• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Setting Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

4.3 Kuesioner

Menurut (Sugiyono, 2014: 230) mengatakan bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini memliki dua tujuan yaitu, pertama untuk mengetahui validasi yang dapat membantu peneliti untuk melakukan revisi produk. Kedua, untuk mengetahui hasil uji coba produk yang dilakukan oleh guru dengan tujuan peneliti dapat mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan.

59 D. Instrumen Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2015: 156) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat ukur seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan suatu data dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini, instrument yang digunakan peneliti adalah wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganlisis kebutuhan sesuai dengan pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak sebagai sumber refresnsi atau pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan kuesioner digunakan untuk melakukan validasi modul pembelajaran yang digunakan oleh peneliti. Selain itu, validasi digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk berdasarkan saran atau masukan dari ahli.

1. Pedoman Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap modul pembelajaran permainan tradisional anak pada kelas 1 sekolah dasar. Wawancara yang dilakukan secara langsung oleh peneliti bersama guru kelas 1 di SD kanisius Pugeran 1 yang dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 9 Januari 2019 bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai modul pembelajaran sebagai sumber refrensi atau pengangan guru untuk melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran tematik, dan sebagai strategi untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Berikut merupakan panduan wawancara analisis kebutuhan kepada guru kelas 1 sekolah dasar:

60

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara

No Daftar Pertanyaan

1 Bagaimana karakter belajar siswa kelas 1?

2 Bagaimana kondisi proses belajar mengajar di dalam kelas?

3 Metode apa yang biasanya digunakan untuk menghadapi situasi di dalam kelas?

4 Mengapa Bapak/Ibu guru memilih metode tersebut yang digunakan dalam proses belajar mengajar?

5 Apa saja langkah-langkah untuk mencapai metode tersebut?

6 Apakah Bapak/Ibu guru pernah mencoba metode lain dalam proses belajar mengajar?

7 Menurut Bapak/Ibu apakah metoe lain yang digunakan tersebut lebih efektif dari yang biasanya digunakan?

8 Menurut Bapak/Ibu sejauh mana hasil dari penerapan metode yang digunakan tersebut?

9 Apakah saat proses pembelajaran siswa sering melakukan aktivitas lain, seperti halnya bermain?

10 Adakah rencana untuk mengimplementasi sebuah permainan tradisional ke dalam proses pembelajaran?

11 Menurut Bapak/Ibu guru apakah siswa mengetahui jenis-jenis permainan tradisional?

12 Apa saja permainan tradisional yang sering dimainkan siswa di lingkungan sekolah?

13 Apakah Bapak/Ibu guru memiliki sumber refrensi/ modul panduan pembelajaran tematik selain modul guru?

14 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu guru jika permainan tradisional sebagai sarana implementasi proses pembelajaran tematik?

15 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu guru apabila ada modul pembelajaran sebagai pegangan guru dengan mengimplementasikan permainan tradisional dalam menyampaikan materi yang akan dicapai?

16 Apakah lingkungan sekolah mendukung proses implementasi permainan tradisonal untuk menyampaikan pembelajaran berbasis tematik?

2. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi secara langsung berdasarkan tiga hal antara lain: pertama, peneliti melakukan observasi proses pembelajaran di kelas. Observasi proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bahan ajar yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar, cara guru menyampaikan materi ajar, serta kondisi siswa dalam proses

61

pembelajaran berlangsung. Kedua, obeservasi mengenai kegiatan yang dilakukan siswa di jam istirahat. Pada tahap ini observasi yang dilakukan peneliti digunakan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan mengamati bagaimana peranan permainan tradisional yang dapat dimainkan oleh siswa dilingkungan sekolah. Ketiga, observasi uji coba produk yang dilakukan oleh guru. Pada tahapan ini peneliti melakukan observasi pada saat guru melakukan uji coba produk sebagai bahan ajar guru untuk menyampaikan materi ajar, dengan tujuan peneliti dapat mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan.

3. Kuesioner

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menggunakan dua kuesioner yang digunakan untuk melihat keefektifan dari produk yang dikembangkan. Adapun dua kuesioner tersebut ialah sebagai berikut.

3.1 Kuesioner Validasi Produk

Dalam penelitian ini untuk menghasilkan produk yang berkualitas peneliti membuat kuesioner sebagai pedoman untuk melakukan penilaian dan memvalidasi produk. Kuesinoer ini berisikan indikator pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak. Indikator tersebut berisikan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan spesifikasi dengan produk yang dikembangkan.

Lembar kuesioner tersebut akan diberikan kepada dua orang dosen sebagai pakar/ahli dan satu orang guru kelas 1 SD. Hasil penilaian dan validasi ahli tersebut digunakan oleh peneliti sebagai pedoman untuk memperbaiki produk.

Adapun kisi-kisi uji validasi pakar dan guru yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu dengan mengadopsi karakteritik modul pembelajaran menurut

62

(Yuliawati, 2013: 9) yang mengungkapkan bahwa modul pembelajaran yang baik memiliki komponen modul pembelajaran yang sistematis, menarik, dan jelas.

Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner uji validasi pakar dan guru:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Uji Validasi untuk Pakar dan Guru.

No. Aspek yang Dinilai

A. Isi modul dan Bahasa

1. Modifikasi permainan tradisional anak sesuai dengan materi pembelajaran yang terkait

2. Kelengkapan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar 3. Modul pembelajaran memuat kejelasan materi pembelajaran

4. Isi dari pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak runtut

5. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku 6. Bahasa mudah dipahami oleh guru

7. Langkah permainan tradisional runtut serta mudah di pahami B. Desain modul

8. Tampilan cover modul menarik 9. Ilustrasi gambar mudah dipahami

10. Warna yang digunakan antara modul , tulisan, dan gambar kontras dan sesuai 11. Tampilan bentuk huruf dan ukuran pada modul sesuai

12. Ukuran modul praktis di bawa kemanapun C. Tujuan pembuatan modul

13. Sebagai bahan ajar guru saat pembelajaran

14. Modul dibuat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

15. Permainan tradisional dapat menjadi media penyampaian materi ajar

63 3.2 Kuesioner Uji Coba Produk

Dalam penelitian ini untuk mengetahui keefektifan produk yang telah dikembangkan, peneliti membuat kuesioner sebagai pedoman untuk melakukan uji coba produk. Kusioner tersebut berisikan indikator yang memuat pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan uji coba produk yang dikembangkan. Lembar kuesioner tersebut akan diberikan kepada guru kelas 1 SD selaku guru yang melakukan uji coba produk.

Adapun kisi-kisi uji coba produk secara terbatas yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu dengan mengadopsi tujuan dari pembuatan modul menurut (Yuliawati, 2013: 9) yang mengungkapkan bahwa membuka membantu pendidik dalam menyampaikan materi ajar, memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar berdasarkan cara masing-masing, memberikan pilihan dari sejumlah dalam rangka suatu mata pelajaran, dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam proses pembelajaran.

Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner uji coba produk yang dilakukan oleh guru kelas 1 SD:

64

Tabel 3.3 Kisi-kisi Uji Coba Produk untuk Guru.

No. Aspek yang Dinilai

A. Hasil Penerapan Modul Saat Proses Pembelajaran 1. Membantu guru dalam menyampaikan materi 2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan 3. Efektivitas pelaksanaan pembelajaran

4. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran 5. Memudahkan siswa memahami materi

B. Respon Siswa Terhadap Penerapan Modul

6. Meningkatkan interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran

7. Meningkatkan interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya dalam pembelajaran

8. Menumbuhkan sikap sosial pada diri siswa 9. Menumbuhkan antusias belajar siswa

10. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri

3.6 Teknik Analisis Data

Berdasarkann penelitian yang dilakukan, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan penjelasan sebagai berikut:

3.6.1 Data Kualitatif

Menurut (Sugiyono, 2015: 365) mengungkapkan mengungkapkan bahwa sebuah data akan dinyatakan akurat apabila tidak terdapat perbandingan antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diamati. Sejalan dengan hal tersebut untuk memperoleh data yang akurat, data kualitatif dalam penelitian ini peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara, validasi, dan uji coba produk. Data kualitatif berupa hasil pengamatan langsung

65

pada proses pembelajaran di kelas 1 SD dan kegiatan yang dilakukan siswa kelas 1 SD pada jam istirahat, wawancara dengan guru kelas 1 SD, komentar, saran, yang dikemukakan oleh dua dosen ahli dan guru kelas 1 SD. Data analisis dibandingkan sebagai dasar untuk peneliti memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang akan dihasilkan berupa modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak.

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berasal dari hasil validasi yang dilakukan oleh dua dosen pakar dan satu guru kelas 1 SD, serta penilaian uji coba produk yang diperoleh dari satu guru kelas 1 SD yang berupa angka. Data yang dianalisis dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional yang dikembangkan oleh peneliti yaitu dapat dilihat sebagai berikut: sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3) kurang baik (2), dan sangat tidak baik. Skor yang telah diperoleh tersebut kemudian dikonversikan dengan data kualitatif dengan acuan menurut (Widoyoko, 2012: 106). Berikut merupakan konversi data dari data kuantitatif dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Skor Kategori

66

Berdasarkan perhitungan peneliti dari data tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima. Hasil dari perolehan skor dari masing-masing validasi dan hasil uji coba produk yang telah dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian akan dikonversikan dari data kuantitatif menjadi data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel skala lima.

67 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian pengembangan ini terdapat dua masalah yang akan dipaparkan berdasarkan rumusan masalah yang ada. Pertama, mengenai proses pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas 1 tema 4 subtema 3. Kedua, mengenai kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas 1 tema 4 subtema 3.

1. Hasil Penelitian Pengembangan

Langkah awal dalam penelitian dan pengembagan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas 1 tema 4 subtema 3 adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan langkah-langkah pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak yang telah diuraikan dalam bab III, peneliti mengembangkan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak hingga langkah ketujuh yaitu:

1.1 Potensi dan Masalah

Proses yang dilakukan sebagai langkah awal penelitian dan pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan observasi dan wawancara dengan guru kelas I SD Kanisius Pugeran 1. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas I SD Kanisius Pugeran 1 peneliti

68

menemukan tiga potensi yaitu mengenai peranan permainan tradisional, penggunaan metode diskusi dan tanya jawab, penggunaan metode belajar di luar kelas, dan lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran.

Potensi pertama yang ditemui oleh peneliti ialah dari hasil observasi, adapun potensi tersebut yaitu peranan permainan tradisonal anak dalam aktivitas siswa di lingkungan sekolah. Pada saat jam istirahat terlihat 3 siswa dan 2 siswi kelas 1 SD melakukan permainan tradisional hula hoop. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari hasil wawancara dengan guru kelas 1 SD yang mengungkapkan bahwa permianan tradisional anak yang dimainkan siswa dilingkungan sekolah ialah hula hoop. Dikatakan sebagai potensi apabila permainan tradisional dapat dimanfaatkan dengan baik pada proses pembelajaran, hal tersebut dapat membantu siswa memahami materi. Selain siswa dapat bermain, siswa juga dapat memahami matei yang disampaikan melalui permainan.

Selanjutnya, melalui permainan tradisional tersebut siswa mampu meningkatkan interaksi antara siswa satu dengan siswa yang lain. Selain itu, peranan permainan tradisional dalam kegiatan belajar tersebut dapat membantu guru dalam merencakana strategi pembelajaran agar siswa lebih fokus dan aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dibutuhkan bahan ajar bagi guru yang di dalamnya memuat permainan tradisional anak dengan tujuan guru dapat menyampaikan materi ajar dengan cara yang kreatif dan inovatif. Namun sayangnya dalam hal ini permainan tradisional yang sering dimainkan oleh siswa hanya hula hoop saja. Seharusnya ada kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengenal dan memainkan permainan tradisional lain yang dapat dilakukan oleh siswa kelas 1 SD.

69

Potensi selanjutnya diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas 1 SD. Berikut merupakan rangkuman hasil wawancara guru kelas 1 SD yang mendukung adanya potensi:

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Pemerolehan Potensi Penelitian

No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Pertanyaan Wawancara

1 Metode apa yang biasanya digunakan untuk menghadapi situasi di dalam kelas?

Metode yang digunakan ialah diskusi dan tanya jawab.

2 Mengapa Bapak/Ibu guru memilih metode tersebut yang digunakan dalam proses belajar mengajar?

Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan agar siswa lebih fokus dan sedikit tenang dalam proses pembelajaran.

3 Apa saja langkah-langkah untuk mencapai metode tersebut?

Langkah-langkah yang digunakan dalam mencapai metode tanya jawab tersebut ialah guru menjelaskan tujuan tanya jawab hal ini digunakan agar siswa tetap berpusat dengan kegiatan pembelajaran. Guru menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan. Kemudian, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

4 Apakah Bapak/Ibu guru pernah mencoba metode lain dalam proses belajar mengajar?

Guru pernah menggunakan metode lain untuk belajar yaitu dengan cara mengajak siswa belajar di luar kelas.

5 Menurut Bapak/Ibu apakah metode lain yang digunakan tersebut lebih efektif dari yang biasanya digunakan?

Metode yang digunakan efektif, karena siswa lebih aktif mereka sedikit belajar secara mandiri.

6 Menurut Bapak/Ibu sejauh mana hasil dari penerapan metode yang digunakan tersebut?

Hasil dari penerapan metode lainyang digunakan tersebut siswa terlihat lebih aktif dan siswa dapat belajar lebih mandiri untuk menemukan jawaban dari persoalan yang diperoleh berdasarkan dari kegiatan belajar di luar kelas.

7 Apa saja permainan tradisional yang sering dimainkan siswa di lingkungan sekolah?

Permainan tradisional yang dimainkan siswa dilingkungkan sekolah ialah hula hoop.

8 Apakah lingkungan sekolah

mendukung proses

implementasi permainan tradisonal untuk menyampaikan pembelajaran berbasis tematik?

Iya. Lingkungkan sekolah mendukung implementasi permainan tradisonal untuk menyampaikan pembelajaran berbasis tematik.

Pelaksanaannya dapat dilakukan di halaman sekolah yang biasa digunakan untuk upacara atau bisa di lapangan basket sekolah.

70

Potensi kedua yang diperoleh peneliti ialah dari hasil wawancara kepada guru kelas 1 SD. Guru kelas 1 SD Kanisius Pugeran 1 mengungkapkan bahwa menggunakan metode diskusi dan tanya jawab pada proses pembelajaran. Metode Diskusi dan tanya jawab dikatakan sebagai potensi karena dapat membantu guru untuk merangsang siswa agar lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide baru. Melalui diskusi dan tanya jawab juga dapat digunakan guru untuk membiasakan siswa bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Tidak hanya berhenti disitu saja, metode disukusi dan tanya jawab dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat atau gagasan secara langsung dihapan siswa lainnya hal tersebut juga digunakan untuk membentuk rasa percaya diri siswa. Akan tetapi metode diskusi dan tanya jawab akan lebih menarik jika disertai dengan sebuah kegiatan yang dapat membantu siswa menemukan jawaban dari persoalan yang sedang menjadi topik pembahasan dalam pembelajaran. Dengan demikian seharusnya ada kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh siswa secara langsung agar pembelajarn dapat berjalan secara menarik, dan siswa dapat membahas persoalan yang terkandung dalam kegiatan tersebut melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.

Potensi ketiga yang diperoleh peneliti ialah dari hasil wawancara kepada guru kelas 1 SD. Guru kelas 1 SD Kanisius Pugeran 1 mengungkapkan bahwa pernah menggunakan metode belajar di luar kelas dengan cara observasi atau pengamatan. Metode yang digunakan guru ini dapat menjadi potensi, karena berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh guru kelas 1 SD pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih aktif. Selama proses pembelajaran di luar kelas berlangsung siswa, siswa dapat belajar secara mandiri

71

untuk memecahkan persoalan atau menemukan jawaban dari materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa juga dapat meningkatkan relasi antara siswa satu dengan siswa lain. Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih kreatif dan inovatif. Akan tetapi dalam hal ini guru hanya melakukan satu kali pembelajaran di luar kelas. Seharusnya guru dapat memanfaatkan metode pembelajaran di luar kelas lebih dari satu kali dengan cara mengakaitkan kegiatan pembelajaran dengan materi yang disampaikan. Dengan harapan guru dapat menyampaikan informasi atau pesan yang terkandung di dalam materi secara lebih kreatif dan inovatif.

Potensi keempat yang diperoleh peneliti juga diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 SD. Potensi keempat yang diperoleh peneliti memiliki hubungan dengan potensi ketiga yaitu mengenai lingkungan sekolah yang mendukung dalam pelaksanaan belajar di luar kelas. Dikatakan sebagai potensi karena apabila lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang proses pembelajaran maka akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik. Selain siswa dapat belajar dari lingkungannya, guru juga dapat memanfaatkan sarana yang dapat digunakan di luar kelas untuk menyampaikan materi ajar dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara guru juga menyampaikan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah yang digunakan untuk proses belajar dapat dilakukan di halaman sekolah yang digunakan untuk upacara dan lapangan basket sekolah di SD Kanisius Pugeran 1. Akan tetapi pada nyatanya lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran sangat jarang digunakan oleh guru kelas 1 SD. Dengan demikian diharapkan ada kegiatan pembelajaran yang

72

dapat dilakukan di lingkungan sekolah, sehingga terciptanya pembelaharan yang kreatif dan inovatif.

1.2 Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah di lapangan, langkah selanjutnya ialah pengumpulan data atau informasi. Hal ini digunakan untuk mengumpulkan data sebagai analisis kebutuhan. Data analisis ini diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara dengan guru kelas I Ibu Valentine Febrina W, S.Pd. SD Kanisius Pugeran 1 yang beralamatkan di Jl. Suryodiningratan No.17, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142 dan kegiatan observasi dan wawancara dilakukan pada hari rabu, tanggal 9 januari 2019. Adapun hasil dari observasi dan wawancara adalah sebagai berikut:

1.2.1 Hasil dan Pembahasan Wawancara Analisis Kebutuhan

Dalam penelitian ini wawancara digunakan mengumpulkan informasi yang digunakan untuk mengembangkan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak yang nantinya akan digunakan oleh guru sebagai bahan ajar atau sumber refrensi dalam menyampaikan materi ajar dan menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Berikut merupakan daftar pertanyaan beserta rangkuman jawaban dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 1 SD Kanisius Pugeran 1 adalah sebagai berikut di dalam tabel:

73

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Pertanyaan Wawancara 1 Bagaimana karakter belajar

siswa kelas 1?

Siswa masih senang belajar bersama temannya atau berkelompok dengan temannya.

2 Bagaimana kondisi proses belajar mengajar di dalam kelas?

Masih banyak siswa yang asik dengan kegiatan mereka sendiri, bahkan ada beberapa siswa yang menganggu temannya saat belajar.

3 Apakah saat proses

pembelajaran siswa sering melakukan aktivitas lain, seperti halnya bermain?

Iya. Pada saat proses pembelajaran tidak sedikit dari siswa yang asik dengan kegiatannya sendiri seperti bermain pesawat kertas yang dilemparkan ke arah temannya.

4 Adakah rencana untuk mengimplementasi sebuah permainan tradisional ke dalam proses pembelajaran?

Ada, akan tetapi guru masih memikirkan strategi yang akan digunakan dalam proses penyampaian materi.

5 Menurut Bapak/Ibu guru apakah siswa mengetahui jenis-jenis permainan tradisional?

Menurut guru, tidak banyak dari siswa yang mengetahui permainan tradisional. Karena pada saat jam istirahat tidak sedikit dari siswa yang bercerita tentang game yang ada di hand phone ataupun alat-alat lainnya yang mengandung unsur modern.

6 Apakah Bapak/Ibu guru memiliki sumber refrensi/

modul panduan

pembelajaran tematik selain modul guru?

Sejauh ini belum, guru masih menggunakan buku pegangan guru pada pembelajaran tematik.

7 Bagaimana tanggapan

Bapak/Ibu guru jika permainan tradisional sebagai sarana implementasi proses pembelajaran tematik?

Permainan permainan tradisional sebagai sarana implementasi proses pembelajaran tematik terlihat akan menarik. Selain dapat memahami materi, siswa dapat meningkatkan interaksi mereka dengan siswa yang lain.

8 Bagaimana tanggapan

Bapak/Ibu guru apabila ada modul pembelajaran sebagai pegangan guru dengan mengimplementasikan permainan tradisional dalam menyampaikan materi yang akan dicapai?

Sangat setuju. Karena dari modul tersebut guru memiliki panduan untuk menyampaikan materi ajar secara menarik dan guru dapat menciptkan lingkungan belajar yang lebih kreatif.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang digunakan sebagai analisis kebutuhan, narasumber menyampaikan beberapa informasi yang terkandung dalam wawancara. Informasi yang diperoleh tersebut dapat menjadi data yang dapat digunakan peneliti sebagai dasar pengembangan produk. Adapun informasi yang

74

diungkapkan oleh narasumber ialah sebagai berikut: Pertama, kondisi belajar siswa di kelas. Narasumber menyampaikan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih terlihat beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.

diungkapkan oleh narasumber ialah sebagai berikut: Pertama, kondisi belajar siswa di kelas. Narasumber menyampaikan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih terlihat beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.