• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdapat 7 campur kode kata dari bahasa Indonesia yaitu satuan lingual siap grak

C. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pemakaian Bahasa Jawa dalam Adegan Gara-gara Wayang Orang Sriwedari di Kota

1. Lakon Bambang Sekethi pada Hari Jumat, tanggal 19 Februari 2010

2. Lakon Sirnaning Angkara pada hari Sabtu, tanggal 5 Juni 2010.

3. Lakon Sumitra Rabi pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2010.

Untuk mengetahui peristiwa tuturan dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari hanya akan dianalisis satu dari sekian adegan yang ada, mengingat data yang diambil sudah mewakili keseluruhan data yang ada.

Peristiwa tutur tersebut akan dianalisis lewat 8 komponen tutur, yaitu:

1. Lakon Bambang Sekethi pada Hari Jumat, tanggal 19 Februari 2010.

a. Setting and Scene

Setting berkenaan pada waktu dan tempat berlangsungnya penuturan, sedangkan Scene mengacu pada situasi tempat dan waktu pembicaraan (formal atau informal).

Peristiwa tutur dalam lakon Bambang Sekethi berlangsung di pelataran rumah Bagong. Waktu berlangsungnya penuturan dapat dilihat dari Bagong yang mengatakan dina Jumah malem Setu ‘hari Jumat malam Sabtu’. Oleh karena itu, percakapan antara Gareng dengan Bagong terjadi pada Jumat malam. Hal ini dapat diperhatikan pada data tuturan keduanya sebagai berikut.

Data (70) : (O1) Gareng (O2) Bagong (O1) Gareng

: : :

Iki dinane apa?

‘Ini harinya apa?’

Dina Jumah malem Setu.

‘Hari Jumat malam Sabtu’

Dina Jumah malem Setu. Sesuk iku Setu, ning sejene iku kowe ngerti Petruk ora?

commit to user (O2) Bagong :

‘Hari Jumat malam Sabtu. Besok itu Sabtu, tapi lain dari itu kamu melihat Petruk tidak?’

Ora.

‘Tidak.’

(D1. 3-6/BS/19/02/2010)

Data di atas Bagong (O2) mengatakan kalau hari ini adalah hari Jumat malam Sabtu. Hubungan Gareng (O1) dengan Bagong (O2)sangat akrab, yaitu hubungan teman dengan situasi tuturan bersifat informal (santai).

b. Participant

Pihak-pihak yang terlibat dalam penuturan lakon Bambang Sekethi adalah para pemain gara-gara wayang orang Sriwedari, di antaranya Gareng sebagai penutur (O1), Bagong sebagai mitra tutur (O2), Petruk sebagai mitra tutur (O3), dan Semar sebagai mitra tutur (O4).

c. Ends

Data di atas adalah tuturan dari Gareng yang menanyakan kepada Bagong, apa dia melihat Petruk? Dapat diperhatikan pada data sebagai berikut.

Data (71) : (O1) Gareng

(O2) Bagong

:

:

Dina Jumah malem Setu. Sesuk iku Setu, ning sejene iku kowe ngerti Petruk ora?

‘Hari Jumat malam Sabtu. Besok itu Sabtu, tapi lain dari itu kamu lihat Petruk tidak?’

Ora.

Tidak.’

(D1. 5,6/BS//19/02/2010)

Tujuan dari tuturan di atas Gareng ingin mengetahui apa Bagong mengetahui Petruk sekarang di mana?

commit to user d. Act Sequence

Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran menyangkut cara bagaimana topik dikatakan, sedangkan isi ujaran berkaitan dengan persoalan apa yang dikatakan. Dapat diperhatikan pada data sebagai berikut.

Data (72) :

Kowe bar ka ngendi Truk?

‘Kamu habis dari mana Truk?

Sekatenan, mau ndherekne Kagungan Dalem Bapa Sekaten.

‘Sekatenan, tadi menghantarkan Kagungan Dalem Bapa Sekaten.’

Oh…iki Gamelane wis medhun ta Truk?

‘(Oh)…ini Gamelannya sudah turun kan Truk?’

Miyos

‘Keluar.’

Sampun miyos.

‘Sudah keluar.’

Kagungan Dalem miyos trus digunakake dipapanake ana ing cacah gangsal wangunan.

‘Kagungan Dalem keluar terus digunakan diletakkan ada di lima bangunan.’ utara itu…apa..Kyai Guntur Sari.’

O..Guntur Sari.

‘(O)…Guntur Sari.’

Sing kidul Kyai Guntur Madu.

‘Yang selatan Kyai Guntur Madu.’

Penak kidul, kidul madu kabeh lho…lha Guntur Madu ta, madu lak enak banget.

Lha ya kuwi, kaya ngapa kuwi warisan saka Majapahit.

‘(Lha) ya itu, seperti apa itu warisan dari Majapahit.’

commit to user

‘Dadi Gamelan kuwi nganu..eee..nganggo warisan barang ta?

‘Dadi Gamelan itu…eeee….pakai warisan juga ya?’

Ya warisan ngono wae.

‘Ya warisan begitu saja.’

O...warisan.

‘(O)...warisan.’

Kira-kira umure pira Truk?

‘Kira-kira umurnya berapa Truk?’

Wah jaman Majapahit surup kuwi kira-kira taun sewu limang atusan.

‘Wah zaman Majapahit kelam itu kira-kira tahun seribu lima ratusan.’

Sewu limang atusan?..mangkana iki taun rong ewu sanga rong ewu sepuluh ya?

‘Seribu lima ratusan?..sekarang ini tahun dua ribu sembilan dua ribu sepuluh ya?’

Lha yawis limang atusan luwih. Kamangka iku, Majapahit taun kuna, Majapahit iku wis antara taun kuwi.

‘(Lha) ya sudah lima ratusan lebih. Oleh karena itu, Majapahit tahun kuno, Majapahit itu antara tahun itu.’

O…antara taun kuwi…ya…ya….siji wae apa Truk?

‘(O)..antara tahun itu…ya..ya…satu saja apa Truk?’

Sekaten kuwi ana loro, Kraton Kasunanan Surakarta karo Kasultanan Ngayogyakarta. Jan-jane Cirebon ya ana, sakdurunge ana Kasultanan Kasunanan, Demak kuwi ana Cirebon. Sunan…eeee..Sunan Cirebon kuwi Sunan Gunung Jati utawa Sunan Lerean ing Cirebon kana, kuwi ya nduwe Gamelan Sekaten, ning cara badhan kana…kabeh kuwi dadi Budaya, dadi aset.

‘Sekaten itu ada dua, Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Sebenarnya Cirebon ya ada, sebelum ada Kasultanan Kasunanan, Demak itu ada di Cirebon.

Sunan…eeee…Sunan Cirebon itu Sunan Gunung Jati atau Sunan Lerean di Cirebon sana, itu ya mempunya Gamelan Sekaten, tetapi cara adat sana….semua itu menjadi Budaya, jadi aset.’ sebagai narasumber yang menjelaskan. Situasi tuturan bersifat semiformal, karena

commit to user

percakapan antara ketiganya dengan menggunakan bahasa Jawa bentuk ngoko dan krama. Pada waktu itu O1 bertanya kepada O2, habis dari mana terus O2 menjelaskan kedatangannya sehabis dari menghantarkan Gamelan Sekaten dan juga O2 menjelaskan tentang seluk beluk Gamelan Sekaten kepada O1 dan O3, karena keduanya tidak mengerti tentang seluk beluk Gamelan Sekaten. Oleh karena itu, O3 bersedia menjelaskan kepada keduanya.

e. Key

Nada dalam data lakon Bambang Sekethi menunjukkan nada tinggi dan keras dengan penuh kejengkelan dan berbantah. Dapat diperhatikan pada data sebagai berikut. ngono lho…kowe nyilih aku pira-pira?

‘Truk..Truk uangnya bawa sini semua dulu, dihitung bener begitu (lho)...kamu pinjam aku berapa?’

Rong puluh ewu, rong puluh ewu.

‘Dua puluh ribu, dua puluh ribu.’

Dhuwitmu pira?

Ora sudi no, aku mbok akali kok.

‘Tidak maulah, aku kamu akali (kok).’

Lho akal-akalan piye?

‘(Lho) akal-akalan bagaimana?’

Heh? Gong rene..rene..rene.

‘Heh? Gong sini..sini..sini.’

Kowe kong kali kong kok Truk.

‘Kamu kompromi (kok) Truk.’

Kong kali kong piye ta?

‘Kompromi bagaimana sih?’

commit to user (D1. 97-107/ BS/ 19/02/2010)

Data di atas menunjukkan Bagong (O1) jengkel karena telah ditipu oleh Petruk (O2) dan Gareng (O3), karena keduanya juga jengkel karena telah ditipu.

Oleh karena itu keduanya balas dendam kepada O1.

f. Instrumentalitas (alat)

Berhubungan dengan dialek atau variasi yang dipakai oleh pembicara.

Alat yang dipakai dalam lakon Bambang Sekethi berupa tuturan lisan berbentuk dialog, dengan menggunakan tingkat tutur Ngoko, Krama, bahasa Indonesia dan bahasa Asing.

g. Norms

Norma perilaku percakapan dalam lakon Bambang Sekethi dapat diperhatikan dari data dialog antara Gareng dengan Petruk sebagai berikut.

Data (74) : (O1) Gareng (O2) Petruk

(O1) Gareng

(O2) Petruk

(O1) Gareng (O2) Petruk

: :

:

:

: :

Kira-kira umure pira Truk?

‘Kira-kira umurnya berapa Truk?’

Wah jaman Majapahit surup kuwi kira-kira taun sewu limang atusan.

‘Wah zaman Majapahit kelam itu kira-kira tahun seribu lima ratusan.’

Sewu limang atusan?..mangkana iki taun rong ewu sanga rong ewu sepuluh ya?

Seribu lima ratusan?..sekarang ini tahun dua ribu sembilan dua ribu sepuluh ya?’

Lha yawis limang atusan luwih. Kamangka iku, Majapahit taun kuna, Majapahit iku wis antara taun kuwi.

‘(Lha) ya sudah lima ratusan lebih. Oleh karena itu, Majapahit tahun kuno, Majapahit itu antara tahun itu.’

O…antara taun kuwi…ya…ya….siji wae apa Truk?

‘(O)...antara tahun itu…ya..ya…satu saja apa Truk?’

Sekaten kuwi ana loro, Kraton Kasunanan Surakarta karo Kasultanan Ngayogyakarta. Jan-jane Cirebon ya ana, sakdurunge ana Kasultanan Kasunanan, Demak kuwi ana Cirebon. Sunan…eeee..Sunan Cirebon kuwi Sunan Gunung Jati utawa Sunan Lerean ing Cirebon kana, kuwi ya nduwe Gamelan Sekaten, ning cara badhan kana…kabeh kuwi dadi

commit to user Budaya, dadi aset.

‘Sekaten itu ada dua, Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Sebenarnya Cirebon ya ada, sebelum ada Kasultanan Kasunanan, Demak itu ada di Cirebon.

Sunan…eeee…Sunan Cirebon itu Sunan Gunung Jati atau Sunan Lerean di Cirebon sana, itu ya mempunyai Gamelan Sekaten, tetapi cara adat sana….semua itu menjadi Budaya, jadi aset.’

(D1. 152-157/BS/19/02/2010)

Data di atas menunjukkan bahwa O1 (Gareng) berbicara sampai selesai kemudian dijawab oleh O2 (Petruk). Norma interpretasi dari dialog di atas adalah O2bisa menginterpretasikan jawabannya, dapat diperhatikan dalam data sebagai berikut.

Data (75) : (O1) Gareng

(O2) Petruk

(O1) Gareng

:

:

:

Sewu limang atusan?..mangkana iki taun rong ewu sanga rong ewu sepuluh ya?

Seribu lima ratusan?..sekarang ini tahun dua ribu sembilan dua ribu sepuluh ya?’

Lha yawis limang atusan luwih. Kamangka iku, Majapahit taun kuna, Majapahit iku wis antara taun kuwi.

‘(Lha) ya sudah lima ratusan lebih. Oleh karena itu, Majapahit tahun kuno, Majapahit itu antara tahun itu.’

O…antara taun kuwi…ya…ya….siji wae apa Truk?

‘(O)...antara tahun itu…ya..ya…satu saja apa Truk?’

Dari jawaban tersebut O1 (Gareng) mengerti apa yang dikatakan O2 (Petruk).

h. Genres

Bentuk penyampaian tuturan dalam lakon Bambang Sekethi berbentuk dialog atau percakapan.

commit to user