• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

2. Kurikulum Sejarah Peminatan

Kurikulum merupakan unsur penting dalam pendidikan karena kurikulum merupakan sebuah instrumen dalam sebuah pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas. Hal itu sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik yang mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.17 Di Indonesia sendiri sudah mengalami beberapa pergantian kurikulum, salah satunya yakni kurikulum 2013. Terbitnya kurikulum 2013 menjadi salah satu langkah yang baik dalam kerangka penguatan karakter bangsa Indonesia.

Dalam pembelajaran kurikulum 2013 disekolah, dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific aproach). Proses pembelajaran yang mengimplentasikan pendekatan scientifik harus menyentuh tiga ranah yaitu, sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses pembelajaran tersebut, maka harapannya akan melahirkan peserta didik yang

16 Ibid, hlm. 122

produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang didapatkannya.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini adalah terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik, mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan dan juga temuan lain diluar rumusan masalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.18

Zia Ulhaq mengatakan bahwa pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menggelar dan menetapkan sejarah sebagai sebuah mata pelajaran yang penting dalam kurikulum 2013, khususnya bagi pendidikan tingkat menengah atas (SMA-sederajat).19 Hal itu dikarenakan sejarah merupakan mata pelajaran yang mampu menanamkan pengetahuan serta nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia pada masa lampau sampai masa kini. Sedangkan pembelajaran sejarah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari masa lampau, sehingga mereka dapat bersikap, bertindak dan bertingkahlaku dengan perspektif kebijaksanaan.20

18 Eka Aprilia Permatasari, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 pada

Pembelajaran Sejarah, Vol.3, No.1, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2014, hlm. 2. 19 Zia Ulhaq, dkk, Pembelajaran Sejarah Berbasis Kurikulum 2013 di SMA Kotamadya Jakarta, http://journal.unj.ac.id. Diakses tanggal 09 Maret 2020.

20 Danu Eko, Penerapan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pada Sekolah Menengah Atas, volume 4, no. 1, 2018, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, hlm. 4

Dalam kurikulum 2013, Mata pelajaran sejarah di SMA dibagi menjadi 2 yakni: pertama, mata pelajaran sejarah Indonesia merupakan sebuah mata pelajaran kelompok wajib, yang berarti mata pelajaran tersebut wajib diambil oleh seluruh jenis sekolah menengah tingkat atas. Kedua, mata pelajaran sejarah yang termasuk dalam kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial.

Dalam sejarah Indonesia tidak hanya mengajarkan kognitif atau pengetahuan saja, melainkan dapat memunculkan watak/karakter dari tokoh sejarah sehingga peserta didik bisa meniru ataupun mengambil contoh untuk menerapkan sikap yang baik bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.21 Sedangkan sejarah peminatan lebih menekankan kepada konsep, misalnya pengertian sejarah itu sendiri, siapa para ahli yang mengungkapkan, serta penelitian-penelitian sejarah dan historiografinya.22

Mata pelajaran sejarah untuk peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial lebih bersifat akademis untuk penguasaan ilmu sehingga dapat dihasilkan bibit-bibit penekun dan pengembang ilmu sejarah. Pembelajaran sejarah untuk peminatan cocok untuk mengembangkan keilmuan sejarah. Dari situ tidak hanya kesadaran sejarah yang dibentuk, namun dapat dihasilkan pula bibit-bibit peminat sejarah hingga calon ilmuwan sejarah, peneliti sejarah, sejarawan, maupun pendidik sejarah. 23

21 Eka Aprilia Permata Sari, “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 pada pembelajaran Sejarah”, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2014, hlm. 14.

22 Ibid.

23 Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Gava Media, Yogyakarta, 2018, hlm.10.

Dalam silabus mata pelajaran sejarah (2016), mata pelajaran sejarah memiliki tujuan antara lain:24

1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia melalui pengalaman sejarah bangsa Indonesia dan bangsa lain.

2) Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan kritis terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan umat manusia di masa lalu. 3) Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam berpikir

kesejarahan (historical awareness).

4) Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking), keterampilan sejarah (historical skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini.

5) Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan bangsa.

6) Menanamkan sikap berorientasi kepada kehidupan masa kini dan masa depan berdasarkan pengalaman masa lampau.

7) Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.

8) Mengembangkan pemahaman internasional dalam menelaah fenomena aktual dan global.

Selanjutnya, Kemendikbud (2016) menegaskan bahwa muatan isi mata pelajaran sejarah mengembangkan peserta didik agar memiliki kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik, pewaris nilai-nilai kebangsaan dan memiliki kepedulian terhadap permasalahan kehidupan masyarakat dan bangsa pada masa kini dan masa depan. Dari tujuan tersebut, tanpa disadari siswa akan diarahkan untuk memahami bahwa sejarah proses terbentuknya bangsa Indonesia tidak hanya diperjuangkan oleh satu tokoh saja, melainkan terbentuk dari

24 Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kulrikulum 2013, Sanata Dharma University Press, Yogyakarta, 2018, hlm. 244

bersatunya tokoh-tokoh lain dengan perbedaan suku, agama, gender, dan pemikiran.

Disamping itu, Pembelajaran sejarah dirancang untuk membekali peserta didik dengan keterampilan dan cara berpikir sejarah, membentuk kesadaran sejarah, menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan, mengembangkan inspirasi, dan mengaitkan peristiwa lokal, nasional dengan peristiwa global dalam satu rangkaian sejarah.25

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran dalam kurikulum 2013 dimaknai sebagai mata pelajaran yang berpotensi dan berkesempatan besar untuk menanamkan kesadaran sejarah sehingga mampu mengadopsi nilai-nilai kebangsaan.

Dokumen terkait