• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

6. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan wajib dalam kurikulum 2013 dimana pembelajaran lebih mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa ini, peran guru hanyalah sebagai fasilitator yang harus bisa membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa diwujudkan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan atau biasa disebut dengan 5M. Melalui tahapan tersebut, guru harus mampu memotivasi dan membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pembelajaran, membimbing siswa untuk menanyakan fakta-fakta, konsep maupun prosedur yang relevan dengan topik pembelajaran.

Selain itu guru juga harus mampu membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi pendukung fakta-fakta, konsep, maupun

prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian dibimbing dalam tahap mengasosiasikan dan menyimpulkan, lalu yang terakhir adalah guru harus mampu membimbing siswa dalam mengkomunikasikan semua fakta-fakta, konsep maupun prosedur-prosedur tersebut.

a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Penemuan

Discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian

data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97)

2) Tahapan Pembelajaran Discovery secara umum

Tahapan pembelajaran menggunakan discovery secara umum adalah sebagai berikut (Sani, 2014:99):

a) Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas

b) Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji

c) Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS, atau buku.

d) Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan

e) Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan/investigasi

f) Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

g) Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan

h) Kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan dan pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan. Guru membimbing peserta didik dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.

b. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based

Learning)

Menurut Sani (2014:88) Pembelajaran Berbasis Inkuiri (PBI) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkanpeserta didik untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru. Pembelajaran berbasis inkuiri menekankan pada proses penyelidikan berbasis pada upaya menjawab pertanyaan.

Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Proses yang dilakukan mencakup pengumpulan informasi, membangun pengetahuan, dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang suatu yang diselidiki. Pembelajaran berbasis inkuiri mencakup proses mengajukan permasalahan, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang kemungkinan penyelesaian masalah, membuat keputusan, dan membuat kesimpulan.

2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based

Learning)

Tahapan pembelajaran yang dilakukan melalui inkuiri secara terbuka pada umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Sani, 2014:92):

a) Membuat rumusan masalah. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah: (1) menyadari adanya masalah; (2) mampu mengidentifikasi masalah; (3) melihat pentingnya masalah; dan (4) merumuskan masalah

b) Mengembangkan dan merumuskan hipotesis. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik adalah: (1) menentukan variabel atau menggolongkan data yang dapat diperoleh; (2) mengidentifikasi dan merumuskan hubungan variabel yang ada secara logis; dan (3) merumuskan hipotesis

c) Merancang dan melakukan kegiatan untuk menguji hipotesis. Kemampuan yang diharapkan muncul dari pesrta didik adalah: (1) mengidentifikasi peristiwa yang perlu diamati; (2) merancang kegiatan eksplorasi atau eksperimen yang perlu dilakukan; (3) melakukan kegiatan pengamatan berdasarkan rancangan eksperimen dalam upaya mengumpulkan data; dan (4) mengevaluasi, menyusun data, mengolah, dan menganalisis data.

d) Menarik kesimpulan. Kemampuan yang diharapkan muncul dari peserta didik: (1) mencari pola dan makna hubungan data atau peristiwa; (2) merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Leaarning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning)

Menurut Kosasih (2014:88) pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berdasar pada masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait dengan KD yang sedang dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa. Model PBM akan berlangsung dengan baik apabila para siswa

sudah memiliki kemampuan berpikir kritis terhadap suatu fenomena. Peran guru dalam hal ini adalah mendorong siswa untuk berpikir kritis, yakni dapat menilai benar salahnya, tepat tidaknya, dan baik buruknya. Guru perlu menstimulus dan menantang siswa untuk berpikir, memberi kebebasan untuk berpendapat, berinisiatif, dan bertindak.

2) Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)

a) Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan dikembangkannya.

b) Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi

(data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.

d) Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya.

e) Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

d. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

Menurut Buck Institute for Education (dalam Trianto, 2014:41), pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang bagi peserta didik untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang bernilai dan realistik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom untuk mengkonstruksi belajarnya. Tiga kategori penerapan project

based learning dalam pembelajaran antara lain: mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan, dan menciptakan solusi dari suatu permasalahan.

2) Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Buck Institute for Education (dalam Trianto, 2014:46)

menyebutkan karakteristik project based learning, di antaranya adalah:

a) Isi dalam project based learning difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atau topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.

b) Kondisi untuk mendorong siswa mandiri dalam mengelola tugas dan waktu belajar sehingga dalam mempelajari suatu materi siswa dapat mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi.

c) Aktivitas yang efektif dan menarik dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah menggunakan kecakapan.

d) Penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi pemecahan masalah.

3) Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Suatu proyek harus bisaditangani dengan sistematis sehingga dapat membantu peserta didik untuk merasakan

bahwa mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut (Trianto, 2014:52):

a) Dimulai dengan pertanyaan yang esensial

Guru memberikan topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan, tanggapan, kritik, dan ide peserta didik mengenai tema proyek yang akan diangkat.

b) Perencanaan aturan pengerjaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c) Membuat jadwal aktivitas

Guru dan peserta menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek secara bersama-sama. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

d) Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan

proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

e) Penilaian hasil peserta didik

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, dan memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, selain itu, penilaian juga dapat membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f) Evaluasi pengalaman belajar peserta didik

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Dokumen terkait