• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

e. Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas X

Wawancara bersama dengan guru pelajaran Akuntansi kelas X dilakukan pada tanggal 23 April 2019. Peneliti meminta ijin kepada Bapak Wiharta Rahardjo, S.E., M.Si selaku guru Akuntansi kelas X untuk melakukan wawancara terlebih dahulu guna memperoleh data yang konsisten dengan data yang akan diperoleh melalui observasi di kelas. Melalui kegiatan wawancara bersama dengan guru kelas X peneliti mendapatkan beberapa informasi mengenai sejauh mana guru mengetahui tentang kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan tingkat tinggi. Berikut ini adalah hasil wawancara yang didapat dari guru mata pelajaran Akuntansi sebagai narasumber, dapat dilihat pada Tabel 5.4:

Tabel 5.4 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akuntansi

No Butir Pertanyaan Jawaban

1. Apakah guru mengalami hambatan dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran?

Pasti ada hambatan. Karena satu metode atau model yang diterapkan terkadang hanya efektif untuk beberapa siswa saja dan ada siswa yang cenderung kurang kooperatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas

2. Apakah dalam proses pembelajaran guru sudah menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan)?

Menerapkan 5M dalam proses pembelajaran di kelas

3. Apakah dalam proses pembelajaran guru sudah menerapkan 4C (Creativity, Critical

Thinking, Comunnication, Collaboration)?

Tidak menerapkan 4C dalam proses pembelajaran di kelas

4. Apakah guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?

Sudah menerapkan tetapi tidak secara keseluruhan, karena ada beberapa siswa yang lambat dalam menangkap materi pembelajaran.

5. Apakah dalam proses pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan literasi?

Pasti melakukan kegiatan literasi dalam pembelajaran 6. Apakah dalam proses pembelajaran guru

menerapkan kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

Ya, walaupun PPK tidak diberikan secara full jam, tetapi disela-sela proses pembelajaran di kelas pasti di selipkan PPK. 7. Apakah guru menerapkan model, metode,

dan teknik pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi siswa melalui kegiatan dikusi dan pemecahan masalah?

Ya, menerapkan. Sejauh ini siswa selalu berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dan pemecahan masalah walaupun kadang ada beberapa siswa yang kurang aktif.

8. Apakah respon siswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru?

Tidak seluruhnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Hanya 75% , dan 25% siswa terkadang tidak aktif dalam proses

No Butir Pertanyaan Jawaban

pembelajaran sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan. 9. Apakah siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran?

75% siswa sudah berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran 10. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam

kegiatan pembelajaran?

Hanya sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Sekitar 5-6 anak, selebihnya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik

11. Apakah saat proses pembelajaran ada hambatan dalam pengelolaan kelas ?

Tidak ada. Menurut saya, semua guru pasti bisa mengelola kelas dengan baik. 12. Apakah guru berjalan keliling untuk

memantau aktivitas belajar siswa saat kegiatan diskusi guna memastikan bahwa setiap siswa berperan aktif?

Selalu berjalan keliling, untuk memantau kemampuan anak-anak di dalam kelas dan untuk memantau aktivitas belajar siswa secara keseluruhan 13. Apakah ada hambatan yang berasal dari

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung?

Sejauh ini tidak ada

14. Apakah saat melaksanakan kegiatan proses pembelajaran guru dapat mengelola kelas dengan waktu yang efektif dan efisien?

Terkadang tidak tepat karena tergantung kecepatan siswa dalam menyerap materi pembelajaran.

15. Apakah guru melakukan refleksi pada akhir pembelajaran tentang materi yang masih belum dipahami siswa?

Selalu melakukan refleksi.

16. Apakah guru mengadakan remedial untuk memperbaiki nilai ujian siswa yang masih dibawah KKM?

Jarang mengadakan remedial. Kalau nilai siswa benar-benar keterlaluan baru diadakan remedial.

17. Apakah guru memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran terkait materi yang telah dibahas?

Berdasarkan hasil wawancara ada banyak informasi yang didapat dari guru mata pelajaran Akuntansi sebagai narasumber. Beberapa informasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru mengalami hambatan dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan karena terkadang metode dan model yang diterapkan hanya efektif untuk beberapa siswa. Selain itu kegiatan pembelajaran yang diterapkan terkadang tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP. Hal ini dikarenakan kondisi di dalam kelas tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga guru perlu melakukan penyesuaian terhadap kondisi tersebut. Disatu sisi dalam proses pembelajaran guru telah menerapkan 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan), namun di sisi lain guru belum menerapkan pembelajaran 4C (Creativity, Critical Thinking,

Communication, Collaboration).

Salah satu informasi penting yang didapatkan melalui wawancara adalah dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah berusaha melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi namun tidak secara keseluruhan dari awal hingga akhir pelajaran. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan ketika guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, kesulitan-kesulitan tersebut seperti siswa sulit menangkap dan memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain, kemampuan siswa dalam berpikir belum sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Di sela-sela pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Nilai-nilai karakter itu seperti tanggungjawab, religius, disiplin, rasa cinta tanah air yang tinggi, toleransi, rasa ingin tahu, dan kerjasama. Selain itu guru juga selalu melakukan kegiatan literasi dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru telah menerapkan model, metode, dan teknik pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan diskusi dan pemecahan masalah. Berdasarkan wawancara dengan guru diketahui respon yang diberikan siswa terhadap penerapan pembelajaran guru yakni 75% siswa merasa senang dan aktif sedangkan 25% lainnya kurang aktif. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar terkhusus siswa yang pasif saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk memantau aktivitas belajar siswa saat kegiatan diskusi maupun pembelajaran seperti biasa, guru selalu berjalan keliling kelas untuk memastikan bahwa setiap siswa berperan aktif dalam memberikan pendapat, ide, dan gagasan.

Dalam pengelolaan kelas, guru tidak mengalami hambatan karena sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengelola kelas dan mengetahui bagaimana mengatasi masalah-masalah yang terjadi di kelas. Saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terkadang guru tidak dapat menyelesaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang sudah dialokasikan. Hal ini dikarenakan kondisi siswa yang tidak menentu, dan guru harus menyesuaikan dengan perkembangan belajar siswa bahkan guru harus mengulang dan melakukan penguatan terhadap apa yang belum dipahami oleh siswa.

Pada akhir pembelajaran guru selalu melakukan kegiatan refleksi dan kesimpulan bersama dengan siswa terutama mengajak siswa untuk menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar dan materi yang masih belum dipahami. Selanjutnya dalam melakukan evaluasi pembelajaran, guru tetap mengadakan remedial untuk memperbaiki nilai siswa yang masil dibawah KKM dan memberikan pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai KKM dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa guru sudah paham mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi karena sudah diberikan program berupa

Workshop Kurikulum diawal tahun pelajaran yang juga membahas

tinggi kepada siswa. Namun pada kenyataannya, dalam pembuatan RPP guru hanya menggunakan satu kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis. Dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 guru sudah membuat komponen yang lengkap sesuai dengan format kurikulum 2013, walaupun ada kesulitan yang dihadapi namun kesulitan tersebut dapat diatasi melalui diskusi bersama dengan guru lain mengenai RPP yang akan dibuat.

Dalam RPP yang dibuat, guru selalu mencantumkan langkah-langkah pembelajaran dan pada saat proses pembelajaran di kelas guru selalu berusaha untuk menerapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP, namun keadaan pada saat proses pembelajaran dikelas tidak dapat diduga, sehingga terkadang guru melakukan kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan yang tercantum dalam RPP karena menyesuaikan keadaan yang terjadi di dalam kelas.

Hambatan yang dialami oleh guru adalah menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran dikelas. Hal tersebut dikarenakan metode dan model yang sudah ditentukan oleh guru terkadang hanya efektif untuk sebagian siswa saja.

Berdasarkan hasil wawancara yang dapat dilihat pada tabel 5.4, dapat diketahui bahwa item pertanyaan dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 9 sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi, sedangkan item pertanyaan dengan nomor 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17 dapat dikatakan masih belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa dari 17 kriteria yang termasuk dalam kategori HOTS sebanyak 8 kategori, sedangkan sebanyak 9 kategori termasuk dalam level keterampilan berpikir tingkat rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akuntansi belum mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Hasil Analisis Observasi Proses Pembelajaran di Kelas X

Akuntansi

Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran Akuntansi sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan observasi di kelas X Akuntansi 2. Kegiatan Observasi dilakukan pada tanggal 9 Mei 2019. Observasi dilakukan dengan menggunakan 43 pernyataan yang sudah di validasi oleh validator. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan pernyataan instrumen, dapat dikatakan bahwa kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah mengacu pada RPP yang sudah dibuat terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran Akuntansi.

Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Abdul (2014: 229-331) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan pendahuluan guru sebaiknya melakukan kegiatan berupa menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari; mengantarkan peserta didik pada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; serta menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan yang sesuai dengan kegiatan yang tercantum dalam RPP. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru yaitu menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses pembelajaran yang tercermin pada saat guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan memeriksa kerapian seragam/pakaian yang dipakai oleh siswa. Selain itu, dalam kegiatan pendahuluan, guru sudah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah

dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru sudah sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP yang dapat dilihat pada Tabel 5.2. Namun dalam tahap ini, guru belum mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi. Hal ini tampak dari guru tidak memaparkan materi pokok atau pokok pemasalahan dan guru tidak memberikan gambaran bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Akuntansi sebagian besar sudah sesuai dengan teori menurut Abdul (2014: 229-331).

2) Kegiatan Inti

Menurut Abdul (2014: 229-331), kegiatan inti meliputi proses mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar/mengasosiasi, dan komunikasi. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa sebagian besar kegiatan inti yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan kegiatan inti yang tercantum dalam RPP.

Kegiatan inti yang pertama dilakukan oleh guru adalah kegiatan mengamati yang tercermin pada saat guru memberikan gambaran umum mengenai materi pembelajaran kepada siswa dengan menuliskan materi secara singkat pada papan tulis di depan kelas. Kegiatan inti yang selanjutnya dilakukan oleh guru adalah kegiatan menanya yang tercermin pada saat guru mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan, dan meminta siswa untuk memberikan tanggapan mereka tentang materi yang telah disampaikan, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih lanjut tentang hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Dalam kegiatan inti yang ketiga, guru melakukan kegiatan berupa mengumpulkan data. Dalam kegiatan ini, guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama dengan teman sebangku mereka untuk membahas materi pembelajaran yang telah dijelaskan oleh siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu menalar. Dalam kegiatan ini, guru meminta siswa untuk menganalisis setiap transaksi agar dapat dicatat dalam jurnal dengan memperhatikan mekanisme debit kredit, aturan pencatatan saldo normal dan sistematika pencatatannya. Setelah itu guru meminta siswa untuk menyusun pencatatan transaksi yang telah dianalisis ke dalam jurnal. Dalam kegiatan inti, guru belum melakukan kegiatan berupa

mengomunikasikan hasil karena waktu pelajaran habis untuk mengerjakan soal sehingga tidak ada kesempatan untuk melakukan kegiatan mengomunikasikan.

Apabila kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dikaitkan dengan teori menurut Abdul (2014: 229-331), maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar kegiatan inti yang dilakukan oleh guru sudah baik dan sesuai dengan teori tersebut.

3) Kegiatan Penutup

Menurut Abdul (2014: 229-331), dalam kegiatan penutup guru melakukan kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan; penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi; program pengayaan, layanan konseling, dan memberikan tugas individual maupun kelompok; serta menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa guru sudah melakukan kegiatan penutup berupa membuat kesimpulan bersama dengan siswa, melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Namun dalam kegiatan ini, guru belum merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan menyampaikan apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan materi yang perlu dipersiapkan siswa maupun mempelajari kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan hari itu. Guru hanya meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai di kerjakan di kelas dikarenakan waktu yang kurang, setelah itu guru hanya menyampaikan salam penutup, dan meninggalkan kelas.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas sebagian besar sudah sesuai dengan teori Abdul (2014: 229-331).

Menurut Sani (2019:62-70) aktivitas pembelajaran berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi aktif dalam berpikir; memformulasikan masalah; mengkaji permasalahan kompleks; mencari informasi dari berbagai sumber; berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga tidak bisa mengembangkan aktivitas siswa untuk aktif dalam berpikir karena siswa hanya mendengarkan dan mendapatkan penjelasan dari guru. Penyusunan jurnal memiliki cara penyusunan yang umum atau

sudah diketahui oleh seluruh siswa melalui penjelasan guru, maka dari itu siswa kurang memiliki kesempatan untuk menemukan masalah yang kompleks dan memecahakan masalah tersebut melalui strategi yang dikembangkan melalui pemikiran siswa sehingga siswa sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru dan berdiskusi dengan teman sebangku mereka mengenai materi jurnal. Kegiatan tersebut masih belum dapat mengembangkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi.

Selain itu, soal-soal yang diberikan guru untuk dikerjakan oleh siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran hanya berupa soal-soal sederhana yang terdapat dalam buku paket, dan soal tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi sehingga siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu persoalan atau ketika menerima suatu informasi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru belum mampu mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan teori menurut Sani (2019:62-70).

c. Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh peneliti selama kegiatan observasi di kelas, maka peneliti juga mencari informasi dari siswa melalui pengisian kuesioner. Dengan melihat persepsi siswa terhadap kinerja guru selama mengajar,maka diharapkan data yang terkumpul dapat menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang dibagikan pada siswa kelas X AK 2 yang berjumlah 35 siswa.

Berikut ini adalah hasil analisis persepsi siswa terhadap proses pembelajaran guru di kelas yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 5.5:

Tabel 5.5 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa

Skor Kriteria Jumlah

Siswa

Presentase

101-132 Baik 28 80%

67-100 Cukup Baik 7 20%

B e r B e G a m b a r 5 . 1

Gambar 5.1 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa

Berdasarkan diagram batang pada gambar 5.1, dapat diketahui bahwa persepsi siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui perhitungan hasil kuesioner kelas X Akuntansi 2 adalah sebanyak 28 siswa dengan kriteria baik dan sebanyak 7 siswa dengan kriteria cukup baik.

Dokumen terkait