tersebut (satu minggu) kemudian dialokasikan sesuai hari kedatangan produk yang dikehendaki selama satu minggu yang ditentukan oleh ADH Seafood dan dicantumkan dalam form estimasi pemesanan. Dari hasil perhitungan kuantitas optimal tersebut, rata-rata kuantitas pemesanan optimal per hari untuk ikan Bawal Hitam sebesar 7 kg, ikan Kembung Banjar sebesar 4 kg, ikan Patin sebesar 5 kg, ikan Bandeng Super sebesar 4 kg, ikan Tongkol Besar sebesar 3 kg, ikan Ayam-ayam sebesar 2 kg, ikan Kakap Merah Bulat Kecil sebesar 3 kg.

Perhitungan dengan metode EOQ juga menghasilkan perhitungan frekuensi pemesanan yang optimal. Perbandingan frekuensi pemesanan yang dilakukan Giant Hypermarket Bekasi dengan jumlah pemesanan optimal hasil perhitungan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel 8 di halaman selanjutnya.

Tabel 8. Perbandingan Frekuensi Pemesanan yang Dilakukan Giant Hypermarket Bekasi dengan Metode EOQ

Jenis Ikan Perhitungan Giant Perhitungan

(Kali/Thn) Metode EOQ

(Kali/Thn)

Bawal Hitam 43 39

Kembung Banjar 61 43

Patin 67 35

Bandeng Super 36 36

Tongkol Besar 26 28

Ayam-ayam 42 28

Kakap Merah Bulat (K) 13 20

Sumber : Data diolah dari Tabel 6 dan Tabel 9.

Tabel 8 menunjukkan frekuensi pembelian yang optimal untuk ketujuh jenis ikan tersebut selama satu tahun yaitu untuk ikan Bawal Hitam sebesar 39 kali, ikan Kembung Banjar sebesar 43 kali, ikan Patin sebesar 35 kali, ikan Bandeng Super sebesar 36 kali, ikan Tongkol Besar sebesar 28 kali, ikan Ayam-ayam sebesar 28 kali dan untuk ikan Kakap Merah Bulat sebesar 20 kali.

Frekuensi pemesanan optimal ini pada umumnya lebih kecil jika dibandingkan dengan sistem yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Bekasi, kecuali untuk ikan Tongkol Besar dan ikan Kakap Merah Bulat Kecil yang ternyata akan lebih optimal dengan frekuensi pemesanan yang lebih besar karena kuantitas pemesanan optimalnya lebih kecil. Frekuensi pemesanan yang lebih kecil dilakukan karena kuantitas pemesanan optimal yang dihasilkan lebih banyak jumlahnya.

Ikan Tongkol Besar dan ikan Kakap Merah Bulat Kecil memiliki kombinasi kuantitas dan frekuensi pemesanan optimal yang berbeda dari jenis ikan lainnya. Kedua jenis ikan tersebut akan lebih optimal jika pemesanan

dilakukan dengan kuantitas yang lebih sedikit dan frekuensi yang lebih besar. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan produk dalam ruang inventory sehingga mengurangi broken stock.

Frekuensi pemesanan optimal hasil perhitungan dengan metode EOQ tersebut dapat diterapkan oleh Giant Hypermarket Bekasi untuk menghindari atau mengurangi broken stock yang dialami selama ini. Aplikasinya, manajemen pengelolaan persediaan produk ikan segar Giant Hypermarket Bekasi dapat melakukan pemesanan yang lebih sedikit atau sesuai dengan hasil perhitungan dengan metode EOQ. Ini berarti, dalam satu tahun ada beberapa pemesanan yang dilakukan satu kali untuk dua minggu pemesanan atau kuantitas untuk satu kali pemesanan dialokasikan untuk dua minggu pemesanan dengan kuantitas dan frekuensi yang lebih kecil pada tiap-tiap minggu pemesanannya. Pengalokasian ini dapat dilakukan oleh ADH Seafood pada musim-musim sulit ikan atau musim permintaan yang sedikit terhadap ikan segar yang dapat diperkirakan oleh ADH Seafood berdasarkan pengalamannya menaksir musim-musim tersebut.

Frekuensi pembelian optimal yang lebih kecil seimbang dengan kuantitas pemesanan yang lebih banyak, begitu pula sebaliknya, karena dapat mencegah

terjadinya penimbunan produk dalam chiller. Kombinasi ini dapat meminimalkan total biaya persediaan karena dengan frekuensi pembelian yang lebih kecil maka dapat menekan biaya pemesanan menjadi lebih rendah.

Perhitungan biaya persediaan ikan segar optimal berdasarkan metode EOQ secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengelolaan Persediaan Produk Ikan Segar Berdasarkan Metode EOQ Giant Hypermarket Bekasi Tahun 2007

Jenis Frekuensi Biaya Jumlah Biaya Biaya Total Biaya Total Biaya Total

Ikan Pembelian Pemesanan Pemesanan Penyimpanan Pemesanan Penyimpanan Persediaan (Kali/Thn) (Rp/Pesanan) (Kg/Pesanan) (Rp/Kg/Thn) (Rp/Thn) (Rp/Thn) (Rp/Thn)

(F) (P) (Q) (C) (PxF) (0,5QxC) (TIC)

Bawal Hitam 39 23.397,41 46,87 39.342,67 922.042,01 922.042,01 1.844.084,02 Kembung Banjar 43 11.698,70 30,66 32.785,56 502.541,09 502.541,09 1.005.082,19

Patin 35 8.999,00 31,95 19.671,34 314.217,25 314.217,25 628.434,50 Bandeng Super 36 15.298,31 28,23 39.342,67 555.357,93 555.357,93 1.110.715,86

Tongkol Besar 28 12.598,60 21,41 32.785,56 350.938,37 350.938,37 701.876,74

Ayam-ayam 28 5.939,34 16,78 19.671,34 165.057,93 165.057,93 330.115,87 Kakap Merah Bulat (K) 20 14.398,40 17,71 32.785,56 290.329,11 290.329,11 580.658,22

Sumber : Data diolah dari Lampiran 8.

Efisiensi biaya pengelolaan persediaan produk ikan segar dapat diketahui dengan membandingkan biaya total persediaan yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Bekasi dengan biaya total persediaan yang dihasilkan dari perhitungan metode EOQ. Perhitungan efisiensi biaya pengelolaan persediaan produk ikan segar tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 di halaman berikutnya.

Tabel 10. Efisiensi Biaya Pengelolaan Persediaan Produk Ikan Segar Giant Hypermarket Bekasi Tahun 2007

Jenis Ikan Perhitungan Giant Perhitungan Efisiensi Biaya (Rp/Thn) Metode EOQ

(Rp/Thn) (Rp/Thn) Bawal Hitam 2.702.139,82 1.844.084,02 858.055,80 Kembung Banjar 1.421.400,94 1.005.082,19 416.318,75

Patin 930.093,21 628.434,50 301.658,71

Bandeng Super 1.668.011,51 1.110.715,86 557.295,65 Tongkol Besar 1.086.915,65 701.876,74 385.038,92

Ayam-ayam 468.196,60 330.115,87 138.080,73

Kakap Merah Bulat (K) 1.067.190,23 580.658,22 486.532,01

Jumlah 9.343.947,97 6.200.967,40 3.142.980,58

Sumber : Data diolah dari Tabel 6 dan Tabel 9.

Pada Tabel 10, dapat dilihat besarnya biaya pengelolaan persediaan produk ikan segar yang dapat dihemat oleh Giant Hypermarket Bekasi periode tahun 2007 jika menggunakan metode EOQ adalah untuk ikan Bawal Hitam sebesar Rp 858.055,80; ikan Kembung Banjar sebesar Rp 416.318,75; ikan Patin sebesar Rp 301.658,71; ikan Bandeng Super sebesar Rp 557.295,65; ikan Tongkol Besar sebesar Rp 385.038,92; ikan Ayam-ayam sebesar Rp 138.080,73; dan untuk ikan Kakap Merah Bulat Kecil sebesar Rp 486.532,01. Total biaya yang dapat dihemat oleh Giant Hypermarket Bekasi untuk ketujuh jenis ikan tersebut adalah sebesar Rp 3.142.980,58 per tahun.

Dokumen terkait