• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURVA PERSENTASE RENTANG PEROLEHAN NILAI UN KIMIA KAB KONSEL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA NILAI UN MATA PELAJARAN EKONOMI SMA DI KABUPATEN BUTON

KURVA PERSENTASE RENTANG PEROLEHAN NILAI UN KIMIA KAB KONSEL

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Tabel 2. Perolehan nilai tertinggi UN Matapelajaran Kimia di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2008 s.d tahun 2010

NO NAMA SEKOLAH NILAI TERTINGGI

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

7.57 8.48 7.57

2 SMA Negeri Angata 5.74 7.98 6.82

3 SMA Negeri Kolono 7.52 8.92 6.91

4 SMA Negeri 1 Konda 7.37 8.47 6.23

5 SMA Negeri 1 Lainea 8.52 9.27 7.2

6 SMA Negeri 1 Landono 8.51 8.89 5.63

7 SMA Negeri 1 Moramo 8.08 9 7.11

8 SMA Negeri 1 Palangga 7.9 8.87 7.15

9 SMA Negeri 1 Ranomeeto 8.46 9.35 8.31

10 SMA Negeri 1 Tinanggea 8.58 8.95 7.96

Sumber Data : Laporan Hasil UN dari Tahun Pelajaran 2007/2008 – 2009/2010, Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendiknas – BNSP Tahun 2011

Grafik 2. Perolehan nilai tertinggi UN Kimia di Kabupaten Konawe Selatan tahun ajaran 2008 s.d tahun 2010

Kompetensi Dasar Siswa yang Belum Tercapai pada Mata Pelajaran UN di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2008-2010

Tabel 3. Kompetensi Dasar Siswa yang Belum Tercapai Jurusan IPA Mata Pelajaran Kimia di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2008

Kemampuan Yang Diuji Rayon Prop Nas

Menentukan nama proses pembuatan/pengolahan unsur/senyawa dr

suatu wacana 11.55 15.47 63.42

Memilih kegunaan protein dr beberapa kegunaan makanan dlm tubuh 39.31 39.42 70.59

Menentukan isomer fungsi/posisi dr senyawa alkanol 43.62 40.14 67.51

Menentukan contoh penerapan sifat koloid tertentu 44.14 47.76 66.37

Menentukn diagram sel utk menggbrkan proses sel volta 48.10 65.04 77.28

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N ila i Nama Sekolah Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Kemampuan Yang Diuji Rayon Prop Nas Dari tbl hasil pembakaran, tentukan bhn bakar yg bil oktannya

besar/kecil 53.10 60.45 72.87

Menentukan harga ph air limbah dr tbl uji beberapa air limbah dgn

indicator 59.83 61.26 42.53

Tabel 4. Kompetensi Dasar Siswa yang Belum Tercapai Jurusan IPA Mata Pelajaran Kimia di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2009

Kemampuan Yang Diuji Rayon Prop Nas

Menghitung DH reaksi jk parameternya diket dr proses

pelarutan/pembakaran zat hingga terjadi perubahan 53.74 49.51 49.87

Memilih gbr yg laju reaksinya dipengaruhi oleh faktor tertentu dr

beberapa gbr proses pelarutan 59.85 63.99 71.98

Tabel 5. Kompetensi Dasar Siswa yang Belum Tercapai Jurusan IPA Mata Pelajaran Kimia di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2010

Kemampuan Yang Diuji Rayon Prop Nas

Menentukan sepasang data yg berhub scr tepat dr tabel batuan&unsur yg

dikandung 28.92 35.09 65.16

Menganalisis grafik PT sesuai sifat koligatif larutan dg tepat 30.12 37.64 57.30 Menentukan gbr hasil pergeseran kesetimbangan sesaat jika kondisinya

diketahui 34.04 51.66 78.09

Menghitung ?H reaksi jika parameternya diketahui dlm proses

pelarutan/pembakaran 35.24 41.66 67.25

Menentukan urutan kenaikan/penurunan nomor atom unsur-unsur 40.66 43.35 77.05 Menentukan kegunaan suatu makromolekul berdasarkan informasi yg

diberikan 41.87 52.27 62.12

Menentukan harga pH air limbah berdasarkan tabel hasil uji beberapa air

limbah 43.68 59.84 58.70

Menentukan nama proses pengolahan untuk memperoleh unsur tertentu 49.10 48.06 58.24 Menentukan gbr partikel zat terlarut pd larutan yg sukar menguap

memiliki sifat koligatif 50.30 62.31 66.15

Menentukan korosi yg paling cepat/lambat terjadi sesuai gambar 57.23 80.89 70.87 Menghitung laju reaksi pd konsentrasi dari data eksperimen &

persamaan reaksinya 57.53 78.70 79.10

Sumber Data: Laporan Hasil UN dari Tahun Pelajaran 2007/2008 – 2009/2010, Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendiknas – BNSP Tahun 2011

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian Kompetensi Dasar UN Kimia di Kabupaten Konawe Selatan.

Pada bagian ini akan disajikan faktor- faktor yang mempengaruhi menurunya pencapaian nilai UN Kimia di kabupaten Konawe Selatan. Data data tentang faktor yang mempengaruhi menurunya nilai UN Kimia pada tahun 2010 dan banyaknya kompetensi yang tidak tercapai, diperoleh dari hasil pengumpulan data pada sekolah yang menjadi sampel penelitian. Faktor-faktor yang digali informasinnya berdasarkan delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Berdasarkan hasil temuan data lapangan di SMA sampel dan acuan borang PPMP Dikti Tahun 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunya pencapaian nilai UN Kimia di kabupaten Konawe Selatan diuraikan sebagai berikut:

Faktor siswa:

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya nilai UN yang dicapai oleh siswa, yang bersumber dari siswa sendiri antara lain; Motivasi siswa untuk belajar rendah, siswa tidak memiliki buku paket sendiri, Minat baca siswa sangat kurang, dalam prosees pembelajarn, siswa cenderung sebagai pendengar, siswa kurang bertanya. Pada saat Ujian, siswa kebanyakan mengandalkan kerjasama dan menyontek. Hal itu disebabkan oleh situasi dan kondisi pendidikan dalam lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Serta merebaknya sikap instan yang melanda kehidupan kaum remaja.

Faktor orangtua:

Kurangnya pemahaman orang tua terhadap pendidikan, sehingga para orangtua tidak memperhatikan kebutuhan penunjang anak untuk belajar, serta kurangnya kontrol orangtua terhadap anak dalam mengikuti pendidikan dan belajar. orangtua yang seharusnya menjadi kekuatan kontrol untuk ikut menanggulangi

berbagai persoalan sosial yang kurang sehat cederung bersikap permisif dan masa bodoh.

Faktor Guru:

Dalam mengajar, guru kurang memperhatikan tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan, materi yang kurang dipahami tidak diajarkan/dilewatkan, dalam mengajar, guru tidak memperhatikan ketercapaian standar kompetensi yang diajarkan, Cara mengajar guru masih mengandalkan metode ceramah dan menyalin. guru dinilai kurang kreatif dalam melakukan inovasi pembelajaran, baik dalam pemilihan materi ajar, metode pembelajaran, maupun media pembelajaran, sehingga siswa didik cenderung pasif dan bosan dalam menghadapi atmosfer pembelajaran di kelas. Model pembelajarn yang diterapkan adalah model ceramah dan soal-soal

sehingga suasana kelas bagaikan “kerangkeng penjara” yang pengap dan sumpek; tanpa ada celah “kebebasan” bagi peserta didik untuk

menikmati kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran 100% berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai pendengar dan penonton. Dalam mengajar, guru kurang menggunakan media pembelajaran, dalam pemberian nilai akhir ssetiap semester, guru sering menambah-nambah nilai yang diperoleh siswa.

Faktor Sarana:

Fasilitas yang ada disekolah untuk menunjang proses pembelajaran sangat kurang, seperti buku paket yang sesuai yang dapat dipinjam oleh siswa sangat terbatas jumlahnya, buku paket yang dimiliki oleh siswa dengan yang dijadikan bahan pembelajaran utama dikelas berbeda. Sehingga dalam proses pembelajarn siswa harus menulis ulang apa yang ditulis oleh guru. Faktor lain yang mempengaruhi juga adalah tidak adanya kegiatan praktikum. Hal ini disebabkan karena kurang/tidak adanya fasilitas laboratorium untuk proses kegiatan praktikum Kimia. Kegiatan praktikum ini sangat penting karena dapat meningkatkan minat dan daya tarik siswa untuk belajar, serta dapat meningkatkan pengetahuan siswa dari materi yang diajarkan dalam konsep-konsep dalam kelas.

Di antara sekian banyak faktor penyumbang rendahnya kualitas sekolah, menurut Jalal dan Supriadi (dalam Depdiknas, 2007), guru merupakan faktor sentral atas baik- buruknya mutu pendidikan. Oleh karena itu, setiap usaha membenahi pendidikan harus melibatkan penataan dan pembenahan terhadap guru. Karier kependidikan seyogianya hanya bisa ditempati oleh guru yang berprestasi. Jika demikian halnya, setiap guru akan bekerja secara optimal atas dasar kemampuan akademik yang tinggi dan profesionalisme yang teruji. Apabila keadaan itu terwujud, kualitas pendidikan dapat dipastikan akan meningkat secara bertahap dan berkesinambungan. Guru yang tidak memenuhi standar atau melakukan tindakan yang tidak terpuji harus diberi sanksi.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya sebuah rumusan model alternatif kaji tindak dalam upaya untuk meningkatkan penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran Kimia siswa SMA di kabupaten Konawe Selatan. Hal ini sangat penting sebab dengan adanya model alternatif peningkatan mutu maka diharapkan penguasaan kompetensi dasar dalam UN dapat meningkat. Salah satu upaya dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, adalah melalui pendekatan model serta kompetisi perbaikan manajemen dan interaksi pembelajaran, serta perbaikan dan peningkatan implementasi strategi, metode, dan teknik pembelajaran, serta inovasi kurikulum.