• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kurikulum

1. Pengertian kurikulum

Menurut Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Dakir (2004:3) kurikulum memuat semua program yang dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran. Program yang dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi menyangkut keseluruhan yang digunakan untuk proses pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan. Arifin (2011:4) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang telah disusun secara ilmiah, baik seluruh kegiatan yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah yang menjadi tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka kurikulum dapat disimpulkan sebagai seperangkat rencana mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta segala sesuatu yang menyangkut keseluruhan yang digunakan untuk proses pembelajaran sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual sebagai berikut (Mulyasa, 2013:64-65):

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan studi pendidikan. Adapun landasan filosofis dalam kurikulum 2013, yaitu Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan dan Filosofis Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat

b. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

Lebih lanjut lagi, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Sektor pendidikan tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

Dalam ketetapan pasal 3 RPJMN menentukan adanya pengembangan pembelajaran yang bukan “teaching to test” yang mengandung makna bahwa ada komponen dokumen kurikulum yang harus diubah yaitu berkenaan dengan standar penilaian. Perubahan dalam salah satu komponen akan mengubah desain dokumen kurikulum dan perubahan mengandung makna pengembangan kurikulum baru. Selanjutnya, Pasal 5 RPJMN secara eksplisit menetapkan adanya penataan kurikulum atau dengan perkataan lain adanya perubahan kurikulum. Pengembangan kurikulum 2013 juga diamanatkan oleh PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan INPRES No.1 Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan prioritas, pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual

Landasan konseptual adalah landasan yang identik dengan asumsi, yaitu sebuah gagasan, kepercayaan, prinsip, pernyataan atau pendapat yang sudah dianggap benar yang dijadikan titik tolak

dalam rangka berpikir atau bertindak. Adapun landasan konseptual dalam kurikulum 2013 yaitu (1) Relevansi pendidikan (link and

match), (2) Kurikulum berbasis kompetensidan karakter, (3)

Pembelajaran kontekstual (constextual teaching and learning), (4) Pembelajaran aktif (student active learning), dan (5) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh

3. Tujuan pengembangan kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:65), pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemostrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya. Jadi tujuan pengembangan kurikulum 2013 berbasis kompetensi, yaitu penetapan kompetensi yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta

didik, menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap (Mulyasa, 2013: 69). Selain itu tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran.

Menurut Fadlillah (2014:25) tujuan kurikulum 2013, yaitu: (a) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill

dan soft skill; (b) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia

yang produktif, kreatif, dan inovatif. (c) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar; (d) Meningkatkan peran serta pemerintahan pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang; (e) Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem pendidikan Indonesia, yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan atau pergantian kurikulum dari masa ke masa disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa

dicegah. Setiap kurikulum yang berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki beberapa perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi tersebut bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum.

Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut, yaitu keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dan kekurangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut (Kurniasih & Sani, 2014: 40-42)

a. Keunggulan Kurikulum

1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah

2) Adanya penilaian dari semua aspek

3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti

4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan

5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

6) Kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard

skills, kewirausahaan.

7) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. 8) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.

9) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala

10) Tidak memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci 11) Sifat pembelajaran sangat kontekstual

12) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

13) Buku, dan kelengkapan dokumen lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi.

b. Kelemahan Kurikulum 2013

1) Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum 2013, guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta didik di kelas

2) Banyak guru yang belum siap dengan kurikulum 2013 karena kurikulum 2013 menuntut guru lebih kreatif

3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik

4) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP 5) Banyak guru yang tidak menguasai penilaian auntetik 6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku

guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyak guru yang hanya menjadi plagiat

7) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama

8) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampunya.

9) Beban belajar peserta didik dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.

5. Struktur Kurikulum SMK

Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimaksudkan untuk memberikan kemampuan bekerja sesuai dengan keahlian tertentu. Menurut Permen No. 22 Tahun 2006, menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejururan (SMK) memiliki tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, kelompok

adaptif, dan kelompok produktif yang ditempuh dalam periode belajar selama 3 tahun (kelas X, XI, XII). Kelompok normatif merupakan kompetensi yang mengarahkan peserta didik sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kelompok normatif meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif merupakan kompetensi agar peserta dapat beradaptasi dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai keahlian. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer, Pengelolaan informasi dan Kewirausahaan.

Kelompok produktif merupakan kompetensi agar peserta didik dapat melaksanakan tugas di dunia kerja sesuai dengan program keahlian. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Keahlian dan Kompetensi Keahlian. SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) pada mata pelajaran produktif perlu dikaji.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka struktur kurikulum dapat disimpulkan sebagai pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Mata pelajaran akuntansi termasuk dalam muatan peminatan kejuruan dalam kompetensi keahlian akuntansi dan keuangan serta termasuk kelompok produktif.

Berikut merupakan tabel struktur kurikulum SMK menurut (Sanjaya, 2006:67)

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum SMK

Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian: (Ditetapkan oleh Sekolah)

Program/Pendidikan dan Latihan Alokasi Waktu I. Program Normatif 1. Pendidikan Sosial-Budaya dan Kewarganegaraan 216 2. Pendidikan Agama 144 3. Olahraga dan Kesehatan 216 4. Bahasa Indonesia 144 II. Program

Adaptif

1. Bahasa Inggris Sesuai Program Keahlian 2. Matematika 3. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi *) 4. Kewirausahaan **) 5. ...**) III. Program Produktif 1. ...***) Sesuai Program Keahlian 2. ...***) 3. ...***) Jumlah Penjelasan:

a. *) Mata pendidikan dan latihan ini ada dalam seluruh Program Keahlian

b. **) Program Keahlian tertentu menambah beberapa mata pendidikan dan latihan

c. ***) Nama mata pendidikan dan latihan Program Produktif disesuaikan dengan karakteristik program keahlian.

d. Satu unit satuan waktu yang trecantum dalam alokasi waktu adalah 60 menit.

e. Minggu efektif belajar untuk kelas X, XI, XII dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 24-40 minggu

f. Alokasi waktu untuk SMK adalah untuk masa belajar 3 tahun. g. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/ sekolah

seusia dengan kebutuhan dan kesiapan dar=erah/ sekolah sebagai ekstrakurikuler.

h. Kegiatan yang mendorong/ mendukung pembiasaan diatur dan dilaksanakan oleh sekolah sebagai ekstrakurikuler.

Dokumen terkait